Satuan karya Pramuka disingkat saka adalah wadah pendidikan kepramukaan guna menyalurkan minat,
mengembangkan bakat, dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan pengalaman para
pramuka dalam berbagai bidang kejuruan, serta meningkatkan motivasinya untuk melaksanakan kegiatan nyata
dan produktif sehingga dapat memberi bekal bagi kehidupan dan penghidupannya, serta bekal pengabdiannya
kepada masyarakat, bangsa dan negara, sesuai dengan aspirasi pemuda Indonesia dan tuntutan perkembangan
pembangunan, dalam rangka peningkatan ketahanan nasional.
Satuan kecil yang merupakan bagian satuan karya pramuka, sebagai wadah kegiatan keterampilan tertentu, yang
merupakan bagian dari kegiatan saka disebut krida. Masing-masing Saka memiliki krida yang sesuai dengan
bidang dan tujuan yang hendak dicapai oleh saka-saka tersebut. Krida-krida tersebut akan mencakup beberapa
SKK yang bisa dicapai untuk mendapatkan tanda kecakapan khusus (TKK).
Berikut beberapa saka yang pernah ada di Indonesia beserta krida-kridanya:
Saka Bakti Husada adalah salah satu jenis Satuan Karya Pramuka yang merupakan wadah kegiatan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam bidang kesehatan.
Saka Bakti Husada diresmikan pada tanggal 17 Juli 1985, dengan dilantiknya Pimpinan Saka Bakti Husada
Tingkat Nasional.
Pembinaan Saka Bakti Husada berada di bawah Gerakan Pramuka yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan,
puskesmas, rumah sakit, dan instansi-instansi kesehatan lainnya.
Tujuan dibentuknya Saka Bakti Husada adalah untuk mewujudkan tenaga kader pembangunan dalam bidang
kesehatan, yang dapat membantu melembagakan norma hidup sehat bagi semua anggota Gerakan Pramuka dan
masyarakat di lingkungannya.
Sasaran dibentuknya Saka Bakti Husada adalah agar para anggota Ferakan Pramuka yang telah mengikuti
kegiatan Saka tersebut:
1. Memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dalam bidang kesehatan.
2. Mampu dan mau menyebarluaskan informasi kesehatan kepada masyarakat khususnya tentang:
a. kesehatan lingkungan
b. kesehatan keluarga
c. penanggulangan berbagai penyakit
d. gizi
e. manfaat dan bahaya obat
3. Mampu memberikan latihan tentang kesehatan kepada para Pramuka di gugus depannya.
4. Dapat menjadi contoh hidup sehat bagi masyarakat di lingkungannya.
5. Memiliki sikap dan perilaku yang lebih mantap.
Saka Bakti Husada terdiri dari 6 krida yakni:
SAKA KENCANA
Saka Kencana adalah salah satu Satuan Karya Pramuka yang merupakan wadah kegiatan dan pendidikan untuk
meningkatkan pengetahuan keterampilan praktis dan bakti masyarakat dalam bidang Keluarga Berencana,
Keluarga Sejahtera dan Pengembangan Kependudukan.
Pembinaan Saka Kencana berada di bawah Gerakan Pramuka yang bekerja sama dengan Badan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN).
Tujuan dibentuknya Saka Kencana adalah untuk membina anggota Gerakan Pramuka agar dapat menjadi tenaga
kader pembangunan dalam bidang Keluarga Berencana, Keluarga Sejahtera dan Pengembangan Kependudukan
guna memantapkan pelembagaan NKKBS sebagai cara yang layak dan bertanggung jawab dari seluruh keluarga
dan masyakarat Indonesia.
