Anda di halaman 1dari 9

LEARNING OBJECTIVE

SKENARIO 2
“DUA KAKI SEBAGAI TUMPUAN PADA TEMPAT“

Nama : Putri Aswariyah Ramli


Stambuk : N 101 20 045
Kelompok :4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN AJARAN 2020/2021
Learning Unit : Dua Kaki Sebagai Tumpuan Pindah Tempat
Skenario 2

“Gerakan Sendi”

Kita berjalan dengan dua tungkai yang diayunkan kedepan secara


bergantian, pada waktu mengayunkan salah satu tungkai, tungkai yang lain sebagai
tumpuan. Ketika tungkai diayunkan lengan ikut diayunkan kedepan secara
heterolateral dan kebelakang secara ipslateral. Beberapa gerak sendi yang terjadi
selama mengayunkan tungkai ke depan adalah flexi articulation coxae, flexi
articulation genu, dorsiflexi articulation talocruralis, ante dan dorsiflexi articulation
humeri. Selama ayunan itu badan sedikit rotasi ipsilateral, leher dan kepala
dipertahankan tegak.

Learning Objective

1. Flexi Articulation Coxae


2. Flexi Articulation Genus
3. Dorsiflexi Articulation Talocruralis
4. Dorsiflexi Articulation Humeri
5. Rotasi Ipsilateral
6. Tulang dan Sendi pada Ekstremitas Bawah
7. Otot-Otot yang Dipakai Saat Berjalan
8. Fisiologi Berjalan
9. Hubungan Posisi Badan, Lengan, Kepala, dan Leher pada Saat Berjalan
10. Perbedaan Jenis-Jenis Sendi pada Manusia
1. Flexi Articulation Coxae
Fleksi menunjukkan membeloknya atau berkurangnya sudut antara
tulang-tulang atau bagian-bagian tubuh. Untuk sebagian besar sendi
(misalnya, siku), fleksi biasanya melibatkan gerakan pada arah anterior.
Namun, fleksi pada sendi lutut melibatkan gerakan posterior (Moore, 2013).
Sedangkan Articulation adalah persendian dan coxae adalah panggul. Jadi
flexi articulation coxae adalah suatu gerakan membeloknya tulang atau
bagian tubuh antara sendi panggul (articulation coxae).

2. Flexi Articulation Genus


Fleksi menunjukkan membeloknya atau berkurangnya sudut antara
tulang-tulang atau bagian-bagian tubuh. Untuk sebagian besar sendi
(misalnya, siku), fleksi biasanya melibatkan gerakan pada arah anterior.
Namun, fleksi pada sendi lutut melibatkan gerakan posterior (Moore, 2013).
Sedangkan Articulation berarti persendian dan genus berarti lutut (Dorland,
2020). Jadi, flexi articulation genus adalah suatu gerakan membengkokkan
tulang atau bagian tubuh antara sendi lutut (articulation genus).

3. Dorsiflexi Articulation Talocruralis


Dorsiflexi menjelaskan fleksi pada sendi pergelangan kaki, dan
terjadi ketika berjalan jinjit atau mengangkat ibu jari dari tanah (Moore,
2013). Sedangkan, Articulation talocruralis adalah sendi pergelangan kaki
atau sendi lompat atas (Dorland, 2020). Jadi, Dorsiflexi articulation
talocruralis adalah sebuah gerakan membelokkan sendi lompat atas atau
sendi pergelangan kaki ke atas.

4. Dorsiflexi Articulation Humeri


Dorsiflexi menjelaskan fleksi pada sendi pergelangam kaki, dan
terjadi ketika berjalan jinjit atau mengangkat ibu jari dari tanah (Moore,
2013). Sedangkan, articulation humeri adalah sendi bahu (Dorland, 2020).
Jadi, Dorsiflexi articulation humeri adalah sebuah gerakan membengkokkan
sendi bahu ke arah atas.

