ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui kelayakan investasi perkebunan rambutan di Desa Jungkal
Kecamatan Lampihong Kabupaten Balangan dilihat dari non finansial yaitu aspek pasar, aspek teknis,
aspek manajemen, dan aspek finansial. Penelitian dilakukan di Desa Jungkal, Kecamatan Lampihong.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode sensus dimana sebanyak 20 pemilik usaha kebun
rambutan dijadikan responden. Pengumpulan data dilakukan dari Mei - Agustus 2014. Analisis aspek
finansial menggunakan kriteria investasi yang terdiri dari Net Present Value (NPV), Internal Rate of
Return (IRR), Net Benefit Cost Rasio (Net B/C), dan payback period. Hasil penelitian yang diperoleh dari
aspek non finansial menunjukan bahwa investasi usaha perkebunan rambutan layak dilakukan,
ditunjukkan potensi pasar yang cukup tinggi, lokasi usaha perkebunan yang menunjang keberhasilan
usaha, dan rencana kerja dalam menajemennya dapat dilakukan dengan memperhatikan kondisi yang
ada. Dari asfek finansial investasi usaha perkebunan rambutan di Desa Jungkal layak dilakukan
ditunjukan oleh Net Present Vlue (NPV) sebesar Rp134.646.379, -, nilai Internal Rate of Return (IRR)
yang dihasilkan lebih besar dari tingkat discount rate yaitu sebesar 30.01%. Net B / C sebesar 4.50, dan
payback period selama 8 tahun 11 bulan 26 hari, ini menunjukkan bahwa secara finansial investasi
usaha perkebunan rambutan layak untuk dilakukan.
ABSTRACT
This study aims to determine the feasibility of rambutan plantation investment in Jungkal Village,
Lampihong Subdistrict, Balangan Regency, seen from non-financial aspects, namely market aspects,
technical aspects, management aspects, and financial aspects. The study was conducted in Jungkal
Village, Lampihong District. The research method used was the census method where as many as 20
rambutan garden business owners were made respondents. Data collection was conducted from May -
August 2014. Analysis of financial aspects used investment criteria consisting of Net Present Value
(NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B / C), and payback period. The results
of research obtained from non-financial aspects show that the investment in rambutan plantation is
feasible, it is shown that the market potential is quite high, the location of the plantation business that
supports the success of the business, and the work plan in its management can be done by taking into
account existing conditions. From the financial aspects of the rambutan plantation business investment in
Jungkal Village, it is feasible to show the Net Present Vlue (NPV) of Rp134,646,379, - the value of the
Internal Rate of Return (IRR) is greater than the discount rate of 30.01%. Net B / C is 4.50, and the
payback period is 8 years 11 months 26 days, this shows that financially the investment in rambutan
plantation is feasible.
Menjawab tujuan yang kedua jika terjadi kerontokan buah yang telah
dilakukan analisis pada aspek finansial. diikat (1-2 butir buah rambutan), jumlah
Kriteria investasi yang digunakan adalah Net buah rambutan tidak kurang dari 10 butir
Present Value (NPV), Internal Rate of perikat. Selain dipasarkan dalam bentuk
Return (IRR), Net Benefit Cost Rasio (Net buah segar, buah rambutan juga bisa
B/C), dan payback period. dipasarkan dalam bentuk buah olahan
seperti menjadi manisan, jus, selai, dan buah
HASIL DAN PEMBAHASAN dalam sirup.
b. Strategi Harga
Hasil Harga rata-rata buah rambutan untuk
wilayah Kabupaten Balangan, Hulu Sungai
Analisis Aspek Non Finansial Utara, dan Tabalong adalah Rp 2.000,-
Analisis aspek-aspek non finansial /perikat dan untuk wilayah Samarinda
dalam penelitian ini dilihat dari aspek pasar, adalah Rp 4.000,-/perikat. Dan
aspek teknis dan aspek manajemen. diproyeksikan harga cenderung meningkat
seiring terjadinya inflasi.
