Anda di halaman 1dari 18

No.

Dokumen : GST–SOP–HSE–44 Revisi :


Edisi : Tgl. Revisi :
Tgl. Efektif : Halaman : 1 of 18
Pemilik SOP : Departemen HSE

STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP)


SANITASI DAN HIGIENE

PT PUTRA PERKASA ABADI


NAMA PENERIMA DOKUMEN :

NO. SALINAN DOKUMEN :

STATUS DOKUMEN :

ASLI SALINAN TIDAK TERKENDALI

SALINAN TERKENDALI KADALUARSA

DIBUAT OLEH, DIKETAHUI OLEH, DISETUJUI OLEH,

ADI WIDODO ELY SANDI YUDHA BUDIONO PANGESTU


HSE OFFICER DOCUMENT CONTROL MANAGEMENT
No. Dokumen : GST–SOP–HSE–44 Revisi :
Edisi : Tgl. Revisi :
Tgl. Efektif : Halaman : 2 of 18
Pemilik SOP : Departemen HSE

STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP)


SANITASI DAN HIGIENE

CATATAN REVISI

NO HALAMAN URAIAN REVISI TANGGAL PARAF

1 1 Perubahan pengesahan dokumen oleh


personel yang berwenang

2 3 Penambahan referensi berdasarkan ISO


45001:2018, Kepmen ESDM No. 1827
Tahun 2018 dan perubahan penomoran
dokumen
No. Dokumen : GST–SOP–HSE–44 Revisi :
Edisi : Tgl. Revisi :
Tgl. Efektif : Halaman : 3 of 18
Pemilik SOP : Departemen HSE

STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP)


SANITASI DAN HIGIENE

A. TUJUAN
Prosedur ini bertujuan untuk menyiapkan standar minimal dari higienitas sanitasi
dari fasilitas yang ada di site, diantaranya namun tersebut tidak terbatas pada:
bangunan, dinding, lantai, pintu, jendela, dapur, ruang makan, pengelolaan
makanan, air bersih, air minum, yang diimplementasikan di area kerja PT. Grogol
Sarana Transjaya.

B. RUANG LINGKUP
Prosedur ini dipergunakan dalam rangka penerapan sistem manajemen terintegrasi
K3MLM yang diimplementasikan di seluruh lingkungan PT. Grogol Sarana Transjaya.
C. REFERENSI
1. UU No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. PP No. 50 tahun 2012 Tentang Sistem Manajemen K3.
3. Permen No. 5 Tahun 2008 Tentang K3 Lingkungan Kerja.
4. Kepmenkes RI No. 715 Tahun 2003 Tentang Persyaratan Higiene dan Sanitasi
Jasaboga.
5. ISO 9001:2015 Tentang Sistem Manajemen Mutu.
6. ISO 14001:2015 Tentang Sistem Manajemen Lingkungan.
7. ISO 45001:2015 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan Kerja.

D. DEFINISI
1. Higiene adalah Usaha Kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannya
kepada usaha kesehatan individu maupun usaha pribadi hidup manusia.
2. Sanitasi adalah usaha kesehatan Preventif yang menitikberatkan kegiatan
kepada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.
3. Hygiene Sanitasi Fasilitas adalah upaya untuk mengendalikan faktor tempat,
perlengkapan, sarana, dan semua fasilitas yang dapat atau mungkin dapat
menimbulkan penyakit/gangguan kesehatan karyawan.
4. Jasaboga adalah perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan
pengelolaan makanan yang disajikan di luar tempat usaha atas dasar pesanan.
No. Dokumen : GST–SOP–HSE–44 Revisi :
Edisi : Tgl. Revisi :
Tgl. Efektif : Halaman : 4 of 18
Pemilik SOP : Departemen HSE

STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP)


