Frekuensi
1 dd/sdd semel de die sekali sehari
2 dd/bdd bis - dua kali -
3 dd/tid ter - tiga kali -
4 dd/qdd quater - empat kali -
oh omni hora setiap jam
om omni mane setiap pagi
on omni nocte setiap malam sebelum tidur
Jumlah Obat
ad. lib ad libitum secukupnya
qs quantum satis mis: vehikulum
cth - theae - teh = 5 mL
Waktu Pemberian
ac ante cibum/coenam sebelum makan
dc durante cibum/coenam saat sedang makan
pc post cibum/coenam setelah makan
an ante noctem malam sebelum tidur
prn pro re nata kalau perlu
Penggunaan
ue/aue usus externum/ad - obat luar
up/aup/mi usus proprium/ad-/mihi ipsi untuk dipakai sendiri oleh dokter
imm in manum medici berikan ke tangan dokter
pro inj. pro injectio untuk disuntikkan
IM intramuscular Intramuskular
IV intravenous intravena
Lain-lain
℞,R/ recipe ambillah
∫, S signa tandailah
sacch. lact. saccharum lactis sakarin, sebagai vehikulum
ad ad sampai dengan
dtd dentur tales doses sesuai dosis di atas (dtd menandai campuran di atas
dibuat untuk satu dosis saja)
mf, fla, mfla misce fac, fac lege artis, misce - campur dan buatlah, buat sesuai
cara semestinya
iter 1x iteretur 1x harap diulang sekali
NI/Ne Iter non iteretur harap jangan diulang
d.c.form. da cum formula berikan dengan aturannya
m.d.s. misce da signa campurkan, berikan tanda
2. Standard yang dibuat oleh pabrik untuk obat jadi BSO cair
Obat kausatif
Obat simtomatis
1. Golongan Penisilin
Contoh obat :
Generic : Ampicillinum, amoxicillinum, penisilin G, penisilin V
Paten : vicilin, amoxan, panadur LA, fenocin
2. Golongan Sefalosporin
Contoh obat :
Generic : sefadroxil, sefotaksim, sefradin, sefaklor
Paten : cefat, claforan, velocef, ceclor
3. Golongan Aminoglikosida
Contoh obat :
Generic : streptomisin, neomisin, kanamisin, gentamisin, framisetin
Paten : streptomycin meiiji, neobiotic, kanoxin, ottogenta, sofra tulle
4. Golongan Kloramfenikol
Contoh obat :
Generic : kloramfenikol dan tiamfenikol
Paten : biothicol (sanbe) dan colme (interbat)
5. Golongan Tetrasiklin
Contoh obat :
Generic : tetrasiklin, oksitetrasiklin, doksisiklin, minosiklin
Paten : super tetra (darya varia), teramycin (Pfizer indo), interdoxin
6. Golongan Makrolida
Contoh obat :
Generic : eritromisin dan spiramisin
Paten : erysanbe
7. Golongan Kuinolon
Contoh obat : baquinor
DOSIS ANTIBIOTIK ANAK
Komposisi Dosis Nama Obat Sediaan Keterangan
Antibiotika
Amoxicillin 50 – 100 Amoxsan Dry syr Tifoid
mg/kg/hr; 3dd 125mg/5mL 100mg/kg/hr 3-
(60mL); drop 4dd 10-14hr
100mg/mL KEP III
Supramox Dry syr 15mg/kg/hr 3dd
125mg/5mL 5hr
(60mL); drop Faringitis
100mg/mL bakterialis
Opimox forte Dry syr 50mg/kg/hr 3dd
250mg/5mL 6hr
Lapimox Dry syr
forte 250mg/5mL
Amoxicillin Tab 500mg; dry
syr 125mg/5mL
