Anda di halaman 1dari 12

Journal TABARO Vol. 2 No. 2, Desember 2018 Hasan et al.

ANALISIS KELAYAKAN BISNIS DAN SENSITIFITAS USAHA


BUDIDAYA BUAH NAGA (Hylocereus sp.) DI DESA LENYEK
KECAMATAN LUWUK UTARA KABUPATEN
BANGGAI SULAWESI TENGAH

Wahyudi Hasan1*, Bakri Muala2, Ramadhani Chaniago3

1&2
Program Studi Agrobisnis, Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Luwuk Indonesia
3
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Luwuk Indonesia
*email : wahyudi.hasan82@gmail.com

Abstrak

Pengembangan komoditas buah naga khususnya buah naga yang ada di Kabupaten Banggai
umunya masih menggunakan teknik dan peralatan usahatani yang sederhana serta sistem
pemasarannya masih terbatas, sehingga berpengaruh terhadap pendapatan petani. Adapun tujuan
penelitian ini adalah : Mengetahui analisis kelayakan bisnis dan analisis sensitifitas usahatani
buah naga di Desa Lenyek Kabupaten Banggai. Data yang bersifat kualitatif dianalisis untuk
mengkaji aspek non finansial, yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum
dan aspek lingkungan. Sedangkan analisis data secara kuantitatif dilakukan untuk menganalisis
kelayakan finansial usaha budidaya buah naga. Metode analisis kuantitatif yang digunakan adalah
analisis kelayakan finansial berdasarkan kriteria kelayakan investasi, yaitu NPV, IRR, Net B/C
dan PP. Selain itu, dilakukan pula analisis sensitivitas untuk melihat sampai berapa besar
penurunan jumlah produksi buah naga, serta kenaikan salah satu komponen input yang masih
dapat ditoleransi. Berdasarkan analisis kelayakan bisnis pada usaha budidaya buah naga di Desa
Lenyek dengan (NPV) sebesar Rp. 213.879.418; (IRR) sebesar 30,6; Net (B/C) yaitu 1,86, dan
PP yaitu 36,5 bulan, maka usaha ini layak untuk dijalankan dan dikembangkan. Penurunan
Produksi sebesar 40 % dan Peningakatan Biaya Produksi 30 % analisis sensifitasnya layak namun
nilai IRR sangat kecil sedangkan Penurunan Harga Jual sebesar 60 % analisis senfitasnya tidak
layak.

Kata Kunci : Analisis kelayakan, analisis sensifitas, buah naga.

p-ISSN : 2580-6165 | 227


e-ISSN : 2597-8632
Journal TABARO Vol. 2 No. 2, Desember 2018 Hasan et al.

ANALYSIS OF BUSINESS FEASIBILITY AND BUSINESS


SENSITIFICATION OF DRAGON FRUIT (Hylocereus sp.)
IN LENYEK VILLAGE LUWUK UTARA DISTRICT
CENTRAL SULAWESI BUILDING

Abstract

The development of dragon fruit commodities, especially dragon fruit in Banggai Regency,
generally still uses simple farming techniques and equipment and the marketing system is still
limited, thus affecting farmers' income. The purpose of this study is: To find out the business
feasibility analysis and sensitivity analysis of dragon fruit farming in Lenyek Village, Banggai
Regency. Qualitative data are analyzed to examine non-financial aspects, namely market aspects,
technical aspects, management aspects, legal aspects and environmental aspects. While
quantitative data analysis was carried out to analyze the financial feasibility of dragon fruit
cultivation. The quantitative analysis method used is the analysis of financial feasibility based on
investment eligibility criteria, namely NPV, IRR, Net B / C and PP. In addition, a sensitivity
analysis was carried out to see how much decrease in the number of dragon fruit production, as
well as the increase in one of the input components that can still be tolerated. Based on the
analysis of business feasibility in dragon fruit cultivation business in Lenyek Village with (NPV)
of Rp. 213,889,418; (IRR) of 30.6; Net (B / C) is 1.86, and PP is 36.5 months, so this business is
feasible to run and develop. Decreasing Production by 40% and Increasing Production Costs
30% of the sensitivity analysis is feasible but the IRR value is very small while the Selling Price
Decrease of 60% analyzes its efficiency is not feasible.

Keywords: Feasibility analysis, sensitivity analysis, dragon fruit.

PENDAHULUAN menjanjikan karena kebutuhan terhadap buah-


buahan terus mengalami kenaikkan, baik di
Pengembangkan komoditi hortikultura, dalam negeri maupun luar negeri. Kekayaan
khususnya buah-buahan dapat didesain alam yang masih sangat luas menjadi peluang
sebagai salah satu rancangan baru dalam untuk meningkatkan produksi dan
perekonomian nasional. Peningkatan hasil produkstivitas aneka jenis buah-buahan di
produksi buah-buahan akan memberi nilai Indonesia (Ariyantoro, 2006).
tambah bagi petani sebagai produsen dan Di Kabupaten Banggai usahatani buah
industri sebagai pemakai serta dapat naga mulai diusahakan beberapa tahun yang
meningkatkan gizi bagi konsumen (Rukmana, lalu dan telah berkembang sampai sekarang.
2003). Buah-buahan memiliki peluang dalam Daerah pengembangan usahatani buah naga
bidang pertanian. Pengelolaan komoditi buah- terdapat di beberapa kecamatan antara lain :
buahan dengan cara modern sangat Kecamatan Luwuk Utara, Kecamatan

p-ISSN : 2580-6165 | 228


e-ISSN : 2597-8632
Journal TABARO Vol. 2 No. 2, Desember 2018 Hasan et al.