SANITASI DAN HIGIENE

5. Pengolahan adalah kegiatan yang meliputi penerimaan bahan mentah atau


makanan terolah, pembuatan, pengubahan bentuk, pengemasan dan
pewadahan.
6. Bahan makanan adalah semua bahan baik terolah maupun tidak, termasuk
bahan tambahan makanan.
7. Hygiene sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikan faktor
makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat
menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan
8. Makanan jadi adalah makanan yang telah diolah jasaboga yang langsung
disajikan.
9. Persyaratan Hygiene Sanitasi adalah ketentuan-ketentuan teknis kesehatan
yang ditetapkan terhadap produk jasaboga dan perlengkapannya yang meliputi
persyaratan bakteriologis, kimia dan fisika.
10. Penjamah makanan adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan
makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan,
pengangkutan sampai dengan penyajian.
11. Pengujian adalah pemeriksaan dan analisa yang dilakukan di laboratorium
terhadap contoh-contoh makanan dan specimen.
12. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat di minum apabila telah di
masak.
13. Sampah adalah makanan, bahan makanan, kandungan makanan, bahan
makanan yang dalam kemasan, dan lain-lain yang tidak dapat digunakan lagi
dan seharusnya dibuang.

E. AKTIFITAS & TANGGUNG JAWAB

Dokumen/
No Aktifitas catatan PIC
1. Ketentuan umum Higiene Sanitasi Bangunan
Kantor
a. Halaman : Bersih, tertata rapi, rata, tidak
becek, cukup luas untuk lalulintas orang dan
barang
b. Saluran air : Tertutup dan terbuat dari bahan
yang cukup kuat serta air buangan harus HRD & HSE
mengalir dan tidak boleh tergenang.
c. Gedung : Gedung dalam kondisi terpelihara
dan bersih, kuat dan kokoh strukturnya, dan
No. Dokumen : GST–SOP–HSE–44 Revisi :
Edisi : Tgl. Revisi :
Tgl. Efektif : Halaman : 5 of 18
Pemilik SOP : Departemen HSE

STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP)


SANITASI DAN HIGIENE

cukup luas sehingga memberikan ruang gerak


paling sedikit 2 (dua) meter persegi per orang.
d. Dinding dan langit-langit : Kering ( tidak
lembab ), di cat dan mudah dibersihkan,
dilakukan pengecetan ulang paling sedikit 5
tahun sekali serta dibersihkan paling sedikit
satu tahun sekali.
e. Lantai : Terbuat dari bahan yang keras, tahan
air, tahan dari bahan kimia yang merusak,
serta datar, tidak licin, dan mudah dibersihkan.
f. Atap : Mampu memberikan perlindungan dari
panas matahari dan hujan, serta tidak bocor,
tidak berlubang dan tidak berjamur.
g. Bangunan bawah tanah : Mempunyai struktur
yang kuat, mempunyai system ventilasi udara,
mempunyai sumber pencahayaan, mempunyai
saluran pembuangan air yang mengalir
dengan baik dan bersih serta terawat dengan
baik.
h. Fasilitas kebersihan meliputi :
1) Toilet dan kelengkapannya :
a) Bersih dan tidak menimbulkan bau
b) Tidak ada lalat, nyamuk atau serangga
lainnya.
c) Tersedia saluran pembuangan air yang
mengalir dengan baik.
d) Tersedia air bersih
e) Terdapat pintu
f) Memiliki penerangan yang cukup
g) Memiliki sirkulasi udara yang baik
h) Dibersihkan setiap hari secara periodic
atau berkala
i) Dapat digunakan selama jam kerja.
2) Kelengkapan Fasilitas Toilet
1) Jamban, air bersih yang cukup, alat
pembilas
2) Tempat sampah, tempat cuci tangan,
dan sabun.
3) Penempatan Toilet terpisah antara laki-laki
dan perempuan dan penyandang cacat,
serta diberikan tanda yang jelas.
No. Dokumen : GST–SOP–HSE–44 Revisi :
Edisi : Tgl. Revisi :
Tgl. Efektif : Halaman : 6 of 18
Pemilik SOP : Departemen HSE

STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP)