Sasaran dibentuknya Saka Kencana adalah agar para anggota Gerakan Pramuka yang telah mengikuti kegiatan
Saka tersebut:
1. SKK Pelayanan KB
2. SKK Masalah Kesehatan Reproduksi
3. SKK Kelangsungan hidup Ibu, Bayi dan Anak Balita
4. SKK Kesehatan Reproduksi Remaja.
2. Krida Bina Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS dan PK)
SAKA BAHARI
Saka Bahari adalah wadah bagi Pramuka yang menyelenggarakan kegiatan-kegiatan nyata, produktif dan
bermanfaat dalam rangka menanamkan rasa cinta dan menumbuhkan sikap hidup yang berorientasi kebaharian
termasuk laut dan perairan pedalaman.
Sesudah Proklamasi Kemerdekaan, maka dalam tahun 1945 itu juga kita membentuk satu satunya Gerakan
Kepanduan, yang diberi nama Pandu Rakyat Indonesia. Namun untuk pria bagian Pandu Laut baru dilaksanakan
di sekitar tahun 1952, dengan memperoleh partisipasi dari berbagai instansi pemerintah khususnya dari pihak
ALRI. Dengan dibentuknya Gerakan Pramuka di tahun 1961, maka Pandu Laut dirubah namanya menjadi
urusan Samudera, untuk akhirnya dirubah lagi menjadi Saka Bahari yang kita kenal dewasa ini
Pembinaan Saka Bahari berada di bawah Gerakan Pramuka yang bekerja sama dengan TNI AL, profesional di
bidang Olahraga Air, Departemen Pariwisata dan Departemen Kelautan.
Saka Bahari bertujuan membina dan mengembangkan anggota Gerakan Pramuka agar:
1. Memiliki tambahan pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan kecakapan di bidang kebaharian, yang
dapat menjurus kepada karirnya di masa mendatang.
2. Memiliki rasa dalam cinta kepada laut dan perairan dalam berikut berisi isinya pada khususnya dan
rasa cinta kepada tanah air Indonesia pada umumnya.
3. Memiliki sikap dan cara berpikir yang lebih matang dalam menghadapi segala tantangan hidup,
terutama menyangkut kebaharian.
4. Mampu menyelenggarakan proyek-proyek di bidang kebaharian secara positif berdaya guna dan tepat
guna, sesuai dengan minat dan bakatnya serta bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya.
Sasaran pembentukan Saka Bahari adalah agar selama dan setelah mengalami dan mendapatkan pendidikan
Saka Bahari anggota Saka Bahari:
1. Mampu dan dapat memanfaatkan segala pengetahuan, pengalaman dan kecakapannya untuk ikut
berperan serta secara aktif dalam pembangunan nasional, khususnya di bidang kebaharian.
2. Merasa ikut bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan hidup yang menyangkut kebaharian.
1. SKK Listrik
2. SKK Mesin
3. SKK Pengecatan
4. SKK Elektronika
5. SKK Pengelas
6. SKK Perencana Kapal
7. SKK Perahu Motor
8. SKK Pelaut
9. SKK Operator Alat Bongkar Muat.
1. SKK Renang
2. SKK Layar
3. SKK Selam
4. SKK Dayung
5. SKK Ski Air
6. SKK Pemandu Wisata Laut
7. SKK Selancar Angin
8. SKK Penyelamatan di Pantai.
1. SKK Navigasi
2. SKK Telekomunikasi
3. SKK Isyarat Bendera
4. SKK Isyarat Optik
5. SKK Pelestarian Sumberdaya Laut
6. SKK Pengemudi Sekoci
7. SKK SAR di Laut.
SAKA DIRGANTARA
Saka Dirgantara adalah wadah bagi Pramuka yang memberikan pendidikan dalam bidang kedirgantaraan bagi
anggota Gerakan Pramuka melalui kegiatan nyata, produktif dan berguna, baik untuk dirinya sendiri maupun
untuk masyarakat, bangsa dan negara.
Saka Dirgantara lahir sekitar tahun 1966 bersamaan dengan Saka Bahari dan Bhayangkara. Saka ini muncul
setelah dibentuknya Saka Taruna Bumi.
Pembinaan Saka Dirgantara berada di bawah Gerakan Pramuka yang bekerja sama dengan profesional di bidang
kedirgantaraan, TNI AU, pihak perusahaan penerbangan dan klub aeromodelling.
