Anda di halaman 1dari 18

Dosen Pembimbing : Badaruddin,S.Pd.M.

Pd

Mata Kuliah : Dinamika Kelompok

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

DI LINGKUNGAN KAMPUS

Disusun oleh :
Maghfira Nurul Islamiah 218 240 013
Reza Ratnasari Hafid 218 240 015
Nurainun 218 240 016
Elvantri 218 240 017
Diva Priandini Kunnu 218 240 025

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapakan kehadirat Tuhan Yang Esa yang tiada hentinya
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Atas taufik dan hidayah-Nya pula kami dapat menyusun
dan menyelesaikan makalah yang berjudul “PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
(PHBS) DI LINGKUNGAN KAMPUS” ini tepat pada waktunya.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Penulisan
Ilimiah oleh dosen pembimbing. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, penyusunan, penguraian, maupun isinya.

Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberi dukungan
baik moril maupun materi dan proses penulisan makalah ini.
Akhir kata, penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi semua pihak,
baik bagi pembaca maupun kami sendiri.

Parepare, Januari 2020

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................................3
C. Tujuan.................................................................................................................................................3
BAB II.........................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................4
A. Definisi PHBS....................................................................................................................................4
B. Kebijakan Mengenai PHBS................................................................................................................4
C. Tatanan PHBS.....................................................................................................................................5
D. PHBS di Lingkungan Kampus............................................................................................................6
E. Strategi PHBS...................................................................................................................................10
F. Faktor-Faktor Seseorang Melakukan PHBS......................................................................................11
BAB III......................................................................................................................................................13
PENUTUP.................................................................................................................................................13
A. Kesimpulan.......................................................................................................................................13
B. Saran.................................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak hanya di dominasi oleh perorangan,
akan tetapi juga harus dimiliki oleh kelompok dan bahkan oleh masyarakat. Dalam UU
Kesehatan RI No.36 Tahun 2009, “ Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis”. Hal ini berarti bahwa kesehatan pada diri seseorang atau individu itu mencakup
aspek fisik, mental, spiritual dan sosial demi tercapainya keadaan yang sejahtera bagi seseorang
baik dengan produkivitasnya dan juga ekonominya. Menurut Bloom (1974), derajat kesehatan
dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor keturunan dan faktor
pelayanan kesehatan. Dari keempat faktor tersebut, faktor kedua, yaitu faktor perilaku sangat
berpengaruh dalam kesehatan seseorang, terutama dalam penerapan PHBS (Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat) baik dilingkungan pribadi, keluarga, maupun masyarakat.1

Perilaku Hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan langkah yang harus dilakukan untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal bagi setiap orang. Kondisi sehat tidak serta merta
terjadi, tetapi harus senantiasa diupayakan dari yang tidak sehat menjadi hidup yang sehat serta
menciptakan lingkungan yang sehat. Upaya ini harus dimulai dari menanamkan pola pikir sehat
kepada masyarakat yang harus dimulai dan diusahakan oleh diri sendiri. Upaya ini adalah untuk
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya sebagai satu investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif. Dalam mengupayakan perilaku ini
dibutuhkan komitmen bersama-sama saling mendukung dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat khususnya keluarga sehingga pembangunan kesehatan dapat tercapai maksimal.1

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau biasa juga disebut sebagai PHBS adalah
sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang
menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri di
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat (Kementerian
Kesehatan RI 2011 tentang Panduan Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Adapun visi

1
umum promosi kesehatan menurut World Health Organization (WHO) yaitu meningkatnya
kemampuan masyarakat untuk menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan, baik secara fisik,
mental, dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial (Notoatmodjo, 2010).
Sedangkan Visi Promosi Kesehatan di Indonesia adalah “PHBS 2010”, yang mengindikasikan
tentang terwujudnya masyarakat Indonesia baru yang berbudaya sehat.2

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masih menjadi perhatian khusus bagi
pemerintah. Hal ini terlihat dari ditempatkannya PHBS sebagai salah satu indikator capaian
peningkatan kesehatan dalam program Sustainable Development Goals (SDGs) 2015-2030.
Dalam SDGs, PHBS merupakan strategi pencegahan dengan dampak jangka pendek bagi
peningkatan kesehatan dalam 3 tataran wilayah yaitu sekolah, keluarga dan masyarakat.2