SANITASI DAN HIGIENE

4) Penyediaan kamar mandi


1) Bersih dan tidak menimbulkan bau
2) Tidak ada lalat, nyamuk atau serangga
lainnya.
3) Tersedia saluran pembuangan air yang
mengalir dengan baik.
4) Tersedia air bersih
5) Memiliki penerangan yang cukup
6) Memiliki sirkulasi udara yang baik HRD & HSE
7) Dibersihkan setiap hari secara periodic
atau berkala
8) Dapat digunakan selama jam kerja.
5) Kebutuhan Toilet berdasar jumlah
karyawan dalam satu shift kerja
1) Untuk 1 (satu) sampai 15 (lima belas)
orang = 1 (satu) toilet.
2) Untuk 16 (enam belas) sampai 30 (tiga
puluh) orang = 2 toilet.
3) Untuk 31 (tiga puluh satu) sampai 45
(empat puluh lima) = 3 toilet.
4) Untuk 46 (empat puluh enam) sampai
60 (enam puluh) orang = 4 toilet.
5) Untuk 61 (enam puluh satu) sampai 80
(delapan puluh) orang = 5 Toilet.
6) Untuk 81 (delapan puluh satu) sampai
100 (seratus) orang = 6 toilet.
7) Setiap penambahan 40 orang ditambah
1 jamban.
6) Dalam hal toilet laki-laki menyediakan
fasilitas peturasan, jumlah jamban tidak
boleh kurang dari 2/3 (dua per tiga) jumlah
jamban yang dipersyaratkan.
7) Dalam hal tempat kerja termasuk dalam
area kerja sementara, harus memenuhi
ketentuan paling sedikit sebagai berikut :
1) Untuk 1 (satu) sampai 19 (Sembilan
belas) orang = 1 (satu) Jamban.
2) Untuk 20 (dua puluh) sampai 199
(seratus Sembilan puluh Sembilan)
orang = 1 (satu) jamban dan satu
(satu) peturasan untuk setiap 40
No. Dokumen : GST–SOP–HSE–44 Revisi :
Edisi : Tgl. Revisi :
Tgl. Efektif : Halaman : 7 of 18
Pemilik SOP : Departemen HSE

STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP)


SANITASI DAN HIGIENE

(empat puluh) orang.


3) Untuk 200 (dua ratus) orang atau lebih
= 1 (satu) jamban dan 1 (satu)
peturasan untuk 50 (lima puluh) orang.
8) Ruang toilet paling sedikit berukuran
panjang 80 (delapan puluh) sentimeter, HRD & HSE
lebar 155 (seratus lima puluh lima)
sentimeter, dan tinggi 220 (dua ratus dua
puluh) sentimeter dengan lebar pintu 70
(tujuh puluh) sentimeter.
9) Ruang toilet untuk penyandang disabilitas
harus memenuhi persyaratan :
a) Panjang 152.5 (seratus lima puluh dua
koma lima) sentimeter
b) Lebar 227.5 (dua ratus dua puluh tuju
koma lima) sentimeter
c) Tinggi 240 (dua ratus empat puluh)
sentimeter
d) Mempunyai akses masuk dan keluar
yang mudah dilalui
e) Mempunyai luas ruang bebas yang
cukup untuk pengguna kursi roda
bermanuver 180 (seratus delapan
puluh) derajat
f) Lebar pintu masuk berukuran paling
sedikit 90 (Sembilan puluh) sentimeter
yang mudah di buka dan ditutup
g) Pintu toilet dilengkapi dengan plat
tending di bagian bawah pintu untuk
pengguna kursi roda dan penyandang
disabilitas netra.
h) Kemiringan lantai tidak lebih dari 7
(tujuh) persen; dan
i) Mempunyai pegangan rambat untuk
memudahkan pengguna kursi roda
berpindah dari kursi roda ke toilet atau
sebaliknya.
2. Persyaratan Higiene Sanitasi Bangunan
Pengolahannya dan Penyimpanan Makanan
a. Jarak bangunan pengolahan dan
penyimpanan makanan harus jauh minimal
500 m dari sumber pencemaran seperti
No. Dokumen : GST–SOP–HSE–44 Revisi :
Edisi : Tgl. Revisi :
Tgl. Efektif : Halaman : 8 of 18
Pemilik SOP : Departemen HSE

STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP)


SANITASI DAN HIGIENE

tempat sampah umum, wc umum, bengkel cat


dan sumber pencemaran lainnya.
b. Persyaratan Halaman Hygiene Sanitasi: HRD & HSE
1) Mempunyai papan nama perusahaan dan
nomor Izin Usaha serta Sertifikat Laik
Hygiene Sanitasi.
2) Halaman bersih, tidak banyak lalat dan
tersedia tempat sampah yang memenuhi
syarat hygiene sanitasi, tidak terdapat
tumpukan barangbarang yang dapat
menjadi sarang tikus.
3) Pembuangan air kotor (limbah dapur dan
kamar mandi) tidak menimbulkan sarang
serangga, jalan masuknya tikus dan
dipelihara kebersihannya serta dibuatkan
food trap.
4) Pembuangan air hujan lancar, tidak
menimbulkan genangan- genangan air dan
dibuatkan drainase permanen.