Aspek Pasar c. Strategi lokasi
Potensi pasar buah rambutan terlihat Lokasi pemasaran buah rambutan
dari jumlah permintaan yang tetap tinggi segar berdasarkan produksi yang dihasilkan
dan diproyeksikan cenderung mengalami dibedakan menjadi dua bagian. Ketika
peningkatan. Hal ini terjadi akibat kesadaran produksi yang dihasilkan sedikit wilayah
gizi masyarakat, pendidikan, dan pemasaran adalah daerah sekitar, Pasar
kemampuan daya beli masyarakat. Lokasi Amuntai, Lampihong, Balangan, dan
pemasaran buah rambutan yaitu Lampihong, Tanjung. Sedangkan pada saat produksi
Amuntai, Tanjung, Barabai, dan Samarinda. yang dihasilkan banyak wilayah pemasaran
Diproyeksikan untuk penawaran adalah Kota Samarinda yaitu pasar Pagi,
dimasa yang akan datang akan berkurang, Sagiri, dan Balimbing. Selain wilayah
dikarenakan saat ini untuk produsen tersebut, pemasaran buah rambutan dapat
rambutan terutama yang ada di Kabupaten menjalin kerjasama dengan industri
Balangan dan diperkirakan juga untuk makanan dan minuman, serta ekspor.
daerah lainnya seperti Tanjung dan Barabai d. Strategi Promosi
produksi rambutan cenderung berkurang Promosi yang dilakukan dalam
karena kebun rambutan yang sudah ada pemasaran buah rambutan adalah dengan
telah lama dan produksi sudah berkurang memperkenalkan produk kepada rekan-
serta beberapa kebun rambutan telah diganti rekan, konsumen, industri pengolahan
dengan kebun karet dan tanaman semusim makanan dan minuman, serta dunia maya
lainnya. Saat ini sangat jarang ada petani melalui internet.
yang membuka kebun/perkebunan rambutan Berdasarkan aspek pasar tersebut
baru dan ini merupakan peluang bagi dapat disimpulkan bahwa diperkirakan
investor yang ingin mengusahakan usaha investasi perkebunan rambutan layak
perkebunan rambutan. diusahakan, karena potensi pasar yang
Dalam strategi pemasaran terdapat cukup tinggi.
strategi bauran pemasaran (marketing mix)
yaitu strategi produk, strategi harga, strategi Aspek teknis
lokasi, dan strategi promosi. 1. Lokasi usaha
a. Strategi Produk Lokasi usaha perkebunan rambutan
Produk yang dihasilkan pada terletak di lahan tegal Desa Jungkal RT. 04
perkebunan rambutan umumnya adalah Kecamatan Lampihong Kabupaten
buah rambutansegar. Buah rambutan Balangan. Lokasi ini menguntungkan karena
dipasarkan dalam bentuk segar 10-12 butir tanaman rambutan dapat tumbuh dengan
buah rambutan perikat. Pengikatan buah baik di lahan tersebut berdasarkan analisis
rambutan 12 butir perikat dilakukan agar pada tanaman rambutan yang pernah
68
Rawa Sains: Jurnal Sains STIPER Amuntai, Desember 2014, 4(2), 65-75. ISSN 2354-6379
Tabel 2. Proyeksi biaya investasi perkebunan rambutan di Desa Jungkal Kecamatan Lampihong
Net Present Value (NPV) Net Benefit Cost Rasio (Net B/C)
Dari hasil perhitungan dengan Dari hasi perhitungan dengan
menggunakan discount factor sebesar 13 % menggunakan discount factor 13 % sesuai
diperoleh Net Present Value (NPV) positif dengan tingkat suku bunga KUR BRI
sebesar Rp 134.646.379,-. Hasil ini diperoleh net benefit positif sebesar Rp
menunjukkan bahwa usaha investasi 173.096.805,- dan net benefit negatif
perkebunan rambutan di Desa Jungkal sebesar Rp 38.450.426,-. Jadi nilai Net B/C
Kecamatan Lampihong layak diusahakan. sebesar 4,50. Ini menunjukkan Net B/C >1,
berartiinvestasi menguntungkan/layak.
