PENDAHULUAN
Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masing-
lawan, dengan memanipulasi bola dengan kaki. Selain lima pemain utama, setiap
regu juga diizinkan memiliki pemain cadangan. Tidak seperti permainan sepak
bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasigaris, bukan net ataupapan
(Tenang, 2008).
mengikutinya hanya dengan menyewa lapangan futsal yang kini banyak tersedia,
salah satunya adalah di kota Demak, banyak sekali kita temui lapangan futsal
dengan berbagai corak dan bentuk lapangan. Seseorang tidak harus ahli untuk bisa
mengikuti olahraga ini. Meskipun begitu, futsal merupakan olahraga yang perlu
mendapatkan penanganan yang tepat, bisa terjadi cedera pada pemain tersebut.Hal
kaki. Gerakan pada kaki yang salah atau benturan fisik antar pemain saat berebut
2 bola bisa menyebabkan terjadinya cidera, cidera pada ankle bisa juga terjadi
oleh karena kesalahan saat menumpu, dimana saat pemain menendang atau
1
melompat berebut bola tidak jarang membuat tubuh dan kaki pemain tidak
seimbang dan menyebabkan tumpuan kaki tidak sempurna pada lantai/ tanah dan
Sendi, ligamen, serta otot pergelangan kaki dan kaki dirancang untuk
Saat berdiri, kaki harus menumpu beban tubuh dengan pengeluaran energi
minimum. Selain itu, kaki harus lentur atau relatif kaku bergantung pada berbagai
dan berlari. Pada tumit dengan posisi yang salah yaitu cenderung ke arah
pada fascia plantar, misalkan penggunaan alas kaki yang tidak tepat seperti
highheels atau alas kaki yang keras menyebabkan fascia lebih terulur dalam
jangka waktu lama. Oleh karena itu, tumit dan telapak kaki cenderung mengalami
gangguan gerak dan fungsi, salah satunya adalah faciitis plantaris (Kisner, 2013).
Pemberian ice pada kasus sprain ankle akut selama 10-15 menit membantu
selama satu sampai tiga hari setelah cedera (tergantung pada beratnya) atau pada
fase cedera akut. Selama waktu ini, pembuluh darah di sekitar jaringan yang
2
terluka membuka, nutrisi dan cairan masuk kedarah untuk membantu
penyembuhan jaringan.
atau iritasi pada fascia plantaris. Fasciitis plantaris ditandai dengan adanya
keluhan nyeri pada tumit saat injakan pertama di pagi hari, saat berjalan nyeri
biasanya akan lebih berkurang. Namun rasa sakit kemungkinan dirasakan lagi saat
berdiri lama atau bangun dari posisi duduk. Rasa sakit biasanya dibagian depan
Fasciitis plantaris adalah jenis yang paling umum dari cedera plantar
menengah (Gorden et al, 2012), juga 8% cedera kaki pada pelari terkait dengan
fasciitis plantaris (Landorf et al., 2006). Gejala utama fasciitis plantaris adalah
nyeri pagi atau nyeri pada awal aktifitas setelah istirahat (Ragab, 2012). Faktor
berlebihan, mengurangi gerakan 3 dorsi fleksi telapak kaki), alas kaki yang tidak
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Anatomi Fungsional
menambah inversi dan eversi; dan 3) sendi lain pada kaki, yang
4
dinamis yang diberikan oleh otot intrinsik kaki dan tendo M. flexor,
Dalley,2013).
adalah telapak (L. planta) atau regio plantaris (Latin), dan bagian
pedis. Telapak kaki yang menjadi dasar calcaneus adalah tumit atau
medialis adalah ball of the foot. Ibu jari kaki (L. hallux) juga
Gambar 2.1
Tulang Ankle dan Foot (Sumber Novita 2012).
5
Gambar 2.2
Plantaris Telapak Kaki (Moore & Dalley, 2013).
b. Ligamen Utama pada Kaki
longitudinalis kaki.
