Bab Ii Fix
Bab Ii Fix
TINJAUAN PUSTAKA
3. IPTEK
Dalam transkultural ilmi pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk
menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman mausia dari berbagai
segi kenyatan dalam alam manusi. Ilmu memberikan kepastian dengn
membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari
keterbatasannya. Teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan
praktis; ilmu pengetahuan terapan atau dapat pula diterjemahkan sebagai
keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang ang diperlukan bagi
elangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Sebagian beranggapan
teknologi adalah barang atau sesuatu yang baru
Nilai nilai budaya bersifat kompleks, karena stiap manusia
menjadi pasien mempunyai latar belakang, lingkungan hidp, pengalaman
hidup, tidak sama. Pengembangan iptek mempunyai dampak dalam dinamika
nilai-nila,
nilai budaya, yang mempengaruhi paradigma seseorang terhadap
persepsi sesuatu yang dihadapinya . realitas yang seperti itu menurut seorang
perawat yang selalu berhadapan dengan pasien harus banyak memahami model
pemenuhan harapan pasien bukan hanya dai sisi metode pelayanan klinis teknis
keperawatan namun pendekatan nilai-nilai budaya yang beraneka ragam yang
menjadi milik pasien harus dimengerti dan dipahami. Agar harapan pasien
sebagai manusia dapat dipenuhi secra komprehensif dan holistic
4. Pandangan Agama
Peran agama dalam keperawatan adalah topik yang jarang untuk
dibahas, padahal kita tahu hal ini sangat berpengaruh didalam pelayanan, hal
ini terbukti dengan didalam keperawatan kita juga mengenal tentang kebutuhan
spiritual (walaupun tidak benar-benar dapat disamakan dengan agama). Tapi
kali ini saya hanya ingin membagi ide atau pemikiran saya, bukan tentang
pemenuhan kebutuhan spiritual, tetapi yang berhubungan dengan pendidikan
agama bagi keperawatan.
Adapun peran agama dalam transkultural nursing adalah sebagai berikut :
a. Memberikan pandangan dari penanganan kesehatan.
b. Budaya akan memengaruhi bagaimana orang menyebutkan dan
mengkomunikasikan masalahnya.
c. Mempersepsikan pelayanan kesehatan jiwa.
d. Menggunakan atau merespon penanganan kesehatan jiwa.
e. Mengatasi masalah bahasa dan menciptakan dialog yang
sensitive budaya.
f. Mengatasi masalah-masalah kesehatan mental. ( Perry AG dan Potter
PA,2009)
5. Tradisi Kepercayaan
Tradisi dalam masyarakat mempengaruhi paradigma sehat dan
sakit yang berkembang di masyarakat. Misalnya pada masyarakat Bali
sering melakukan ritual ketika mengalami musibah atau penyakit.
Mereka beranggapan setelah melakukan ritual tersebut mereka
akan terhindar dari musibah tersebut dan mempercepat penyembuhan.
Begitu pula daerah lain masyarakat masih cenderung mempercayai hal-
hal yang bersifat gaib karena adanya tradisi yang sudah ada sejak
dahulu dan turun-temurun.
REFERENSI :
Flowers, D. 2004. Culturally Competent Nursing Care
Karabudak. S. S, Tas. F, & Basbakkal, Z 2013. Giger and Davidhizar’s Transcultural
Assessment Model: A Case Study in Turkey
Campinha-bacote, J. 2002. The Process of Cultural Competence in the Delivery of
Healthcare Services : A Model of care
Leininger. M & McFarland. M.R. 2002. Transcultural Nursing : Concepts, Theories,
Research and Practice, 3rd Ed. USA : Mc-Graw Hill Companies
Schim, S. M., & Miller, J. 2007. Culturally Congruent Care : Putting the Puzzle
Together
Darmastuti & Sari. 2011. Kekuatan kearifan lokal dalam komunikasi kesehatan. Jurnal
Komunikator. Vol. 3 No. 2, November 2011, pg 233-244.
Pratiwi, Arum. 2011. Buku Ajar Keperawatan Transkultural. Yogyakarta:
Gosyen Publishing.
Perry and Poter 2009. Fundamental of Nursing: Concept, Process, and
Practice, Philadelpia: Mosby.