3. Persyaratan Kontruksi Higiene Sanitasi


a. Konstruksi selain kuat juga selalu dalam
keadaan bersih secara fisik dan bebas dari
barang-barang sisa atau bekas yang
ditempatkan sembarangan.
b. Permukaan lantai rapat air, halus, kelandaian
cukup, tidak licin dan mudah dibersihkan.
c. Permukaan dinding sebelah dalam halus,
kering / tidak menyerap air dan mudah
dibersihkan.
d. Bila permukaan dinding kena percikan air,
maka setinggi 2 (dua) meter dari lantai dilapisi
bahan kedap air yang permukaannya halus,
tidak menahan debu dan berwarna terang.
e. Bidang langit-langit harus menutup atap
bangunan.
f. Permukaan langit-langit tempat makanan HRD & HSE
dibuat, disimpan, diwadahi dan tempat
pencucian alat makanan maupun tempat cuci
tangan dibuat dari bahan yang permukaannya
rata mudah dibersihkan, tidak menyerap air
dan berwarna terang.
No. Dokumen : GST–SOP–HSE–44 Revisi :
Edisi : Tgl. Revisi :
Tgl. Efektif : Halaman : 9 of 18
Pemilik SOP : Departemen HSE

STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP)


SANITASI DAN HIGIENE

g. Tinggi langit-langit tidak kurang 2,4 meter diatas


lantai.
h. Pintu-pintu pada bangunan yang dipergunakan
untuk memasak harus membuka ke arah luar.
i. Jendela, pintu dan lubang ventilasi dimana
makanan diolah dilengkapi kassa yang dapat
dibuka dan dilepas
j. Semua pintu dari ruang tempat pengolahan
makanan dibuat menutup sendiri atau
dilengkapi peralatan anti lalat, seperti kassa,
tirai, pintu rangkap dan lain-lain.
k. Intensitas pencahayaan harus cukup untuk
dapat melakukan pemeriksaan dan
pembersihan serta melakukan pekerjaan-
pekerjaan secara efektif.
l. Di setiap ruangan tempat pengolahan
makanan dan tempat mencuci tangan
intensitas pencahayaan sedikitnya 10 fc (100
lux) pada titik 90 cm dari lantai.
m. Semua pencahayaan tidak boleh menimbulkan
silau dan distribusinya sedemikian sehingga
sejauh mungkin menghindarkan bayangan.
n. Cahaya terang dapat diketahui dengan alat
ukur lux meter (foot candle meter)

4. Persyaratan Higiene Sanitasi Ruangan


Pengolahan Makanan.
a. Luas untuk tempat pengolahan makanan harus
cukup untuk bekerja pada pekerjaannya dengan
mudah dan efisien agar menghindari
kemungkinan kontaminasi makanan dan
memudahkan pembersihan.
b. Luas lantai dapur yang bebas dari peralatan
sedikitnya 2 (dua) meter persegi untuk setiap
orang bekerja.
HRD & HSE
c. Ruang pengolahan makanan tidak boleh
berhubungan langsung dengan jamban,
peturasan dan kamar mandi.
d. Untuk fkegiatan pengolahan dilengkapi
sedikitnya meja kerja, lemari / tempat
penyimpanan bahan dan makanan jadi yang
terlindung dari gangguan tikus dan hewan
No. Dokumen : GST–SOP–HSE–44 Revisi :
Edisi : Tgl. Revisi :
Tgl. Efektif : Halaman : 10 of 18
Pemilik SOP : Departemen HSE

STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP)