Tujuan Satuan Karya Pramuka Dirgantara adalah untuk memberikan pendidikan dalam bidang kedirgantaraan
bagi anggota Gerakan Pramuka melalui kegiatan nyata, produktif dan berguna, baik untuk dirinya sendiri
maupun untuk masyarakat, bangsa dan negara.
Sasaran Satuan Karya Dirgantara adalah agar anggota-anggotanya:
SAKA BHAYANGKARA
Saka Bhayangkara adalah satuan karya pramuka yang merupakan wadah kegiatan kebhayangkaraan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam bidang keamanan dan ketertiban masyarakat
(kamtibmas) guna menumbuhkan kesadaran berperan serta dalam pembangunan nasional.
Saka Bhayangkara lahir sekitar tahun 1966 bersamaan dengan Saka Dirgantara dan Bahari. Saka ini muncul
setelah dibentuknya Saka Taruna Bumi.
Pembinaan Saka Bhayangkara berada di bawah Gerakan Pramuka yang bekerjasama dengan Kepolisian
Republik Indonesia dan kadang-kadang memperbantukan pihak Dinas Pemadam Kebakaran
Tujuan dibentuknya Saka Bhayangkara adalah untuk mewujudkan kader-kader bangsa yang ikut serta
bertanggung jawab terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat melalui pendidikan kebhayangkaraan di
dalam Gerakan Pramuka.
Sasaran dibentuknya Saka Bhayangkara adalah agar para anggota Gerakan Pramuka yang telah mengikuti
kegiatan saka tersebut:
1. Memiliki pengetahuan, kemampuan, kecakapan, dan ketrampilan serta pengalaman dalam bidang
kebhayangkaraan
2. Memiliki sikap hidup yang tertib dan disiplin serta ketaatan terhadap peraturan hukum dan norma
sosial yang berlaku dalam masyarakat
3. Memiliki sikap kebiasaan dan perilaku yang tangguh sehingga mampu mencegah menangkal, serta
menanggulangi timbulnya setiap gangguan kamtibmas
4. Memiliki kepekaan dan kewaspadaan serta daya tangggap dan penyesuaian terhadap setiap perubahan
dan dinamika sosial di lingkungannya
5. Mampu memberikan latihan tentang pengetahuan kamtibmas kepada para anggota Gerakan Pramuka di
gugus depannya
6. Mampu menyelenggarakan pengamanan lingkungan secara swakarsa, swadaya dan swasembada, serta
secara nyata xang berguna bagi dirinya dan bagi masyarakat di lingkungannya
7. Mampu melakukan tindakan pertama terhadap kasus kejahatan tertangkap tangan yang terjadi di
lingkungannya untuk kemudian segera menyerahkannya kepada polri
8. Mampu membantu polri dalam pengamanan TKP dan melaporkan kejadian tersebut serta bersedia
menjadi saksi
9. Mampu membantu merehabilitasi ketentraman masyarakat yang terganggu akibat konflik sosial,
kecelakaan dan bencana alam yang terjadi di lingkungannya
3. Krida Pencegahan dan Penanggulangan Bencana dibagi lagi menjadi 4 sub krida yakni:
SAKA WIRA KARTIKA
Saka Wira Kartika adalah satuan karya pramuka yang merupakan wadah kegiatan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan praktis dalam bidang bela negara. Satuan Karya Pramuka Wira Kartika baru
berupa Satuan Karya rintisan yang mulai dilaksanakan pada akhir tahun 2007. Pembentukannya berdasarkan
Peraturan bersama Kepala Staf Angkatan Darat dengan Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka nomor 182/X/2007
dan 199 tahun 2007 tanggal 28 Oktober 2007 tentang kerjasama dalam usaha pembina dan pengembangan
pendidikan bela negara dan kepramukaan.
