Modul Pembelajaran 1
Modul Pembelajaran 1
1
Bilangan induk hendaknya dalam keadaannya yang semula (tidak mengurangi angka
signifikan) pada saat mengalami operasi matematik.
1.3.2. Dimensi
Dimensi dari satuan besaran fisis adalah cara menyatakan suatu besaran fisis yang
tersusun dari besaran dasar (besaran pokok). Persamaan matematis yang
menghubungkan besaran-besaran fisis harus memenuhi prinsip kehomogenan
dimensi. Sedangkan besaran dasar adalah besaran yang dimensinya ditentukan secara
defenisi seperti pada tabel berikut:
2
Tabel 1.1b Besaran Turunan dan Satuan Fundamental SI
BESARAN
NO RUMUS DIMENSI SATUAN
TURUNAN
2
1. Luas Panjang x Lebar [L][L]=[L] m2
2. Volume Panjang x Lebar x Tinggi [L][L][L]=[L]3 m3
3. Massa Jenis Massa / Volume [M]/[L]3= [M][L]-3 kg.m-3
4. Kecepatan Jarak / Waktu [L]/[T]=[L][T]-1 m.s-1
5. Percepatan Kecepatan / Waktu [L][T]-1/[T]=[L][T]-2 m.s-2
6. Gaya Massa x Percepatan [M][L][T]-2 kg.m.s-2
7. Usaha Gaya x Jarak [M][L][T]-2[L]=[M][L]2[T]-2 Newton (N)
8. Energi Massa x (Kecepatan)2 [M]([L][T]-1)2=[M][L]2[T]-2 Joule (J)
9. Tekanan Gaya / Luas [M][L][T]-2/[L]2 =[M][L]-1[T]-2 Pascal (Pa)
10. Daya Usaha / Waktu [M][L]2[T]-2/[T]= [M][L]2[T]-3 Watt (W)
11. Impuls & Gaya x Waktu [M][L][T]-2[T]= [M][L][T]-1 N.s
Momentum
Setiap nilai/angka yang terlalu kecil atau terlalu besar dapat disingkat dengan
lambing dan nilai tertentu seperti terlihat pada tabel 1.2.
1.4. Fungsi
Hubungan matematis dari fungsi biasanya ditulis:
y = f(x)
3
Logaritmik : y
y = ln x
x
Trigonometrik :
y
y = sin x 1 sin x
y = cos x x
-1 Cos x
1.5. Differensiasi
“Differensial” atau sering diterjemahkan sebagai “turunan” suatu fungsi
didefinisikan sebagai “laju perubahan suatu peubah / variabel terhadap peubah lain”
atau “laju perubahan fungsi terhadap perubah bebasnya”.
garis singgung
y
x
a
0 x x+Δx x
4
Tabel 1.4 Beberapa Rumus Diferensiasi
1.6. Integrasi
Secara fisis, differensiasi berarti memperkecil atau menurunkan dimensi/orde dan
sebaliknya integrasi memperbesar/menaikkan orde kebergantungan besaran turunan
terhadap besaran dasar. Secara operasi matematis, integrasi bisa berarti penjumlahan,
mencari luas di bawah kurva, atau mencari fungsi turunan yang diberikan.
Jika kita mempunyai fungsi turunan df(x)/dx = f(x) maka untuk mencari fungsi asal
F(x) dilakukan integrasi, yaitu :
Integral semacam ini disebut ”integral tidak tentu”, dimana C mempunyai harga
sembarang dan bisa disebut konstanta integrasi. Jika harga F(x) diketahui untuk
harga x tertentu, harga konstanta C dapat ditentukan. Jika pada integral diberi batas
atas (misalnya x = b) dan batas bawah (misalnya x = a), maka
b
xb
f x dx Fx
a
xa
Fb Fa (1.5)
5
Tabel 1.5 Beberapa integral tidak tentu (a,b,C = konstan)
6
A A x î A y ĵ A z k̂ (1.6)
z
k
j
y
i
x
7
A B A x î A y ĵ A z k̂ B x î B y ĵ B z k̂ A x B x A y B y A z B z (1.14)
dengan: î î ĵ ĵ k̂ k̂ 1 ; î ĵ ĵ k̂ î k̂ 0
karena ketiga vektor satuan saling tegak lurus.
Operasi perkalian vektor yang kedua adalah”perkalian silang”, diberi tanda”x” antara
dua vektor, hasilnya adalah vektor
A B A B sin ê AB sin ê (1.15)
dengan : i x j = -j x i = k ; j x k = -k x j = i ; k x i = -i x k = j
Arah vektor A x B senantiasa tegak lurus dengan luasan yang dibentuk oleh
perkalian silang tersebut.
8
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fisika merupakan salah satu cabang dari ilmu pengetahuan alam eksakta (Natural
Sciences). Berbeda dengan awal masa sejarah dan masa pertengahan, kajian fisika
pada masa kini bertumpu pada metoda ilmiah dan tidak lagi sekedar berdasar pada
filsafat murni, yakni misalnya dengan pertanyaan dari mana, untuk apa, mengapa
begini dan bukan begitu dan seterusnya. Hingga pada abad ke 18 ilmu fisika meliputi
ilmu alam yang wilayah cakupannya lebih luas daripada apa yang ada sekarang;
yakni meliputi bidang astronomi, astrologi, biologi, kesehatan, meteorologi dan
bidang lainnya. Sedangkan kini bidang kajian fisika semakin menyempit, seperti
bidang mekanika, balistik dan optika geometri yang telah mulai dipelajari secara
intensif dalam bidang matematika. Fisika meneliti dan mengkaji fenomena alam
tidak hidup. Bidang ini membatasi dirinya pada proses yang dapat diamati dan dapat
dihasilkan ulang, serta menganalisisnya melalui sekumpulan istilah, seperti panjang,
waktu, massa, muatan listrik dan medan magnet.