SANITASI DAN HIGIENE

lainnya

5. Persyaratan Hygiene Sanitasi Fasilitas


Pencucian Peralatan dan Makanan.
a. Tempat cuci tangan diletakkan sedekat mungkin
dengan tempat bekerja. Pencucian peralatan
memasak, meja kerja, dan tempat sampah
dilakukan setiap setelah digunakan, dan harus
menggunakan bahan pembersih
kuman/deterjen. Untuk peralatan memasak
harus dibilas dengan larutan kaporit 50-100
ppm atau air panas 80 derajat C selama 2 menit
b. Pencucian bahan makanan yang tidak dimasak
harus menggunakan larutan kalium
permanganate 0,02% atau dalam rendaman air HRD & HSE
mendidih dalm beberapa detik.
c. Peralatan dan bahan makanan yang telah
dibersihkan disimpan dalam tempat yang
terlindung dari kemungkinan pencemaran –
pencemaran oleh tikus dan hewan lainnya.
d. Tersedia tempat cuci tangan di dalam bangunan
yang terpisah dengan tempat cuci peralatan
maupun bahan makanan yang dilengkapi
dengan air kran, saluran pembuangan tertutup,
bak penampungan, sabun dan pengering.
e. Tempat penyimpanan bahan makanan harus
terpisah antara bahan makanan yang mudah
rusak dan bahan makan kering.
f. Persyaratan Hygine sanitasi fasilitas cuci
tangan.Setiap ruangan pengolahan makanan
harus dilengkapi dengan 1.

6. Persyaratan Hygiene Sanitasi Karyawan


Pengolah Makanan / Karyawan Lain Selama di
Dapur / Gudang Makanan / Kantin dan Teknik
Mencuci Tangan.
a. Memiliki sertifikat hygiene sanitasi makanan
(HACCP, NFH, dll).
b. berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat
keterangan dokter.
c. Setiap karyawan harus memiliki buku
pemeriksaan kesehatan yang berlaku (MCU)
No. Dokumen : GST–SOP–HSE–44 Revisi :
Edisi : Tgl. Revisi :
Tgl. Efektif : Halaman : 11 of 18
Pemilik SOP : Departemen HSE

STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP)


SANITASI DAN HIGIENE

d. Tidak merokok di daerah penyimpanan


makanan,
e. kuku harus pendek dan bersih
f. Hindari menyentuh hidung, mulut, rambut, dan
kulit selama menyiapkan makanan. HRD & HSE
g. Cuci tangan setelah mengeluarkan kotoran
dari hidung,
h. Tidak mengidap penyakit menular seperti flu,
batuk, pilek, typhus, tbc dan lain-lain atau
pembawa kuman (carrier).
i. Hindari menggunakan sapu tangan, gunakan
tissue sekali pakai,
j. Hindari menggunakan parfum yang baunya
menyengat,
k. Tidak makan atau mengunyah permen di
dapur /gudang makanan,
l. Tutup semua luka dengan menggunakan
perekat luka anti air yang berwarna terang,
m. Jika ada luka ditangan, pakailah sarung
tangan sekali pakai, gantilah perekat luka
secara teratur.
n. Tidak mengunakan peralatan dan fasilitas
yang bukan untuk keperluannya.
o. Selalu mencuci tangan sebelum bekerja atau
setelah keluar dari kamar kecil.
p. Selalu memakia pakaian kerja dan pakaian
pelindung dengan benar.
q. Memakai pakaian kerja yang bersih dan
khusus untuk di dalam ruangan,
r. Pengurus makana harus mencuci tangan
sebelum : bekerja, mengurus makanan dan
peralatan.
s. Pengurus makanan harus mencuci tangan
setelah : menggunakan toilet, mengurus
makanan busuk, batuk, bersin, makan, minum,
merokok, menjilat jari, setelah istirahat,
menyentuh jerawat/ luka, mengurus sampah,
bertugas membersihkan alat / area mengganti
baju yang terkena kotoran , menyentuh
telinga / hidung / rambut, mengurus hewan,
atau pekerjaan yang tidak higienis lainnya.
No. Dokumen : GST–SOP–HSE–44 Revisi :
Edisi : Tgl. Revisi :
Tgl. Efektif : Halaman : 12 of 18
Pemilik SOP : Departemen HSE

STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP)