Pembinaan Saka Wira Kartika berada di bawah Gerakan Pramuka yang bekerja sama dengan TNI AD yang bisa
berpangkalan di Koramil, Kodim, ataupun wadah lain yang sejenis.
Saka Wira Kartika terdiri dari 5 krida yakni:
1. Krida Navigasi Darat
2. Krida Pioneerhng
3. Krida Mountaineering
4. Krida Survival
Saka Tarunabumi adalah salah satu jenis satuan karya Pramuka tempat meningkatkan dan mengembangkan
kepemimpinan, pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan kecakapan para anggotanya, sehingga mereka
dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan nyata, produktif serta bermanfaat dalam mendukung kegiatan
pembangunan pertanian.
Kemajuan Gerakan Pramuka akibat dari sistem Majelis Pembimbing yang dijalankan di tiap tingkat, dari tingkat
Nasional sampai tingkat Gugus Depan. Mengingat kira-kira 80 % penduduk Indonesia tinggal di pedesaan dan
75 % adalah petani maka tahun 1961 Kwarnas Gerakan Pramuka menganjurkan supaya para pramuka
mengadakan kegiatan di bidang pembangunan desa. Pelaksanaan anjuran ini terutama di Jawa Tengah,
Yogyakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat menarik perhatian Pimpinan Masyarakat. Maka tahun 1966 Menteri
Pertanian dan Ketua Kwartir Nasional mengeluarkan instruksi bersama pembentukan Satuan Karya Taruna
Bumi. Kemudian diikuti munculnya saka Bhayangkara, Dirgantara dan Bahari.
Pembinaan Saka Taruna Bumi dilakukan oleh Gerakan Pramuka bekerja sama dengan Departemen Pertanian,
LIPI, dan Lembaga Holtikultura.
Tujuan pembentukan Saka Tarunabumi adalah untuk mewujudkan kader penerus perjuangan bangsa dan
pembangunan nasional di bidang pertanian dengan menyediakan wadah pendidikan luar sekolah di bidang
pertanian kepada anggota Gerakan Pramuka terutama Pramuka Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega serta
kepada pemuda calon anggota pramuka dan para peminat yang memenuhi persyaratan.
Sasaran kegiatan Saka Tarunabumi adalah agar para anggota Saka Tarunabumi:
1. Memiliki rasa cinta akan alam pertanian dan rasa tanggung jawab akan kelangsungan jalannya
pembangunan Nasional.
2. Memiliki tambahan pengetahuan, pengalaman, kecakapan dan keterampilan di bidang pembangunan
pertanian serta sikap yang tanggap akan perubahan-perubahan yang selalu terjadi dalam proses
kegiatan pembangunan pertanian.
3. Mampu menyelenggarakan kegiatan kegiatan Saka Tarunabumi secara positif, berdayaguna dan
berhasilguna, sesuai dengan bakat dan minatnya di bidang pertanian, sehingga berguna bagi pribadinya,
keluarganya, masyarakat, bangsa dan negara.
4. Mampu menyebarluaskan pengetahuan, pengalaman, kecakapan, dan keterampilannya, yang didapat
dalam kegiatan Saka kepada anggota Gerakan Pramuka di Gugusdepan masing-masing serta kepada
pemuda lainnya yang berada di sekitar tempat tinggalnya.
3. Krida Perikanan
4. Krida Peternakan
SAKA WANABAKTI
Saka Wanabakti, adalah wadah bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk melaksanakan kegiatan
nyata, produktif dan bermanfaat dalam rangka menanamkan rasa tanggung jawab terhadap pelestarian sumber
daya alam dan lingkungan hidup.
Diawali dengan penandatangan piagam kerjasama Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dengan Departemen
Kehutanan pada tanggal 27 Oktober 1983 oleh Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Let. Jen TNI (Purn)
Mashudi dan Menteri Kehutanan Kabinet Pembangunan III Republik Indonesia Dr. Soedjarwo.