Dalam fisika klasik, kecepatan pertikel yang diteliti dianggap sangat kecil dibanding
kecepatan cahaya, dan selain itu besaran aksi dan energinya sangat besar dibanding
bilangan kuantum Planck. Awal sejarah fisika modern secara umum ditandai pada
tahun 1900 saat Max Planck mempublikasikan teori kuantumnya. Teori kuntum ini
tidak dilukiskan secara konkrit. Interpretasi naif dari ruang dan waktu tidak lagi
berlaku. Wilayah kajian fisika modern meliputi mekanika kuantum, teori relatifitas,
fisika atom, fisika inti dan fisika partikel elementer serta optika elektron.
9
B. Ruang Lingkup
Dalam modul ini akan dipelajari tentang sistem pengukuran, besaran, satuan,
dimensi, fungsi, differensial, integral, dan vektor. Yang paling penting dalam
pembahasan modul ini adalah bagaimana mengetahui dimensi suatu besaran dengan
analisis satuan serta bagaimana menyelesaikan persamaan dasar matematika dalam
fisika.
C. Kaitan Modul
Modul ini merupakan modul pertama dari beberapa modul dalam matakuliah Fisika
Dasar dan dilaksanakan pada pertemuan pertama. Modul ini adalah dasar untuk
penyelesaian berbagai permasalahan dalam modul berikutnya, terutama penggunaan
satuan yang tepat pada setiap besaran yang dipelajari.
D. Sasaran Modul
Setelah menyelesaikan modul ini, diharapkan mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan besaran dasar dan besaran turun serta dimensi masing-masing.
2. Menyelesaikan problem set fungsi dasar matematika dalam fisika.
BAB II PEMBELAJARAN
A. Kompetensi Pembelajaran
Kompetensi Utama : Mampu memahami konsep basic sains, khususnya
bidang studi fisika serta aplikasi dan terapannya dalam
bidang studi di Fakultas masing-masing
Kompetensi Pendukung : Mampu berkomunikasi, beradaptasi dan bekerjasama
dalam pengembangan ilmu di bidang masing-masing
Kompetensi lainnya : Mampu mengembangkan diri berdasarkan prinsip
budaya bahari serta menjunjung tinggi norma tata nilai
moral, agama, etika dengan rasa tanggung jawab.
B. Model Pembelajaran
Matakuliah : Fisika Dasar I
Pendekatan SCL : Small Group and Collaboration
10
C. Tugas Mahasiswa
I. Tugas di kelas
1. Hitunglah, ada berapa kilometer dalam 20 mil, hanya dengan menggunakan
faktor konversi berikut: 1 mil = 5280 kaki, 1 kaki = 12 inchi, 1 inchi = 2,54 cm,
1 meter = 100 cm, dan 1 km = 1000 meter
2. Tentukan dimensi dari besaran berikut berdasarkan analisis satuan!
a. Daya per luas b. Energi per volume c. Kalor per penjang
3. Sebuah grafik memiliki persamaan y = 3 cos2 2x + 5x2 – 1. Buat grafik tersebut!
4. Selesaikan turunan dan integral persamaan pada no (3)!
5. Diketahui tiga buah vektor masing-masing A 2î 3k̂ dan B 4 ĵ 2k̂ , dan
C î ĵ k̂ , tentukanlah:
a. Buat kombinasi untuk penjumlahan ketiga vektor tersebut!
b. Buat kombinasi untuk pengurangan ketiga vektor tersebut!
D. Proses Pembelajaran
1. Mahasiswa peserta matakuliah ini dibagi menjadi beberapa kelompok kecil
2. Mencari dimensi dan satuan dari suatu pengukuran, menyelesaikan soal
persamaan, integral, diferensial, dan vektor
3. Salah satu wakil dari setiap kelompok memaparkan tugas yang diselesaikan,
kemudian ditanggapi dan dikoreksi oleh kelompok lain
E. Strategi Pembelajaran
1. Tatap muka (kuliah)
2. Diskusi kelompok tanpa tutor
3. Diskusi kelompok dengan tutor
4. Aktivitas pembelajaran individual menggunakan sumber-sumber belajar lainnya
F. Kriteria Penilaian
1. Mampu membedakan dimensi satuan dasar dan satuan turunan
2. Mampu menjawab dengan benar 5 soal
11
BAB III PENUTUP
Setelah menyelesaikan modul ini, anda berhak mengikuti tes evaluasi untuk uji
kompetensi yang telah anda pelajari. Apabila anda telah mempelajari dan memahami
modul ini hingga dinyatakan memenuhi syarat kelulusan dari hasil evaluasi, maka
anda berhak mendapatkan apresiasi sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
Apabila anda telah menyelesaikan seluruh evaluasi dari setiap modul, maka hasil
yang berupa nilai dari fasilitator dapat dijadikan sebagai bahan rujukan sebagai
penentu standar kelulusan mata kuliah Fisika Dasar.
DAFTAR PUSTAKA
Young, H.D and Freedman, R.A., 2002: Fisika Universitas (terjemahan oleh Endang
Juliastuti), Jilid I dan II, Edisi ke-10, Erlangga, Jakarta.
12