sebagai makanan embrio. Enam hari setelah fertilisasi, trofoblas menempel pada
dinding uterus. Trofoblas kemudian menebal beberapa lapis, permukaannya berjonjot
dengan tujuan memperluas daerah penyerapan makanan. Embrio telah kuat
menempel setelah hari ke 12 dari fertilisasi (Nico, 2006)
2.3 Tanda-tanda kehamialan menurut Prawirohardjo (2006), meliputi :
1) Tanda tidak pasti
a. Amenoroe (tidak dapat haid), umumnya wanita hamil tidak dapat haid
lagi
b. Nausoa (enek) dan emisis (muntah), terjadi umumnya pada bulan-
bulan pertama kehamilan, disertai emesis dan sering terjadi pada pagi
hari , tetapi tidak selalu.
c. Mengidam (ingin minum atau makanan tertentu), sering terjadi pada
bulan-bulan pertama akan tetapi akan menghilang dengan makin
tuanya kehamilan
d. Mammae menjadi tegang dan membesar
e. Anoreksi (tidak ada nafsu makan), terjadi pada bulan-bulan pertama,
tetapi setelah itu nafsu makan timbul kembali
f. Sering kencing, terjadi karena pada bulan-bulan pertama kehamilan
tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada trimester kedua akan
hilang dan akan timbul lagi pada trimester ke tiga, karena janin mulai
masuk keruang panggul dan menekan kandung kemih.
2) Tanda pasti kehamilan
Menurut Winkjosastro (2002), tanda pasti kehamilan yaitu :
a. Ada gerak janin (pada primigravida dapat dirasakan ibunya pada usia
kehamilan 18 minggu sedangkan multigravida umur 16 minggu)
b. Palpasi atau perabaan dari Leopold I – Leoplod IV. Teraba bagian-bagian
janin (20 minggu)
c. Adanya ballotemen (lentingan dari bagian bawah janin)
d. Rontgen (adanya gambaran kerangka janin)
7
2.5 KEK
Menurut Depkes RI (2002) dalam Program Perbaikan Gizi Makro
menyatakan bahwa Kurang Energi Kronis merupakan keadaan dimana ibu penderita
kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan
timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. KEK dapat terjadi pada wanita usia subur
(WUS) dan pada ibu hamil (bumil).
Kekurangan energi kronis disebabkan karena tidak mengkonsumsi makanan
dalam jumlah yang cukup atau makanan yang baik dalam periode/kurun waktu yang
lama untuk mendapatkan kalori dan protein dalam jumlah yang cukup.
B. Etiologi
Menurut Sodiaoetomo (2002), penyebab dari kekurangan energi kronik dapat dibagi
menjadi dua, yaitu :
1. Penyebab langsung /primer
Defisiensi kalori maupun protein yang terjadi dalam jangka waktu yang cukup
lama.
2. Penyebab tidak langsung /sekunder yaitu :
a. Hambatan absorbsi karena penyakit infeksi atau infeksi cacing
b. Hambatan utilitas zat-zat gizi
8
C. Patofisiologi
Kebutuhan nutrisi meningkat selama hamil. Masukan gizi pada ibu hamil
sangat menentukan kesehatannya dan janin yang dikandungnya. Kebutuhan gizi pada
masa kehamilan berbeda dengan masa sebelum hamil, peningkatan kebutuhan gizi
hamil sebesar 15% karena dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim, payudara, volume
darah, placenta, air ketuban, dan pertumbuhan janin (Lubis, 2003)
Di dalam kehamilan kebutuhan akan zat-zat makanan bertambah dan terjadi
perubahan-perubahan anatomi fisiologi. Tambahan zat besi diperlukan sekitar 800mg
untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan pembentukan sel darah merah pada
janin dan placenta (Wiknjosastro, 2002)
Cakupan gizi pada ibu hamil dapat diukur dari kenaikan berat badan ibu hamil
tersebut. Kenaikan berat badan ibu hamil antara 6,5 kg sampai 16,5 kg, rata-rata 12,5
kg. Terutama terjadi dalam kehamilan 20 minggu terakhir (Wiknjosastro, 2002).
9
E. Akibat KEK
1. Bagi ibu
Bagi ibu hamil yang menderita KEK dapat melemahkan fisiknya yang pada
akhirnya menyebabkan perdarahan, partus lama, abortus dan infeksi (Susilowati,
2008)
2.Bagi bayi
Bayi yang terlahir dari ibu hamil yang menderita KEK akan mengalami
keguguran, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, berat badan lahir rendah
(BBLR). (Susilowati, 2008)
F. Pencegahan KEK
Menurut Chinue (2009), cara pencegahan KEK adalah :
1. Meningkatkan konsumsi makanan bergizi yaitu :
10
a. Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari vahan makanan
hewani (daging, ikan, ayam, hati, telur) dan vahan makanan nabati
(sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan, tempe)
b. Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin
C (daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk, nanas) sangat
bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus.
2. Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum tablet
penambah darah.
G. penatalaksanaan KEK
Terapi kekurangan energi kronik ditujukan pada pengobatan individu disertai
tindakan-tindakan preventif di masyarakat dengan perbaikan-perbaikan pad afaktor-
faktor penyebab.
Pentalaksanaan ibu hamil dengan kekurangan energi kronik adalah :
1. Memberikan penyuluhan dan melaksanakan nasehat atau anjuran
a. Tambah makan
Makanan pada ibu hamil sangat penting, karena makanan merupakan
sumber gizi yang dibutuhkan ibu hamil untuk perkembangan janin dan
tubuhnya sendiri (Notoadmodjo, 2008)
Keadaan gizi pada waktu konsepsi harus dalam keadaan baik, dan selama
hamil harus mendapatkan tambahan protein, mineral, dan energi (Chinue,
2009)
b. Istirahat lebih banyak
Ibu hamil sebaiknya menghemat tenaga dengan cara mengurangi kegiatan
yang melelahkan. Siang ± 4 jam/hari, malam ± 8 jam/hari (Wiryo, 2002)
2. Pemberian makanan tambahan (PMT)
PMT yaitu pemberian tambahan makanan disamping makanan yang dimakan
sehari-hari untuk mencegah kekurangan energi kronis. (Chinue, 2009).
Pemberian PMT harus memenuhi kalori dan protein, serta variasi menú dalam
11