Moilong, Kecamatan Toili, dan Kecamatan Variabel penelitian


Toili Barat. Dalam upaya pengembangan buah Variabel penelitian pada usaha budidaya
naga, keadaan iklim di sangat mendukung buah naga di Desa Lenyek Kecamatan Luwuk
pembudidayaan buah naga. Jenis buah naga
Utara Kabupaten Banggai dibedakan menjadi
yang banyak dibudidayakan di Kabupaten variabel dependen dan variabel independen.
Banggai adalah jenis buah naga berdaging Variabel independen dari penelitian ini adalah
berwarna merah menyala dan bersisik hijau. penelitian pada aspek pasar, aspek teknis,
Hal ini disebabkan karena tanaman buah naga aspek manajemen, aspek hukum, dan aspek
merupakan tanaman pendatang baru bagi sosial dan lingkungan dimana keseluruhan
dunia pertanian dan melengkapi koleksi aspek tersebut mempengaruhi kelayakan dari
tanaman yang diusahakan dan rasanyapun
aspek non-finansial (variabel dependen).
manis. Penelitian pada aspek finansial dan sensitivitas
Usahatani buah naga yang ada di mempengaruhi kelayakan usaha dari aspek
Kabupaten Banggai merupakan usaha yang finansial (variabel dependen). Jika salah satu
masih tergolong baru dan daerah aspek baik pada aspek nonfinansial maupun
pengembangannya juga masih terbatas pada aspek finansial terdapat aspek yang tidak
beberapa kecamatan. Faktor lain yang sangat layak setelah dianalisis, maka usaha tersebut
dominan pengaruhnya terhadap tingkat
belum dapat dinyatakan layak karena antara
produksi dan nilai tambah ekonomi yang satu aspek dengan aspek lainnya saling
diperoleh petani adalah pemasaran. Saluran berkaitan. Di samping itu, untuk menunjukkan
pemasaran yang efektif dan efisien akan suatu usaha diklasifikasikan layak secara
sangat menentukan tingkat produksi dan mutu finansial setelah dilakukan analisis
buah naga yang dihasilkan, karena dengan sensitivitas, ditunjukkan oleh pengaruh
adanya saluran pemasaran yang efektif dan perubahan volume produksi buah naga dan
efisien tersebut akan menghasilkan
penurunan harga output pada pembudidayaan
menstabilkan harga baik pada tingkat petani buah naga.
maupun konsumen. Sehingga akan dapat
meningkatkan minat petani untuk lebih giat Metode Pengambilan Data
dalam mengelola usahatani buah naga Pengambilan keputusan bahwa desa
tersebut. Lenyek dan kecamatan Luwuk Utara dipilih
sebagai objek penelitian berdasarakan metode
BAHAN DAN METODE purposive sampling. Selanjutnya untuk
Tempat dan Waktu menentukan petani mana yang akan
diwawancarai dan dijadikan objek penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Lenyek
akan digunakan convenience sampling dengan
Kecamatan Luwuk Utara Kabupaten Banggai
pertimbangan kemudahan, ketersediaan, dan
Sulawesi Tengah. Lokasi penelitian ini dipilih
kenyaman untuk diteliti baik objek penelitian
secara sengaja (purposive) karena desa ini
maupun data yang dibutuhkan. Petani buah
merupakan desa percontohan dalam
naga di Desa Lenyek berjumlah 10 petani
pengembangan budidaya buah naga di
sehingga petani tersebut dipilih karena
Kabupaten Banggai. Penelitian ini
merupakan pioner pembudidayaan buah naga,
dilaksanakan pada bulan April sampai
memiliki produksi yang tinggi, dan ingin
November 2018.

p-ISSN : 2580-6165 | 229


e-ISSN : 2597-8632
Journal TABARO Vol. 2 No. 2, Desember 2018 Hasan et al.