SANITASI DAN HIGIENE

t. Semua karyawan yang terlibat dalam


pengolahan makanan harus menggunakan :
clemek/apron, tutup rambut, dan sepatu dapur
untuk melindungi kontaminasi terhadap
makanan.
7. Persyaratan Hygiene Sanitasi Pengolahan
Makanan.
a. Teknik Mencuci Tangan yang Benar:
1) Basahi kedua tangan dengan air.
2) Tuang sabun di telapak tangan.
3) Gosok semua permukaan tangan (depan,
belakang, dan sela sela jari) minimal
selama 20 detik (pakailah sikat kuku jika
perlu).
HRD & HSE
4) Bilas dengan air bersih.
5) Keringkan tangan dengan tisu/pengering
tangan.
b. Semua kegiatan pengolahan makanan harus
dilakukan dengan cara terlindungi dan kontak
langsung dengan tubuh.
c. Perlindungan kontak langsung dengan
makanan dilakukan dengan:
1) Sarung tangan plastic sekali pakai.
2) Penjepit makanan.
3) Sendok garpu.
d. Untuk melindungi kontaminasi terhadap
makanan digunakan:
1) Celemek.
2) Tutup rambut.
3) Sepatu dapur.

8. Persyaratan Hygiene Sanitasi Penyimpanan


Makanan
a. Kulkas, lemari pembeku dan tempat
penyimpanan makanan/bahan makanan harus
dibersihkan minimal setiap seminggu (atau
sesuai kebutuhan) dengan sabun dan
pemberish kuman.
b. Penyimpanan bahan makanan harus
menggunakan system FIFO (First in first out).
c. Penumpukan barang di rak tidak boleh melebihi
kapasitas rak suhu di dalam kulkas, lemari
No. Dokumen : GST–SOP–HSE–44 Revisi :
Edisi : Tgl. Revisi :
Tgl. Efektif : Halaman : 13 of 18
Pemilik SOP : Departemen HSE

STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP)


SANITASI DAN HIGIENE

pembeku dan tempat penyimpanan makanan HRD


harus dikontrol secara rutin dengan
menggunakan formulir catatan temperatur.
d. Formulir catatan temperatur dari masing-masing
alat penyimpanan harus digantungkan pada
peralatan tersebut,dan diisi secara rutin.
e. Suhu di dalam kulkas, lemari pembeku, dan
tempat peyimpanan makanan harus sesuai
dengan standar peruntukannya.
f. Persyaratan penyimpanan bahan makanan
(bahan mentah):

Jenis Bahan Digunakan


makanan untuk
<3 hari < 1 minggu > 1minggu
o o
Daging Ikan, -5 s/d 0 C -10º s/d -5 Di bawah
uadang dan C -10o C
olahannya
Telur, susu 5 s/d 7o C -5º s/d 0o Di bawah
dan C -5o C
olahannya
Sayur, buah 10o C 10o C 10o C
dan minuman
Tepung dan 25o C 25o C 25o C
biji

g. Persyaratan umum penyimpanan bahan


makanan (non bahan mentah) adalah:
1) Persyaratan Hygiene makanan yang
dikemas :
a) Mempunyai label dan merk.
b) Terdaftar dan mempunyai nomor daftar.
c) Kemasan tidak rusak/pecah atau
kembung
d) Belum kadaluwarsa.
e) Kemasan digunakan hanya untuk satu kali
penggunaan.
2) Persyaratan Hygiene makanan yang tidak
dikemas :
a) Baru dan segar
No. Dokumen : GST–SOP–HSE–44 Revisi :
Edisi : Tgl. Revisi :
Tgl. Efektif : Halaman : 14 of 18
Pemilik SOP : Departemen HSE

STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP)