Perilaku hidup bersih dan sehat dapat dilakukan di berbagai tatanan masyarakat, seperti
tatanan rumah tangga, sekolah, tempat kerja dan tempat- tempat umum lainnya. Dan secara
nasional presentasi PHBS tahun 2014 sebesar 56,58% (Kemenkes 2015 tentang Profil Kesehatan
Indonesia 2014). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan individu dan kesehatan
masyarakat adalah keturunan, lingkungan, perilaku dan pelayanan masyarakat (Notoatmodjo,
2010). Selain faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku hidup bersih antara lain kelas sosial dan kelas ekonomi, pengetahuan,
sikap, status kesehatan serta kebiasaan pribadi.2

            PHBS dapat diterapkan di mana saja, bisa di rumah tangga, di tempat kerja dan bisa juga
di tempat pendidikan. Kali ini saya akan membahas soal PHBS di Lingkungan Kampus yang
dimana tempat belajarnya mahasiswa yang seharusnya pola pikirnya bisa lebih maju sehingga
nantinya bisa menerapkan PHBS di lingkungan kampus atau bahkan bisa menerapkannya di
kehidupan sehari-hari dan mengajak orang lain untuk menerapkannya juga.

            Membudidayakan hidup bersih dan sehat sebenarnya tidaklah sulit tetapi harus ada
keinginan dan kemauan untuk memulainya. Setiap mahsiswa dapat menerapkan prinsip untuk
hidup bersih serta menjadikan perilaku bersih dan sehat menjadi kebiasaan. Jika kebiasan yang
baik telah ditanamkan maka tidaklah sulit melakukannya,karena sesuatu yang dilakukan sebagai
kebiasaan sangat mudahuntuk dikerjakan. Tanamkan prinsip bahwa kesehatanmerupakansuatu
"kebutuhan", sehingga kita akan termotivasi untuk mencapainya dan melakukannya.

2
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan definisi PHBS?

2. Jelaskan kebijakan pemerintah mengenai PHBS?

3. Jelaskantatanan PHBS?

4. Jelaskan PHBS di lingkungan kampus?

5. Jelaskan strategi dalam PHBS?

6. jelaskan faktor-faktor seseorang melakukan PHBS?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi PHBS

2. Untuk mengetahui kebijakan pemerintah mengenai PHBS

3. Untuk mengetahui tatanan PHBS

4. Untuk mengetahui PHBS di lingkungan kampus

5. Untuk mengetahui strategi dalam PHBS

6. Untuk mengetahui faktor-faktor seseorang melakukan PHBS

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi PHBS
Menurut Depkes RI (2007) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan semua
perilaku dan kegiatan kesehatan yang dilakukan atas kesadaran dirinya sendiri atau kesadaran
dari semua anggota keluarga sehingga dapat berperan aktif dalam kegiatan kesehatan
masyarakat.3

Perilaku hidup bersih dan sehat adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau
dan mampu mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat. Program perilaku hidup bersih dan
sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana (social support) dan
pemberdayaan masyarakat.4

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga yang dapat
menolong diri sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat
kesehatan setinggi-tingginya.5

B. Kebijakan Mengenai PHBS


Pembinaan PHBS di Rumah Tangga telah menjadi bagian dari Kesatuan Gerak PKK-KB-
Kesehatan sejak tahun 2005. Landasan hukum pembinaan PHBS adalah :

a. Undang-Undang no 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan


Pemberdayaan Keluarga Sejahtera.
b. Undang-undang Nomor 23 Tahun 199 tentang Kesehatan.
c. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
d. Peraturan Pemerintah nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom

4
e. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2001 tentang Pedoman Umum Pengaturan
Mengenai Desa dan Kelurahan.
f. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Kewenangan Wajib Standar
Pelayanan Minimal di Bidang Kesehatan.
g. Keputusan Menteri dalam Negeri dan Otonomi Daerah No. 53 tahun 2000 tentang
Gerakan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga.
h. Keputusan menteri Kesehatan RI Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004 tentang
Kebijakan nasional Promosi Kesehatan.
i. Keputusan Menteri Kesehatan RI No 114/Menkes/SK/VIII/2005 tentang
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah.

C. Tatanan PHBS
Tatanan Perilaku Hidup Bersih Sehat PHBS berada di lima tatanan yakni:

1. Sepuluh Indikator PHBS di Tatanan Rumah Tangga:

a. Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan.


b. Memberi bayi ASI eksklusif.
c. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.
d. Menggunakan air bersih.
e. Menggunakan jamban sehat.
f. Memberantas jentik di rumah.
g. Makan sayur dan buah setiap hari.
h. Melakukan aktivitas fisik setiap hari.
i. Tidak merokok di dalam rumah.