melakukan pengembangan pada usaha diketahui jumlah market share dari usaha
budidaya buah naga. budidaya buah naga Desa Lenyek ini serta
Lokasi pengumpulan data meliputi, bauran pemasaran yang bertujuan untuk
perpustakaan umum Kabupaten Banggai, memperoleh laba yang optimal dengan
Badan Pusat Statistik, Dinas Pertanian mengkombinasikan variabel-variabel seperti
Kabupaten Banggai, instansi-instansi terkait. produk, harga, promosi, dan distribusi. Aspek
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pasar dinyatakan layak jika terdapat potensi
adalah dengan cara wawancara langsung, pasar dan peluang pasar yang dapat diraih
wawancara terstruktur, dan observasi. Teknik oleh pelaku usaha dalam melakukan
pengumpulan data tersebut digunakan untuk pengembangan usaha.
mengumpulkan data primer. Sedangkan untuk
b. Aspek Teknis
data sekunder, teknik pengumpulan data
dilakukan dengan cara studi literatur dan Pengkajian analisis teknis dilakukan pada
browsing internet. analisis penentuan lokasi usaha budidaya buah
naga, pemilihan jenis teknologi dan peralatan,
Metode Pengolahan Data proses produksi yang dilakukan dalam usaha
Data yang diolah dan dianalisis pada dan tata letak usaha. Analisis aspek teknis
penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif. dilakukan secara kualitatif untuk mengetahui
Data yang bersifat kualitatif dianalisis untuk apakah usaha secara teknis dapat
mengkaji aspek non finansial, yaitu aspek dilaksanakan dengan baik dan layak. Aspek
pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek teknis dinyatakan layak jika lokasi usaha,
hukum dan aspek lingkungan. Sedangkan teknologi, proses produksi, dan tata letak
analisis data secara kuantitatif dilakukan untuk usaha dapat menghasilkan produk secara
menganalisis kelayakan finansial usaha optimal serta mendukung kegiatan
budidaya buah naga. Metode analisis pengembangan usaha dalam memperoleh laba.
kuantitatif yang digunakan adalah analisis
c. Aspek Manajemen
kelayakan finansial berdasarkan kriteria
kelayakan investasi, yaitu NPV, IRR, Net B/C Analisis deskriptif aspek manajemen
dan PBP dengan menggunakan Microsoft meliputi bagaimana merencanakan
Excel 2007 dan kalkulator. Selain itu, pengelolaan usaha. Aspek manajemen dikaji
dilakukan pula analisis sensitivitas untuk untuk mengetahui bentuk usaha, pengadaan
melihat sampai berapa besar penurunan tenaga kerja, struktur organisasi, dan jumlah
jumlah produksi buah naga, serta kenaikan tenaga kerja yang akan digunakan. Aspek
salah satu komponen input yang masih dapat manajemen dinyatakan layak jika kegiatan
ditoleransi. usaha yang dilakukan telah terkoordinasi
dengan baik dalam hal kesiapan tenaga kerja
Analisis Kelayakan Nonfinansial dalam melakukan pengembangan usaha
a. Aspek Pasar budidaya buah naga.
Analisis aspek pasar dikaji secara d. Aspek Hukum
deskriptif meliputi potensi pasar, pangsa pasar Analisis aspek hukum dilakukan untuk
serta bauran pemasaran. Potensi pasar dapat mengetahui kelengkapan dan keabsahan
diprediksi dengan menganalisis jumlah dokumen usaha sampai izin-izin yang dimiliki
permintaan dan penawaran. Lalu perlu seperti izin mendirikan bangunan, izin usaha,

p-ISSN : 2580-6165 | 230


e-ISSN : 2597-8632
Journal TABARO Vol. 2 No. 2, Desember 2018 Hasan et al.

dan sebagainya. Aspek manajemen dan hukum menilai apakah investasi ini layak atau tidak
dinyatakan layak jika kegiatan usaha yang untuk dijalankan dilihat dari aspek keuangan.
dilakukan telah terkoordinasi dengan baik
a. Net Present Value
dalam hal memiliki legalitas dalam
menjalankan operasionalnya di daerah usaha Net Present Value (NPV) usaha budidaya
berlangsung. buah naga adalah selisih present value (PV)
arus benefit dengan PV arus cost. NPV
e. Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya menunjukkan manfaat bersih yang diterima
Analisis aspek sosial, ekonomi, dan usaha budidaya buah naga selama umur bisnis
budaya dikaji secara deskriptif untuk pada tingkat discount rate tertentu. NPV
mengetahui dampak yang ditimbulkan dengan secara matematis dapat dirumuskan sebagai
adanya usaha terhadap penambahan berikut :
kesempatan kerja atau pengangguran,
peningkatan pendapatan masyarakat, dan
pengaruh kegiatan usaha pada budaya Dimana :
masyarakat sekitar. Aspek sosial, ekonomi, Bt = penerimaan bruto budidaya buah naga
dan budaya dinyatakan layak jika kegiatan pada tahun ke-t, merupakan perkalian
pengembangan usaha memberikan manfaat antara harga jual buah naga dengan
pada masyarakat sekitar usaha seperti dalam jumlah buah naga yang dipanen dalam
membuka lapangan pekerjaan baru dan satu siklus (setahun).
meningkatkan pendapatan masyarakat serta Ct = biaya bruto budidaya buah naga pada
tidak mengganggu budaya masyarakat sekitar. tahun ke-t, terdiri dari biaya investasi
f. Aspek Lingkungan dan biaya operasional. Biaya
operasional meliputi biaya tetap dan
Aspek lingkungan yang diteliti pada usaha biaya variabel yaitu biaya bahan baku
budidaya buah naga ini adalah menganalisis produksi serta kebutuhan variabel
seberapa besar dampak usaha tersebut perusahaan.
terhadap lingkungan di sekitamya, baik n = umur bisnis budidaya buah naga
terhadap tanah, air, dan udara yang berdampak (tahun)
terhadap kehidupan masyarakat di sekitarnya. t = tahun kegiatan bisnis (t = 1, 2, 3, . . . n)
Aspek lingkungan umumnya berhubungan i = discount rate didasarkan pada tingkat
dengan adanya pencemaran atau tidak suku bunga rata-rata per bulan
terhadap lingkungan sekitar lokasi usaha yang deposito atau tabungan (bergantung
berasal dari limbah usaha. Aspek lingkungan pada asal modal usaha) Bank
dinyatakan layak jika kegiatan usaha tidak Indonesia (BI Rate).
menimbulkan limbah yang dapat merusak Dalam metode NPV terdapat tiga kriteria
lingkungan dan mengganggu masyarakat kelayakan investasi yaitu :
sekitar. 1. NPV > 0, artinya usaha budidaya buah naga
dinyatakan layak untuk dilaksanakan.
Analisis Kelayakan Finansial
2. NPV = 0, artinya usaha budidaya buah naga
Analisis kelayakan finansial dilakukan mampu mengembalikan sebesar social
dengan menggunakan kriteria investasi, yaitu opportunity cost faktor produksi modal.
NPV, IRR, Net B/C dan Payback Period.
Analisis kelayakan finansial bertujuan untuk

