Kti Revisi Terussssssssssss
Kti Revisi Terussssssssssss
Disusun oleh :
Amelia Nurmaulidia
CK118004
HALAMAN PERSETUJUAN
TAHUN 2021
PROPOSAL
Disusun Oleh :
Amelia Nurmaulidia
CK118004
Pada tanggal :
Pembimbing 1 Pembimbing II
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
berkah, rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, karena atas karunia dan kehendak-Nya penulis
Proposal Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan Terintegrasi Dalam Kehamilan,
Persalinan, Nifas, KB, dan Bayi Baru Lahir Dengan Pemberian Aromaterapi Lavender Pada Ibu
Hamil Trimester III Untuk Mengurangi Kecemasan Menghadapi Persalinan Di UPT Puskesmas
Ibrahim Adjie” yang disusun untuk memperoleh temuan mengenai efektivitas pemberian
aromaterapi lavender dalam mengurangi kecemasan pada ibu hamil trimester III.
Proposal Tugas Akhir ini dengan harapan dapat bermanfaat serta menjadi sumbangan yang
berarti bagi kemajuan dunia pendidikan. Namun apabila masih terdapat kekurangan, dengan
segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
Akhirnya penulis berharap karya tulis ilmiah ini dapat memenuhi harapan semua
pihak. Terimakasih.
Amelia Nurmaulidia
ii
Daftar isi
Contents
ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI DALAM KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, KB, DAN BAYI BARU
LAHIR DENGAN PEMBERIAN AROMATERAPI LAVENDER PADA IBU HAMIL TRIMESTER III UNTUK
MENGURANGI KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN......................................................................1
DI UPT PUSKESMAS IBRAHIM ADJIE......................................................................................................1
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
Daftar isi................................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI DALAM KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, KB, DAN BAYI BARU
LAHIR DENGAN PEMBERIAN AROMATERAPI LAVENDER PADA IBU HAMIL TRIMESTER III UNTUK
MENGURANGI KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN DI UPT PUSKESMAS IBRAHIM ADJIE..........44
Kajdy et al. (2020). Risk factors for anxiety and depression among pregnant women during the
COVID-19 pandemic: A web-based cross-sectional survey. Available From:.....................................53
researchgate.net/publication/343191077_Risk_factors_for_anxiety_and_depression_among_pregnant
_women_during_the_COVID-19_pandemic_A_web-based_cross-sectional_survey..........................53
Karlina, Sisca Dewi; Reksohusodo, Subandi; Widayati, Aris. (2014). Pengaruh Pemberian
Aromaterapi Lavender secara Inhalasi terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Persalinan
Fisiologis pada Primipara Inpartu Kala I Fase Aktif di BPM Fetty Fathiyah Kota Mataram,
Universitas Brawijaya, Malang Jawa Timur........................................................................................53
Kartono, K. (2002). Psikologi Wanita: Mengenal Wanita Sebagai Ibu Dan Nenek, , Jilid 2, Mandar
Maju, Bandung....................................................................................................................................53
Kementerian Kesehatan RI. (2016). INFODATIN Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan
RI Situasi Balita Pendek. Jakarta Selatan............................................................................................53
Kumalasari I. (2015). Perawatan Antenatal, Intranatal, Postnatal Bayi Baru Lahir dan Konsepsi.
Salemba Medika. Jakarta Selatan........................................................................................................53
Lovibond, S.H. & Lovibond, P.F. (1995). Manual for the depression anxiety & stress scales. 2nd
Edition. Sydney: Psychology Foundation............................................................................................54
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
perjuangan. Fase ini sangat rentan dengan adanya gangguan psikologi pada ibu, baik saat
pandemi maupun tidak. Hal yang paling mungkin terjadi yaitu kecemasan. Kecemasan
merupakan rasa khawatir, gugup, atau gelisah tentang sesuatu dengan hasil yang belum tentu
pasti dan bisa berpengaruh, menyertai, serta menyebabkan depresi (Kajdy et al., 2020).
adalah salah satu emosi negatif yang paling umum selama masa kehamilan, terutama
umumnya terjadi pada saat trimester ketiga (Silva et al., 2017). Sebenarnya, kecemasan
merupakan keadaan yang normal terjadi dalam berbagai keadaan, seperti pertumbuhan,
adanya perubahan dan pengalaman baru. (Mandagi, 2013) Kecemasan (anxiety) merupakan
perasaan takut yang tidak jelas penyebabnya dan tidak didukung oleh situasi yang ada
(Usman, 2016). Kecemasan tidak dapat dihindarkan dari kehidupan sehari-hari (Saseno,
2013). Kecemasan dapat dirasakan oleh setiap orang jika mengalami tekanan dan perasaan
mendalam yang menyebabkan masalah psikiatrik dan dapat berkembang dalam jangka waktu
Gangguan cemas ini bagian dari gangguan psikiatri yang paling sering dijumpai. Menurut
laporan The National Comorbidity Study, satu dari empat orang memenuhi kriteria diagnosis
untuk setidaknya satu gangguan kecemasan. Gejala cemas yang timbul berbeda-beda pada
setiap individu. Gelaja cemas dapat berupa gelisah, pusing, jantung berdebar, gemetaran, dan
Salah satu sumber stressor kecemasan adalah kehamilan, terutama pada ibu hamil yang
labil jiwanya. (Usman, 2016). Pada umumnya, seorang ibu yang mengalami kehamilan untuk
pertama kalinya akan merasa senang dan semakin penasaran terhadap perubahan diri dan
1
perkembangan janin. Tetapi, di saat yang sama timbul pula rasa cemas dalam diri ibu hamil
(Shodiqoh, 2014).
Hasil penelitian oleh para pakar menunjukkan bahwa angka kecemasan pada ibu hamil
dalam menghadapi persalinan masih cukup tinggi. United Nations International Children’s
Emergency Fund (UNICEF) menyebutkan bukti ilmiah yang dikeluarkan oleh jurnal
Peddiatris pada tahun 2006 di dunia terungkap bahwa data ibu yang mengalami masalah
dalam persalinan sekitar 12.230.142 juta jiwa dan 30% diantaranya adalah kecemasan
(Siregar, 2015). Prevalensi tingkat kecemasan wanita hamil trimester III di Portugal 18,2%,
Bangladesh 29%. Sedangkan kejadian kecemasan dan atau depresi di Hongkong 54%, dan
Pakistan sebesar 70%. Di Indonesia terdapat 373.000.000 orang ibu hamil, yang mengalami
kecemasan dalam menghadapi persalinan ada sebanyak 107.000.000 orang (28,7%). Seluruh
populasi di Pulau Jawa terdapat 679.765 ibu hamil yang mengalami kecemasan dalam
Kecemasan meningkat menjelang persalinan terutama pada trimester III (Dorsinta & Dwi
2018). Kecemasan yang dialami ibu antara lain kecemasan terhadap persiapan persalinan
karena sudah trimester III sehingga ibu akan terlalu mempersalahkan kesehatan serta cemas
akan kondisi bayi. Munculnya kecemasan apabila bayi yang dilahirkan cacat jasmani
ataurohani, yang disebabkan oleh kesalahan atau dosa-dosa yang pernah dilakukan di masa
lampau (Kartono, 2002), kecemasan terhadap keguguran sehingga calon ibu akan terlalu
mempersalahkan kesehatan serta cemas akan kondisi bayi. Kecemasan lain akan
dirasakan calon ibu ketika kehamilannya mendekati waktu melahirkan, ini dikarenakan
perasaan tentang kondisi fisik (pinggul) terlalu sempit atau kecil sehingga muncul ketakutan
akan operasi Caesar atau dengan ekstraktor vacuum (Sinaga et. al., 2021).
