Sebelum Yosua memimpin bangsa Israel memasuki tanah Kanaan, Musa adalah orang
pertama yang dipanggil oleh Allah untuk memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir.
Mereka melewati Laut Teberau dan padang gurun. Setelah sampai di dataran Moab, Musa
tidak diperkenankan oleh Allah untuk memasuki tanah Kanaan dan menyeberangi Sungai
Yordan. Allah memerintahkan Musa naik ke puncak Pisga. Ia hanya dapat melihat tanah
Kanaan dari atas puncak gunung dan ia meninggal di sana.
Dari kisah tersebut, ada tiga hal yang menarik untuk kita bahas.
● Pertama, Yosua memerintahkan para imam pengangkat tabut untuk berjalan di depan
rombongan orang Israel menyeberangi sungai Yordan. Sebagai manusia, secara psikologis,
para imam pengangkat tabut tentu memiliki perasaan takut. Akan tetapi, pada saat imam
pengangkat tabut melangkahkan langkah pertama mereka di tepi sungai Yordan, sungai itu
langsung berhenti mengalir. Ketika para imam taat kepada perintah Yosua walaupun itu
mengandung resiko dan tidak masuk akal, Allah menyatakan mujizat-Nya: Air sungai
Yordan berhenti mengalir; Aliran sungai Yordan pun terputus. Pada saat Allah menyatakan
mujizat-Nya, hukum alam tidak berfungsi. Air tidak mengalir.
● Kedua, pada saat bangsa Israel melewati sungai Yordan, imam pengangkut tabut tetap
berada di tengah sungai Yordan dan Yosua memerintahkan masing-masing satu orang dari
12 suku orang Israel untuk mengambil batu di tengah dasar sungai Yordan dan
membawanya ke tepi di mana mereka akan bermalam.
Kita dapat berimajinasi bagaimana keadaan bangsa Israel pada saat menyeberangi sungai
Yordan. Jumlah orang Israel yang keluar dari tanah Mesir menurut para ahli kurang lebih 3
juta orang. Memang ada yang meninggal pada saat perjalanan di padang gurun, tetapi ada
juga anak cucu mereka yang dilahirkan dalam perjalanan. Kemungkinan jumlah orang
Israel yang melewati sungai Yordan ini juga tidak sedikit jumlahnya. Tentu mereka sangat
sibuk dan sangat repot. Mereka harus menyeberangkan isteri mereka, anak mereka, barang-
barang mereka, hewan ternak mereka, tenda-tenda mereka, dan lain-lain. Apalagi mereka
menyeberang sungai Yordan secara bersama-sama atau bergerombolan, ini yang membuat
lebih repot lagi, mereka mungkin berdesak-desakan. Akan tetapi, di tengah-tengah
kesibukan mereka, mereka tetap bersedia untuk mengambil dan membawa batu dari dasar
sungai Yordan ke tepi.
● Ketiga, ke-12 batu yang dibawa ke tepi akan menjadi tanda peringatan bagi orang Israel
dan anak-anak mereka. Apabila anak-anak mereka bertanya tentang batu-batu itu, hal itu
akan menjadi tanda peringatan bahwa Allah telah membuat aliran sungai Yordan terputus
pada waktu mereka menyeberanginya.