p-ISSN : 2580-6165 | 231


e-ISSN : 2597-8632
Journal TABARO Vol. 2 No. 2, Desember 2018 Hasan et al.

3. NPV < 0, artinya usaha budidaya buah naga Ct = biaya pada tahun t
tidak layak dilaksanakan. n = umur bisnis budidaya buah naga (tahun)
i = discount rate (%)
b. Internal Rate of Return
t = tahun
Internal Rate of Return (IRR) adalah nilai Dalam metode Net B/C terdapat tiga kriteria
discount rate yang membuat NPV usaha kelayakan investasi yaitu :
budidaya buah naga benilai nol. IRR adalah 1. Jika Net B/C = 1, maka NPV = 0, usaha
tingkat rata-rata keuntungan intern tahunan budidaya buah naga dikatakan layak,
bagi perusahaan yang melakukan investasi dan namun keuntungan yang diperoleh hanya
dinyatakan dalam satuan persen. IRR secara sebesar opportunity cost nya.
sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut : 2. Jika Net B/C > 1, maka NPV > 0, usaha
budidaya buah naga dikatakan layak.
3. Jika Net B/C < 1, maka NPV < 0, usaha
Dimana : budidaya buah naga dikatakan tidak layak.
i1 = discount rate yang menghasilkan d. Payback Period
NPV positif
i2 = discount rate yang menghasilkan Payback Period (PP) adalah suatu periode
NPV negatif yang diperlukan untuk menutup kembali
NPV1 = NPV yang bemilai positif pengeluaran investasi dengan menggunakan
NPV2 = NPV yang bemilai negatif aliran kas. Metode Payback Period ini
Dalam metode IRR terdapat tiga kriteria merupakan teknik penilaian terhadap jangka
kelayakan investasi yaitu : wakt (periode) pengembalian investasi suatu
1. Jika IRR > tingkat discount rate, maka usaha. Perhitungan ini dapat dilihat dari
usaha budidaya buah naga layak perhitungan benefit bersih yang diperoleh
2. Jika IRR = tingkat discount rate, maka setiap tahun. Semakin cepat waktu
usaha budidaya buah naga tidak pengembalian, semakin baik untuk
menguntungkan namun juga tidak diusahakan. Secara matematis dirumuskan :
merugikan
3. Jika IRR < tingkat discount rate, maka
usaha budidaya buah naga tidak layak
Dimana :
c. Net Benefit Cost Ratio I = besamya biaya investasi usaha budidaya
Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) buah naga yang diperlukan
merupakan angka perbandingan antara jumlah Ab = manfaat bersih yang dapat diperoleh
present value yang positif (sebagai pembilang) usaha budidaya buah naga pada setiap
dengan jumlah present value yang negatif tahunnya
(sebagai penyebut). Secara matematis dapat Kriteria penilaiannya yaitu jika payback
dituliskan sebagai berikut : period lebih pendek dari maksimum umur
bisnis, maka usaha budidaya buah naga dapat
diterima. Namun jika payback period lebih
lama dari maksimum umur bisnis, maka bisnis
ditolak.
Dimana :
Bt = manfaat pada tahun t

p-ISSN : 2580-6165 | 232


e-ISSN : 2597-8632
Journal TABARO Vol. 2 No. 2, Desember 2018 Hasan et al.