Ampicillin 50 – 100 Sanpicillin Vial Tifoid/pneumonia
mg/kg/hr; 3dd 1000mg/2mL 100 – 200
Cinam Vial mg/kg/hr 3dd
(+sulbactam) 1000mg/2ml KEP III
Pycin Vial 50mg/kg/hr 4dd
(+sulbactam) 750mg/2mL; IV
vial Menbak 200-
1500mg/2mL 300mg/kg/hr 4dd
Ampi Tab 500mg; dry
syr 125mg/5mL
Azithromycin 10 mg/kg/hr; 1dd Zibramax Dry syr Pneumonia
200mg/5mL
Cefadroxil 15 – 25 mg/kg/hr; Ancefa forte Dry syr
2dd 250mg/5mL;
tab 500mg
Opicef Dry syr
125mg/5mL;
tab 500mg
Q cef Dry syr
125mg/5mL;
tab 500mg
Cefixime 1,5 - 3 mg/kg/hr; Fixiphar, 60 Dry syr infeksi berat 6
mL 100mg/5mL mg/kg/hr;
Cefila, 30 mL Dry syr tifoid 10 – 15
100mg/5mL mg/kg/hr; 2dd, 7hr
Opixime, 30 Dry syr
mL 100mg/5mL
Cefotaxime 25 – 50 mg/kg/hr; Lapixime Vial Menbak
2dd 1000mg/2mL 200mg/kg/hr 3-
4dd
Pneumonia 50-
200mg/kg/hr 3-
4dd
Ceftriaxone 25 – 50 mg/kg/hr; Socef Vial Tifoid 50mg/kg/hr
1000mg/2mL Menbak
100mg/kg/hr 1-
2dd
Pneumonia 50-
100mg/kg/hr 1-
2dd
Chloramphenicol 50 – 100 Colsancetine Tab 250mg; dry Tifoid
mg/kg/hr;max syr 125mg/5mL 100mg/kg/hr 4dd
2g/hr; 4dd 10-14hr
Disentri,
meningitis, HiB
pneumonia
Clindamycin 8 – 20 mg/kg/hr; Clindamycin Kaps 150mg; Pneumonia
3dd 300mg
Co-amoclav 50 – 100 Ancla Dry syr
mg/kg/hr; 3dd 125mg/5mL
Clanexi forte Dry syr
125mg/5mL
Eritromisin 30 – 50 mg/kg/hr; Erysanbe Dry syr SNA 50mg/kg/hr
4dd 200mg/5mL 4dd 10hr
Opithrocyn Dry syr Faringitis akut,
200mg/5mL pneumonia
Gentamisin 6 – 7,5 mg/kg/hr; Ottogenta Amp Pneumonia
3dd 40mg/2mL 5mg/kg/hr
Kotrimoxazol 36mg/kg/hr; 2dd Sanprima Dry syr Tifoid, disentri,
240mg/5mL pneumonia
Tab 80:400 mg 50mg/kg/hr
Metronidazol 30 – 50 mg/kg/hr Promuba Dry syr Giardiasis
3dd 5hr 125mg/5mL 5mg/kg/hr;
Trikomoniasis
15mg/kg/hr;
Amubiasis 35-
50mg/kg/hr; 3dd
Meropenem 10 – 20 mg/kg/hr; Merotik Vial Infeksi berat20 –
500mg/2mL 40mg/kg/hr; 3dd
Penisilin G 0,6-1,2 jutaIU/hr BPG Inj IM 1,2juta Demam rematik,
1x/bulan IU/mL – vial infeksi sistemik
4mL
Inj IM 2,4juta
IU/mL – vial
10mL
Penisilin V 50 mg/kg/hr 3dd Fenoksimetil Tab 250mg, Infeksi sistemik
Penicillin susp 25-50mg/kg/hr 3-
4dd
Profilaksis demam
rematik,
pneumokokal 125
mg/kg/hr 2dd
Tetrasiklin 50 mg/kg/hr (pada Tetrin Kaps 250mg, Kolera
umumnya < 50, 500mg
rata-rata 30-
40mg/kgBB/hari)
4dd
Thiamphenicol 25 – 50 mg/kg/hr; Biothicol Dry syr
4dd 125mg/5mL;
forte
250mg/5mL
Beta-laktam
Penicilin G : 200 ribu – 20 juta Unit parenteral, IM, IV, intratekal
Penicilin V : tablet 250 mg dan sirup 100 mg/5 ml
Ampisilin : 2-4 g/hari, infeksi berat 4-8 g/hari dengan sediaan kapsul 250 mg, sirup 125 ml/5
ml, vial IM 0.5 g dan 1 g
Amoxicilin : 3x250-300 mg atau 2x500-875 mg
Cephalosporine
Generasi I :
1. Sefalotin : 250 mg/6 jam atau 500mg/12 jam, dosis max 4000 mg/hari