Pembentukan Saka Wanabakti ditetapkan dengan Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No.134 Tahun
1983, tanggal 10 Desember. Pada tanggal 19 Desember 1983, Pimpinan Saka Wanabakti ditetapkan dan dilantik
oleh Wakil Presiden RI, Umar Wirahadikusamah, pada kesempatan Upacara Puncak Penghijauan Nasional di
Desa Pipit, Karang Asem-Bali, yang sampai saat ini tanggal tersebut sebagai lahirnya Saka Wanabakti.
Pembinaan Saka Wanabakti dilakukan oleh Gerakan Pramuka bekerja sama dengan Departemen Kehutanan,
Perhutani, dan LSM Lingkungan Hidup/ Lembaga Profesional terkait.
Tujuan pembentukan Saka Wanabakti adalah untuk memberi wadah pendidikan di bidang kehutanan kepada
anggota Gerakan Pramuka terutama para Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega, agar mereka dapat
membantu, membina dan mengembangkan kegiatan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup,
melaksanakan secara nyata, produktif dan berguna bagi Pramuka Penegak dan Pandega sebagai baktinya
terhadap pembangunan masyarakat, bangsa dan negara
Sasaran kegiatan Saka Wanabakti adalah agar para Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega:
1. Memiliki rasa cinta dan tanggung jawab terhadap hutan dengan segala isi dan kekayaan yang
terkandung di dalamnya, serta kesadaran untuk memelihara dan melestarikannya.
2. Memiliki tambahan pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan kecakapan di bid`ng kehutanan yang
dapat mengembangkan pribadinya.
3. Memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapi segala tantangan hidup dalam hutan
dengan tetap memperhatikan keamanan dan kelestarian hutan.
4. Memiliki disiplin dan tanggung jawab yang lebih mantap untuk memelihara kelestarian sumber daya
alam dan lingkungan hidup.
5. Mampu menyelenggarakan kegiatan-kegiatan Saka Wanabkti secara positif, berdaya guna dan tepat
guna, sesuai dengan bakat dan minatnya sehingga berguna bagi pribadinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
6. Mampu menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan kecakapannya kepada Pramuka Siaga dan
Pramuka Penggalang serta anggota lainnya.
Saka Panduwisata adalah satuan karya pramuka yang merupakan wadah kegiatan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang kepariwisataan guna menumbuhkan kesadaran untuk
membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Pariwisata yang dimaksud adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha lain yang
terkait di bidang tersebut.
Berbeda dengan Saka-saka yang lain. Saka Panduwisata dapat berkedudukan di Objek dan Daya Tarik Wisata
(ODTW), meskipun dapat pula berkedudukan di Kwartir Cabang. Sejauh ini hanya Kwarda Jawa Tengah yang
mempunyai secara resmi Saka ini.
Tujuan dibentuknya Saka Panduwisata adalah agar anggotanya:
1. SKK Akomodasi
2. SKK Tata Boga
SAKA PUSTAKA
Saka Pustaka adalah satuan karya pramuka yang merupakan wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan
dan ketrampilamn praktis dibidang kepustakaan guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya
dalam pembangunan nasional. Saka Pustaka dapat kedudukan di Perpustakaan Umum, meskipun demikian
dapat pula berkedudukan di Kwartir Cabang. Sejauh ini hanya Kwartir Daerah Jawa Tengah yang mempunyai
secara resmi Saka ini.
Saka Pustaka dimotori oleh Perpustakaan Umum Kabupaten Blora, yang mendapat sambutan baik dari Kwartir
Cabang Blora maupun Perpustakaan Pusat Daerah Provinsi Jawa Tengah. Dan pada tanggal 29 Desember 2007
secara resmi Saka Pustaka diresmikan di Pendopo Bupati Blora dengan ditandai Pelantikan Pengurus Saka
Pustaka Kwartir Daerah Jawa Tengah oleh Ketua Kwartir Daerah Jawa Tengah dan Pelantikan Pengurus Saka
Pustaka Kwartir Cabang Blora oleh Ketua Kwartir Cabang Blora.
