Anda di halaman 1dari 5

ARTIKEL REVIEW : POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR PADA PENDERITA

HIPERTENSI USIA DEWASA

Oleh :
Talitha Sahda Nathaniela
NIM. 18051334030

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
PRODI GIZI
2020
PENDAHULUAN

Hipertensi ialah kondisi seseorang dengan tekanan darah tinggi diatas normal
yang dapat meningkatkan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian
(mortalitas) (Sumartini, Zulkifli, & Adhitya, 2019). Hipertensi disebut sebagai the silent
killer karena sering tanpa keluhan, sehingga penderita tidak mengetahui dirinya
menyandang hipertensi dan baru diketahui setelah terjadi komplikasi. Kerusakan organ
target akibat komplikasi Hipertensi akan tergantung kepada besarnya peningkatan
tekanan darah dan lamanya kondisi tekanan darah yang tidak terdiagnosis dan tidak
diobati. Organ-organ tubuh yang menjadi target antara lain otak, mata, jantung, ginjal,
dan dapat juga berakibat kepada pembuluh darah arteri perifer. WHO (World Health
Organization) menyebutkan bahwa hipertensi menyerang 22% penduduk dunia, dan
mencapai 36% angka kejadian di Asia Tenggara. Hipertensi juga menjadi penyebab
kematian dengan angka 23,7% dari total 1,7 juta kematian di Indonesia tahun 2016.
Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%),
umur 55-64 tahun (55,2%) (Anitasari, 2019).
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan Kementerian Kesehatan
tahun 2018 menghasilkan peningkatan kejadian hipertensi dibandingkan hasil pada
tahun 2013. Prevalensi kejadian hipertensi berdasarkan hasil riskesdas 2018 adalah
34,1%. Angka tersebut lebih tingga dibandingkan tahun 2013 yang menyentuh angka
prevalensi 25,8%. Hasil tersebut merupakan kejadian hipertensi berdasarkan hasil
pengukuran tekanan darah pada masyarakat Indonesia berusia 18 tahun ke atas
(Kementerian Kesehatan RI, 2018)
Faktor faktor hipertensi bisa dibedakan berdasarkan yang tidak dapat
terkontrol( seperti gen, jenis kelamin, serta usia) serta yang dapat dikontrol( seperti
obesitas, kurang berolahraga, merokok, dan konsumsi alkohol serta garam). Pengidap
hipertensi yang sangat heterogen membuktikan bahwa penyakit ini bagaikan mosaik,
dialami oleh banyak orang yang tiba dari bermacam subkelompok berisiko didalam
warga. Perihal tersebut juga berarti bahwa hipertensi dipengaruhi oleh aspek resiko
ganda, baik yang bertabiat endogen semacam neurotransmitter, hormon serta genetik,
maupun yang bertabiat eksogen semacam rokok, nutrisi serta stressor. (Sigarlaki, 2006)
Salah satu faktor penyebab terjadinya hipertensi yaitu pola makan yang kurang
baik misalnya sering mengonsumsi makanan yang tinggi natrium, masakan cepat saji
yang mengandung banyak lemak, serta kurangnya mengonsumsi buah dan sayur. Pola
makan ialah ciri dari kegiatan yang berulang kali dari individu dalam memenuhi
kebutuhan akan makanan, sehingga kebutuhan fisiologis, sosial serta emosionalnya
bisa terpenuhi (Suryani et al., 2020)
Buah dan sayur mengandung vitamin serta mineral. Kandungan vitamin yang
terdapat dalam buah dan sayur segar berguna bagi kesehatan, salah satunya bisa
mengontrol tekanan darah. Kandungan potasium di beberapa jenis buah dapat
membantu mengontrol serta menstabilkan tekanan darah. Berdasarkan data (Riskesdas,
2013). Prevalensi kurang makan buah dan sayur penduduk > 10 tahun kurang dari 5
porsi /hari selama 7 hari dalam seminggu. (GIZIDO Volume 10 No.1 Mei 2018 Hubungan
Tingkat Irza R, Dkk, 2018)
Menurut World Health Organization (WHO) pengontrolan dan pencegahan
tekanan darah dapat dilakukan dengan cara pengurangan serta pengelolaan stress,
mengkonsumsi makanan sehat seperti buah dan sayur yang mengandung berbagai
nutrisi seperti potassium dan serat, membatasi konsumsi natrium (Anwar, 2014). Oleh
karna itu penting untuk diketahui bagaimana pola konsumsi sayur dan buah pada
penderita hipertensi usia dewasa. Penelitian ini diambil untuk dilakukan analisis
melalui literartur riview.