2. Sefazolin : 0.25-1.5g/6-8 jam, dosis max 12 g/hari
3. Sefaleksin : 500 mg/8 jam
4. Sefradin 250-500 mg/6 jam atau 0.5-1 g/12 jam, oral
5. Sefadroksil : 1-2 g/hari dibagi menjadi 2x sehari
Generasi II :
1. Sefamandol : 500 mg – 1g/4-8 jam
2. Sefaklor : 250-500 mg/8 jam
3. Sefuroksim : 2x125 mg untuk infeksi saluran kemih; 2x250mg untuk infeksi saluran
napas; kasus berat dosis 2x lipat
Generasi III :
1. Sefotaksim : 1-2 g/8-12 jam, dosis max 12 g/hari
2. Seftriakson : 500-1000 mg/hari, injeksi dan dapat ditingkatkan menjadi 2 g/hari selama
10-14 hari
3. Sefoperazon : 2-4 g/hari dibagi menjadi 2x pemberian dan dapat ditingkatkan menjadi
12g/hari dibagi menjadi 2-4x pemberian
Glikopeptida
Vankomisin : 500 mg/6 jam atau 1g/12 jam
Teikoplanin : dosis awal 400 mg IV, pemeliharaan 200 mg IV
Polipeptida
Makrolida
Eritromisin : 250-500 mg/6 jam atau 0.5-1 g/12 jam
Azitromisin : 500 mg/hari selama 3 hari
Klaritromisin : 2x250-500 mg selama 7-14 hari
Tetrasiklin
Doksisiklin : 200 mg/hari (100 mg/12 jam) 100 mg/hari
Klortetrasiklin : 250-500mg/6 jam
Kuinolon
Siprofloksasin : 2x500 mg selama 7 hari atau 1x1000 mg selama 7-14 hari
Levofloksasin : 250-500 mg/hari
Ofloksasin : 400mg/hari single dose atau dosis terbagi; 300mg/12 jam
Sulfonamida
Kotrimoksazol : 2x960 mg (800 mgsulfamethoxazole, 160 mg trimethoprim)
Trimetoprim : 1-2x100-200 mg/hari selama 3-14 hari
1. Penicilin: Bactericidal
Menghambat transpeptidase. Obat mengubah struktur PBPs pada kuman -> hambatan sintesa
dinding sel krn proses transpeptidasi ->aktivasi enzim proteolitik dinding sel ->menghambat
pembentukan mukopeptida yang diperlukan untuk sintesis dinding sel mikroba.
Rute: oral, im dan iv
Sedikit dipengaruhi oleh makanan, kec Ampicillin, Penicillin G
Distribusi obat :bebas di seluruh tubuh
Penetrasi di CSF jika ada inflamasi
Tidak berpengaruh signifikan
Waktu paruh: 1-2 jam,meningkat sampai 10 jampada pasien CKD
Eksresi Utama: oleh ginjal, saliva, empedu
Efek samping: nausea, vomit, diarea dan nyeri perut, reaksi alergi (urticaria, pruritus dan
angioedema)
2. Cephalosporin: Bactericidal
MOA: mirip penicilin tetapi > aktif B-lactamase, mengubah struktur PBPs dan permeabilitas
membrane
1. Absorbsi : pemberian po absorbsinya buruk sebagian besar diberikaniv atau im
2. Distribusi : penetrasi baik di CSF (generasi 3),penetrasi ke tulang(Cefazolin)
3. Eliminasi melalui ginjal kec. Cefriaxon,cefoperazon melaluiempedu dan dikeluarkan
bersama feses
4. efek samping: iritasi mukosa membrane di GIT, superinfeksi, reaksi alergi, hemorrage,
nephrotoxicity dan enchepelotpathy
3. Aminoglyserida: Bactericidal
6. Macrolide
Mekanisme kerja: Menghambat sintesis protein bakteri. Obat terikat pd ribosom subunit 50S.