Penyusutan Analisis Sensitivitas


Untuk menghitung pajak penghasilan yang Analisis sensitivitas merupakan salah satu
merupakan komponen dalam laba rugi dan perlakuan terhadap risiko dan ketidakpastian.
cash flow diperlukan perhitungan penyusutan Analisis sensitivitas dilakukan dengan cara
aktiva tetap. Metode penyusutan yang mengubah besamya variabel-variabel yang
digunakan adalah metode penyusutan garis penting, masing-masing dapat terpisah atau
lurus. Secara matematis, rumus penyusutan beberapa dalam kombinasi dengan suatu
garis lurus yaitu sebagai berikut: persentase tertentu yang sudah diketahui atau
diprediksi. Pada analisis ini besamya
perubahan sudah diketahui secara empirik.
Variabel yang menjadi parameter dalam
analisis sensitivitas penelitian ini adalah :
Laba Rugi a. Penurunan produksi buah naga dengan
Analisis laba rugi dilakukan untuk asumsi faktor lain tetap (ceteris paribus)
membalas jasa atas faktor produksi yang telah b. Penurunan harga output dengan asumsi
digunakan. Proyeksi laba rugi terdiri dari faktor lain tetap (ceteris paribus).
beberapa komponen, yaitu Total Revenue
(TR), Total Fixed Cost (TFC), Total Variabel HASIL DAN PEMBAHASAN
Cost (TVC), Total Cost (TC), laba kotor, Analisis Kelayakan Nonfinansial
pajak dan laba bersih setelah pajak. Laba rugi
dirumuskan sebagai berikut : a. Aspek Pasar
Proses pemasaran merupakan muara dari
segala usaha yang dilakukan. Begitu pula
Keterangan : dalam usahatani buah naga di Desa Lenyek
Π = Keuntungan Kecamatan Luwuk Utara Kabupaten Banggai.
TR = Total Penerimaan 1. Produk
TC = Total Biaya Produk adalah kombinasi barang dan jasa
Incremental Net Benefit yang ditawarkan oleh produsen kepada
konsumen. Buah naga merupakan suatu
Incremental Net Benefit merupakan
produk pertanian yang diusahakan oleh petani
manfaat bersih tambahan yang didapatkan dari
di Desa Lenyek untuk dijual sebagai
usaha dan diperoleh dari manfaat bersih
penunjang ekonomi keluarga. Saat ini produk
dengan bisnis (net benefit with business)
buah naga di Desa Lenyek terkenal dengan
dikurangi dengan manfaat bersih tanpa bisnis
kualitas yang cukup baik jika dibandingkan
(net benefit without business). Hal ini
dengan buah naga dari daerah lainnya. Hal ini
dikarenakan ada faktor-faktor produksi yang
dibuktikan dengan komentar konsumen buah
sebelumnya tidak tergunakan atau tidak
naga yang sempat di wawancarai bahwa buah
terpakai ataupun belum termanfaatkan. Secara
naga di Desa Lenyek lebih manis di
matematis Incremental Net Benefit rumus
bandingkan dengan produk buah naga dari
yang digunakan pada penelitian ini adalah:
wilayah lain.
Incremental Net Benefit = Manfaat bersih
Tentunya hal ini menjadi suatu hal yang
dengan bisnis - Manfaat bersih tanpa bisnis
positif bagi petani oleh karena produk mereka
memiliki kualitas yang lebih baik dibanding

p-ISSN : 2580-6165 | 233


e-ISSN : 2597-8632
Journal TABARO Vol. 2 No. 2, Desember 2018 Hasan et al.