Internal Rate of Return
Usaha perkebunan rambutan pada Payback period
perhitungan dengan menggunakan tingkat Berdasarkan payback period suatu
suku bunga 30 % diperoleh nilai NPV usaha investasi perkebunan rambutan adalah
positif sebesar Rp 22.099,- dan pada tingkat layak bila payback period lebih pendek
suku bunga 31 % diperoleh NPV negatif daripada yang disyaratkan.Payback Period
sebesar Rp 2.323.134,-. untuk usaha investasi perkebunan rambutan
Nilai IRR yang dihasilkan lebih besar adalah selama 8 tahun 11 bulan 26 hari.
dari tingkat discount rate yaitu sebesar
30,01 %. Pada tingkat suku bunga 30,01 % Pembahasan
ini NPV adalah sebesar nol (0).
Analisis Aspek Non Finansial
72
Rawa Sains: Jurnal Sains STIPER Amuntai, Desember 2014, 4(2), 65-75. ISSN 2354-6379
Nilai IRR yang dihasilkan lebih besar perkebunan rambutan menggunakan modal
dari discount rate yaitu sebesar 30,01 %. pinjaman dengan tingkat suku bunga hingga
Ini berarti usaha perkebunan rambutan di 30 % masih layak dilaksanakan dengan
Desa Jungkal Kecamatan Lampihong layak NPV sebesar Rp 22.099,-, dan jika lebih dari
diusahakan jika menggunakan modal dari 30,01% maka usaha perkebunan rambutan
KUR BRI dengan suku bunga 13 % ini tidak layak.
pertahun.
Pada tingkat suku bunga 30,01 % ini Net Benefit Cost Rasio (Net B/C)
NPV adalah sebesar nol (0). Apabila usaha Dari hasil perhitungan dengan menggunakan
75
Miranda Romully B.R. Sitanggang & Norhalimah, Analisis kelayakan investasi…
discount factor 13 % diperoleh Net B/C diproyeksikan adalah layak dilakukan. Hal
sebesar 4,50. Ini menunjukkan Net B/C >1, ini ditunjukkan pada potensi pasar yang
berarti investasi perkebunan rambutan di cukup tinggi, lokasi usaha perkebunan yang
Desa Jungkal Kecamatan Lampihong menunjang keberhasilan usaha, dan rencana
Kabupaten Balangan menguntungkan/layak. kerja dalam manajemennya dapat dilakukan
Semakin besar nilai Net B/C keuntungan dengan memperhatikan kondisi yang ada.
juga akan semakin besar. Analisis kelayakan finansial menunjukkan
bahwa investasi usaha perkebunan rambutan
Payback Period di Desa Jungkal adalah layak dilakukan. Hal
Berdasarkan payback period suatu ini ditunjukkan oleh hasil kriteria investasi
usaha investasi perkebunan rambutan adalah Net Present Value (NPV) sebesar Rp
layak bila payback period lebih pendek dari 134.646.379,-, nilai Internal Rate of
pada yang disyaratkan. Payback Return(IRR) yang dihasilkan lebih besar
Perioduntuk usaha investasi perkebunan dari tingkat discount rate yaitu sebesar
rambutan adalah selama 8 tahun 11 bulan 26 30,01 %, Net B/C sebesar 4,50, dan Payback
hari, ini artinya usaha perkebunan rambutan Period selama 8 tahun 11 bulan 26 hari.
di Desa Jungkal Kecamatan Lampihong
layak dilaksanakan. Jika perkebunan DAFTAR PUSTAKA
rambutan dapat dilakukan lebih baik lagi,
maka payback period lebih cepat dari 8 Ditjen Hortikultura. 2013. RKT Ditjen
tahun 11 bulan 26 hari dan sebaliknya jika Hortikultura 2013. Jakarta.
perkebunan rambutan tidak dilakukan
dengan baik payback period akan lebih Kasmir dan Jakfar. 2004. Studi Kelayakan
lama. Bisnis. Jakarta: Kencana
KESIMPULAN
Soedaryo, Areif Prahasta. 2009.
Kelayakan investasi usaha perkebunan Agribisnis Rambutan. CV. Pustaka
rambutan di Desa Jungkal Kecamatan Grafitika. Bandung.
Lampihong Kabupaten Balangan jika dilihat
dari aspek non finansial yaitu aspek pasar, Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis.
aspek teknis, dan aspek manajemen Andi. Yogyakarta.