DISUSUN OLEH:
NAMA : DWINAR BUNGA LESTARI
NIM : 2209009
ASISTEN : VIANNEY AURELIA A.md.Farm
DISUSUN OLEH:
NAMA : DWINAR BUNGA LESTARI
NIM : 2209009
ASISTEN : VIANNEY AURELIA A.md.Farm
3. Antileprotic
Antileprotik adalah obat yang digunakan pada pasien dengan penyakit
lepra karena infeksi basil mycrobacterium laprae (Bhat dan Prakash, 2012).
4. Antelmintik
Antelmintik adalah obat yang digunakan untuk memberantas dan
mengurangi cacing dari dalam tubuh manusia atau hewan (Jaydan dan
Rahardja, 2002).
5. Antifungi
Antifungi merupakan zat berkhasiat yang digunakan untuk Penanganan
penyakit yang disebabkan oleh jamur, Suatu zat dikatakan zat antijamur
apabila senyawa tersebut mampu menghambat pertumbuhan jamur
(Siwandono et al, 2000).
6. Antimalaria
Antimalaria adalah kelompok obat untuk mengobati dan mencegah
malaria. Malaria merupakan penyakit menural yang serius dan fatal yang
disebabkan oleh Parasit Protozoa genus plasmodium, yang ditularkan pada
manusia oleh gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi (Hakim,
2011).
7. Antivirus
Antivirus adalah obat yang menghambat atau replikasi virus terapi
antivirus diantaranya tersedia Hevves virus, virus hepatitis C (HCV), Virus
hepatitis B (HBV), Papiloma Virus, Influenza dan Human Immuno
deviciency virus HIV (Katzung, 2015).
8. Antineoplastic
Antineoplastic adalah obat yang digunakan untuk menghambat
pertumbuhan sel yang tidak terkendali, atau dikenal antikanker atau obat
sitostatik/sitokoksik, secara luas digunakan dalam pengobatan
kanker (Black, 1990).
V. Tabel Pengamatan
1. Pengamatan Obat Antibakteri
VI. Pembahasan
Pada praktikum spesialite obat antimikroba yang bertujuan untuk mengetahui
dan memahami klasifikasi dan jenis antimikroba sehingga dapat menjelaskan atau
menginformasikan merk yang beredar dan produsennya kepada stakeholder.
Antimikroba adalah obat yang digunakan untuk terapi kondisi patologi yang
disebabkan oleh karena terjadi infeksi mikroba atau invasi parasite (ISO Indonesia,
2023).
a. Antibakteri
Obat antibakteri digolongkan ke dalam golongan sprektum sempit jika
hanya efektiv membunuh bakteri untuk jumlah terbatas atau hanya pada 1
golongan saja, dan sprektum luas jika efektif melawan beberapa jenis atau
golonhgan bakteri. Antibakteri yang dapat membunuh bakteri secara langsung
disebut bakterisida dan jika hanya menghambat pertumbuhan dan
perkembangan disebut bakteriostatik. Pada bakteriostatik untuk membunuh
bakteri dilakukan oleh antibody tubuh.
Berdasarkan struktur dan penggunaanya, antibakteri digolongkan
sebagai berikut:
1. Golongan penisilin:
Ampisilin, amoksisilin, flukoksasilin, kloksasilin, sultamisin
fenoksimetilpenisilin.
2. Golongan sefalospirin:
a. Generasi I: sefazolin, sefaleksin, sefadroksil
b. Generasi II: sefaklor, sefamandol, sefatotem, sefoksin
c. Generasi III: sefataksim, seftazidim, seftriakson, sefoperazon
d. Generasi IV: sefepim, sefpirom
3. Golongan aminoglikosida:
Kanamisin, amikasin, gentamisin, tobramisin.
4. Golongan tetrasiklin:
Tetrasiklin, oksitetrasiklin, doksisiklin.
5. Golongan makrolida:
Eritromisin, azitromisin, klaritromisin, spiramisin, polimiksim B,
roksitromisin.
6. Golongan kloramfenikol:
Kloramfenikol, tiamfenikol.
7. Golongan kuinolon:
Siprofloksasin, ofloksasin, levoksasin.
8. Golongan lain-lain:
Kombinasi trimetropim-sulfametoksazol, klindamisin, metronidazole,
linkomisin, paranomisin, tinidazole, meropenem.
b. Antituberculosis
Tuberculosis (TB) paru merupakan penyakit menular yang masih
menjadi masalah Kesehatan masyarakat, dan merupakan salah satu
penyebab kematian. Dalam pedoman penanggulangan TB kemenkes
(2009) dinyatakan bahwa pengobatan TB dilakukan selama minimal enam
bulan, dibagi menjadi fase intensif pada dua bulan pertama dan fase
lanjutan pada empat bulan terakhir. Obat antituberculosis (OAT) yang
diberikan (tergantung fase dan kategori penyakit) adalah rifampisin,
isoniazid, pirazinamid, etambutol dan steptomisin.
c. Antelmintik
Infeksi karena cacing menjadi penyebab kekurangan gizi dinegara
berkembang termasuk Indonesia. Gejala seseorang terinfeksi cacing antara
lain ditandai dengan gejala muntah, mual, anoreksia dan gatal-gatal.
Antelmintik adalah obat yang digunakan untuk memberantas atau
menghilangkan cacing dari dalam tubuh manusia.