dengan produk buah naga dari daerah lain. buah naga, sehingga petani dapat memperoleh
Oleh karena itu, hal ini perlu terus dijaga keuntungan.
bahkan perlu ditingkatkan demi keberhasilan
3. Place (Distribusi)
usahatani buah naga di Desa Lanyek
kedepannya. Selain itu saat ini ketersediaan Proses distribusi atau tempat pemasaran
buah naga di Desa Lenyek relatif masih produk yang dihasilkan menjadi komponen
kurang, hal ini dibuktikan saat-saat tertentu yang penting dalam penjualan produk. Dalam
buah naga di Desa Lenyek tidak tersedia oleh memasarkan produk buah naga, kebanyakan
karena buah naga belum saatnya panen. Untuk petani di desa Lenyek menjual buah naga
mengatasi hal tersebut diperlukan teknologi mereka di rumah. Namun demikian ada pula
dan pengaturan waktu berbuah sehingga petani yang menjual ke pasar di sekitar
ketersediaan buah naga akan terus terjaga. wilayah Lenyek.
Terdapat tiga proses distribusi buah naga yang
2. Price (Harga) dilakukan oleh petani yakni:
Harga adalah Jumlah uang (kemungkinan a. Langsung di jual ke konsumen akhir yaitu
ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan masyarakat yang datang langsung ke
untuk memperoleh beberapa kombinasi Lenyek untuk membeli buah naga dan
sebuah produk dan pelayanan yang dikonsumsi sendiri.
menyertainya. Dari hasil penelitian yang b. Dijual ke pedagang pengecer yaitu
dilakukan tentang barang harga buah naga di pedagang yang membeli langsung ke Petani
Desa Lenyek didapatkan bahwa harga buah dan dijual ke konsumen akhir
naga relatif tetap setiap tahunnya. Yakni c. Dijual ke pedagang perantara yaitu
berkisar antara Rp. 15.000 sampai dengan Rp. konsumen yang data membeli ke petani dan
20.000 per kilogram. Harga buah naga di Desa menjualnya kembali ke pedagang pengecer
Lenyek bergantung pada beberapa faktor yang berada di kota Luwuk.
diantaranya ketersediaan buah naga sarta
kualitas buah naga. 4. Promotion (Promosi)
Harga yang bergantung pada ketersediaan Promosi merupakan salah satu komponen
yakni jika musim panen melimpah maka harga yang penting dalam memasarkan suatu
buah naga di Desa Lenyek mengalami produk. Promisi yang baik akan membuat
penurunan begitu pula sebaliknya. Akan produk dikenal luas oleh masyarakat. Dalam
tetapi selama ini penurunan harga buah naga
melakukan promosi produk buah naga, petani
tidak begitu besar hanya berkisar pada Rp. di Desa Lenyek dapat dikatakan belum
2.000/Kg. Sedangkan berdasarkan kualitas, melakukan proses promosi seperti produk-
harga buah naga berbeda untuk buah naga produk olahan. Sampai saat ini informasi yang
yang relatif lebih besar dibandingkan dengan didapatkan oleh konsumen hanya melalui
buah naga yang ukurannya kecil. Penentuan konsumen lainnya. Sehingga informasi yang
harga buah naga yang diberlakukan di Desa didapatkan oleh konsumen buah naga relatif
Lenyek sebagian besar ditentukan oleh petani
kurang khususnya mengenai keunggulan-
dan relatif sama untuk seluruh petani. keunggulan produk buah naga yang dimiliki
Sehingga persaingan harga relatif tidak ada. oleh petani. Meskipun demikian produk buah
Keadaan seperti ini dapat membantu seluruh naga yang dimiliki petani tetap terjual habis,
petani mengelola pemasaran hasil produksi oleh karena permintaan konsumen akan buah

p-ISSN : 2580-6165 | 234


e-ISSN : 2597-8632
Journal TABARO Vol. 2 No. 2, Desember 2018 Hasan et al.

naga sampai saat ini masih cukup tinggi. peralatan panen menggunakan gunting dahan /
Namun demikian kedepannya diperlukan gunting buah dengan cara menggunting satu
langkah-langkah untuk meningkatkan per satu buah yang sudah masak dan di taruh
kemampuan petani dalam melakukan promosi di keranjang dan proses pengangkutan dari
produk sehingga produk buah naga mereka kebun menggunakan arco atau di pikul untuk
dapat dikenal oleh masyarakat luas baik di di bawa ke rumah dan dilakukan sortir buah
wilayah Kabupaten Banggai maupun di luar yang kecil atau rusak agar tidak ikut terjual
Kabupaten Banggai. dan kemudian di kemas menggunakan kardus
Salah satu langkah promosi yang dapat besar lalu di timbang untuk mengetahui berat
dilakukan oleh petani buah naga di Desa buah naga disetiap kemasan.
Lenyek adalah dengan mengenalkan produk
3. Proses Produksi
buah naga melalui media sosial seperti
Facebook, Instagram dan lain sebagainya. Pemupukan dilakukan setiap bulan satu
Dengan promosi yang baik diharapkan kali atau dua bulan satu kali, penyemprotan
kedepannya konsumen akan bertambah hama di lakukan ketika mulai terlihat hama
sehingga permitaan akan meningkat dan dapat yang menyerang tanaman, pengendalian
membantu proses pemasaran buah naga para gulma di lakukan ketika gulma sudah mulai
petani. tumbuh atau masih muda agar tidakh terlalu
sulit untuk di kendalikan. Proses produksi
b. Aspek Teknis masih bergantung pada musim panen yakni ±
4 bulan sekali sehingga ketersediaan buah
1. Penentuan Lokasi Budidaya naga di Desa Lenyek pada waktu tertentu
(belum tiba musim panen) sangat kurang
Lokasi atau lahan yang di gunakan untuk
bahkan tidak ada. Sehingga diperlukan
melakukan budidaya buah naga adalah tanah
teknologi yang baik untuk mengatur proses
yang masih subur baik itu dilereng gunung
produksi buah naga.
atau pun di lahan yang datar dan yang
terpenting adalah ketersediaan air disekitar
c. Aspek Manajemen
lahan sehingga pada musim kemarau
ketersediaan air tetap terjaga. Sebagian besar
1. Bentuk Usaha
lahan yang digunakan untuk usahatani buah
naga di Desa Lenyek adalah lahan bekas Bentuk usaha adalah usahatani buah naga
usahatani hortikultura yang dialihkan oleh dalam hal ini adalah Budi daya buah naga,
petani menjadi lahan usahatani buah naga. dimana dikelola sendiri dana hasil produksi
buahnya yang akan dijual kepasaran.
2. Pemilihan Jenis Teknologi dan Peralatan
2. Pengadaan Tenaga Kerja & Jumlah
Jenis teknologi dan peralatan yang di
Tenaga Kerja
gunakan proses budidaya buah naga masih
tergolong sederhana untuk alat penyemprotan Pengadaan tenaga kerja disesuaikan
masih mengunakan hand sprayer manual, dengan pekerjaan yang dilakukan dalam
pemupukan menggunakan pupuk ZA, SP 36, budidaya buah naga. Berdasarkan pekerjaan
KCL dan pupuk kandang, dan peralatan untuk yang ada tenaga kerja yang dibutuhkan ± 2 – 3
pangkas ranting tiang / ajir buah naga orang, namun demikian tenaga kerja ini tidak
menggunakan gergaji kecil, kemudian bekerja setiap hari, akan tetapi saat-saat
tertentu saja, yakni saat pembersihan lahan,