6
Ligamentum tersebut memanjang dari aspek anterior permukaan
longitudinalis kaki.
medialis.
fase heel strike dan fase mid stance. Hal ini di karenakan adanya nyeri
7
Pada sendi pergelangan kaki terdapat banyak otot di antaranya :
(1) otot gastrocnemius dan soleus yang menpunyai tendon yang lebar
plantar, (2) Otot peroneus longus yang berorigo di caput fibula dan
berfungsi untuk fleksi plantar, (4) Otot tibialis anterior yang berfungsi
untuk fleksi dorsal dan inverse pergelangan kaki, (5) Otot tibialis
kaki (Putz dan Pabst, 2005). Persarafan pada sendi ankle terdiri dari :
(1) nerves ischiadicus yang mensarafi otot tungkai bawah dan kaki yang
yang mensarafi otot peroneus longus dan peroneus brevis, (3) nerves
tibialis anterior dan ekstensor jari kaki, (4) nerves tibialis yang terletak
tibialis posterior dan fleksor jari kaki (Puzt dan Pabst, 2005).
8
periosteum tulang calcaneus, sehingga jika fascia plantaris mengalami
gangguan atau cedera akan terdeteksi dengan adanya rasa nyeri yang
Gambar 2.3
Perlekatan Plantar Fascia
2. Biomekanik
Gambar 2.4
Gerakan Persendian Kaki Depan (Moore & Dalley, 2013)
9
keadaan normal untuk dorsofleksi adalah 20˚, plantarfleksi adalah 50˚,
gerakan eversi adalah 20˚, dan gerakan inversi adalah 40˚. Penulisan
akan tertulis (S) 20-0-50 dan gerak inversi dan eversi tertulis (S) 20-0-
1) Dorso
Fleksi:M.flexordigitorumbrevis,M.lumbricalis,M.interosseus,M.
3) Eversi;M.abductorhallucis,M.abductordigitiminimidan
interosseus dorsalis.
10
4) Inversi; M. adductor hallucis dan M. interosseus plantaris.
berperan antaralain
plantarfleksi ankle terjadi sedikit gerakan asesori dari fibula : Pada saat
dan tertarik kearah inferior serta kedua malleoli saling mendekati. Pada
lapisan jaringan ikat tebal dan kuat pada telapak kaki (Gibson,2002
dalam Hendarto2015).
11
B. Tinjauan Tentang Kasus
1) Definisi
Gambar 2.5
Plantar Facitis(Jan-Mar;2004)
kecil pada daerah yang melekat pada tulang tumit.Rasa sakit pada bagian
kelainan tetapi hanya terdapat rasa nyei saat ditekan pada daerah
12
Fascia Plantaris merupakan lembaran berserat menebal dari jaringan
petenis, dan pelari. Meskipun keliru, rasa sakit yang sulit dibedakan
datang dengan tiba-tiba dan langsung nyeri hebat. Dan meskipun dapat
mengenai kedua kaki, akan tetapi lebih sering hanya pada satu kaki saja
(Wibowo, 2008) :
langkah pertama setelah bangun tidur, pada saat naik tangga atau
13
c. Nyeri tumit yang timbul setelah berdiri lama atau duduk lama
3. Etiologi
(2011) yaitu pola kaki datar terjadi gerakan pronasi sehingga terjadi
kebiasaan berdiri dalam jangka waktu yang lama dan kebiasaan berjalan
kelainan bawaan pada arcus plantaris berupa flaat foot dan pes cavus,
fascia pada saat stance phase. Pronasi yang berlebihan pada sendi
plantaris selama fase foot flat, sedangkan kaki dengan bentuk pes capus
terjadi peningkatan arcus pada fore foot dan hind foot sehingga tekanan
14
oleh berat badan akan serap oleh plantar fascia. Tightnes calf muscles
fleksi pada saat terminal stance dan preswing. Pada seseorang yang
berat badan tidak seimbang diterima oleh kedua kaki dan menyebabkan
fascia plantaris.
15
4. Patofisiologi
a. Proses degenerasi
cedera.
fascia plantaris.
16
aktivitas yang berat, kekurangan proprio-sepsi. Hal tersebut akan
fascia.
berjalan
pada fascia.
penekanan.
17
i. Fase berjalan abnormal
mulai dari stance phase (heel strike, foot flat, midstance, toe off)
berdiri dimulai dari heel strike (yang diikuti swing phase pada kaki
dan saat masuk ke fase stance maka os. tibia mendapatkan tekanan
zat iritan yang akan menyebabkan rasa nyeri saat berjalan dan
anteromedial tibia. Hal ini akan terlihat dari pola jalan yang
18
sering berkembang menjadi heel spur. Heel spur merupakan
dalam waktu yang lama dan tulang calcaneus akan beraksi terhadap
dibagian periosteal.
telapak kaki.
19
5. Mekanisme
tempat perlekatannya.
yang terjadi. Selain itu kelemahan pada otot tertentu juga akan
mengalami fase proliferasi. Pada fase ini bila terjadi aktifitas fibroblast
terulur.
20
Bila hal ini terjadi terus menerus maka terjadi trauma berulang
menjadi heel spur. Heel spur atau kalkaneus spur merupakan suatu
dibagian bawah kaki yang menekan pada tulang kalkaneus. Spur pada
21
C. Tinjauan Assesment dan Pengukuran Fisioterapi
1. Assesment Fisioterapi
a. Assessment
fisioterapi.
b. Pemeriksaan Fisik
lingkungan aktifitas
22
menyebabkankekakuan sendi, pemendekan otot , atrofi otot dan
gangguan fungsi.
b. stretch test
fleksi ankle, dan hasil didapat nyeri regang pada fascia plantaris.
23
c. Windlass Test
MTP Joint
d. Pemeriksaan Radiologi
pada ankle.
24
2. Pengukuran Fisioterapi
titik yang mewakili keadaan nyeri yang dirasakan pasien saat ini,
titi “tidak nyeri”ke titik yang ditandai oleh pasien, dengan range
intensitas nyeri lebih besar. Sebagai alat ukur, VAS jelas bersifat
subjective pula.
Gambar 2.8
Visual Analog Scale
25
b. MMT (Manual Muscle Testing)
metode untuk menilai fungsi dan kekuatan dari individual otot dan
Tabel 2.1
MMT (Manual Muscle Testing)
26
c. Joint Range of Motion
melalui gerakan aktif dan pasif pada sendi atau serangkaian sendi
index).
2010).
27
FADI merupakan laporan khusus untuk mengukur
item rasa 11 sakit dari FADI yang mencetak 0 (tidak ada nyeri)
skala ini, melaporkan bahwa pengukuran ini lebih akurat dan valid
28
Tabel 2.2
FADI (Foot/Ankle Disability index)
Pada tinjauan ini mengenai intervensi yang akan digunakan untuk kasus
Plantar Fascitis:
1. Ultrasoud
mekanik gelombang suara dengan frekuensi lebih dari 20.000 Hz. Yang
29
Adapun Efek yang ditimbulkan Ultrasound sebagai berikut :
a. Efek Mekanik
yang sangat penting karena hampir semua efek ini sangat diharapkan
sehingga pada daerah micro tissue damage baru yang memacu proses
inflamasi fisiologis.
b. Efek Panas
kulit dan otot serta periosteum. Hal ini disebabkan oleh adanya
gelombang yang diserap dan dipantulkan. Agar efek panas tidak terlalu
jaringan otot. Jadi tanpa adanya efek regulasi dari sirkulasi darah.
30
c. Efek Biologis
tebal.
4) Rileksasi Otot
7) Mengurangi Nyeri
2. MyoFascial Release
31
Myofascial release digunakan untuk mengurangi tekanan dalam
Gambar 2.9
Teknik Myofascial release (Shah dan Bhalara, 2012)
b. Dosis Myofascialrelease
Soomro 2014).
lain:
refferalvisceral.
32
3) Pasien memiliki kelemahan otot akibat neuropati perpheral atau
d. Kontraindikasi Myofascialrelease
1) keganasan,
2) luka terbuka,
4) hiperaestesi,
33
terlebih dahulu latihannya oleh fisioterapis (Kisner, 2007 dalam Hendarto
2015). Active stretching pada otot plantar flexor ankle bertujuan untuk
jaringandisekitarnya.
abnormal cross link sehingga mengurangi iritasi terhadap A delta dan saraf
34
Metode self stretching (active stretching) yang dapat digunakan pada
Gambar 2.10
Towel Stretching (Das & Dutta, 2015)
Gambar 2.11
non weight bearing
kali pengulangan untuk setiap kaki. Lakukan selama 1-2 menit (Toriri,
2016).
4. Terapi Latihan
harus tahu prinsip - prinsip dasar dan efek - efek latihan terhadap sistem
35
muskuloskeletal, neuromuskular, kardiovaskular dan respirasi. Selain itu,
harus tahu adanya saling keterkaitan antara anatomi dan kinesiologi dari
mungkin atau tidak mungkin ingin memperoleh hasil yang lebih baik. Jika
mempersilahkan terapis dan sangat banyak melakukan latihan. Jika dia tidak
khawatir. Dia mungkin merasa nyeri dan takut jika terjadi nyeri yang lebih
berat, takut akan penyakitnya atau kecelakaan yang terulang lagi, atau
rumah sakit.
Gambar 2.12
Heel Raises Exercises
36
b. Standing Calf Stretch
Peregangan ini harus ditahan selama 15 sampai 30 detik dan diulang tiga
kali. Pasien dianjurkan untuk mengulang latihan ini beberapa kali dalam
sehari.
Gambar 2.13
Standing Calf Stretch
Gambar 2.14
Plantar Fascia Strech
37
d. Towel Pickup Stretch
Gambar 2.15
Towel Pickup Stretch
Gambar 2.16
Tennis Ball Rollout dan Toe Curl
5. Kinesio Tapping
chiropractor asal Jepang yang bernama Dr Kenzo Kase pada tahun 1970an.
Lakban ini terbuat dari bahan khusus yang sangat elastis seperti katun dan
38
Fungsi utama dari lakban ini adalah untuk memberikan elastisitas
lebih kuat bagi otot-otot yang terasa kejang dan juga melindungi serta
melakukan pergerakan.
Gambar 2.17
Penggunaan Tapping
39
BAB III
PROSES FISIOTERAPI
A. Data Medis
1. ASSESMEN FISIOTERAPI
- Vital Sign
a. Nadi : 74x/menit
c. Pernapasan : 25 kali/menit
d. Suhu : 36,5° C
a. Berat Badan : 54 kg
2. IDENTITAS PASIEN
Nama : Residin
Umur : 24 tahun
Agama : Islam
40
B. History Taking
Sekitar 1 minggu yang lalu pasien merasakan nyeri pada telapak kaki
kanan. Nyeri terjadi pada pagi hari terutama saat bangun , saat berjalan
atau berdiri terlalu lama. pada tanggal 14 april 2021 pasien datang ke koni
untuk melakukan terapi ke 3xnya dengan kondisi nyeri telapak kaki dan
pada awal cedera, pasien menghiraukan nyerinya, dan terus untuk bermain
futsal, keesokan harinya pasien kesulitan untuk berlari. Nyeri itu sangat
41
C. Inspeksi
1. Inspeksi/Observasi
a. Statis :
b. Dinamis :
1) Gait analysis : (Normal) terdapat fase heel strike dan fase mid stance.
a. Plantar fleksi dextra: Tidak Nyeri dan Tidak terbatas Elastis end Feel
b. Dorso Fleksi dextra : Nyeri dan tidak terbatas Elastis end Feel
c. Inversi Foot sinistra: Tidak nyeri dan tidak terbatas Elastis End Feel
d. Eversi Foot sinistra: Nyeri dan tidak terbatas Elastis End Feel
42
3. TIMT
1. Palpasi
Hasil :
d. Oedema (-)
2. Pengukuran VAS
Hasil :
a. Nyeri diam :2
b. Nyeri gerak :3
c. Nyeri tekan :6
3. Neurological Test
43
4. Pengukuran MMT
Hasil :
a. M. gastrocnemius : nilai 4
c. M.Soleus : nilai 4
5. Tes Pesifik
7. Pengukuran ROM
Tabel 3.1
Hasil Pengukuran ROM
Plantar fleksi -
Inversi -
44
F. Algoritma Assessment Fisioterapi
1. Statis
→ Pasien dating secara mandiri
→ Nampak kaki kanan flat foot (+)
→ Postur Pasien : Normal
2. Dinamis
Kesulitan untuk menjinjit
Kesulitan untuk berjalan jauh dan berlari
Gait analysis : (Normal) terdapat fase heel strike dan fase mid
stance.
