Anda di halaman 1dari 12

Modul Elemen Mesin-3

PERTEMUAN KE – 2.

MATERIAL RODAGIGI
SUBYEK : PEMILIHAN MATERIAL PADA RODAGIGI.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN.

Tujuan dalam pembelajaran ini adalah, membahas dan memahami mengenai


pemilihan material dan kekuatan dari material rodagigi, dan akan dapat dicapai
oleh :

1. Mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang pemilihan material pada


jenis-jenis rodagigi.

2. Mahasiswa dapat mengerti dan memahami dalam kekerasan dan kekuatan


material rodagigi.

3. Mahasiswa dapat mengerti fungsi table dan standarisasi material rodagigi.

S1.Teknik Mesin – Universitas


Pamulang Page 1
Modul Elemen Mesin-3

B. URAIAN MATERI.
1. Faktor keamanan.
Faktor keamanan adalah factor yang sangat penting dalam pemilihan material
dari rodagigi, dan harus dapat mengevaluasi dari pada material dalam
lamanya pemakaian. Material dari rodagigi yang dirancang harus mencakup
pada kondisi kuat, aman dan kritis, sebagai parameter spesifikasi pada
material tersebut. Kondisi kritis menyatakan batas usia material selama
opererasi antara aman dan tidak, sehingga factor keaman dari material harus
diperhatikan dalam lamanya pemakaiannya. Faktor keamanan lainnya dapat
diprediksi dalam perancangan dalam perhitungan besaran dalam parameter
kekuatan-kekuatan obyek.

2. Kode dan Standard.


2.1. Standar adalah persyaratan dari spesifikasi material yang dipakai dan
dipergunakan terhadap material rodagigi secara keseragaman, efisiensi dan
kualitas dari material tersebut, berdasarkan hasil produk pada proses
materialnya.
2.2. Kode adalah spesifikasi berdasarkan hasil dari analisis, disain, pembuatan
dan quality. Tujuan dari kode material adalah untuk menyatakan bahwa
tingkat keamanan, efisiensi, performan dan kualitas dari semua itu sudah
teruji pada pabrikasi terkaut.

3. Hukum rodagigi.
Kontak antara dua gigi yang berasal dari gigi pengerak (pinion) dan rodagigi,
yang mana ditunjukan pada gambar dibawah ini. Diassumsikan kedua gigi
tersebut berhubungan pada titik Q, dan rodagigi berputar pada arah seperti
yang di tunjukan pada gambar dibawah ini.

S1.Teknik Mesin – Universitas


Pamulang Page 2
Modul Elemen Mesin-3

O2

N
Q V1
M C

V2
β

Gambar 5.linasan kontak antara pinion dan gear.

Asumsikan TT sebagai tangen dan MN sebagai normal terhadap kurva pada titik
kontak Q. Dari pusat 1 O dan 2 O , dibuat gambar M O1 dan N O2 tegak lurus
terhadap MN. Sedikit konsiderasi akan menunjukkan bahwa titik Q bergerak
dalam arah QC, ketika dianggap sebagai titik pada roda gigi 1, dan dalam arah
QD, ketika dianggap sebagai titik pada roda gigi 2. Anggap 1 v dan 2 v sebagai
kecepatan dari titik Q pada roda gigi 1 dan 2. Jika gigi tetap berhubungan, maka
komponen kecepatan ini sepanjang normal haruslah sama.

V1 cos α = v2 cosβ afau (ω1xO1Q) cos α = (ω2 x O2Q) cos β..........................(1)

S1.Teknik Mesin – Universitas


Pamulang Page 3
Modul Elemen Mesin-3

(ω1xO1Q) = (ω2 x O2Q).............................................................(2)

ω1 .O1 M = ω2 . O2 N........................................................................(3)

= ……………………………………………………….…(4)

Dari segitiga yang sama O1MP dan O2NP diperoleh :

= ……………………………………………………….….(5)

Terlihat bahwa rasio kecepatan sudut adalah berlawanan secara proporsional


dengan rasio jarak P terhadap pusat O1 dan O2, atau normal umum terhadap
kedua permukaan pada titik kontak Q yang berpotongan dengan garis dari pusat
pada titik P, yang membagi jarak pusat secara berlawanan seperti rasio kecepatan
sudut. Meskipun demikian, untuk menghasilkan suatu rasio kecepatan sudut yang
konstan untuk segala posisi pada roda gigi, maka P harus merupakan titik yang
tetap (titik pitch) pada kedua roda gigi. Dengan kata lain, normal umum pada titik
kontak di antara sepasang gigi, haruslah selalu melalui titik pitch. Hal ini
merupakan kondisi dasar yang harus dipenuhi ketika merancang profil gigi dari
roda gigi, yang dikenal sebagai law of gearing. Beberapa hal yang harus
diperhatikan berkaitan dengan law of gearing sebagai berikut :

a). Kondisi di atas dipenuhi oleh gigi dengan bentuk involute, dengan lingkaran
akar gigi di mana profil terbentuk adalah tangensial terhadap normal umum.