p-ISSN : 2580-6165 | 235


e-ISSN : 2597-8632
Journal TABARO Vol. 2 No. 2, Desember 2018 Hasan et al.

pemupukan dan pemanenan. Ketersediaan buah naga ini, maka kesempatan kerja bagi
tenaga kerja masih banyak, tenaga kerja masyarakat akan semakin terbuka.
adalah buruh tani yang berada di
2. Pengaruh Pada Peningkatan Pendapatan
sekitarlingkungan (dalam desa sendiri) dengan
sistem gaji harian. Pengaruh usahatani buah naga terhadap
pendapatan cukup signifikan, karena
3. Struktur Organisasi pendapatan budidaya buah naga saat ini masih
Pada umumnya, pengelolaan usahatani sangat tinggi sehingga peningkatan
buah naga masih di kelola langsung oleh pendapatan terhadap petani buah naga cukup
kepala keluarga dan dikelola secara mandiri. banyak. Bahkan usahatani ini menjadi salah
Sehingga dalam pengelolaannya, petani tidak satu sumber peningkatan ekonomi keluarga
membuat struktur organisasi seperti pada petani selain tanaman hortikultura lainnya
usaha/industri lainnya yang lebih maju. seperti sayuran, cabai dan Tomat di Desa
Lenyek.
d. Aspek Hukum
3. Pengaruh Terhadap Budaya
Berdasarkan hasil penelitian yang
Pengaruh usahatani terhadap perubahan
dilakukan, yang mengangkat tiga indikator
kebiasaan petani relatif tidak ada pengaruh
dalam aspek hukum yakni Ijin Usaha, Ijin
yang signifikan karena proses budidaya buah
Mendirikan Bangunan tempat usaha ataupun
naga tidakmengganggu atau merubah pada
ijin lainnya didapatkan bahwa para petani
budaya sekitarnya. Sejauh ini pengaruhnya
belum mempunyai bahkan belum mengajukan
hanya terjadi pada daya beli petani buah naga
permohonan ijin usaha yang dijalankan. Hal
yang meningkat, yang disebabkan peningkatan
ini menunjukan bahwa secara hukum usaha
pendapatan dari hasil usahatani buah naga
yang dijalankan petani relatif masih lemah
tersebut.
sehingga kedepannya diharapkan petani dapat
memenuhi aspek hukum dalam usaha yang
f. Aspek Lingkungan
mereka jalankan untuk mendapatkan
perlindungan hukum.
1. Dampak Terhadap Tanah
e. Aspek Sosial Ekonomi dan Budaya Unsur hara yang tersedia dalam tanah akan
mengurang sehingga membutuhkan pupuk
1. Pengaruh Pada Kesempatan Kerja untuk mensuplai kebutuhan hara pada tanah
untuk memenuhi kebutuhan pada tanaman
Usahatani buah naga ini relatif
buah naga. Namun demikian keberadaan
berpengaruh pada ketersediaan kesempatan
usahatani buah naga terhadap keadaan
kerja khusunya bagi masyarakat sekitar,
lahan/tanah disekitar lokasi budidaya sejauh
meskipun saat ini kebutuhan tenaga kerja
ini tidak berdampak negatif. Hal ini
dalam pengelolaan usahatani belum begitu
dibuktikan dengan tidak terjadinya erosi pada
banyak, namun keberadaan usahatani buah
tanah yang menjadi lokasi budidaya.
naga menjadi salah satu lapangan pekerjaan
bagi masyarakat di Desa Lenyek. Diharapkan 2. Dampak Terhadap Air
kedepannya dengan semakin banyaknya Dampak terhadap air relatif tidak ada
masyarakat/petani yang melakukan usahatani karena tidak ada limbah dari hasil usahatani
yang dapat mencemair sanitasi air serta tidak

p-ISSN : 2580-6165 | 236


e-ISSN : 2597-8632
Journal TABARO Vol. 2 No. 2, Desember 2018 Hasan et al.