Obat-obat antelmintik yaitu:
a. Antelmintik intestinal: Albendazol, piperazin, levomisl,
menendasol.
b. Antelmintik: klorokuin, metrodinasol
c. Antiflaria: dietilkarbazin
d. Antifungi
Infeksi yang disebabkan oleh jamur disebut mikosis yang secara umum
dibedakab menjadi infeksi jamur menjadi sistemik dan topical. Infeksi
sistemik (mikosis profunda) kejadiannya jarang tetapi berbahaya dan
infeksi local (mukokutan) jumlahnya banyak.
Antijamur untuk infeksi sistemik adalah amfoterisin B, flusitosin, grup
azol B (ketokonazol, flukonazol, itrakonazol), dan kalium iodide.
Antijamur untuk infeksi local (superfisial) adalah griseofulvin, imidazole,
folnoflat, nystatin, kandisidin, asam salisilat, asam undeslihat, haloprogin,
natamisin.
e. Antimalaria
Penyakit malaria disebabkan oleh plasmodium (protozoa bersel satu)
terdapat 4 spesies yang menginfeksi manusia yaitu plasmodiumj malariae,
P. ovale, P. vivax dan P. falcifarum. Pemilihan obat didasarkan pada tujuan
penggunaan. Kondisi akut dan profilaksis digunakan klorokuin,
hidroklorkuin, meflokuin dan indroklorokuin. Untuk profilaksis saja dapat
digunakan doksisiklin dan pirimetamin, dan untuk akut digunakan kinin
dan untuk akut resisten klorokuin yaitu sulfadoksin.
f. Antineoplastic
Neoplastic adalah sesuatu yang berhubungan dengan pertumbuhan sel
yung tidak terkendali. Sel neoplastic lebih dikenal dengan sel kanker.
Pengobatan kanker dat dilakukan secara farmakologi dan secara non-
farmakolgi. Pengobatan secara farmakologi ditangani dan dikembangkan
oleh bidang kefarmasian. Obat-obat antineoplastic bersifat sitotoksik
sehingga pemaparan maupun kontak langsung terhadap obat antineoplastic
dapat mempengaruhi Kesehatan.
Obat-obat yang digunakan dalam terapi kanker diklasifikasikan
menjadi 5 golongan yaitu:
1. Alkilator
Akilator adalah senyawa yang memiliki 2 gugus pengakil yang
menyebabkan cross-link kovalen antara rantai-rantai asam nukleat
yang berdekatan, juga mencegah pemisahan rantai ganda DNA saat
siklus pembelahan sel. Contoh: siklofosfamid.
2. Antimetabolit
Bekerja dengan membunuh sel kanker pada fase S dari siklus
sel kanker dengan menghambat sintesis DNA /RNA pada sel kanker.
Contoh: sitarabin.
3. Produk alamiah
Umumnya produk alamia berupa alkaloid yang memiliki
aktivitas antikanker dengan mekanisme yang beragam. Contoh:
vinkristin.
4. Antbiotik
Beberapa antibiotic dapat digunakan sebagai obat antineopalstik
karena dapat berinteraksi dalam pembelahan sel. Contoh:
Doksorubisin HCL.
5. Hormonal
Untuk mengidentifikasi hormon dalam tubuh dapat digunakan
karena dapat mempengaruhi aktivitas pembelahan beberapa jenis sel
dalam tubuh. Contoh: flutamide.
VII. Kesimpulan
Obat antimikroba adalah obat yang digunakan untuk terapi kondisi patologi
yang disebabkan oleh karena terjadi infeksi mikroba tau invasi parasite.
Antimikroba harus mempunyai sifat toksitas selektif yaitu menghambat atau
membunuh mikroorgamisme dengan tidak membahayakan manusia.
Berdasarkan daya kerja terhadap mikroorganisme, antibiotic dapat
digolongkan menjadi antibakteri, antituberculosis, antileprotic, antelmintik,
antimalaria, antivirus dan antineoplastic.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2017. Informasi Spesialit Obat (ISO). Volume 51. Jakarta: PT. ISFI.
Anonim. 2019. Informasi Spesialit Obat (ISO). Volume 54. Jakarta: PT. ISFI.
Bhat R.M, Prakash C. 2012. Loprosy. An Overview of Pathophysiology. Interdisciplinary
Perspectives on Infectious Drases.
Black, 1990. Black’s Law Dictionary. Sixth Edition. St. Paul Minn: West Publiching Co.
Depkes RI. 2008. Informatorium Obat Nasional. Indonesia (IONI). Jakarta: Badan BPOM RI.
Hakim. L. 2011. Malaria Epidemologi dan Diagnosa. Loka Litbang P2B2 Ciamis.
Iso. 2013. Informasi Spesialit Obat. Volume 48 tahun 2013/2014. Makassar: PT ISFI.
Katzung, B.G. 2015. Basic & Clinical Pharmacology (13th edition). San Fransisco. USA. MC
Graw-Hill.
Permenkes, 2016. Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. No. 741.
Priyanto dan Batubara, L., 2008. Farmakologi Dasar. Jakarta: Leskonfi.
Siswandono. 2000. Kimia Medisinal, Edisi 2. Surabaya: Airlangga University Press.
Sulistyo. 1971. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: EKG.
Tjay. T.H., dan Rahardja, K., 2002. Obat-obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek-efek
Sampingnya. Edisi V. Jakarta: Depkes RI.
LABORATORIUM SPESIALIT DAN TERMINOLOGI
AKADEMI FARMASI TORAJA
YAYASAN NAFIRI INDONESIA
DISUSUN OLEH:
NAMA : DWINAR BUNGA LESTARI
NIM : 2209009
ASISTEN : VIANNEY AURELIA A.md.Farm