5. Rotasi Ipsilateral
Gerakan rotasi dikerjakan pada saat posisi duduk maupun dalam
keadaan tidur terlentang, gerakan ini terjadi pada bidang horizontal dengan
axix vertical melalui processus spinosus, sudut gerakan ini sekitar 45.
Rotasi ipsilateral merupakan penggerak utamanya, bila otot berkontraksi
dapat memutar columna vertebralis sepihaknya, digerakkan oleh otot
obliges internus abdominis, otot illiocostalis lumborum dan otot
spinatiansversairium. Ipsilateral adalah rotasi yang menunjukkan sesuatu
yang terdapat pada sisi tubuh yang sama seperti struktur lain. Contohnya
yaitu ibu jari tangan kanan dan ibu jari kaki kanan terletak ipsilateral
(Moore, 2013).

6. Tulang dan Sendi pada Ekstremitas Bawah


Pada ektremitas bawah terdapat sendi dan tulang, adapun yang
termasuk tulang pada ektremitas bawah yaitu sebagai berikutn.
a) Tulang paha (femur)
Tulang paha (femur) berjumlah 2 buah dan merupakan tulang terpanjang
dari tubuh yang berupa tulang pipa dan mempunyai sebuah batang dan
dua ujung.
b) Tulang tempurung lutut (patela)
Tulang tempurung lutut berjumlah 2 dan terletak di depan sendi
lutut,tetapi tidak ikut serta di dalamnya.
c) Tulang betis (fibula)
Fibula berjumlah 2 dan merupakan tulang pipa dengan sebuah batang
dan dua ujung. tulang betis adalah tulang sebelah lateral tungkai bawah.
d) Tulang kering (tibia)
Tulang kering (tibia) berjumlah 2 dan merupakan kerangka yang utama
dari tungkau bawah dan terletak medial dari tulang betis. tulang kering
merupakan tulang pipa dengan sebuah batang dan dua kali ujung.
e) Tulang pergelangan kaki (tarsal)
Tulang pergelangan kaki (tarsal) berjumlah 2 kali 7 buah.
f) Tulang telapak kaki (metamarsal)
Tulang telapak kaki (metatarsal) berjumlah 2 kali 5 buat tulang
g) Tulang jari kaki (phalanges)
Tulang jari kaki (phalanges) berjumlah 2 kali 14 ruas jari (Pangeman,
2018).

Adapun sendi adalah persambungan semua tulang, baik yang


memungkinkan tulang-tulang dapat bergerak maupun tidak dapat bergerak
dengan yang lain. Sendi secara anatomi di bagi atas tiga jenis menurut
gerakan yang dapat terjadi, yaitu sinartosis, amfiartosis, dan diaftrosis.
Terdapat tiga sendi utama dengan komponen penyusun serta jenis
persendian pada ektremitas bawah yaitu sendi pinggul, sendi lutut, dan sendi
pergelangan kaki. Sendi pinggul mempunyai jenis persendian enartotrodial,
dimana bagian kepala tulang femur yang berbentuk bola bergerak dalam
asetabulum tulang pinggul yang berbentuk seperti cangkir. Pergerakn sendi
ini sangat luas dengan leher femur dan bagian badan dari ruling ini
membentuk inklinasi. Inklinasi ini dapat mengubah sudut gerakan saat
melakukan fleksi, ekstensi, aduksi, abduksi, rotasi internal, maupun rotasi
eksternal (Pangemanan, 2018).
Sendi lutut digambarkan sebagai sendi engsel, namun sebenarnya
dibentuk dari hubungan antara salah satu kondilus femur bersama dengan
meniscus serta kondilus tibia, dan hubungan yang ketiga terbentuk antara
patella dan femur. Gerakan yang terjadi pada sendi lutut ialah fleksi,
ekstensi, dan pada posisi tertentu dapat terjadi gerakan internal dan eksternal
rotasi. Jenis persendian pada peergelangan kaki ialah sendi engsel. Struktur
yang Termasuk dalam formasi persendian ini adalah bagian akhir terbawah
dari tibia dan maleuolus fibula serta ligament transversal yang secara
bersamaan terhubungan dengan permukaan cembung bagian teratas dari
talus sehingga terbentuk persambungan antara tibia, fibula, dan talus.
Gerakan yang terjadi pada sendi pergelangan kaki ialah dorsiflexi,
plantarflexi, inverse, dan eversi (Pangemanan, 2018).