2. Indikator PHBS di Tatanan Sekolah :

a. Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun.


b. Mengkonsumsi jajanan di warung /kantin sekolah.
c. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
d. Olahraga yang teratur dan terukur.
e. Memberantas jentik nyamuk.
f. Tidak merokok.

5
g. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.
h. Membuang sampah pada tempatnya.

3. Indikator PHBS di Tatanan Tempat Kerja :

a. Kawasan tanpa asap rokok.


b. Bebas jentik nyamuk.
c. Jamban sehat.
d. Kesehatan dan keselamatan kerja.
e. Olahraga teratur.

4. Indikator PHBS di Tatanan Tempat Umum :

b. Menggunakan jamban sehat.


c. Memberantas jentik nyamuk.
d. Menggunakan air bersih.

5. Indikator PHBS di Tatanan Fasilitas Kesehatan :

a. Menggunakan air bersih.


b. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
c. Membuang sampah pada tempatnya.
d. Tidak merokok.
e. Tidak meludah sembarangan.
f. Memberantas jentik nyamuk.

D. PHBS di Lingkungan Kampus


Berikut ini merupakan beberapa indikator PHBS yang seharusnya bisa diterapkan di
kehidupan seseorang dan yang harusnya tercipta di Lingkungan Kampus :

1. Menggunakan air bersih

Berbagai penyakit dapat diakibatkan olehpenggunaan air yang tidak bersih. Jika kondisi
air yang digunakan tidak jernih, keruh atau berbau sebaiknya air yang digunakan diolah terlebih
dahulu agar menjadi air bersih dengan menggunakan saringan sederhana. Ketersediaan air bersih

6
di kampus merupakan tanggung jawab dari pihak kampus dan jika ini tidak terpenuhi mahasiswa
bisa menuntut kepada pihak kampus karena ini untuk kesehatan bersama.

2. Mencuci tangan dengan air dan sabun.

Membiasakan untuk mencuci tangan setelah melakukan pekerjaan dan ketika akan
mengerjakan suatu pekerjaan hal ini secara nyata telah mencegah perpindahan kuman dan
penyebaran penyakit yang disebabkan oleh berbagai bakteri penyebab infeksi antara lain diare,
hepatitis B,HIV/AIDS dll. Jika di Kampus tidak tersedia sabun untuk cuci tangan maka
mahasiswa bisa membawa hand sanitizer begitu juga dengan orang yang berpergian.

3. Menggunakan jamban sehat.

Kotoran manusia merupakan sumber penyebaran penyakit yang sangat kompleks antara
lain tipus, disentri, kolera, berbagai macam penyakit cacing, schisosomiasis dan sebagainya.
Secara langsung kotoran ini dapat mengkontaminasi makanan, minuman, sumberair, tanah dan
sebagainya. Untuk itu kebersihan jamban harus selalu dijaga agar tidak terkena penyakit.

4. Makan buah dan sayur setiap hari.

Sayur dan buah merupakan sumber gizi yang lengkap dan sehat serta mudah didapatkan.
Dengan mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari kebutuhan gizi dapat terpenuhi. Setiap orang
semestinya dapat mengkonsumsi buah dan sayur supaya memiliki daya tahan tubuh yang bagus
sehingga tidak terkena penyakit.

5. Melakukan aktifitas fisik setiap hari.

Setiap orang setiap hari seharusnya melakukan aktifitas fisik seperti olahraga atau
melakukan pekerjaan di rumah, minimal melakukan aktifitas fisik yang ringan seperti berjalan
karena dapat member manfaat akan meningkatkan kekuatan otot dan menyehatkan badan karena
menghindarkan diri dari penyakit jantung, osteoporosis,diabetes, stroke dan hipertensi.

6. Tidak merokok di lingkungan kampus.

Rokok berbahaya tidak saja bagi perokok tetapi juga terhadap orang–orang
disekelilingnya, untuk itu hindarilah untuk merokok di dalam lingkungan kampus. Karena

7
banyak sekali efek negative yang ditimbulkan oleh rokok, antara lain terjangkit penyakit kanker
paru-paru, kanker mulut, penyakit jantung, batuk kronis, kelainan kehamilan, katarak, kerusakan
gigi, dan efek ketagihan serta ketergantungan terhadap rokok. Didalam sebatang rokok
terkandung 4.000 bahan kimia dan 43 senyawa yang terbukti menyebabkan kanker. Tidak
merokok seharusnya juga diterapkan di dalam rumah dan juga di tempat umum karena dapat
membahayakan kesehatan orang lain.