Saka Pustaka terdiri dari 4 krida yakni:
1. Krida Layanan Perpustakaan (Yanpus)
SAKA TEKNOLOGI
SAKA TELEMATIKA
Saka Telematika adalah Satuan Karya Pramuka yang membidangi
masalah Teknologi dan Informasi, saka ini terbilang baru dan dirintis oleh Kwartir Daerah Jawa Barat dengan
bekerja sama dengan Telkom sejak Maret 2011 yang lalu, Saka Telematika ditandatangani oleh Direktur
Konsumer Telkom, I Nyoman G. Wiryanata bersama Ketua Kwarda Pramuka Jawa Barat Dede Yusuf Effendi
di GKP Telkom di Jalan Japati 1 Bandung. Cianjur dan Bekasi adalah beberapa daerah di Indonesia yang telah
membentuk saka tersebut.
Tujuan dibentuknya Saka Telematika ini adalah menjadikan Ikon terbaru dari Pramuka sendiri juga mendukung
3,3 juta blog Pramuka Jawa Barat, tujuan lainnya memiliki rasa cinta kepada telekomunikasi, edutainment,
multimedia dan informatika Indonesia yang menjadikan Pramuka Indonesia lebih dekat dengan fitur-fitur
teknologi yang semakin berkembang.
Saka Telematika terdiri dari 4 krida yakni:
1. Krida Telekomunikasi
2. Krida Informatika
3. Krida Media
4. Krida Edutainment
SAKA KEROHANIAN
Saka Kerohanian adalah satuan karya pramuka yang merupakan wadah kegiatan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang pekerjaan kerohanian menumbuhkan kesadaran untuk
membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Dulu saka ini pernah aktif di bawah binaan Kwartir Cabang
Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan. Sekarang Saka Kerohanian sudah tidak ada lagi.
Logo atau lambang Saka (Satuan karya Pramuka) adalah daftar lambang atau logo
berbagai Satuan Karya Pramuka (Saka) yang ada di Indonesia. Logo Satuan Karya
Pramuka bukan hanya lambang Saka yang bersifat nasional atau sudah diakui dan
ditetapkan dengan SK Kwarnas Gerakan Pramuka dan berlaku di seluruh
Indonesia saja. Namun juga disertakan beberapa Saka yang masih bersifat lokal
atau hanya berlaku di daerah tertentu dan hanya ditetapkan melalui keputusan
Kwartir daerah atau Kwartir Cabang.
Satuan Karya Pramuka yang bersifat nasional yaitu meliputi Saka Bahari, Saka
Bakti Husada, Saka Bhayangkara, Saka Dirgantara, Saka Kencana (Keluarga
Berencana), Saka Taruna Bumi, Saka Wanabakti, dan Saka Wira Kartika. Logo atau
lambang dari masing-masing Satuan Karya Pramuka tersebut adalah sebagai
berikut (klik masing-masing logo untuk memperbesar):
Saka Bina Sosial; Satuan Karya Pramuka Bina Sosial (Kwarda Jawa Tengah)
adalah saka di bidang kesejahteraan sosial dengan lambang atau logo:
Saka Pandu Wisata; Satuan Karya Pramuka Pandu Wisata (Kwarda Jawa
Tengah) adalah saka di bidang kepariwisataan dengan logo atau lambang:
Saka Pustaka; Satuan Karya Pramuka Pustaka (Kwarda Jawa Tengah) di
bidang kepustakaan dengan lambang atau logo:
Itulah beberapa Satuan Karya Pramuka yang ada di Indonesia baik Saka yang bersifat nasional
(melalui penetapan Kwarnas Gerakan Pramuka) atau pun saka yang masih bersifat lokal. Tentu masih
terdapat beberapa Satuan Karya Pramuka lokal yang belum terdaftar dalam postingan ini.
Untuk pembahasan lebih mendetail tentang masing-masing Satuan Karya Pramuka tersebut akan
diposting dalam kesempatan mendatang.