Anda di halaman 1dari 9

TUGAS FARMAKOLOGI

ANALGESIK ANTIPIRETIK

DISUSUN OLEH:

1. DEWI KURNIAWATI M. (XII. 4 FARMASI/09)

2. LAORENSIA PUTRI M. (XII. 4 FARMASI/17)

3. VAVI OKTAVIANA D. (XII. 4 FARMASI/2)

4. YANUAR WINZI (XII. 4 FARMASI/)

SMK FARMASI THERESIANA SEMARANG

2014/2015
ANALGETIK ANTIPIRETIK

A. PENGERTIAN

ANALGESIK

Analgetika adalah obat-obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri

tanpa menghilangkan kesadaran. Analgetika pada umumnya diartikan sebagai suatu obat

yang efektif untuk menghilangkan sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, dan nyeri lain

misalnya nyeri pasca bedah dan pasca bersalin, dismenore (nyeri haid) dan lain-lain sampai

pada nyeri hebat yang sulit dikendalikan. Hampir semua analgetik ternyata memiliki efek

antipiretik dan efek anti inflamasi.

Asam salisilat, paracetamol mampu mengatasi nyeri ringan sampai sedang, tetapi

nyeri yang hebat membutuhkan analgetik sentral yaitu analgetik narkotik. Efek antipiretik

menyebabkan obat tersebut mampu menurunkan suhu tubuh pada keadaan demam sedangkan

sifat anti inflamasi berguna untuk mengobati radang sendi (artritis reumatoid) termasuk pirai

/gout yaitu kelebihan asam urat sehingga pada daerah sendi terjadi pembengkakan dan timbul

rasa nyeri.

Analgesik anti inflamasi diduga bekerja berdasarkan penghambatan sintesis prostaglandin

(penyebab rasa nyeri). Rasa nyeri sendiri dapat dibedakan dalam tiga kategori:

 Nyeri ringan (sakit.gigi, sakit kepala, nyeri otot, nyeri haid dll), dapat diatasi dengan

asetosal, paracetamol bahkan placebo.

 Nyeri sedang (sakit punggung, migrain, rheumatik), memerlukan analgetik perifer

kuat.

 Nyeri hebat (kolik/kejang usus, kolik batu empedu, kolik batu ginjal, kanker ), harus

diatasi dengan analgetik sentral atau analgetik narkotik.


ANTIPIRETIK

Antipiretik adalah obat yang dapat menurunkan panas atau untuk obat mengurangi

suhu tubuh (suhu tubuh yang tinggi). Hanya menurunkan temperatur tubuh saat panas dan

tidak berefektif pada orang normal. Pada umumnya (sekitar 90%) analgesik mempunyai efek

antipiretik.

B. PENGGOLONGAN OBAT

1. Analgesik Opioid

Analgesik opioid merupakan kelompok obat yang memilikI sifat-sifat seperti opium

atau morfin. Golongan obat ini digunakan untuk meredakan atau menghilangkan rasa nyeri

seperti pada fractura dan kanker.

Macam-macam obat Analgesik Opioid:

a. Metadon.

- Mekanisme kerja : kerja mirip morfin lengkap, sedatif lebih lemah.

-Indikasi : Detoksifikas ketergantungan morfin, Nyeri hebat pada pasien yang di

rumah sakit.

- Efek samping :

* Depresi pernapasan

* Konstipasi

* Gangguan SSP

* Hipotensi ortostatik

* Mual dam muntah pada dosis awal


b. Fentanil.

- Mekanisme kerja : Lebih poten dari pada morfin. Depresi pernapasan lebih kecil

kemungkinannya.

- Indikasi : Medikasi praoperasi yang digunakan dalan anastesi.

- Efek samping : Depresi pernapasan lebih kecil kemungkinannya.

c. Kodein

- Mekanisme kerja : sebuah prodrug 10% dosis diubah menjadi morfin. Kerjanya

disebabkan oleh morfin. Juga merupakan antitusif (menekan batuk)

- Indikasi : Penghilang rasa nyeri minor

- Efek samping : Serupa dengan morfin, tetapi kurang hebat pada dosis yang

menghilangkan nyeri sedang. Pada dosis tinggi, toksisitas seberat

morfin.

2. Obat Analgetik Non-narkotik

Obat Analgesik Non-Nakotik dalam Ilmu Farmakologi juga sering dikenal dengan

istilah Analgetik/Analgetika/Analgesik Perifer. Analgetika perifer (non-narkotik), yang

terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral. Penggunaan Obat

Analgetik Non-Narkotik atau Obat Analgesik Perifer ini cenderung mampu menghilangkan

atau meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh pada sistem susunan saraf pusat atau bahkan

hingga efek menurunkan tingkat kesadaran. Obat Analgetik Non-Narkotik / Obat Analgesik

Perifer ini juga tidak mengakibatkan efek ketagihan pada pengguna (berbeda halnya dengan
penggunanaan Obat Analgetika jenis Analgetik Narkotik).

Macam-macam obat Analgesik Non-Narkotik:

a. Ibupropen

Ibupropen merupakan devirat asam propionat yang diperkenalkan banyak negara.