7. Memperhatikan konsumsi jajanan di kantin kampus dan di luar kampus

Pihak kantin kampus harus menjaga kualitas makanan yang dijualnya agar tidak
membahayakan mahasiswa atau orang lain yang memakannya. Selain itu kita juga harus memilih
apa yang kita makan di luar karena kita tidak tahu apakah Bahan Tambahan Makanan (BTM)
yang digunakan seperti zat pewarna, pengawet, pemanis dan bumbu penyedapnya aman untuk
kesehatan atau tidak.

8. Membuang sampah pada tempatnya

Kita harus membuang sampah pada tempatnya dimanapun kita berada, jika di kampus
kita tidak boleh sembarangan membuang sampah walaupun ada orang yang membersihkannya
tapi membuang sampah pada tempatnya merupakan perilaku hidup bersih dan sehat yang
seharusnya diterapkan semua orang. Sampah yang berserakan akan membuat pemandangan
lingkungan kampus menjadi kotor dan sampah yang berserakan akan menjadi media
perkembangan kuman-kuman penyakit yang dapat membahayakan kesehatan.

9. Menjauhi Narkoba dan Minuman Alkohol

Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba
yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum, dampak
kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik dan psikis seseorang.

A. Dampak Fisik:

i. Gangguan pada sistem syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang,


halusinasi,gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi.

8
ii. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti:infeksi akut
otot jantung, gangguan peredaran darah.
iii. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan(abses), alergi, eksim.
iv. Gangguan pada paru-paru(pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan,
kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru.
v. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, suhu tubuh meningkat, pengecilan
hati dansulit tidur.
vi. Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan pada endokrin, seperti:
penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta
gangguan fungsi seksual.
vii. Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain
perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dana menorhoe (tidak
haid).
viii. Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik
secara bergantian,risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan
HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya.
ix. Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi over dosis yaitu
konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya sehingga
kondisi over dosis bisa menyebabkan kematian.

B. Dampak Psikis:

i. Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah


ii. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
iii. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
iv. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
v. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri

Sedangkan pengaruh alkohol terhadap tubuh bervariasi, tergantung pada Beberapa


faktoryaitu jenis dan jumlah alcohol yang dikonsumsi, usia, berat badan,dan jenis kelamin.
Walaupun pengaruh terhadap individu berbeda-beda, terdapat hubungan antara konsentrasi
alcohol didalam darah (BloodAlkoholConcentration–BAC) dan efeknya. Euphoria ringan dan
stimulasi terhadap perilaku lebih aktif seiring dengan meningkatnya konsentrasi alcohol didalam

9
darah. Selain itu alcohol juga merupakan faktor resiko berbagai penyakit, seperti penyakit
jantung, asam urat, dll. Narkoba dan alkohol sebaiknya dihindari agar tidak membahayakan
kesehatan dan bagi mahasiswa menjauhi narkoba dan alcohol agar bisa menjadi mahasiswa yang
berprestasi.

E. Strategi PHBS
Strategi PHBS, yaitu:

a. Gerakan Pemberdayaan

            Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan


berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran agar
sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu
menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang di
perkenalkan (aspek practice).

b. Bina Suasana

            Bina suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosialyang mendorong individu


anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang di perkenalkan. Tiga pendekatan dalam
bina suasana:

1) Pendekatan individu

2) Pendekatan kelompok

3) Pendekatan masyarakat umum

C. Advokasi

            Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan
komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Pihak-pihak yang terkait
ini bisa berupa tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan
pemerintah dan menyandang dana pemerintah.

Adapun tahap-tahap advokasi, yaitu:

1) Mengetahui atau menyadari adanya masalah


10
2) Tertarik untuk ikut mengatasi masalah

3) Peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai alternatif


pemecah masalah.

4) Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif pemecah
masalah

5) Memutuskan tindak lanjut kesepakatan.