2
Bagi ibu primigravida (ibu pertama kali hamil) kehamilan merupakan pengalaman
pertama kali dalam periode kehidupannya. Situasi tersebut dapat menyebabkan perubahan
drastis baik pada fisik ibu maupun psikologis (Bethsaida dan Pieter, 2013). Penelitian yang
dilakukan pada ibu primigravida 22,5% mengalami cemas ringan, 30% mengalami cemas
sedang, 27,5% cemas berat, dan 20% mengalami cemas sangat berat (Sarifah, 2016).
Dampak buruk dari kecemasan ibu hamil memicu terjadinya rangsangan kontraksi rahim.
Akibat dari kondisi tersebut dapat meningkatkan tekanan darah sehingga mampu memicu
terjadinya preeklamsi dan keguguran (Maharani, 2008 dalam Novriani, 2017). Kelahiran
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan bayi prematur juga merupakan dampak negatif dari
Ada banyak faktor- faktor yang dapat menjadi penyebab kecemasan pada ibu hamil.
Dukungan keluarga dan paritas berpengaruh pada tingkat kecemasan ibu hamil
(Susilowati Nunuk; Murti, Bhisma, 2012), komunikasi teraupetik juga berpengaruh terhadap
kecemasan ibu hamil (Novianti et al., 2019). Faktor lainnya yaitu, nyeri persalinan, keadaan
persalinan, dukungan dari lingkungan sosial serta latar belakang psikososial lain dari ibu
yang bersangkutan, seperti tingkat pendidikan, status perkawinan, kehamilan yang tidak
tindakan farmakologi dan non farmakologi. Tindakan farmakologi ini menggunakan obat-
obatan. Benzodiazepine, buspirone, dan antidepresan dapat menjadi terapi farmakologi untuk
berorientasi insight yang meliputi relaksasi, latihan pernapasan dan distraksi (Husny, 2009;
Asmadi, 2008; Tomb et all, 2003). Sementara tindakan non farmakologi lainnya menurut
3
Sinaga et al., (2021), dapat melalui terapi diantaranya: kelompok suportif, terapi relaksasi,
relaksasi otot progresif, relaksasi GIM (Guided Imagery And Music) dan aromaterapi
lavender. Teknik pernapasan diafragma, terapi musik klasik, senam hamil, terapi
murottal alqur’an, SEFT (spiritual emotional freedom technique) dan terapi benson
mengurangi stres/ kecemasan. Di negara-negara maju yang masyarakatnya sudah sadar akan
Rasa cemas bisa dipengaruhi oleh arti cemas yang dirasakan seseorang, persepsi cemas, dan
reaksi cemas yang merupakan respon seseorang terhadap cemas seperti ketakutan, gelisah,
menangis dan menjerit dan dapat juga dipengaruhi oleh kondisi sosial dan letak daerah.
mempunyai efek menenangkan jiwa sehingga dapat mengurangi stress / kecemasan. Lebih
lanjut lagi, terjadi penurunan tingkat kecemasan setelah diberi aromaterapi (Setiati et al.,
2019).
Aromaterapi adalah terapi yang menggunakan essential oil atau sari minyak murni untuk
serta menenangkan jiwa dan raga. Aromaterapi memiliki manfaat yang sangat beragam,
mulai dari pertolongan pertama sampai membangkitkan rasa gembira (Hutasoit, 2002).
Tea tree, Orange , Lime dan Mawar (Rose centifolia) (Kaina,2006 dalam Riadi,2020).
Sedangkan menurut (Hutasoit, 2002), Jenis aromaterapi yaitu cypress, lavender, basil, neroli,
juniper, ylang-ylang, dan marjoram. Namun, lavender terbukti menjadi salah satu
4
mempunyai sifat-sifat antikonvulsan, antidepresi, anxiolytic, dan bersifat menenangkan. Saat
ini penanganan yang sering digunakan untuk mengurangi rasa cemas sebagai terapi
komplementer yaitu aromaterapi dengan minyak essensial lavender (Azizah, 2020). Dan pada
menenangkan dan mengurangi rasa cemas dengan memengaruhi sistem limbik atau bagian
Aromaterapi dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan menggunakan oil
burner atau anglo pemanas, pijat, penghirupan, berendam pengolesan langsung pada tubuh.
Namun banyak yang berpendapat penghirupan menggunakan ultrasonic diffuser adalah yang
terbaik karena menyebarkan minyak atsiri tanpa menggunakan panas. Panas dapat merusak
senyawa kimia dalam minyak atsiri sehingga mengurangi manfaat terapeutiknya. Ultrasonic
diffuser bekerja dengan menggetarkan air sedemikian rupa sehingga menguap ke udara.