PEMBAHASAN
Kurangnya konsumsi buah dan sayur mempengaruhi kejadian hipertensi pada
dewasa. Dari tinjauan (Suryani et al., 2020) seseorang yang kurang mengonsumsi sayur
dan buah akan berdampak pada status gizi, yang akan terjadi Status gizi overwight dan
obesitas, dengan nilai IMT overweight > 25,0-27,0 dan obesitas >27,0. Menurut National
Institutes of Health (NIH) dalam Kapanto (2008), prevalensi hipertensi pada kelompok
dengan IMT < 25, hanya 18% pada pria dan 17% pada wanita, Resiko peningkatan
tekanan darah pada BB lebih ialah 2 sampai 6 kali lebih tinggi dibandingkan seseorang
dengan BB normal, karena gizi lebih dapat meningkatkan resiko terjadinya hipertensi
karena semakin besar massa tubuh, maka semakin banyak pula darah yang dibutuhkan
untuk memasok oksigen dan makanan ke jaringan tubuh.
Menurut (Suryani et al., 2020) Asupan tinggi serat terutama dalam bentuk serat
larut berkaitan dengan pencegahan hipertensi. Apabila asupan serat rendah, maka
dapat menyebabkan obesitas yang berdampak pada peningkatan tekanan darah dan
penyakit degenerative.
Pola Makan
Dalam sehari dianjurkan mengonsumsi buah untuk orang dewasa yaitu
sebanyak 200-300 gram (2-3 potong), dan mengonsumsi sayur yang dianjurkan dalam
sehari untuk orang dewasa yaitu sebanyak 150-200 gram (1½-2 mangkok) (Almatsier S
dalam Suryani et al., 2020).
Tubuh membutuhkan asupan makanan sehari hari yang bergizi seimbang untuk
mencapai seta memenuhi status gizi yang optimal. Dalam PUGS (Pedoman Umum Gizi
Seimbang) disusun sebagai penuntun perilaku konsumsi makanan di masyarakat
secara baik dan benar, salah satunya terdapat sumber pengatur berupa sayur dan buah,
Sayur diutamakan yang berarna hijau, jingga, seperti bayam, daun singkong, dan
katuk, kangkung, wortel, buncis, dan tomat, kacang panjang (Suryani et al., 2020).

Hubungan Pola Konsumsi Buah dan Sayur dengan kejadian Hipertensi


Konsumsi buah dan sayur yang kurang merupakan faktor yang berkontribusi
untuk terjadinya hipertensi, asupan tinggi serat terutama dalam bentuk serat larut
berkaitan dengan pencegahan hipertensi. Apabila asupan serat rendah, maka dapat
menyebabkan obesitas yang berdampak pada peningkatan tekanan darah (Suryani et
al., 2020). Status gizi seorang bergantung dari konsumsi gizi serta kebutuhannya, bila
konsumsi gizi dengan kebutuhan badannya seimbang, akan menciptakan status gizi
baik. Kebutuhan konsumsi gizi tiap orang berbeda beda, bergantung pada umur, jenis
kelamin, aktivitas sehari-hari, berat badan dan tinggi badan.

SIMPULAN DAN SARAN


SIMPULAN
Dari beberapa penelitian yang telah dipaparkan frekuensi konsumsi buah dan
sayur terbukti memiliki hubungan dengan kejadian hipertensi. Dari tinjauan (Suryani et
al., 2020) seseorang yang kurang mengonsumsi sayur dan buah akan berdampak pada
status gizi. Asupan tinggi serat terutama dalam bentuk serat larut berkaitan dengan
pencegahan hipertensi. Apabila asupan serat rendah, maka dapat menyebabkan
obesitas yang berdampak pada peningkatan tekanan darah dan penyakit degenerative.
Tubuh membutuhkan asupan makanan sehari hari yang bergizi seimbang untuk
mencapai seta memenuhi status gizi yang optimal.
SARAN
Dari hasil review dari beberapa artikel tersebut merekomendasikan perlunya
pengaturan pola makan yang bergizi seimbang terutama konsumsi sayur dan buah.
Bagi masyarakat Indonesia terutama orang dewasa sebaiknya dalam mengkonsumsi
sayur dan buah setiap hari dapat mengikuti Pedoman Gizi Seimbang sesuai Permenkes
No. 41 Tahun 2014. Yaitu sebanyak 3-4 porsi sayur dan 2-3 porsi buah setiap hari atau
setengah bagian piring berisi buah dan sayur (lebih banyak sayuran) setiap kali makan.
DAFTAR PUSTAKA
Sumartini, N. P., Zulkifli, Z., & Adhitya, M. A. P. (2019). Pengaruh Senam Hipertensi
Lansia Terhadap Tekanan Darah Lansia Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Cakranegara Kelurahan Turida Tahun 2019. Jurnal Keperawatan
Terpadu (Integrated Nursing Journal), 1(2), 47. https://doi.org/10.32807/jkt.v1i2.37

Anitasari. (2019). Hari Hipertensi Dunia 2019 : “Know Your Number, Kendalikan
Tekanan Darahmu dengan CERDIK.” Retrieved April 17, 2020, from Direktorat
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular website:
http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatanp2ptm/pusat-/hari-hipertensi-dunia-2019-
knowyour-number-kendalikan-tekanan-darahmudengan-cerdik

Anwar, R. (2014). Konsumsi buah dan sayur serta konsumsi susu sebagai faktor risiko
terjadinya hipertensi di Puskesmas S. Parman Kota Banjarmasin. Jurnal Skala
Kesehatan, 5(1), 1–8.

GIZIDO Volume 10 No.1 Mei 2018 Hubungan Tingkat Irza R, dkk. (2018). 10(1), 59–68.

Sigarlaki, H. J. O. (2006). Karakteristik dan faktor berhubungan dengan hipertensi di


desa bocor, kecamatan bulus pesantren, kabupaten kebumen, jawa tengah, tahun
2006. Makara, Kesehatan, 10(2), 78–88.

Suryani, N., Noviana, & Libri, O. (2020). Hubungan Status Gizi, Aktivitas Fisik,
Konsumsi Buah dan Sayur dengan Kejadian Hipertensi di Poliklinik Penyakit
Dalam RSD Idaman Kota Banjarbaru. Jurnal Kesehatan Indonesia (The Indonesian
Journal of Health), X(2), 100–107.

https://www.kemkes.go.id. (2017, 25 Januari). HARI GIZI NASIONAL 2017: AYO


MAKAN SAYUR DAN BUAH SETIAP HARI. Diakses pada 9 Februari 2021, dari
https://www.kemkes.go.id/article/print/17012600002/hari-gizi-nasional-2017-ayo-
makan-sayur-dan-buah-setiap-hari.

Anda mungkin juga menyukai