Jumat , 06 Oktober 2023, Aula Akafarma Sunan Giri Ponorogo. 2. TUJUAN PRAKTIKUM Agar Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami klasifikasi dan jenis obat sistem syaraf pusat 3. KONSEP TEORI Obat yang mempengaruhi SSP akan berpengaruh juga terhadap organ secara keseluruhan. Stimulasi yang berlebih pada SSP akan menimbulkan kejang dan ketidaknormalan pada prilaku, sebaliknya depresi yang berlebih akan menyebabkan tidak sadar, koma, bahkan kematian. a. Analgetik, Antipiretik dan Antiinflamasi Nyeri merupakan pertanda bahwa ada kelainan dalam tubuh dan bagian dari proses penyembuhan misalnya terjadi inflamasi. Analgetik narkotik : untuk nyeri sedang sampai berat Analgetik antipiretika : penghilang rasa sakit yang juga berfungsi untuk penurun deman (panas). Antiinflamasi : dua golongan - steroid (AIS) - non steroid (AINS) : diindikasikan untuk nyeri pada pusat dan perifer, kebanyakan AINS menyebabkan efek samping Obat yang termasuk golongan analgetik, antipiretik dan antiinflamasi adalah: 1) Analgetik narkotik: kodein, fentanil, morfin, sulfentanil 2) Analgesik : metamizol 3) Analgetik antipiretik: asetosal, parasetamol 4) Analgetik narkotik: kodein, fentanil, morfin, sulfentanil 5) Analgesik : metamizol 6) Analgetik antipiretik: asetosal, parasetamol 7) Analgetik antiinflamasi (non steroid): ibuprofen, indometasin, asam mefenamat, fenilbutazon, piroksikam, meloksikam. 8) Antipirai (antigout): alopurinol, piroksikam, kolkisin, sulfipirazon, probenesid. Pada penyakit gout terjadi penimbunan asam urat di persendian atau jaringan, selain terapi obat pola makan berpengaruh terhadap kadar asam urat sehingga harus dihindari makanan yang mengandung purin. b. Anastetik Anastetik adalah obat yang digunakan untuk meniadakan persepsi terhadap semua rangsang. Anestesi umum diberikan pada tindakan operasi besar, efek anestesi menyebabkan pasien tidak sadar. Anestesi lokal diberikan lokal (topikal dan infiltrasi) untuk menghambat konduksi sel syaraf. Obat yang termasuk dalam golongan anestetik adalah: 1) Anastetika umum: isofluran, ketamin, propofol, tiopental. 2) Anastetika lokal: lidokain, buvipakain. c. Antiepilepsi Obat antiepilepsi bekerja pada reseptor GABA (gama amino butiric acid) sehingga terjadi peningkatan hambatan SSP yang menyebabkan terjadi depresi SSP. Obat antiepilepsi: gabapentin, karbamazepin, fenitoin, asam valproat, defenilhidantoin, lamotrigin, klonazeam, okskarbazepin d. Antivertigo dan Antimigrain antivertigo: betahistin, sinartizin antimigrain: Ergotamin, flunartizin, sumatriptan. e. Antiparkinson Salah satu neurotransmiter penghambat yang berpengaruh terhadap kejadian parkinson adalah dopamin ( kekurangan dopamin neurotransmitter di bagian otak ) . Pengobatannya : zat yang membantu meningkatkan kadar dopamin di SSP. Obat yang digunakan : levodopa, trihekaifenidil, bromokriptin, f. Psikofarmaka Psikofarmaka merupakan obat yang berpengaruh terhadap psikis (kejiwaan). Penyimpanan : di apotek harus di tempat khusus terpisah dari golongan obat yang lainnya. Ketergantungan : Obat golongan ini dapat menyebabkan ketergantungan sehingga penggunaannya harus menggunakan resep dokter jangan sampai terjadi penyalahgunaan. Pelaporan :Pemasukan dan pengeluaran obat di pelayanan kefarmasian harus dicatat dan dilaporkan dengan sipnap Kemenkes. Obat yang dipakai mengatasi gangguan sistem syaraf pusat adalah: a. Sedatif/Antiansietas/Antiinsomnia : obat penenang untuk mengurangi kecemasan dan terapi sulit tidur. b. Obat-obatnya antara lain: diazepam, alprazolam, klobazam, lorazepam, nitrazepam, klordiazepoksid, luminal, triazolam, dan bromazepam.
Antidepresi merupakan obat untuk mencegah kondisi serius akibat depresi.
Penyebab : kekurangan neurotransmiter perangsang norepinefrin, dopamin, atau serotonin. Gejala : perubahan mood dan prilaku disertai dengan perasaan frustasi dan hilang harapan. Obat-obat yang digunakan : amitriptilin, fluoksetin, klomipramin, setralin, dan maprotilin.
Antipsikosis Obat-obat yang digunakan sebagai antipsikosis antara lain:
flufenazin, klorpromazin, klozapin, haloperidol, dan risperidon.