Karena sebelum digunakan essential oil harus dicampur dengan air, maka air akan turut
menguap. Ultrasonic diffuser menghasilkan uap tanpa panas, sehingga mampu menjaga
keampuhan minyak atsiri (Atsirich.com,2021). Secara ilmiah, reaksi yang terjadi karena
wewangian tadi mengirimkan sinyal tertentu pada bagian otak yang mengatur emosi kita
(Republika.co.id, 2017). Memberikan aromaterapi kepada ibu hamil dapat dilakukan dengan
cara penggunaan Ultrasonic diffuser. Alat diffuser dikatakan lebih efisien dikarenakan dapat
menyemprotkan semua molekul yang berbeda-beda pada waktu relatif bersamaan. Pemakaian
diffuser tidak akan membakar residu aromaterapi, Sehingga inhalasi menggunakan diffuser
sangat ideal untuk efek relaksasi (Price, 2000). Penggunaan aromaterapi dengan diffuser yaitu
tetes dalam 50 mL air dengan konsentrasi 2%. lalu dimasukkan ke dalam diffuser yang akan
5
dinyalakan selama kurang lebih 15 menit. Untuk intervensi yang dilakukan sebanyak 3 kali
Penelitian yang dilakukan Suprijati pada ibu hamil trimester III menyimpulkan
Aromaterapi terbukti efektif menurunkan kecemasan pada ibu hamil trimester III dalam
menghadapi persalinan. Penelitian yang dilakukan oleh (Sinaga dkk, 2021). Menyimpulkan
menjelang persalinan pada 60 responden ibu hamil di Bidan Praktik Mandiri YRH Kota
memiliki komponen utama berupa linalool dan linalyl asetat yang dapat memberikan efek
nyaman, tenang dan meningkatkan relaksasi. Salah satu aroma untuk aromaterapi yang
paling digemari adalah lavender. Berasal dari bunga levender yang berbentuk kecil dan
berwarna ungu serta memiliki efek memberikan rasa kantuk (sedatif), (Appleton, 2012 dalam
Dengan melihat latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti masalah tersebut di
UPT Puskesmas Ibrahim Adjie “Asuhan Kebidanan Terintegrasi Pada Kehamilan, Persalinan, Nifas,
Bayi Baru Lahir dan KB dengan Pemberian Aromaterapi Lavender Pada Ibu Hamil Trimester III
bagaimana “ Pengurangan Kecemasan Pada Ibu Hamil Trimester III Dalam Menghadapi Persalinan
sebagai berikut.
6
Untuk melakukan asuhan pada ibu bersalin dengan penggunaan inovasi aromaterapi
lavender
aromaterapi lavender
2. Untuk mengetahui tingkat kecemasan pada ibu hamil sesudah diberikan aromaterapi
lavender
aromaterapi lavender untuk menurunkan kecemasan ibu hamil trimester 3 dalam persiapan
menghadapi persalinan.
Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam upaya memberikan pelayanan kebidanan
Dapat memberikan informasi dan dasar untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut yang
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan waktu transisi, yakni suatu masa antara kehidupan sebelum
memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan nanti setelah anak
tersebut lahir (Sukarni dan Wahyu, 2013). Menurut Federasi Obstetri Ginekoloigi
Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa
dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Yulistiana, 2015: 81). Manuaba,
2012, mengemukakan kehamilan adalah proses mata rantai yang berkesinambungan dan
terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi
(implantasi) pada uterus,pembentukan placenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai
aterm (Sholic hah, Nanik, 2017: 79-80). Lebih lanjut Manuaba (2010) menambahkan bahwa
lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm (cukup bulan) yaitu sekitar 280 sampai
300 hari (Kumalasari. 2015: 1). Kehamilan merupakan masa yang dimulai dari konsepsi
sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari). Kehamilan ini dibagi atas 3 semester yaitu; kehamilan trimester pertama mulai 0-14
minggu, kehamilan trimester kedua mulai mulai 14-28 minggu, dan kehamilan trimester
ketiga mulai 28-42 minggu (Yuli, 2017).
Peneliti merangkum dari beberapa pengertian diatas bahwa, kehamilan adalah suatu
proses yang alami bagi wanita, dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin dengan rentang
waktu 280 hari (40 minggu/ 9 bulan 7 hari).
2. Proses Kehamilan
1) Fertilisasi
Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang mengandung ovum dibuahi
oleh sperma atau terjadi penyatuan ovum dan sperma. Penetrasi zona pelusida
memungkinkan terjadinya kontak antara spermatozoa dan membran oosit. Membran sel
germinal segera berfusi dan sel sperma berhenti bergerak. Tiga peristiwa penting terjadi
dalam oosit akibat peningkatan kadar kalsium intraseluler yang terjadi pada saat terjadi
fusi antara membran sperma dan sel telur. Ketiga peristiwa tersebut adalah blok primer
8
terhadap polispermia, reaksi kortikal dan blok sekunder terhadap polispermia. Setelah
masuk kedalam sel telur, sitoplasma sperma bercampur dengan sitoplasma sel telur dan
membran inti (nukleus) sperma pecah. Pronukleus laki-laki dan perempuan terbentuk
(zigot). Sekitar 24 jam setelah fertilisasi, kromosom memisahkan diri dan pembelahan sel
2) Nidasi
Pada umumnya nidasi terjadi di dinding depat atau belakang uterus, dekat pada fundus
uteri. Jika nidasi ini terjadi, barulah dapat disebut adanya kehamilan. Bila nidasi telah
terjadi, mulailah terjadi diferensiasi zigot menjadi morula kemudian blastula (Sukarni dan
Wahyu, 2013). Blastula akan membelah menjadi glastula dan akhirnya menjadi embrio
Fase awal kehamilan disebut trimester pertama yang dimulai dari konsepsi sampai
minggu ke-12 kehamilan. Pada fase ini, umumnya terjadi pengaruh hormonal dan
tubuh secara aktif melakukan penyesuian yang menimbulkan perubahan fisik maupun
psikologis ibu (Eniyati & Rahayu, 2017). Wanita yang hamil muda akan merasa mual,
muntah, pusing, meriang dan lemas (Azizah, 2015; Irianti et al., 2014; Nurhayati, 2018;
2. Trimester II
Pada kehamilan Trimester II, ibu hamil sering mengalami ketidaknyamanan, seperti
konstipasi, nyeri ulu hati, kaki bengkak, kram pada kaki, keputihan dan salah satu
ketidaknyamanan yang sering dialami ibu hamil adalah nyeri punggung. Nyeri punggung
bagian bawah sangat sering terjadi dalam kehamilan sehingga digambarkan sebagai
9
salahsatu gangguan/ ketidaknyamanan dalam kehamilan. Ketidaknyamanan yang lain
seperti sulit buang air besar, perut kembung dan heartburn dirasakan seimbang antara ya
3. Trimester III
Selama proses kehamilan itu berlangsung terjadi perubahan secara fisik yang dapat
menimbulkan ketidaknyamanan terutama trimester III seperti sering buang air kecil, sesak
nafas, nyeri punggung, nyeri ulu hati, konstipasi, insomnia, dispnea, ketidaknyamanan
pada perineum, kram otot betis, varises, edema pergelangan kaki, mudah lelah, kontraksi
Braxton hicks, mood yang tidak menentu, dan peningkatan kecemasan. Peningkatan berat
badan, peningkatan tinggi fundus uteri, dan pembesaran perut. Sehubungan dengan
perubahan perubahan yang terjadi diatas maka rasa stress/ kecemasan juga sering dialami
Kehamilan pada trimester ketiga sering disebut sebagai fase penantian dengan penuh
kewaspadaan. Pada periode ini ibu hamil mulai menyadari kehadiran bayi sebagai mahluk
yang terpisah sehingga dia menjadi tidak sabar dengan kehadiran seorang bayi. Ibu hamil
kembali merasakan ketidaknyamanan fisik karena merasa canggung, merasa dirinya tidak
menarik lagi. Sehingga dukungan dari pasangan sangat dibutuhkan. Peningkatan hasrat
seksual yang pada trimester ketiga menjadi menurun karena abdomen yang semakin
membesar menjadi halangan dalam berhubungan (Rustikayanti, 2016: 63). Kehamilan pada
trimester III berlangsung 13 minggu (minggu ke28 hingga ke-40) (Prawirohardjo, 2011).