Obat ini bersifat analgesik dengan daya antiinflamasi yang tidak terlalu kuat. Efek

analgesiknya sama dengan aspirin.

Ibu hamil dan menyusui tidak di anjurkan meminum obat ini.

b. Paracetamol/acetaminophen

Merupakan devirat para amino fenol. Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai

analgesik dan antipiretik, telah menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgesik,

parasetamol sebaiknya tidak digunakan terlalu lama karena dapat menimbulkan nefropati

analgesik.

Jika dosis terapi tidak memberi manfaat, biasanya dosis lebih besar tidak menolong.

Dalam sediaannya sering dikombinasikan dengan cofein yang berfungsi meningkatkan

efektinitasnya tanpa perlu meningkatkan dosisnya.

c. Asam Mefenamat

Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik. Asam mefenamat sangat kuat terikat

pada protein plasma, sehingga interaksi dengan obat antikoagulan harus diperhatikan. Efek
samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia dan gejala iritasi lain

terhadap mukosa lambung.

Obat antipiretik adalah obat untuk menurunkan panas. Hanya menurunkan temperatur

tubuh saat panas tidak berefektif pada orang normal. Dapat menurunkan panas karena dapat

menghambat prostatglandin pada CNS.

Sedangkat Macam-macam obat Antipiretik adalah sebagai berikut:

1. Benorylate

Benorylate adalah kombinasi dari parasetamol dan ester aspirin. Obat ini digunakan

sebagai obat antiinflamasi dan antipiretik. Untuk pengobatan demam pada anak obat ini

bekerja lebih baik dibanding dengan parasetamol dan aspirin dalam penggunaan yang

terpisah. Karena obat ini derivat dari aspirin maka obat ini tidak boleh digunakan untuk anak

yang mengidap Sindrom Reye.

2. Fentanyl

Fentanyl termasuk obat golongan analgesik narkotika. Analgesik narkotika digunakan

sebagai penghilang nyeri. Dalam bentuk sediaan injeksi IM (intramuskular) Fentanyl

digunakan untuk menghilangkan sakit yang disebabkan kanker.

Menghilangkan periode sakit pada kanker adalah dengan menghilangkan rasa sakit secara

menyeluruh dengan obat untuk mengontrol rasa sakit yang persisten/menetap. Obat Fentanyl

digunakan hanya untuk pasien yang siap menggunakan analgesik narkotika.

Fentanyl bekerja di dalam sistem syaraf pusat untuk menghilangkan rasa sakit. Beberapa

efek samping juga disebabkan oleh aksinya di dalam sistem syaraf pusat. Pada pemakaian
yang lama dapat menyebabkan ketergantungan tetapi tidak sering terjadi bila pemakaiannya

sesuai dengan aturan.

Ketergantungan biasa terjadi jika pengobatan dihentikan secara mendadak. Sehingga

untuk mencegah efek samping tersebut perlu dilakukan penurunan dosis secara bertahap

dengan periode tertentu sebelum pengobatan dihentikan.

3. Piralozon

Di pasaran piralozon terdapat dalam antalgin, neuralgin, dan novalgin. Obat ini amat

manjur sebagai penurun panas dan penghilang rasa nyeri. Namun piralozon diketahui

menimbulkan efek berbahaya yakni agranulositosis (berkurangnya sel darah putih), karena itu

penggunaan analgesik yang mengandung piralozon perlu disertai resep dokter.

C. SPESIALIT OBAT

NO. NAMA GENERIK NAMA SEDIAAN PABRIK


& LATIN DAGANG
1. Acetosal Aspirin 500mg / tablet Bayer

Aspilets 80mg / tablet UAP


Bodrexin Tempo
Cafenol Scan P.
Sterling W.
Farmasal 50mg, 100mg/ tab.
enteric Fahrenheit
Aspimec 80 mg / tab. enteric
Mecosin
2. Parasetamol Panadol 500mg / kapsul Sterling
60mg/ 0,6ml drops

Dumin 500mg/ tablet, Dumex


120mg / 5ml syr.

Tempra 80mg/ 0,8ml drops. Bristol MS

Biogesic 500mg / tablet ; Biomedis


150 mg / ml larutan
3. Asam Mefenamat Ponstan 250mg/ kapsul Parke Davis
Mefinal 500mg / TSR Sanbe
Farma
Benostan 250mg/ kapsul
500mg / tablet Bernofarma

Mectan 250mg/ kapsul


Asam 500mg / kaplet Prafa
Mefenamat Indo Indo Farma
Farma

NO. NAMA GENERIK NAMA SEDIAAN PABRIK


& LATIN DAGANG
4. Antalgin / Methampyronum Novalgin 500mg / tablet; Hoechst

Ronalgin 250mg / 5 ml syrup; Dexa


500mg/ml drops; Medica
1 g / 2 ml ampul

Unagen 500 mg / tablet


UAP
Antalgin Soho 500 mg / tab., -
/kapl. Soho

5. Tramadol Tramal 50mg / kapsul ; Pharos


100mg/tab.retard;
50 mg,100mg/ml
amp.
100 mg / supp.

Berikut beberapa contoh obat yang boleh diberikan oleh Tenaga Teknis Kefarmasian:

Anda mungkin juga menyukai