Anda di halaman 1dari 3

Nama : Adhitia Rivaldi

NIM : 2018012059
Kelas :B

1. Operation Process Chart (OPC) Garment


Patern Marking Making Sample Cutting Sewing Finishing

168' O-1 Membuat Desain Baru

Menerjemahkan dalam
24' O-2
bentuk pola

Pembuatan contoh
1' O-3
awal

Perbaikan dan
0,33' OI-1 Pengendalian mutu
contoh

0,083' O-4 Penandaan

0,016' O-5 Penggelaran

3,7' O-6 Pengikatan

0,083' O-7 Penomoran

Perbaikan dan
0,33' OI-2 pengendalian mutu
potong

0,33' O-8 Pemeriksaan bagian-bagian

0,33' O-9 Pemeriksaan ikatan

24' O-10 Penempatan alur proses

Ringkasan
Waktu
Proses Jumlah 5,8' O-11 Pemotongan sisa jahitan
(Jam)

13 230,012 0,33' OI-3


Perbaikan dan Pengendalian
mutu akhir

1 0,33
1,5' O-12 Penyetrikaan

3 0,99
0,33' I-1 Pengendalian mutu akhir

1 1,17' O-13 Pembungkusan

TOTAL 18 231,332
S-1
Storage
2. Tujuan dari pembuatan Routing Sheet yaitu, untuk menghitung jumlah mesin teoritis yang
diperlukan dan menghitung jumlah bahan yang harus disiapkan dalam usaha memperoleh
sejumlah produk yang diinginkan.

3. Perlunya dilakukan evaluasi pada aktivitas material handling dengan tepat, dengan
menggunakan prinsip-prinsip desain dan material handling sebagai berikut :
• Planning, yaitu perusahaan perlu menetapkan kebutuhan operasional, tujuan,
sasaran, kinerja, spesifikasi, dan metode materials handling yang memenuhi
dimensi movement, time, quantity, dan space.
• Standardization, yaitu material handling didesain dengan standardisasi dan
terintegrasi antara peralatan, sistem aplikasi, dan operator demi mencapai kinerja
produktivitas yang tinggi, dan tetap mempertahankan fleksibilitas dan modularity.
• Work, yaitu material handling dapat beroperasi dengan produtivitas yang tinggi dan
mudah untuk dioperasikan sesuai service level yang ditetapkan.
• Ergonomic, yaitu perusahaan perlu merancang alat angkut (material handling)
yang ergonomi untuk memastikan operator material handling equipment aman dan
nyaman dalam mengoperasikannya serta menunjang produktivitas yang tinggi, dan
tidak cepat lelah.
• Unit load, material handling yang dirancang dapat menunjang material dengan
ukuran dan dimensi yang sesuai untuk kelancaran aliran pergerakan material.
• Space utilization, yaitu pengoperasian material handling dirancang dengan
memerhatikan penggunaan tempat yang tersedia secara efisien dan efektif.
• System, yaitu perancangan material handling harus terintegrasi dengan sistem
operasi logistik, mulai dari bagian penerimaan, pengawasan, penyimpanan,
produksi, perakitan, packaging, unitizing, order selection, pengiriman, transportasi,
dan penanganan retur sehingga akan menghasilkan pencatatan yang lebih baik.
• Automation, yaitu material handling dirancang dengan menggunakan metode
mekanisasi, semiotomasi, atau full automated, demi meningkatkan efisiensi
operasional, responsive, andal, dan memungkinkan dapat mengeliminasi pekerjaan
yang berulang dan tidak efisien hingga mengurangi risiko keamanan dan
keselamatan tenaga kerja.
• Environmental, yaitu material handling dapat dioperasikan dengan pemakaian
energi yang sehemat mungkin, pengembangan teknologi material handling dengan
energi yang terbarukan, serta pemilihan material material handling yang ramah
lingkungan.
• Life cycle cost (LCC), yaitu prinsip ini mencakup keseluruhan biaya selama
pemakaian material handling (total cost ownership) dengan memerhatikan biaya
yang paling efisien.

4. Langkah-langkah perancangan perancangan tata letak fasilitas sebagai berikut :


1) Pengumpulan data awal dan aktivitas
a. Gambar benda kerja
b. Assembly chart
c. Part list
d. Bill of Material
e. Route Sheet, Operation
2) Analisa aliran material
3) Activity Relationship Chart (ARC)
4) Penyusunan Activity Template Block Diagram (derajat hubungan & penempatan
antar departemen dengan cara trial and error)
5) Kebutuhan luas area
6) Mempertimbangkan luas area yang tersedia
7) Space Relation Diagram (sama seperti langkah ke 4 tapi sudah mempertimbangkan
langkah 5 & 6)
8) Modifikasi layout berdasarkan pertimbangan praktis
9) Pemilihan dan evaluasi alternatif layout.

Anda mungkin juga menyukai