10
1. Adaptasi psikologis kehamilan trimester III
Ibu hamil trimester III akan lebih berorientasi pada realitas untuk menjadi orang tua dan
menantikan kelahiran anaknya. Perhatian ibu hamil akan lebih mengarah pada keselamatan
dirinya dan bayinya. Ibu merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan dialami
pada saat persalinan. Ibu khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu, serta takut
1) Uterus
Kapasitas uterus pada kehamilan cukup bulan adalah lebih dari 4000 cc,
40 minggu, fundus uteri akan turun kembali ke 3 jari bawah procesus xifoideus oleh
kepala janin yang masuk kedalam rongga panggul (Bobak et al., 2005).
supaya distensi selama persalinan dengan memproduksi mukosa vagina yang tebal,
jaringan ikat longgar dan hipertrofi otot polos (Bobak et al., 2005).
3) Payudara
Saat kehamilan kolostrum dapat keluar dari payudara, tetapi belum dapat diproduksi.
badan selama kehamilan berdasarkan indeks masa tubuh yaitu IMT < 19,9
peningkatan berat badan yaitu 12,5-18 kg, IMT 19,8-26 peningkatan berat badan
11
yaitu 11,5-16 kg, IMT 26-29 peningkatan berat badan yaitu 7-11,5 kg, dan IMT > 29
5) Sistem pencernaan
Aliran darah ke panggul dan tekanan vena yang meningkat dapat mengakibatkan
hemoroid pada akhir kehamilan. Selain itu terjadi juga perubahan peristaltic dengan
6) Sistem perkemihan
Laju filtrasi glumerulus meningkat sampai 69%. Dinding saluran kemih dapat
tertekan oleh pembesaran uterus yang terjadi pada trimester I dan III. Wanita hamil
7) Sistem muskuloskeletal
tulang kurvatura spinalis. Pusat gravitasi bergeser ke depan sehingga ibu akan
8) Sistem pernapasan
Wanita hamil sering mengeluh sesak napas, disebabkan uterus semakin membesar
1. Pengertian Kecemasan
Kecemasan atau anxietas adalah rasa khawatir atau takut yang tidak jelas
kekuatan yang besar dalam menggerakan tingkah laku, baik tingkah laku normal
12
seseorang putus asa dan tidak berdaya sehingga mempengaruhi seluruh
oleh adanya ancaman, sehingga seseorang akan menghindar diri dan sebagainya
ditandai dengan istilah seperti kekhawatiran, keprihatinan, dan rasa takut yang
ketakutan yang tidak jelas dan gelisah, dan disertai respon otonom. Kecemasan
juga merupakan kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar berkaitan dengan
perasaan tidak pasti dan tidak berdaya (Stuart, 2016). Cemas adalah perasaan
tidak menyenangkan yang disebabkan oleh sumber yang tidak jelas/tidak spesifik
(Tarwoto, 2016).
reaksi takut beserta manisfestasi otonom dan endokrinnya tidak terjadi pada
yang memutuskan rasa takut masuknya sensorik aferent yang memicu respon
Sistem saraf otonom yang mengendalikan berbagai otot dan kelenjar tubuh.
Pada saat pikiran mengalami rasa takut, sistem saraf otonom menyebabkan tubuh
bereaksi secara mendalam, jantung berdetak lebih keras, nadi dan napas bergerak
13
meningkat, biji mata membesar, proses pencernaan dan yang berhubungan dengan
tubuh sehingga menjadi tegang dan selanjunya mengakibatkan tidak bisa tidur
(Pamungkas, 2016).
a. Respon fisiologis
darah meningkat atau menurun, rasa mau pingsan, dan denyut nadi
menurun.
terengah-engah.
tangan), gatal, rasa panas dan dingin pada kulit, wajah pucat, dan
14
b. Respon perilaku
Respon perilaku berupa gelisah, ketegangan fisik, tremor, gugup, bicara cepat,
a. Respon Kognitif
kehilangan kontrol, takut pada gambaran visual, takut cidera atau kematian.
b. Afektif
Responnya berupa mudah terganggu, tidak sabar, gelisah dan tegang, ketakutan,
dan gugup.
3. Tingkat Kecemasan
empat, yaitu:
3) Respon tingkah laku dan emosi seperti suara melemah, otot- otot wajah
15
1) Respon fisiologis seperti peningkatan ketegangan dalam batas toleransi,
meningkat.
masalah, fase yang baik untuk belajar, dapat fokus pada hal-hal yang
spesifik.
3) Respon tingkah laku dan emosi seperti perasaan tertantang dan perlu untuk
1) Respon fisiologis
mulut kering, ingin buang air kecil, hilang nafsu makan karena penurunan
2).Respon kognitif
1)Respon tingkah laku dan emosi seperti lapang personal meluas, aktifitas fisik
16
1) Respon fisiologis seperti pucat, dapat terjadi hipotensi, berespon terhadap
2).Respon kognitif seperti tidak terkontrol, gangguan berpikir secara logis, tidak
3) Respon tingkah laku dan emosi seperti perasaan marah, takut dan segan.
Tingkah laku menjadi tidak biasa seperti menangis dan menggigit. Suara
persalinan yakni :
a. Umur
Umur adalah usia individu yang terhitung dari mulai saat dilahirkan sampai
semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kuat seseorang akan lebih
seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari orang yang belum
cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan
dibagi dalam tiga periode, yakni kurun reproduksi muda (15-19 tahun) atau
kehamilan dan persalinan baik bagi 13 ibu maupun bagi anak lebih tinggi
pada usia kurang dari 20 tahun, paling rendah pada usia 20-35 tahun dan
meningkat lagi secara tajam lebih dari 35 tahun (Siswosudarmo, 2016). Umur
17
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang,
sesuatu akan semakin baik dan pengetahuan akan semakin bertambah, dan
tersebut kuranng informasi dan kurang inat untuk membaca (Rasiatun, 2016).
