4. Lapistan
1. Aspilet2. Trombo Tablet 80 mg, 100 mg / tablet
Aspilet3. Aspirin
Acetosal
4. Naspro
5. Bodrexin
1. Analsik2. Antalgin3. Tablet 500 mg
Danalgin
Metampiron
4. Dolo Scaneuron
5. Proneuron
1. Akrofen Tablet 200 mg/ tablet
2. Butamidon
Fenilbutazon 3. Enkapirin
2,5 mg/ g
1. Atrilox Tablet 7,5 dan 15 mg / tablet
2. Mecox
Meloksikam
3. Movicox
1. Alovell Tablet, Krim, 25 mg, 50 mg, 75 mg,
2. Flamar Suppositoria 100 mg /tablet50 dan 100
3. Voltaren mg / supp10 mg/ g
Natrium Diklofenak
4. Voltadex
5. Valto
1 Ambril Merck K
2 Berea Zenetin K
3 Brolexan Medifarma K
4 Brommer Mersi K
5 Broncozd Mugi K
2 Asficap Imfarmind K
2 Azmacon Corsa W
3 Brunchosal Ifars G
4 Brondisal GMP G
2 Astherin Pyidam K
Penggolongan antibiotik berdasarkan kemoterapeutik
Kemoterapi adalah obat atau zat yang berasal dari bahan kimia yang dapat
memberantas dan menyembuhan penyakit atau infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus,
amoeba, fungi, protozoa, cacing dan sebagainya tanpa merusak jaringan tubuh manusia.
Bakterisida yaitu obat yang pada dosis lazim berkhasiat untuk mematikan hama, contoh :
Bakteriostatika yaitu obat yang pada dosis lazim berkhasiat menghentikan pertumbuhan dan
pembiakan bakteri, sedang pemusnahan selanjutnya dilakukan oleh tubuh sendiri secara
fagositosis (kuman dilarutkan oleh leukosit atau sel-sel daya tangkis tubuh
Antibiotika berasal dari bahasa latin yang terdiri dari kata anti (lawan) dan bios
(hidup). Antibiotik adalah zat-zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi dan bakteri
tanah, yang dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi mikroba jenis lain, sedang
Antibiotik pertama kali ditemukan oleh sarjana Inggris dr. Alexander Fleming
(Penisilin) pada tahun 1928. Tetapi penemuan ini baru dikembangkan dan digunakan dalam
terapi di tahun 1941 oleh dr. Florey. Kemudian banyak zat dengan khasiat antibiotik diisolir
oleh penyelidik-penyelidik lain diseluruh dunia, namun toksisitasnya hanya beberapa saja
yang dapat digunakan sebagai obat. Antibiotik juga dapat dibuat secara sintetis, atau semi
sintetis.
Aktivitas antibiotik umumnya dinyatakan dalam satuan berat (mg) kecuali yang belum
sempurna permurniannya dan terdiri dari campuran beberapa macam zat, atau karena belum
(Internasional Unit,IU). Dibidang peternakan antibiotik sering dimanfaatkan sebagai zat gizi
Penggunaan antibiotika tanpa resep dokter atau dengan dosis yang tidak tepat dapat
Sensitasi / hipersensitif
Banyak obat setelah digunakan secara lokal dapat mengakibatkan kepekaan yang berlebihan,
kalau obat yang sama kemudian diberikan secara oral atau suntikan maka ada kemungkinan
terjadi reaksi hipersentitiv atau allergi seperti gatal-gatal kulit kemerah-merahan, bentol-
bentol atau lebih hebat lagi dapat terjadi syok, contohnya Penisilin dan Kloramfenikol. Guna
mencegah bahaya ini maka sebaiknya salep-salep menggunakan antibiotika yang tidak akan
Resistensi
Jika obat digunakan dengan dosis yang terlalu rendah, atau waktu terapi kurang lama, maka
hal ini dapat menyebabkan terjadinya resistensi artinya bakteri tidak peka lagi terhadap obat
Super infeksi
Yaitu infeksi sekunder yang timbul selama pengobatan dimana sifat dan penyebab infeksi
berbeda dengan penyebab infeksi yang pertama. Supra infeksi terutama terjadi pada
penggunaan antibiotika broad spektrum yang dapat mengganggu keseimbangan antara bakteri
di dalam usus saluran pernafasan dan urogenital. Spesies mikroorganisme yang lebih kuat
atau resisten akan kehilangan saingan, dan berkuasa menimbulkan infeksi baru misalnya
timbul jamur Minella albicans dan Candida albicans. Selain antibiotik obat yang menekan
sistem tangkis tubuh yaitu kortikosteroid dan imunosupressiva lainnya dapat menimbulkan
supra infeksi. Khususnya,anak-anak dan orangtua sangat mudah dijangkiti supra infeksi ini.