F. Faktor-Faktor Seseorang Melakukan PHBS


            Menurut Lawrence Green (1980), dalam Notoatmodjo (2007), dalam Jariston (2009), ada
tiga faktor penyebab mengapa seseorang melakukan PHBS, yaitu:

1. Faktor Pemuda (Predisposising factor)

            Faktor ini mencangkup pengetahuan dan sikap anak-anak terhadap PHBS. Di mana faktor
ini menjadi pemicu atau anteseden  terhadap perilaku yang menjadi dasar atau motivasi bagi
tindakannya akibat tradisi atau kebiasaan, kepercayaan, tingkat pendidikan dan tingkat sosial
ekonomi

2. Faktor Pemungkin (enambling factor)

            Faktor pemicu terhadap perilaku yang memungkinkan suatu motivasi atau tindakan
terlaksana. Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi
anak-anak. Misalnya, air bersih, tempat pembuangan sampah jamban, ketersediaan makanan
bergizi dan sebagainya. Fasilitas ini pada hakekatnya mendukung atau memungkinkan
terwujudnya PHBS.

3. Faktor Penguat (reinforcing factor)

            Faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau tidak.
Faktor ini terwujud dalam sikap dan perilaku pengasuh anak-anak atau orang tua yang
merupakan tokoh yang di percaya atau di panuti anak-anak.

11
12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga yang dapat
menolong diri sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat
kesehatan setinggi-tingginya.

2. Pembinaan PHBS di Rumah Tangga telah menjadi bagian dari Kesatuan Gerak PKK-KB-
Kesehatan sejak tahun 2005.

3. Tatanan PHBS berada di lima tatanan yakni indikator PHBS tatanan di rumah tangga,
sekolah, tempat kerja, tempat umum, dan fasilitas kesehatan.

4. Indikator PHBS yang seharusnya bisa diterapkan di kehidupan seseorang dan yang
harusnya tercipta di lingkungan kampus yaitu menggunakan air bersih, mencuci tangan
dengan air dan sabun, menggunakan jamban sehat, makan buah dan sayur setiap hari,
melakukan aktifitas fisik setiap hari, . Tidak merokok di lingkungan kampus, memperhatikan
konsumsi jajanan di kantin kampus dan di luar kampus, membuang sampah pada tempatnya,
menjauhi narkoba dan minuman alkohol.

5. Strategi PHBS meliputi Gerakan Pemberdayaan, Bina Suasana, dan Advokasi.

6. Menurut Lawrence Green (1980), dalam Notoatmodjo (2007), dalam Jariston (2009), ada
tiga faktor penyebab mengapa seseorang melakukan PHBS, yaitu: Faktor Pemuda
(Predisposising factor), Faktor Pemungkin (enambling factor), Faktor Penguat (reinforcing
factor).

B. Saran
PHBS yang diharapkan dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari setiap orang agar tidak
membahayakan kesehatan diri sendiri maupun orang lain. Dan sebagai mahasiswa yang

13
berpikiran maju dan berpendidikan harusnya aktif untuk mensosialisasikan PHBS di
kalangan masyarakat agar tidak banyak lagi masyarakat yang kesehatannya di bawah standar.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Yuli Andriansyah, D. N. R. PENYULUHAN DAN PRAKTIK PHBS ( PERILAKU


HIDUP BERSIH ) DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT DESA PEDULI
SEHAT. J. Inov. dan kewirausahaan 2, 45–50 (2013).
2. MUSLIM, M. K. TINGKAT PENGETAHUAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT
(PHBS) TERHADAP KEBERSIHAN PRIBADI SISWA KELAS IV DAN V
MADRASAH SALAFIYAH IBTIDAIYAH (MSI) 01 KAUMAN PEKALONGAN
TAHUN 2018. (2018).
3. RAHMAWATi, D. HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN
SEHAT (PHBS) DENGAN STATUS GIZI PADA BADUTA DI PUSKESMAS
SANGKRAH KOTA SURAKARTA. (2018).
4. Marlina. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU HIDUP
BERSIH DAN SEHAT PADA TATANAN RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS DELENG POKHKISEN KABUPATEN ACEH TENGGARA. J. Publ.
Kesehat. Masy. 5, 16–24 (2017).
5. Aswadi, Syahrir, S., Delastara, V. & Surahmawati. PERILAKU HIDUP BERSIH DAN
SEHAT (PHBS) PADA SISWA-SISWI SDK RITA PADA KECAMATAN KOTA
KOMBA KABUPATEN MANGGARAI TIMUR PROPINSI NUSA TENGGARA
TIMUR. 9, 187–196 (2017).

15

Anda mungkin juga menyukai