Semakin bertambah usia sesorang dan semakin matang dalam berfikir dan
seseorang yang lebih dewasa akan lebih percaya diri dari orang yang belum
b. Pendidikan
diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju arah cita-
No. 20 (2005):
18
Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga prilaku sheering
akan pola hidup, terutama dalam motivasi untuk sikap berperan serta dalam
pengaruh positif terhadap tingkat tindakan ibu ketika mengalami tanda bahaya
c. Pekerjaan
ekonomi yang akan didapatkan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ibu
yang bekerja mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih baik daripada ibu
yang tidak bekerja. Status adalah urutan seseorang dalam kelompok atau
dalam suatu organisasi, status formal seseorang dalam kelompok atau dalam
19
mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga. Ibu yang bekerja biasanya
d.Paritas
Paritas adalah jumlah kehamilan yang dilahirkan atau jumlah anak yang
c. Status kesehatan
mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu hamil, serta mengenali secara
janin dengan resiko tinggi untuk kelainan bawaan kecemasan makin meningkat,
20
dukungan keluarga termasuk dukungan suami. Ibu hamil dengan usia kurang
dari 20 tahun atau lebihdari 35 tahun merupakan usia hamil resiko tinggi karena
dapat terjadi kelainan atau gangguan pada janin, sehingga dapat menimbulkan
Depression Anxiety Stres Scale 42 (DASS 42) atau lebih diringkaskan sebagai
Depression Anxiety Stres Scale 21 (DASS 21) oleh Lovibond & Lovibond (1995).
terdiri dari 42 item dan Depression Anxiety Stres Scale 21 terdiri dari 21 item.
DASS adalah seperangkat skala subjektif yang dibentuk untuk mengukur status
emosional negatif dari depresi, kecemasan, dan stres. DASS 42 di bentuk tidak
untuk proses yang lebih lanjut untuk pemahaman, pengertian, dan pengukuran
digambarkan sebagai stres. DASS dapat digunakan baik untuk kelompok atau
individu untuk tujuan penelitian (Lovibond & Lovibond, 1995 dalam Nabila, H,
2014) DASS adalah kuesioner- 42 item yang mencakup tiga laporan diri skala
dan stress. Masing-masing tiga skala berisi 14 item, dibagi menjadi sub-skala dari
2-5 item dengan penilaian setara konten. Skala depresi menilai dysphoria, putus
anhedonia, dan inersia. Skala kecemasan menilai gairah otonom, efek otot rangka,
Stress (item) yang sensitif terhadap tingkat kronis non-spesifik gairah. Ini menilai
21
tersinggung/over-reaktif dan tidak sabar. Responden yang diminta untuk
& Lovibond, 1995 dalam Nabila, H, 2014) Menurut (Lovibond & Lovibond, 1995
bawah :
1. Normal : 0-7
kategori:
kadang
2 : sering
2.1.6 Aromaterapi
1. Definisi Aromaterapi
Aromaterapi merupakan bagian dari sekian banyak metode pengobatan alami yang
telah dipergunakan sejak berabad-abat. Aromaterapi bersal dari kata aroma yang
berarti harum dan wangi, dan terapi yang dapat diartikan sebagai cara pengobatan
22
perawatan tubuh dan penyembuhan penyakit dengan menggunakan minyak
2. Jenis-jenis Aromaterapi
a. Aromaterapi Lavender
b. Aromaterapi Lemon
80% ,geranil asetat, nerol, linalil asetat, β pinene 0,4– 15%, α pinene 1-
23
sangat berguna untuk menormalkan keadaan emosi serta keadaan tubuh
yang tidak seimbang, dan juga memiliki kasiat sebagai penenang serta
c. Aromaterapi Mawar
resiko penyakit jantung, sakit kepala, dan gangguan tekanan darah (Ridho,
d. Aromaterapi Pepermint
diserap. Penyerapan senyawa ini terjadi saat senyawa ini melewati lapisan
epidermis kulit dan masuk ke dalam saluran limfe, kelenjar keringat, saraf,
serta masuk ke dalam aliran darah dan menuju ke setiap sel tubuh untuk
b. Melalui inhalasi
24
Proses inhalasi aromaterapi akan menyebabkan molekul-molekul yang ada
pada minyak esensial yang terhirup akan terbawa oleh arus turbulen ke
minyak yang tertahan pada bulu-bulu ini suatu impuls akan ditransmisikan
Proses ini akan memacu memori dan emosional lewat hipotalamus bekerja
dan bagian tubuh lainnya. Pesan yang diterima akan diubah sehingga terjadi
2013). Terdapat banyak jenis alat vaporizer, akan tetapi jenis vaporizer
elektrik paling aman ditinjau dari sudut pasien. Penggunaan vaporizer yang
terlalu panas dapat menimbulkan bau hangus dan tidak nyaman untuk indra
25
seperti pada vaporizer. Sehingga inhalasi menggunakan diffuser sangat
c. Pijat
esensial baru bisa digunakan setelah dilarutkan dengan minyak dasar seperti
Kesehatan, 2007).
2.1.7 Lavender
tumbuhan ini adalah dari wilayah selatan Laut Tengah sampai Afrika tropis dan ke
timur sampai India. Lavender juga menyebar di Kepulauan Kanari, Afrika Utara dan
Timur, Eropa Selatan dan Mediterania, Arabia, dan India (Dewi, 2013). Nama
Lavender berasal dari bahasa Latin “lavera” yang berarti menyegarkan dan orang-
orang Roma telah memakainya sebagai parfum dan minyak mandi sejak zaman
dahulu.
Zat yang Terkandung pada Minyak Lavender Minyak Lavender memiliki banyak
potensi karena terdiri atas beberapa kandungan. Menurut penelitian, dalam 100 gram
bunga lavender tersusun atas beberapa kandungan, seperti: minyak esensial (1-3%),
26
alpha-pinene (0,22%), camphene (0,06%), beta-myrcene (5,33%), pcymene (0,3%),
(7,55%). Berdasarkan data diatas, dapat disimpulkan bahwa kandungan utama dari
bunga lavender adalah linalyl asetat dan linalool (C10H18O). (Mclain DE, 2009).
Diteliti efek dari tiap kandungan bunga lavender untuk mencari tahu zat mana
conflict test dan Vogel conflict test. Linalool, yang juga merupakan kandungan
utama lavender, memberikan hasil yang signifikan pada kedua tes. Dapat dikatakan
linalool adalah kandungan aktif utama yang berperan pada efek anti cemas
peran yang sangat penting, dalam sehari kita bisa mencium lebih kurang 23,040 kali.
Bau-bauan dapat memberikan peringatan pada kita akan adanya bahaya dan juga
relaksasi adalah apabila otot-otot ditubuh kita dalam keadaan tidak tegang. (Buckle
J, 2001) Minyak Lavender terdapat kandungan linalil dan linalol yang dihirup masuk
yang bercabang menjadi dua, yaitu sisi lateral dan medial. Pada sisi lateral, traktus
ini bersinap pada neuron ketiga di amigdala, girus semilunaris, dan girus ambiens
yang merupakan bagian dari limbik. Jalur sisi medial juga berakhir pada sistem
limbik. Limbik merupakan bagian dari otak yang berbentuk seperti huruf C sebagai
tempat pusat memori, suasana hati, dan intelektualitas berada. Bagian dari limbik
yaitu amigdala bertanggung jawab atas respon emosi kita terhadap aroma.