Menghambat enzim peptidil transferase shg ikatan peptida tdk terbentuk pd proses sintesis
protein bakteri. Sifat bakteriostatik terkadang bakterisid
Absorbsi:dengan cepat, Kadar puncak 2 jam. Pemberianparenteral digunakan digunakan
khloramfenikol suksinat yg akan dihidrolisis dalam jaringan dan membebaskan
kloramfenikol. Masa paruh eliminasi pada orang dewasa3 jam. Pd bayi < 2minggu: 24 jam.
Dalam darah 50 % terikat albumin. Terdistribusi scr baikDalam hati,mengalami konjugasi
konjugasi dg asam glukuronil transferase.
Ekskresi: ginjal
4. OAT
Farmakodinamik dan Farmakokinetik OAT
ETAMBUTOL
Secara farmakologi ethambutol bekerja sebagai antibiotik dan antituberkulosis dengan cara
menghambat enzim arabinosyl transferase mycobacteria yang terlibat dalam pembentukan dinding
sel bakteri. Hal ini menyebabkan terhentinya metabolisme sel yang berujung pada kematian bakteri
mycobacterium.
Farmakodinamik
Mekanisme kerja ethambutol bekerja dengan cara menghambat arabinosyl transferase yang
memiliki peranan penting dalam pembentukan dinding sel mycobacterium. Arabinosyl transferase
merupakan enzim yang diperlukan dalam reaksi polimerisasi arabinoglycn pada dinding sel
dari arabinogalactan dan lipoarabinomannan dan dikode oleh operon embCAB.Terhambatnya enzim
arabinosyl transferase oleh ethambutol menyebabkan akumulasi D-arabinofuranosyl-P-
decaprenol (perantara penting dalam biosintesis dinding sel mycobacterium) yang menyebabkan
terhentinya fase growth mycobacterium. Hambatan sintesis arabinoglycan menyebabkan
terhentinya metabolisme sel, multiplikasi, dan berujung pada kematian sel
Farmakokinetik
Farmakokinetik ethambutol meliputi beberapa proses meliputi absorbsi, distribusi, metabolisme,
dan resistensi dari ethambutol.
ISONIAZID
Secara farmakologi, mekanisme aksi Isoniazid (INH) yang paling utama adalah dengan menghambat
sintesis asam mikolik, sehingga memberikan efek bakterisidal terhadap Mycobacterium sp.
Farmakodinamik
Isoniazid (INH) bekerja dengan cara menghambat sintesis asam mikolik, yaitu suatu komponen
esensial dinding sel bakteri. Mekanisme inilah yang nantinya akan menimbulkan efek terapi obat
yang bersifat bakterisid terhadap organisme Mycobacterium tuberculosis yang aktif bertumbuh
secara intraseluler dan ekstraseluler.
Kerja INH juga diasosiasikan dengan terjadinya peningkatan ekskresi piridoksin (vitamin B6).
Piridoksin fosfat yang merupakan derivat piridoksin dibutuhkan untuk sintesis asam d-
aminolevulenat, sebuah enzim yang berfungsi untuk pembentukan heme. Heme adalah suatu bagian
dari sel darah merah dan akan memberikan pigmen berwarna merah pada darah. Defisiensi
piridoksin yang disebabkan oleh INH dapat menyebabkan anemia sideroblastik.