SANITASI DAN HIGIENE

b) Tidak basi, busuk, rusak atau berjamur


c) Tidak mengandung bahan yang dilarang
(Halal)
3) Persyaratan Hygiene Makanan jadi
a) Makanan tidak rusak, busuk atau basi
yang ditandai dari rasa, bau, berlendir,
berubah warna, berjamur, berubah aroma
atau adanya pengotoran lain.
b) Memenuhi persyaratan bakteriologis
berdasarkan ketentuan yang berlaku.
h. Semua kegiatan pengolahan makanan harus
dilakukan dengan cara terlindung dari kontak
langsung dengan tubuh, misalnya dengan
sarung tangan plastik sekali pakai, penjepit
makanan, atau sendok garpu.
i. Persyaratan penyimpanan makan terolah
kemasan harus tertutup dan disimpan dalam
suhu sekitar 10º C.
j. Persyaratan penyimpanan makanan jadi adalah
:
1) Terlindung dari debu, bahan kimia
berbahaya serangga, dan hewan.
2) Makanan cepat busuk untuk penggunakan
dalam waktu cukup lama (≥ 6 jam) di
simpan dalam suhu (-5) sampai (-1)°C.
3) Makanan cepat busuk harus di simpan
dalam suhu panas panas di atas 65.5 °C
atau dalam suhu dingin di bawah 4 °C

9. Persyaratan Higiene Sanitasi Pengolahan


Makanan
a. Bahan makanan yang akan diolah (terutama
daging, susu, telur, ikan, udang, dan sayuran)
harus baik, segar, dan tidak rusak atau berubah
bentuk/warna/rasa, sebaiknya berasal dari
tempat resmi yang diawasi. HRD
b. Bahan terolah yang dikemas, bahan tambahan
dan bahan penolong belum kadaluwarsa.
c. Semua makanan dan bahan makanan yang
diolah atau digunakan oleh pengelola jasaboga
harus tercatat dalam catatan pembelian bahan
makanan.
No. Dokumen : GST–SOP–HSE–44 Revisi :
Edisi : Tgl. Revisi :
Tgl. Efektif : Halaman : 15 of 18
Pemilik SOP : Departemen HSE

STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP)


SANITASI DAN HIGIENE

10. Persyaratan Higiene Air Bersih


a. Air bersih harus tersedia cukup untuk kegiatan
penyelenggara jasaboga.
b. Kualitas air bersih harus memenuhi syarat
sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan.
c. Air bersih yang diproduksi dari instalasi air
bersih (water treatment) wajib dilakukan HRD & HSE
pemeriksaan laboratorium dinas kesehatan
setiap 3 bulan sekali (dalam keadaan normal)
atau sewaktu waktu (apabila diduga adanya
pencemaran air) di laboratorium dinas
kesehatan kabupaten/provinsi atau laboratorium
lain yang ditunjuk oleh DepKes RI.
11. Pengendalian Air Minum
a. GA Departemen site bertanggung jawab dalam
pengelolaan air minum. Pengelolaan ini meliputi
proses pembelian, pemasakan, proses
pendistribusian, penyimpanan atau pengkajian,
dan perawatan atau kebersihan prasarana air
minum.
b. Departemen GA site bertanggung jawab untuk
melakukan pemeriksaan terhadap kualitas air
minum buatan sendiri sekali dalam sebulan
(dalam keadaan normal) atau sewaktu-waktu
(jika diduga adanya pencemaran air minum).
c. Pemeriksaan kualitas air minum dapat dilakukan
di laboratorium Dinas Kesehatan
Kabupaten/Provinsi, atau laoratorium lain yang
ditunjuk oleh Departemen Kesehatan RI.
d. Persyaratan penyimpanan/pengkajian air
minum di dalam dispenser :
1) Dispenser harus diletakkan pada tempat
bersuhu udara normal, di ruang tertutup agar HRD
tidak terkontaminasi oleh debu, kotoran lain
dan sinar matahari langsung, lingkungan
sekitar harus kering dan basah.
2) Badan dispenser harus dibersihkan minimal
seminggu sekali.
3) Tabung galon air minum diisi ulang oleh
pabrik produksinya.
4) Dilarang mengisi ulang tabung galon air
minum sendiri atau pada jasa pengisi ulang
No. Dokumen : GST–SOP–HSE–44 Revisi :
Edisi : Tgl. Revisi :
Tgl. Efektif : Halaman : 16 of 18
Pemilik SOP : Departemen HSE

STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP)