Hipocampus bertanggung jawab atas memori dan pengenalan terhadap bau juga
27
tempat bahan kimia pada aromaterapi merangsang gudang-gudang penyimpanan
memori otak kita terhadap pengenalan bau-bauan. Oleh karena itu, bau yang
pengeluaran enkefalin atau endorfin pada kelenjar hipothalamus, PAG dan medula
nucleus untuk mensekresi serotonin sehingga menimbulkan efek rileks, tenang dan
membuat impuls nyeri tidak dapat melalui neuron proyeksi, sehingga tidak dapat
diteruskan pada proses yang lebih tinggi di kortek somatosensoris dan transisional
(Hutasoit dalam Karlina, dkk, 2015). Minyak lavender adalah salah satu aromaterapi
gelombang alpha dan beta pada EEG yang menunjukkan peningkatan relaksasi.
Didapatkan pula hasil yaitu terjadi peningkatan secara signifikan dari kekuatan
28
Manfaat bunga lavender adalah dapat dijadikan minyak esensial yang sering dipakai
sebagai aromaterapi karena dapat memberikan manfaat relaksasi dan memiliki efek sedasi
yang sangat membantu pada orang yang mengalami insomnia (Dewi, 2013).
Lavender secara tradisional diduga memiliki berbagai sifat terapeutik dan kuratif,
mulai dari mengurangi stress. Ada bukti yang berkembang yang menunjukkan bahwa
minyak lavender bisa menjadi obat yang efektif dalam pengobatan beberapa gangguan
neurologis. Minyak lavender adalah salah satu aromaterapi yang terkenal memiliki efek
sedatif, hypnotic, dan anti-neurodepresive pada manusia. Karena minyak lavender dapat
memberi rasa tenang, sehingga dapat digunakan sebagai manajemen stres. Kandungan
utama dalam minyak lavender adalah linalool asetat yang mampu mengendorkan dan
melemaskan sistem kerja urat-urat syaraf dan otot-otot yang tegang (Yamada, et al,
2005). Selain itu, beberapa tetes minyak lavender dapat membantu menanggulangi
tingkat kewaspadaan, dan tentunya dapat memberikan efek relaksasi. (Dewi, 2013)
Tarsikah dalam Susilarini (2017) merupakan salah satu minyak esensial analgesik yang
yang paling sering ditemukan dalam minyak atsiri tanaman. Pada aplikasi medis
linalil asetat. Linalil asetat merupakan senyawa ester yang terbentuk melalui
penggabungan asam organik dan alkohol. Ester sangat berguna untuk menormalkan
keadaan emosi serta keadaan tubuh yang tidak seimbang, dan juga memiliki khasiat
sebagai penenang serta tonikum, khususnya pada sistem saraf. Wangi yang dihasilkan
sebagai penghilang rasa sakit alami. Enkefalin merupakan neuromodulator yang berfungsi
29
untuk menghambat nyeri fisiologi. Penelitian yang dilakukan oleh Jeffrey J. Gedney,
Psyd., Toni L. Glover, MA., RN., dan Roger B, Fillingim, PhD. dengan judul “Sensory
and Affective Pain Discrimination After Inhalation of Esensial Oils”. Metode penelitian
orang sehat, tidak merokok, dan tidak dalam pengobatan (13 laki-laki dan 13 wanita
belum menopause). Dalam studi ini didemonstrasikan bahwa inhalasi dari minyak
esensial lavender dan rosemary tidak menemukan hasil adanya efek analgesik.
minyak esensial dari bunga lavender dapat memberikan manfaat relaksasi (carminative),
(Dewi, 2013).
30
31
BAB III
METODOLOGIPENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
Deskriptif dengan pendekatan asuhan continuity of care melalui penelaahan kasus (case
study), yaitu dengan cara meneliti suatu permasalahan yang berhubungan dengan kasus
sehubungan dengan kasus maupun tindakan dan reaksi kasus terhadap suatu perlakuan.
Metode deskriptif adalah suatu metode yang bertujuan untuk membuat gambaran
secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta, sifat, serta hubungan
Pelaksanaan studi kasus ini pada bulan Januari sampai dengan Maret 2021.
Subjek penelitian atau responden adalah pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel
dalam sebuah penelitian. Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek
yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi tersebut. Dalam penelitian ini
32
Pada penelitian ini jumlah sampel yang akan diteliti adalah 3 orang ibu hamil di UPT
1. Primigravida
Jenis data pada penelitian ini menggunakan jenis data primer dan data sekunder.
Data primer yaitu data yang berasal dari sumber asli atau pertama melalui
wawancara, pemeriksaan fisik dan hasil observasi langsung. Data ini didapatkan
melalui narasumber atau responden, yaitu orang yang dijadikan objek penelitian
atau orang yang dijadikan sebagai sarana mendapatkan informasi maupun data.
Data primer pada penelitian ini adalah Ibu Hamil Trimester III yang
mengalami kecemasan.
Data sekunder adalah data yang berasal dari dokumen rekam medik klien
(Sumantri, 2011).
data dalam penelitian. Adapun teknik pengambilan data dalam penelitian ini yaitu
dengan menggunakan :
33
1. Angket (Kuesioner)
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab. Dalam penelitian ini angket atau kuesioner
diberikan kepada ibu hamil trimester III untuk mengetahui tingkat kecemasan yang
dialami.
2. Observasi
pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan pada pasien.
(Permenkes No.269)
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
1. Angket (Kuisioner)
34
Instrumen yang digunakan untuk mendukung teknik pengambilan data secara
2. Observasi
a. Pada Ibu hamil dengan cara memeriksa tekanan darah, berat badan dan tinggi
badan, lingkar lengan atas, tinggi fundus uteri (TFU), presentasi dan detak jantung
janin.berupa catatan perkembangan pada kartu ibu dan lembar ceklis (terlampir).
Untuk mendukung teknik pengumpulan data ini menggunakan buku KIA (terlampir).
Format asuhan kebidanan pada Ibu hamil, bersalin, nifas,bayi baru lahir, dan KB.
a. Memilih masalah
35
b. Studi pendahuluan
c. Studi kepustakaan
e. Ujian proposal
a. Izin penelitian
a. Menarik kesimpulan
maksud dan tujuan peneliti. Jika subjek tidak bersedia untuk diteliti maka
36
Pada penelitian ini responden menandatangani lembar informed
Privacy and dignity adalah hak responen untuk dihargai tentang apa
37
PERMOHONAN RESPONDEN DALAM PENGAMBILAN KASUS
Dengan hormat,
NIM : CK118004
Asal Institusi : Program Studi D-III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bhakti Kencana
mengajukan permohonan kepada ibu :
Nama : ....................................................