Farmakokinetik
Farmakokinetik INH yang meliputi absorpsi, distribusi, metabolisme, dan eliminasi obat ini bervariasi
dari orang ke orang. Absorpsi per oral INH cepat dan sempurna, namun sebaiknya tidak dikonsumsi
bersama makanan. Distribusinya terjadi ke seluruh cairan tubuh, termasuk plasenta dan air susu ibu.
Metabolisme INH terjadi di hepar, sedangkan eliminasinya terutama melalui urin.
PIRAZINAMID
Farmakologi pyrazinamide terkait mekanisme kerja obat belum diketahui pasti. Namun, obat ini
diduga mampu menghambat sintesis asam lemak bakteri Mycobacterium Tuberculosis.
Farmakodinamik
Farmakodinamik pasti dari pyrazinamide belum diketahui. Diduga pyrazinamide akan berdifusi ke
dalam M. tuberculosis, dan dikonversikan menjadi bentuk aktifnya yaitu pyrazinoic acid (POA) oleh
enzim pyrazinamidase. Pyrazinoic acid akan mengganggu transpor membran, menurunkan pH
intraseluler, sehingga menyebabkan inaktivasi enzim yang diperlukan untuk sintesis asam lemak,
yaitu fatty acid synthase I (FAS I). Hal ini menyebabkan kematian sel bakteri.
POA juga diketahui berikatan dengan protein ribosomal S1 (RpsA) dan menghambat trans-translasi.
Hal ini diduga menyebabkan pyrazinamide mampu membunuh bakteri tuberkulosis yang dorman
atau tidak bereplikasi. [5-8]
Farmakokinetik
Pyrazinamide diabsorpsi dengan baik melalui traktus gastrointestinal dan secara luas didistribusikan
ke seluruh tubuh. Obat ini dimetabolisme oleh hepar, dan diekskresikan oleh ginjal.
RIFAMPISIN
Aspek penting farmakologi rifampicin, atau rifampin, adalah mematikan mikroorganisme secara
intraseluler dan ekstraseluler, dengan cara mensupresi proses awal sintesis protein bakteri.
Farmakodinamik
Mekanisme kerja rifampicin adalah menginhibisi enzim RNA polimerase DNA-dependent, dengan
cara mengikatkan diri kepada subunit beta, yang kemudian akan menghalangi transkripsi RNA, dan
mencegah sintesis protein bakteri sehingga mengakibatkan kematian sel bakteri. Hal inilah yang
menjadikan obat rifampicin memiliki sifat bakterisidal, dan sebagai inducer enzim yang poten.
Farmakokinetik
Farmakokinetik rifampicin adalah absorpsi oral yang baik, metabolisme pada hepar, dan eliminasi
utama melalui cairan empedu.
5. OAD
Sulfonilurea
Jenis
-Generasi pertama: Chlorpropamide, tolbutamide, tolazamid, asetoheksamid
-Generasi kedua: Glibenclamid/glyburide, Glipizide, glikazid
-Generasi ketiga: Glimepirid
Dosis :
-Glibenclamid : dosis awal 5 mg 1 kali sehari; segera setelah makan pagi, dosis lanjut
usia 2.5 mg, dosis maksimum 15 mg sehari
-Glimepirid : dosis awal 1 mg sehari, dosis maksimum harian 4 mgdiminum
secepatnya sebelum atau suapan pertama makan.
-Glipizide : dosis awal 2,5 - 5 mg sehari; diminum secepatnya sebelum makan pagi
atau makan siang, dosis maksimum harian 20 mg; sampai 15 mg dapat diberikan
sebagai dosis tunggal, lebih tinggi dalam dosis terbagi.
-Chlorpropamide : dosis awal 250 mg sehari pada saat makan pagi, dosis lanjut usia
100-125 mg, dosis maksimum 500 mg perhari
-Tolbutamid : 0,5-1,5 mg (maksimal 2 g) sehari dalam dosis terbagi setelah makan
pagi.