mengurang ketersediaan air yang ada disekitar keuntungan yang diperoleh dari usaha tani
lahan usahatani. Hal ini dibuktikan dari buah naga di Desa Lenyek Kecamatan Luwuk
penyataan responden serta masyarakat sekitar, Utara adalah menguntungkan. Nilai B/C dari
bahwa ketersediaan air tetap baik seperti usahatani buah naga di Desa Lenyek
sediakala, sebelum usahatani buah naga Kecamatan Luwuk Utara adalah 1,86. Karena
dijalankan oleh petani sekitar desa. nilai B/C > dari 1 maka usahatani buah naga
di Desa Lenyek Kecamatan Luwuk Utara
3. Dampak Terhadap Udara
layak di usahakan.
Dampak negatif usahatani buah naga Nilai IRR dari usahatani buah naga di
terhadap udara sekitar relatif tidak ada karena Desa Lenyek Kecamatan Luwuk Utara adalah
proses budidaya buah naga tidak 30,61 % lebih besar dari tingkat suku bunga di
menyebabkan polusi udara bagi lingkungan, tetapkan yaitu 18%, ini menunjukkan tingkat
bahkan jika di perhatikan maka keberadaan suku bunga yang diperoleh pada nilai NPV
usahatani buah naga ini akan berdampak nol/penerimaan nol adalah 30,61% mampu
positif untuk udara sekitar. menutupi bunga kredit pinjaman pada Bank
sebesar 18%. Ini menunjukkan bahwa usahtani
5.1. Analisis Kelayakan Finansial buah naga di Desa Lenyek tersbut layak untuk
Hasil pengukuran kelayakan nilai NPV di usahakan.
sebesar Rp. 213.879.418, ini berarti prediksi
Tabel 1. Hasil Perhitungan Analisis Sensitifitas Usahatani Buah Naga di Desa Lenyek Kecamatan Luwuk
Utara
Kondisi Perubahan NPV Net B/C IRR PP Kesimpulan

Penurunan Produksi Layak (namun Nilai IRR


44.645.818 1,18 10,61 60 bulan
(40%) sangat kecil)

Peningkatan Biaya Layak (namun Nilai IRR


13.171.944 1.1 3,29 68 bulan
Produksi (30%) sangat kecil)

Penurunan Harga Jual Lebi dari


-39.970.982 0,84 -12.91 Tidak Layak
(60%) UE

Nilai Payback Periode adalah 36,5 bulan, 5.2 Analisis Sensifitas


artinya nilai modal yang diinvestasikan untuk Hasil Analisis Sensifitas Usahatani Buah
usahatani buah naga di Desa Lenyek akan Naga di Desa Lenyek Kecamatan Luwuk
mampu dikembalikan dalam waktu 36,5 bulan Utara Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah
atau 3 tahun 6 bulan, sedangkan sisanya 2 bahwa (a) Penurunan Produksi sebesar 40 %
tahun 6 bulan merupakan surplus dari hasil maka analisis sensifitasnya dinyatakan layak
usaha. namun nilai IRR sangat kecil, (b) Peningkatan
Berdasarkan analisis kriteria investasi Biaya Produksi sebesar 30 % maka analisis
diatas yaitu NPV,IRR,B/C dan PP diperoleh
sensifitasnya layak namun nilai IRR sangat
kesimpulan usahatani buah naga di Desa kecil, dan (c) Penurunan Harga Jual sebesar 60
Lenyek tersebut layak diusahakan.

p-ISSN : 2580-6165 | 237


e-ISSN : 2597-8632
Journal TABARO Vol. 2 No. 2, Desember 2018 Hasan et al.

% maka analisis sensifitasnya tidak layak.


Usahatani buah naga di Desa Lenyek kurang
sensitif terhadap penurunan harga jual, karena
disaat harga diturunkan sebasar 50% belum
berdampak kerugian pada usahatani di Desa
Lenyek Kecamatan Luwuk Utara.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis kelayakan bisnis pada


usaha budidaya buah naga di Desa Lenyek
dengan (NPV) sebesar Rp. 213.879.418; (IRR)
sebesar 30,6; Net (B/C) yaitu 1,86, dan PP
yaitu 36,5 bulan, maka usaha ini layak untuk
dijalankan dan dikembangkan. Penurunan
Produksi sebesar 40 % dan Peningakatan
Biaya Produksi 30 % analisis sensifitasnya
layak namun nilai IRR sangat kecil sedangkan
Penurunan Harga Jual sebesar 60 % analisis
senfitasnya tidak layak.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terimaksih kami sampaikan kepada
KEMENRISTEK DIKTI yang telah mendanai
penelitian ini pada tahun anggaran 2018.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Buah


naga. http://www.wikipedia.org/buah.naga
Kristanto, D. 2008. Buah Naga
Pembudidayaan di Pot dan di
Kebun. Penebar Swadaya. Jakarta.
Nuyanti, D.M., dan Kasim, N.N., 2017.
Analisis Pendapatan Usaha Tani Pola
Rotasi Tanaman Padi-Jagung di Desa
Mulyasari Kecamatan Sukamaju. J.
Tabaro, Vo. 1 No. 2 pp. 95-104.
Rukmana, R. 2003. Usaha Tani
Markisa. Kanisisus. Yogyakarta.

p-ISSN : 2580-6165 | 238


e-ISSN : 2597-8632

Anda mungkin juga menyukai