Umur : ....................................................
Alamat : ....................................................
untuk bersedia menjadi responden (klien) dalam asuhan berkelanjutan untuk Laporan Tugas Akhir
mahasiswa di Program Studi DIII Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bhakti Kencana
dengan rincian :
3. Asuhan Nifas : Sebanyak 3 kali, yaitu saat yaitu 6 jam-3 hari, hari ke 4-28 hari setelah melahirkan
dan hari ke 29-42 hari setelah melahirkan
4. Asuhan Neonatus (Bayi Baru Lahir) : Sebanyak 3 kali, yaitu 6-48 jam setelah lahir, hari ke 3-7
setelah lahir, dan hari ke 8-28 setelah lahir
5. Asuhan Keluarga Berencana : Sebanyak 2 kali yaitu saat kunjungan masa nifas
Demikian surat permohonan ini saya buat, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih
Tanda tangan
Amelia Nurmaulidi
38
PERSETUJUAN RESPONDEN DALAM PENGAMBILAN KASUS
Dengan hormat,
Nama : ......................................................
Umur : ......................................................
Alamat: ......................................................
3. Asuhan Nifas : Sebanyak 3 kali, yaitu saat yaitu 6 jam-3 hari, hari ke 4-28 hari setelah
melahirkan dan hari ke 29-42 hari setelah melahirkan
4. Asuhan Neonatus (Bayi Baru Lahir) : Sebanyak 3 kali, yaitu 6-48 jam setelah lahir, hari ke
3-7 setelah lahir, dan hari ke 8-28 setelah lahir
5. Asuhan Keluarga Berencana : Sebanyak 2 kali yaitu saat kunjungan masa nifas
Demikian surat pernyataan ini saya buat secara sukarela, dan tidak ada paksaan dari pihak
manapun.
Tanda tangan
Nama responden
39
SOP PEMBERIAN AROMATERAPI LAVENDER
A. Pengertian : Memberikan rasa nyaman kepada pasien yang mengalami kecemasan, lalu
B. B. Tujuan :
D. Prosedur Pelaksanaan :
d. Hand hygiene
2. Tahap Orientasi
b. Menanyakan cara yang bisa digunakan agar rileks dan tempat yang disukai
3. Tahap Kerja
a. Membaca tasmiyah
40
f. Menunggu Ultrasonic Difusser bekerja.
g. Meminta pasien untuk memfokuskan pikiran pasien pada kedua kakinya untuk
rileks, kendorkan seluruh otot – otot kakinya perintahkan pasien untuk merasakan
untuk merilekskan otot-otot tubuh pasien mulai dari otot pinggang sampai otot
bahu,
j. Meminta pasien untuk merasakan relaksasi otot-otot tubuh pasien dan menghirup
aromaterapi lavender
k. Meminta pasien untuk memfokuskan pikirannya pada masuknya udara lewat jalan
nafas
4. Tahap Terminasi
b. Memberikan kuisioner kepada pasien terkait perubahan yang dirasakn sebelum dan
f. Membereskan alat-alat
g. Hand hygiene
41
h. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan kebidanan (Jaelani,2009)
42
KUESIONER PENELITIAN
A. DATA DEMOGRAFI
Usia :
B. TINGKAT STRES
Petunjuk Pengisian
Kuesioner ini terdiri dari berbagai pernyataan yang mungkin sesuai dengan pengalaman
saudara/i dalam menghadapi situasi hidup sehari-hari. Terdapat empat pilihan jawaban yang
2 : Sesuai dengan saya sampai batas yang dapat dipertimbangkan, atau sering.
Selanjutnya, Saudara/i diminta untuk menjawab dengan cara memberi tanda ceklist(√)
pada salah satu kolom yang paling sesuai dengan pengalaman Saudara/i selama menyusun
skripsi. Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah, karena itu isilah sesuai dengan keadaan
diri Saudara/i yang sesungguhnya, yaitu berdasarkan jawaban pertama yang terlintas dalam
pikiran Saudara/i.
43
Kuesioner Tingkat kecemasan
Depression Anxiety Stress Scale (DASS)
Keterangan :
0 : Tidak ada atau tidak pernah
1 : Sesuai dengan yang dialami sampai tingkat tertentu, atau kadang-kadang
2 : Sering
3 : Sangat sesuai dengan yang dialami, atau hampir setiap saat
44
45
LEMBAR KONSULTASI
NIM : CK.1.18.004
46
3 memilih intervensi pada
kehamilan
Perbaikan BAB 3
LEMBAR BIMBINGAN
NIM : CK118001
47
Paraf
No Hari,Tanggal Kegiatan Dan Saran Pembimbing
Pembimbing 2
2 Senin, 15-02-21
48
6
10
DAFTAR PUSTAKA
49
Amilia Rizkia. (2018). Efektifitas Aromaterapi Pepermint inhalasi terhadap mual dan
2021.
Arif Sumantri . (2011). Metode Penelitian Kesehatan. Edisi pertama. Jakarta: Kencana.
Arikunto, Suharsimi. (2016). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
http://www.dinkes.diy.org
Aspiani, Reni Yuli. (2017). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Trans Info
Media
Azizah, S. (2015). Gambaran Keluhan Subjektif Selama Kehamilan di Jakarta dan Faktor
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016- 5/20417245-SP-Siti%20Azizah.pdf.
Bethsaida, Janiwarty., dan Pieter, Herri Zan. (2013). Pendidikan Psikologi untuk Bidan.
Bobak, M, Irene, et, al. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Alih bahasa :
Buckle, J. (2003). Clinical Aromateraphy: Essential Oils in Practice. (2nd ed., Vol. I).
50
Depkes, RI. (2008). Asuhan Persalinan Normal. Asuhan Essensial Persalinan. Jakarta.
Dewi, A.P dan IGA Prima. (2013). Aromaterapi Lavender sebagai Media Relaksasi. Jurnal
Djilani, A. and Dicko, A. (2012). ‘The Therapeutic Benefits of Essential Oils’, in Bouayed,
J., and Bohn, T., Nutrition, Well-Being and Health, InTech, Croatia, pp. 155-
178.
penelitian.
Eniyati, & Rahayu, D. (2017). Sikap Ibu Hamil dalam Menghadapi Ketidaknyamanan
Kesehatan
Gunarsa, Yulia Singgih D. & Singgih D Gunarsa. (2012). Psikologi Untuk Keluarga.
Jakarta ;
Penerbit Libri.