7. Otot-Otot yang Dipakai Saat Berjalan


Otot-otot extremitas inferior terdiri dari otot yang berada pada regio
glutea, regio femoris , regio cruralis, dan regio pedis. Pada Regio Glutea
atau yang berada di daerah pantat. kita dapat menemukan M.gluteus
maximus terletak paling superficial ,sangat besar ,dan tebal,M.gluteus
medius atau yang berada di bagian cranalis melekat pada os.ilium di antara
linea glutea anterior dan linea posterior, letaknya dapat dikatan berada di
atas M.gluteus maximus. Lalu setelahnya ada M.gluteus minimus yang
membentuk origo pada os.ilium di antara linea glutea inferior dan linea
glutea anterior dan lainnya (Hasan,2013).
Pada Regio Femoris atau yang berada di bagian paha manusia,
terdapat otot-otot yang berada di bagian anterior dan medial. Contohnya
yakni : M.satorius yang merupakan otot terpanjang pada manusa,lalu ada
M. psoas major yang letakmya lebih superior dibandingkan dengan
M.satorius , kemudia ada M.iliacus yang berada dekat dengan M.psoas
major,dan masih banyak lagi otot yang berada pada regio ini (Hasan, 2013).
Pada region Cruralis yang akan dibagi per lokasinya ;
posterior,anterior,dan lateral. Otot-otot pada bagian posterior ini terdiri dari
gugusan superficial dna gugusan porfundus (lebih masuk kedalam) contoh
diantaranya ada : M.gastrocnemius (bagian betis/fibia) yang memliki dua
caput datar : caput laterale dan caput mediale, lalu ada M.Plantaris yang
berada dekat dengan M.gastocnemius,Caput latrale,terakhir ada M.soleus
yang origonya berbentuk seperti tapal kuda atau terlihat mirip dengan huruf
“U”. dan masih banyak lagi tersebar otot-otot pada bagian gugusan
profundus serta pada kelompok anterior. Terakhir ada otot di bagian Regio
Pedis yang kerap disebut otot intrinsic pedis atau pada bagian kaki,contoh
diantarannya yakni ; M.abductor halluces yang terletak pada bagian
superficial,M.flexor halluces brevis,dan masih banyak lagi otot yang berada
di bagian kaki sebagai tumpuan dan mengontrol gerakan palanghes.
(Hasan,2013).

8. Fisiologi Berjalan
Berjalan tegak sebagai cara pergerakan yang fisiologis hanya
dimungkinkan dengan penyesuaian anatomis yang khusus Penyesuaian
penyesuaian ini terutama terkait dengan tulang belakang (vertebra) dan
konstruksi Pelvis. Vertebra manusia menyerupai sebuah tiang yang
"membal" (seperti pegas) yang memiliki lengkung seperti huruf S ganda.
Sebaliknya, pada simpanse, vertebra hanya menunjukkan konstruksi busur-
tali yang sederhana. Dengan demikian, seluruh massa tubuh beralih ke atas
permukaan penunjang kaki. Karena posisi tegak ini, pelvis mengambil alih
seluruh beban organ-organ viseral perut. Dengan demikian Ala ossis ilei
yang terbentang keluar dan Os sacrum yang lebih lebar ikut berfungsi
menyangga. Karena vertebra yang terletak di atas Os sacrum memiliki sendi
yang relatif stabil, stabilisasi pelvis berperan besar terhadap ekstremitas
yang bergerak pada saat berjalan tegak (Schunke, 2019).
Ekstremitas bawah terutama ikut berperan pada reorganisasi
proporsi tubuh. Fungsi eksklusif sebagai penunjang dan pergerakan yang
diemban ekstremitas bawah menyebabkan strukturnya dibentuk secara
khusus, yaitu sangat kuat dan panjang. Jika dibandingkan dengan kera,
tungkai tidak hanya secara substansial menjadi lebih panjang daripada
lengan, tetapi juga dalam perbandingannya dengan panjang tubuh, manusia
memiliki tungkai panjang. Panjang tungkai orang utan adalah 111%, pada
simpanse adalah 128%, tetapi pada manusia adalah 171% panjang tubuh.
Akhirnya proporsi tubuh yang berubah ini menyebabkan perubahan
mendasar pada beberapa fungsi otot. Dalam hal ini, otot-otot yang terutama
terlibat adalah otot-otot yang penting untuk kemampuan berjalan di atas dua
tungkai: otototot gluteal serta otot-otot ekstensor sendi lutut dan betis
(Schunke, 2019).