Mekanisme aksi : Sulfonilurea merangsang pelepasan insulin endogen kedalam
jaringan target dan reseptor. Langkah pertama dalam memfasilitasi pelepasan insulin
endogen adalah mengikat dan memblokir reseptor pada saluran K+ ATP yang
sensitif.
Fakmakokinetik : Obat-obat ini dimetabolisme dihati dan dieksresikan oleh ginjal,
glyburide juga dihilangkan oleh feses
Biguanides
Jenis : Metformin, Phenformin
Dosis : Dewasa & anak > 10 tahun: dosis awal 500 mg setelah sarapan untuk
sekurang-kurangnya 1 minggu, kemudian 500 mg setelah sarapan dan makan malam
untuk sekurang-kurangnya 1 minggu, kemudian 500 mg setelah sarapan, setelah
makan siang dan setelah makan malam. Dosis maksimum 2 g sehari dalam dosis
terbagi.
Mekanisme aksi : mekanismenya masih belum diketahui, tapi beberapa teori yang di
ajukan seperti stimulasi glikolisis dijaringan perifer dan reduksi hepatic
gluconeogenesis
Farmakokinetik : Dieskresikan diurin dan tidak mengalami metabolisme herpar.
Sekresi tubular merupakan jalur utama eliminasi.
AKARBOSE
Mekanisme aksi:
Obat ini menghambat absorbs glukosa dari saluran pencernaan,tidak menyebabkan
reaktif hipoglikemia
Farmakokinetik
Dimetabolisme secara ekslusif didalam saluran pencernaan,kebanyakan oleh
bakteria intestinal tapi juga oleh enzim pencernaan. Sekitar sepertiga obat disekresi
di urin.
Dosis:
Dosis perlu disesuaikan oleh dokter secara individu karena efikasi dan tolerabilitas
bervariasi. Dosis rekomendasi adalah: awal 3x1 tablet 50mg/hari, dilanjutkan dengan
3x1/2 tablet 100 mg/hari. Dilanjutkan dengan 3x2 tablet 50 mg atau 3x1-2 tablet 100
mg. Peningkatan dosis dapat dilakukan setelah 4-8 minggu, bila pasien menunjukkan
respon tidak adekuat. Tak perlu penyesuaian dosis pada usia lanjut (>65 tahun).Tidak
dianjurkan untuk anak dan remaja di bawah 18 tahun.
THIAZOLIDINEDIONE
Contoh obat : pioglitazone, rosiglitazone, troglitazone
Dosis : DEWASA, dosis awal 15 mg atau 30 mg satu kali sehari, dosis dapat
ditingkatkan hingga 45 mg satu kali sehari.
Farmakodinamik : menurunkan glukosa darah dengan memperbaiki respon
sel target terhadap insulin yang memberikan efek untuk meningkatkan kerja
insulin menurunkan pengeluaran glukosa hepar dan meningkatkan insulin
dependent glucose disposal pada otot rangka.
Farmakokinetik : konsentrasi puncak plasma 2 – 2,5 jam sejak awal
pemberian. Steady state 4 -7 hari. Bioavailibitas 83%. Dimetabolisme oleh
CYP450.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HANG TUAH
R/ Amoksisilin 125 mg
Sacharin natrii qs
Sacharum lactis qs
m.f.pulv.d.t.d. No. XX
S 4 dd pulv I pc
_______________________________ (paraf)
R/ Amoksisilin 2500 mg
CMC Na 2%
Syr. Simplex 20%
Aqua ad. 100 ml
m.f. susp.
S 4 dd cth 1
__________________________ (paraf)
R/ Paracetamol 120 mg
Sacharin natrii qs
Sacharum lactis qs
m.f.pulv.d.t.d. No. X
S 3 dd pulv I pc
____________________________ (paraf)
R/ Paracetamol 1080 mg
CMC Na 2%
Syr. simplex 10%.
Aqua ad. 45 ml
m.f. susp.
S 3 dd cth 1
____________________________ (paraf)