Hafid Fadly. (2017). Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Hasil Tes Potensi Akademik
Hasanudin
Heffner L.J., Schust D.J. (2008). At a Glance, Sistem Reproduksi. Edisi Kedua, Jakarta:
Hutasoit A. S. (2002). Panduan Praktis Aromatherapy untuk Pemula. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
51
Ika N. Nitrawati. (2018). Asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. S dengan kehamilan
Sekolah
Irianti, B., Halida, E. M., Duhita, F., Prabanda, F., Yulita, N., Hartiningtyaswati, S., &
Kajdy et al. (2020). Risk factors for anxiety and depression among pregnant women during
researchgate.net/publication/343191077_Risk_factors_for_anxiety_and_depression_among_
pregnant_women_during_the_COVID-19_pandemic_A_web-based_cross-
sectional_survey.
Karlina, Sisca Dewi; Reksohusodo, Subandi; Widayati, Aris. (2014). Pengaruh Pemberian
Persalinan Fisiologis pada Primipara Inpartu Kala I Fase Aktif di BPM Fetty
Kartono, K. (2002). Psikologi Wanita: Mengenal Wanita Sebagai Ibu Dan Nenek, , Jilid 2,
Kementerian Kesehatan RI. (2016). INFODATIN Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kumalasari I. (2015). Perawatan Antenatal, Intranatal, Postnatal Bayi Baru Lahir dan
Lovibond, S.H. & Lovibond, P.F. (1995). Manual for the depression anxiety & stress scales.
52
Mandagi DVV, Pali C, Sinolungan JSV. (2013). Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada
(eBM).
1 (1): 197-201.
Manuaba, IAC., I Bagus, dan IB Gde. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB
Manuaba I. (2012). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta: EGC.
Mariza ana, dan Kalsum annisa umi.(2017) “Pemberian Aromaterapi Bunga Mawar
Sosial|
VIII,
no. Nomer 1 (April 2017): halaman 30-35. Diakses tanggal 20 Januari 2021
McLain DE. (2009). Chronic Health Effects Assessment of Spike Lavender Oil. Walker
FKIK
Nur Sholichah, Nanik Puji Lestari. (2017). Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. Y
53
No.1
Tahun 2017.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2016). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.
Novianti, L., Mato, R., & Hasifah, H. (2019). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kecemasan
Https://Doi.Org/10.35892/Jikd.V14i4.291
Nurhayati, S. (2018). Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. Z GIP0 Kehamilan Normal
dengan Keluhan Pusing di PMB Siti Zulaikah, SST Desa Jogoroto Kecamatan
Jogoroto
Retrieved
from http://repo.stikesicmejbg.ac.id/795/
Pamungkas, R. A., & Usman, A. M. (2017). Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : Trans
Info Media.
Pande, Npm.Y. Agustin, Igar. Putra, Pw Kusuma. (2013). Pengaruh Aroma Terapi Lavender
Bali.
Prawirohardjo, Sarwono. (2011). Ilmu Kebidanan. Edisi Empat. Jakarta : Yayasan Bina
Pudji, S., & Ina, H., (2018). Senam Hamil dan Ketidaknyamanan Ibu Hamil Trimester
54
Putri R.V , Rahmiati L , Andrianie K. (2018) . Gambaran Kebiasaan Ibu Hamil Dalam
Jurnal
Rahayu, RD. & Sugita. (2018). Efektivitas Pemberian Aromaterapi Lavender dan Jahe
BPM
Rustikayanti, R. Nety, Ira Kartika, Yanti Herawati. (2016). Korelasi Perubahan Psikologis
Ibu Hamil Dengan Tingkat Kepuasan Seksual Suami. Jurnal Bidan “Midwife
Journal”
http://digilib.uinsby.ac.id/2607/5/Bab%202.pdf
Sarifah, Siti. (2016). Hubungan Kecerdasan Emosi dengan Kecemasan Ibu Hamil Pertama
Psikologi, Vol.
Saseno, Kriswoyo PG, Handoyo. (2013). Efektifitas Relaksasi Terhadap Tingkat Kecemasan
Selatan. Jurnal
Seda Karacay Yikar, & Nazik, E. (2018). Effects of prenatal education on complaints during
pec.2018.08.02 3
55
Shodiqoh ER, Syahrul F. (2014). Perbedaan Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi
Epidemiologi. 2 (1):
141-150.
Silva, M. M. de J., Nogueira, D. A., Clapis, M. J., & Leite, E. P. R. C. (2017). Anxiety in
University
Sinaga Renny, Sianipar Kandace, To. Hendri. (2017). Penurunan, Terhadap Ibu, Kecemasan
Sinaga Renny, Sianipar Kandace, To. Hendri. (2021). Penerapan Aromatherapi Terhadap
Spitz, Elisabeth., dkk. (2013). Anxiety Symptoms and Coping Strategies in the Perinatal
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta,
CV.
Sukarni, I dan Wahyu, P. (2013). Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Yogyakarta: Nuha
Medika.
Supatmi, dan Agustiningsih (2015). Efek Aromatherapy Pepermint Inhalasi terhadap Mual
Akademi
56
Perawatan Karya Bakti Husada Bantul Yogyakarta. Diakses tanggal 20 Januari
2021
Vol.6
No.12 April , 8.
Susilowati. (2012). Pengaruh Dukungan Keluarga dan Paritas Terhadap Kecemasan Ibu
Surakarta.
Profesi
https://digilib.uns.ac.id.
Tanjung, H., & Devi, A. (2013). Metode Penelitian Ekonomi Islam. Jakarta: Gramata
Publising.
Usman FR, Kundre RM, Onibala F. (2016). Perbedaan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil
Puskesmas Bahu
Yamada, et al. (2005). Effect inhaling of the vapor of lavandula burnatii superDerrived
Rats.
57
Pharmaceutical Society of Japan 2005; 28 (2) 378- 379.
http://search.proquest.com/docview/204814295/abstract/79E593C836914559
Yulistiana, Evayanti. (2015). Hubungan Pengetahuan Ibu Dan Dukungan Suami Pada Ibu
Wates
Lampung Tengah Tahun 2015. Jurnal Kebidanan Vol 1, No 2, Juli 2015: 81-90.
Young, G. (2011). Essencial Oil Pocket Reference 5 Th Ed. Amazon : Life Science
Pubhlising
https://www.republika.co.id/berita/koran/medika/16/12/21/gayahidup/tips/17/09/26/owveye
28-11-manfaat-tersembunyi-dari-oil-diffusers
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200203131620-284-471109/7-aroma-minyak
esensial-terbaik-untuk-kurangi-kecemasan
https://www.atsirich.com/3061/apa-itu-essential-oil-diffuser-ketahui-6-jenisnya-pilih-yang-
terbaik/
https://www.alomedika.com/penyakit/psikiatri/gangguan-cemas-menyeluruh/penatalaksanaan
https://www.kajianpustaka.com/2020/04/aromaterapi-pengertian-jenis-fisiologi-penggunaan
dan-manfaat.html
58