9. Hubungan Posisi Badan,Lengan,Kepala, dan Leher Pada Saat Berjalan


Dalam kondidi berjalan posisi badan, lengan, kepala, dan leher akam
menghadap ke depan dan mengikuti posisi anatomi universal atau secara
umum yakni lengan bawah berada dalam posisi netral, tidak pronasi atau
supinasi. Telapak tangan menghadap ke belakang, posisi leher tegak dan
tidak sedang depresi atau elevasi serta posisi kepala (Caput) menghadap ke
depan. Dengan berjalan terjadi gerakan otot dengan sifat sinergi atau searah
dimana ketika kaki diayunkan maka tangan juga ikut terayunkan (James,
2018).

10. Perbedaan Jenis-Jenis Sendi pada Manusia


Pada nanusia terdapat beberapa jenis sendi yaitu sebagai berikut.
a) Sendi Pelana adalah sendi yang memungkinkan terjadinya beberapa
gerakan rotasi namun tidak ke segala arah.
b) Sendi Putar adalah sendi yang memungkinkan terjadinya gerakan
berputar (rotasi).
c) Sendi luncur adalah sendi yang memungkinkan terjadinya gerak rotasi
pada satu bidang datar.
d) Sendi engsel adalah sendi yang yang memungkinkan terjadinya gerakan
satu arah (Prasetyono, 2017).
DAFTAR PUSTAKA

W.A. Newman, Dorland. 2012. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 31. Jakarta :
EGC

James, T. 2018. Anatomy Movement.Jakarta: LPM Universitas Negeri Jakarta

Moore, K. L. 2013. Anatomi Berorientasi Klinis. Erlangga : Jakarta

Paulsen, F. & J. Waschke, 2019. Sobotta Atlas Anatomi Manusia Umum dan
Muskuloskeletal. Indonesia: Elsevier

Nyambe Hasan., et al. 2013. Buku Ajar Anatomi Biomedik 1. Edisi 3. Makassar:
Bagian Anatomi FK UNHAS

Prasetyono, M. E. E. 2017. Rancang Bangun Aplikasi Pembelajaran Kerangka Dan


Sendi Pada Tubuh Manusia Berbasis Android. Vol. 1(1): 881. Viewed on
20 oktober 2020. From: ejournal.itn.ac.id

Pangemanan, C.H. 2018. Gambaran Kekuatan Otot dan Fleksibilitas Sendi


Ektremitas Atas dan Ektremitas Bawah Pada Siswa/I SMKN 3 Manado.
Jurnal Biomedik. Vol. 4(5). Viewed On 19 Oktober 2020. From :
ejournal.unsrat.ac.id

Putra, D. S., Wibawa, A. D., Purnomo, M. H. 2016. Klasifikasi Sinyal EMG


Pada Otot Tungkai Selama Berjalan Menggunakan Random Forest. Jurnal
Inotera. Vol. 1(1): 51 - 56. Viewed on 20 October 2020. From:
https://scholar.google.co.id

Schunke, M., Schulte, E., Schumacher, U. 2013. Atlas Anatomi Manusia


Prometheus : Anatomi Umum dan Sistem Gerak. 3rd Ed. EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai