SKENARIO 2
“DUA KAKI SEBAGAI TUMPUAN PADA TEMPAT“
“Gerakan Sendi”
Learning Objective
5. Rotasi Ipsilateral
Gerakan rotasi dikerjakan pada saat posisi duduk maupun dalam
keadaan tidur terlentang, gerakan ini terjadi pada bidang horizontal dengan
axix vertical melalui processus spinosus, sudut gerakan ini sekitar 45.
Rotasi ipsilateral merupakan penggerak utamanya, bila otot berkontraksi
dapat memutar columna vertebralis sepihaknya, digerakkan oleh otot
obliges internus abdominis, otot illiocostalis lumborum dan otot
spinatiansversairium. Ipsilateral adalah rotasi yang menunjukkan sesuatu
yang terdapat pada sisi tubuh yang sama seperti struktur lain. Contohnya
yaitu ibu jari tangan kanan dan ibu jari kaki kanan terletak ipsilateral
(Moore, 2013).
8. Fisiologi Berjalan
Berjalan tegak sebagai cara pergerakan yang fisiologis hanya
dimungkinkan dengan penyesuaian anatomis yang khusus Penyesuaian
penyesuaian ini terutama terkait dengan tulang belakang (vertebra) dan
konstruksi Pelvis. Vertebra manusia menyerupai sebuah tiang yang
"membal" (seperti pegas) yang memiliki lengkung seperti huruf S ganda.
Sebaliknya, pada simpanse, vertebra hanya menunjukkan konstruksi busur-
tali yang sederhana. Dengan demikian, seluruh massa tubuh beralih ke atas
permukaan penunjang kaki. Karena posisi tegak ini, pelvis mengambil alih
seluruh beban organ-organ viseral perut. Dengan demikian Ala ossis ilei
yang terbentang keluar dan Os sacrum yang lebih lebar ikut berfungsi
menyangga. Karena vertebra yang terletak di atas Os sacrum memiliki sendi
yang relatif stabil, stabilisasi pelvis berperan besar terhadap ekstremitas
yang bergerak pada saat berjalan tegak (Schunke, 2019).
Ekstremitas bawah terutama ikut berperan pada reorganisasi
proporsi tubuh. Fungsi eksklusif sebagai penunjang dan pergerakan yang
diemban ekstremitas bawah menyebabkan strukturnya dibentuk secara
khusus, yaitu sangat kuat dan panjang. Jika dibandingkan dengan kera,
tungkai tidak hanya secara substansial menjadi lebih panjang daripada
lengan, tetapi juga dalam perbandingannya dengan panjang tubuh, manusia
memiliki tungkai panjang. Panjang tungkai orang utan adalah 111%, pada
simpanse adalah 128%, tetapi pada manusia adalah 171% panjang tubuh.
Akhirnya proporsi tubuh yang berubah ini menyebabkan perubahan
mendasar pada beberapa fungsi otot. Dalam hal ini, otot-otot yang terutama
terlibat adalah otot-otot yang penting untuk kemampuan berjalan di atas dua
tungkai: otototot gluteal serta otot-otot ekstensor sendi lutut dan betis
(Schunke, 2019).
W.A. Newman, Dorland. 2012. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 31. Jakarta :
EGC
Paulsen, F. & J. Waschke, 2019. Sobotta Atlas Anatomi Manusia Umum dan
Muskuloskeletal. Indonesia: Elsevier
Nyambe Hasan., et al. 2013. Buku Ajar Anatomi Biomedik 1. Edisi 3. Makassar:
Bagian Anatomi FK UNHAS