Zat yang aktif terutama terhadap satu atau beberapa jenis bakteri saja (bakteri gram positif
atau bakteri gram negatif saja). Contohnya eritromisin, kanamisin, klindamisin (hanya
terhadap bakteri gram positif), streptomisin, gentamisin (hanya terhadap bakteri gram negatif
saja)
Zat yang berkhasiat terhadap semua jenis bakteri baik jenis bakteri gram positif maupun gram
Penggolongan ini tidak mutlak, karena faktor konsentrasi (dosis) dan waktu turut
menentukan kegiatan obat. Kebanyakan bakteriostatika menjadi bakterisid pada dosis sangat
tinggi, yang biasanya terlalu toksis untuk diberikan kepada manusia. Lagi pula kepekaan
kuman bagi obat memegang peranan; pada dosis tertentu obat dapat berdaya bakterisid untuk
suatu kuman dan hanya bakteriostatik untuk kuman lain. Secara klinis perbedaan ini biasanya
tidaklah penting, karena pada akhirnya daya tahan tubuh juga memegang peranan bagi
yang memiliki daya tahan tubuh yang terganggu misalnya penderita AIDS, pengguna
kortikosteroida, sitostatika dan obat-obat yang menekan imunitas. Pada kasus demikan obat-
Seperti halnya antibiotik betalaktam lain, mekanisme kerja antimikroba sefalosporin
ialah menghambat sintesis dinding mikroba. Yang dihambat ialah reaksi transpeptidase tahap
ketiga dalam rangkaian reaksi pembentukan dinding sel. Sefalosforin aktif terhadap kuman
Gram positif maupun gram negative, tetapi spectrum antimikroba masing-masing derivate
bervariasi.
2. Sefotaksim Claforan
4 Sefriakson Rocephin
5. Sefradin Velosef
6. Seforoksi Zinnat
b. Golongan kloramfenikol
yakni kloramfenikol palmitat, natrium suksinat dan tiamfenikol. Antibiotika ini aktif terhadap
kuman Gram positif dan Gram negatif maupun ricketsia, klamidia, spirokaeta dan
mikoplasma. Karena toksisitasnya terhadap sumsum tulang, terutama anemia aplastika, maka
Enkacetyn, Kalmicetin
2. Tiamfenikol Urfamycin,
Thiamycin,
Thiambiotic
3. Ofloxacin Tarivid
d. Aminoglikosida
dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel. Proses translasi (RNA dan DNA) diganggu
sehingga biosintesa proteinnya di kacaukan. Efek ini tidak saja terjadi pada fase
pertumbuhan, melainkan juga bila kuman tidak membelah diri. Merupakan golongan
antibiotika yang bersifat bakterisid dan terutama aktif untuk kuman Gram negatif. Beberapa
mungkin aktif terhadap Gram positif. Streptomisin dan kanamisin juga aktif terhadap kuman
metilmisin dan tobramisin, antibiotika ini punya sifat khas toksisitas berupa nefrotoksik,
2. Amikasin Amikin
6. Framisetin Sofra-Tulle
Daryant-Tulle
Golongan makrolida hampir sama dengan penisilin dalam hal spektrum antikuman,
sehingga merupakan alternative untuk pasien-pasien yang alergi penisilin. Bekerja dengan
menghambat sintesis protein kuman. Aktif secara in vitro terhadap kuman-kuman Gram
positif, Gram negatif, mikoplasma, klamidia, riketsia dan aktinomisetes. Selain sebagai
alternatif penisilin, eritromisin juga merupakan pilihan utama untuk infeksi pneumonia atipik
1. Eritromisin Erythrocin,
Kalthrocin,
Pharothrocin
2. Spiramisin Rovamycin,
Spiradan
3. Roxithromycin Rulid
atau garam HCl-nya mudah larut. Dalam keadaan kering, bentuk basa dan garam HCl
tetrasilin bersisat relatif stabil. Dalam larutan, kebanyakan tetrasiklin sangat stabil sehingga
1. Tetrasiklin Dumocycline,
Supertetra, Tetrin
bersifat bakterisid dan bekerja dengan mengganggu sintesis dinding sel. Antibiotika pinisilin
mempunyai ciri khas secara kimiawi adanya nucleus asam amino-penisilinat, yang terdiri dari
cincin tiazolidin dan cincin betalaktam. Spektrum kuman terutama untuk kuman koki Gram
positif. Beberapa golongan penisilin ini juga aktif terhadap kuman Gram negatif.
dinding sel mikroba. Terhadap dinding sel mikroba yang sensitive, penisilin akan
sebagai berikut :
- Terjadi hambatan sintesis dinding sel kuman karena proses transpeptidasi antar rantai
peptidoglikan terganggu