Kesulitan Jongko Berdiri
Pemeriksaan fisik
Diagnosa ICF :
“Gangguan aktivitas fungsional regio ankle dextra berupa nyeri
Tenderness akibat Flat Foot et causa Plantar Fascitis di Komite
Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Makassar”
45
G. Diagnosis
H. Problematika Fisioterapi
3. Acivity Limitation
4. Participation Restriction
46
I. Tujuan Intervensi Fisioterapi
1. Ultrasound
pelicin.
Teknik pelaksanaan :
47
5) Ratakan gel menggunakan transduser US ke daerah yang akan
dirasakan pasien.
menggunakan tissue.
Tujuan :
perlahan akan terjadi penguluran pada tendon dan fascia dan jaringan
di sekitarnya.
Teknik :
nyeri
48
e. Dosis
d. Teknik :
49
e.Dosis
Soomro 2014).
4. Latihan Endurance
dari tembok,
a. Teknik
didepan.
50
b)Dorong tembok, jadikan kaki yang didepan sebagai
B. Towel Pickup
jari kaki mereka (dari kaki yang cedera) lalu jatuhkan handuk lagi.
handuk.
51
Suthasinee Thong-On, MSc,et.all. Published online 2019 Dec 31(Effects of Strengthening and
Stretching Exercises on the Temporospatial Gait Parameters in Patients With Plantar Fasciitis: A
Randomized Controlled Trial)
kemudian relaks.
Suthasinee Thong-On, MSc,et.all. Published online 2019 Dec 31(Effects of Strengthening and
Stretching Exercises on the Temporospatial Gait Parameters in Patients With Plantar Fasciitis: A
Randomized Controlled Trial)
52
D.Toe Curl
Letakkan bola tennis pada bawah telapak kaki, bolak-balik dari tumit
Suthasinee Thong-On, MSc,et.all. Published online 2019 Dec 31(Effects of Strengthening and
Stretching Exercises on the Temporospatial Gait Parameters in Patients With Plantar Fasciitis: A
Randomized Controlled Trial)
Suthasinee Thong-On, MSc,et.all. Published online 2019 Dec 31(Effects of Strengthening and
Stretching Exercises on the Temporospatial Gait Parameters in Patients With Plantar Fasciitis: A
Randomized Controlled Trial)
53
F. Soleus Stretch
Suthasinee Thong-On, MSc,et.all. Published online 2019 Dec 31(Effects of Strengthening and
Stretching Exercises on the Temporospatial Gait Parameters in Patients With Plantar Fasciitis: A
Randomized Controlled Trial)
Setiap tumit naik terdiri dari fase konsentris tiga detik (naik) dan
fase eksentrik tiga detik (turun) dengan fase isometrik 2 detik (jeda
54
H. Kinesio Tapping
c. Teknik
→ letakkan pita perekat lain dari sisi medial dan pasang tinggi di
55
BAB IV
A. Evaluasi
Keterangan T1 T2
Nyeri diam 2 0
Nyeri gerak 3 2
Nyeri tekan 6 3
B. Follow Up
c. Terapi latihan
f. Terapi latihan
56
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Plantar Fasciitis merupakan peradangan akibat dari
57
B. SARAN
betis.
kaki, oleh karena itu penggunaan alas kaki yang sesuai dan nyaman
flat. Alas kaki yang ideal hendaknya memiliki tumit 2,5 – 5 cm. Dengan
58
DAFTAR PUSTAKA
59
DOKUMENTASI
60