SANITASI DAN HIGIENE

air minum (kecuali disi oleh pabrik


pembuatannya).
5) Bersihkan mulut dispenser dan tabung galon
air minum. dengan tissue desinfektan
sebelum mengganti dengan tabung galon
baru.
e. Persyaratan penyimpanan/pengkajian air
minum di dalam Drum air minum:
1) Drum harus diletakkan pada tempat bersuhu
udara normal, tertutup agar tidak
terkontaminasi oleh debu, kotoran lain dan
sinar matahari langsung, lingkungan sekitar
harus kering dan bersih.
2) Spesifikasi drum yang diizinkan untuk
penyimpanan air minum :
a) Terbuat dari logam atau bahan lain yang
tahan panas dan tidak
bereaksi/mengeluarkan logam berat
berbahaya seperti (Pb, As, Cu, Zn, Cd,
Stiblum.)
b) Dilengkapi dengan keran pengeluaran.
c) Dilengkapi dengan lubang pengisian yang
cukup lebar untuk keperluan pencucian
permukaan bagian dalam.
d) Lubang pengisian harus selalu dalam
kondisi tertutup (jika tidak sedang diisi
atau dicuci).
e) Permukaan drum (permukaan luar dan
dalam) harus dicuci minimal seminggu
sekali.

12. Ketentuan Umum Perusahaan Jasaboga


a. PJO harus memastikan bahwa perusahaan
jasaboga /pengelola katering yang digunakan
oleh site berkualifikasi baik dan memenuhi
persyaratan perundang-undangan.
b. Persyaratan perundang-undangan minimal
yang harus dipenuhi oleh perusahaan jasaboga
/ pengelola katering adalah :
1) Memiliki izin usaha yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Daerah (kabupaten atau Kota)
atau Pusat.
No. Dokumen : GST–SOP–HSE–44 Revisi :
Edisi : Tgl. Revisi :
Tgl. Efektif : Halaman : 17 of 18
Pemilik SOP : Departemen HSE

STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP)


SANITASI DAN HIGIENE

2) Memiliki sertifikat Hygiene sanitasi yang


dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota / Pusat.
3) Memiliki minimal satu orang yang mempunyai HRD
pengetahuan dan telah mengikuti kursus
pelatihan (dengan dibuktikansertifikat)
Hygiene sanitasi makanan (HACCP).
4) Semua karyawan yang terkait dengan
pengelolaan makanan harus memiliki
Sertifikat Kursus / Pelatihan Penjamah
Makanan.
5) Semua karyawan yang terkait dengan
pengelolaan makanan harus melakukan
pemeriksaan kesehatan (MCU) secara
berkala minimal 2 (dua) kali dalam satu
tahun.
6) Semua karyawan yang terkait dengan
pengelolaan makanan harus dalam keadaan
sehat, tidak terjangkit penyakit menular.
7) Pengelolaan makanan harus memenuhi
persyaratan Hygiene sanitasi pengelolaan,
penyimpanan, dan pengangkutan makanan.
8) Penanggung jawab jasaboga yang menerima
laporan atau mengetahui adanya kejadian
keracunan atau kematian yang diduga
berasal dari makanan yang diproduksinya
wajib melaporkan kepada SHE Site dan
Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota setempat
guna dilakukan langkah langkah
penanggulangan
9) Pengelolaan makanan yang dilakukan oleh
jasaboga harus memenuhi Persyaratan
Hygiene Sanitasi pengolahan, penyimpanan
dan pengangkutan.
10) Setiap pengelolaan makanan yang dilakukan
oleh jasaboga harus memenuhi persyaratan
teknis pengolahan makanan.
11) Peralatan yang digunakan untuk pengolahan
dan penyajian makanan harus tidak
menimbulkan gangguan terhadap kesehatan
secara langsung atau tidak langsung.
No. Dokumen : GST–SOP–HSE–44 Revisi :
Edisi : Tgl. Revisi :
Tgl. Efektif : Halaman : 18 of 18
Pemilik SOP : Departemen HSE

STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP)


SANITASI DAN HIGIENE

12) Penyimpanan bahan makanan dan makanan


jadi harus memenuhi persyaratan Hygiene
Sanitasi penyimpanan makanan.
13) Pengangkutan makanan harus memenuhi
persyaratan teknis Hygiene Sanitasi
Pengangkutan makanan

F. DOKUMENTASI
Prosedur ini terdokumentasi dalam bentuk berkas cetakan (print out) dan file-
file komputer yang disimpan dalam hard disk komputer (HSE Departemen)

Anda mungkin juga menyukai