b) Jika bentuk dari salah satu profil gigi dipilih secara sembarangan dan gigi yang
lain didesain untuk memenuhi kondisi di atas, maka gigi yang kedua akan
dikonjugasikan pertama kali. Gigi yang berkonjugasi tidak untuk digunakan
secara umum, karena kesulitan dalam proses manufakturnya dan juga biaya
produksinya.

c) Jika D1 dan D2 adalah diameter lingkaran pitch dari roda gigi 1 dan 2,
sertamemiliki gigi sejumlah Z1 dan Z2, maka rasio kecepatannya adalah :

= = =

S1.Teknik Mesin – Universitas


Pamulang Page 4
Modul Elemen

4. Material Rodagigi.
4.1. Material rodagigi adalah suatu material yang sering digunakan untuk
pembuatan rodagigi karena mempunyai ketahanan aus yang baik. Material
ini mudah dituang dan dibubut serta memiliki tingkat kebisingan operasi
yang rendah. Dalam kebanyakan pemakaian, baja adalah material yang
memiliki kekuatan yang tinggi dan biaya yang rendah. Material bronze
mempunyai kekuatan tinggi tetapi harganya mahal.

4.2. Material yang digunakan untuk membuat roda gigi berdasar kekuatan dan
pemakaian. Roda gigi dapat dibuat dari logam dan non logam. Roda gigi
logam dibuat dari besi cor, baja dan perunggu.

4.3. Roda gigi non logam dibuat dari kayu, kulit, kertas tekan dan resin sintetis.
Besi cor banyak digunakan membuat roda gigi karena sifat tahan aus,
mampu dan mudah dibentuk dengan metode pengecoran.

4.4. Rodagigi material dari baja mempunyai berkuatan tinggi dan baja dapat
terbuat dari baja karbon atau baja paduan. Roda gigi baja biasanya
ditreatmen panas agar menghasilkan kombinasi sifat ketangguhan dan
kekerasan gigi. Perunggu secara luas untuk roda gigi cacing (worm gears)
untuk menurunkan keausan.

4.5. Rodagigi dengan material lain-lainnya, dapat dilihat dari tabel di bawah
ini, dan menunjukkan sifat material yang biasa digunakan pada roda gigi.

S1.Teknik Mesin – Universitas


Pamulang Page 5
Modul Elemen

Tabel I. Allowable bending Stress Sst

Minimum
AGMA Commercial Heat Sat,
Material hardness core Sat, MPa
class designation treatment lb/in2
surface
steel A-1 - Through 180 BHN 25-33000 170-230
through hardened 240 BHN 41-41000 210-280
A-5 and 300 BHN 36-47000 250-320
temperatur 360 BHN 40-52000 280-380
400 BHN 42-56000 290-390

Flame or 50-50 HRC 45-55000 310-380


Induction
hardened
Flame or 22000 150
Induction
hardened
Carburized 55 HRC 55-65000 380-450
and case 60 HRC 55-70000 380-480
hardened
AISI 4140 Nitrided* 48 HRC 300 BHN 34-45000 230=310
AISI 4340 Nitrided* 46 HRC 300 BHN 36-47000 250-325
Nitralloy 135M Nitrided* 60 HRC 300 BHN 38-48000 260-330
21/2% Crhome Nitrided* 54-60 HRC 350 BHN 35-65000 380-480
Cast iron 20 As cast - 5000 35
30 As cast 175 BHN 8500 69
40 As cast 200 BHN 13000 90
Nodular A-7-a A- 60-40-18 Annealed 140 BHN 90-100 %
(ductile) 7-c A-7-d 80-55-06 Quencded’ 180 BHN of sat for
iron A-7-e 100-7-03 and 230 BHN steel of
120-90-02 tempered 270 BHN same
hardness
Malleable A-8-c A- 45007 165 BHN 10000 70
iron 8-e A-8-f 50005 180 BHN 13000 90
(pearlitic A-8-i 53007 195 BHN 16000 110
80002 240 BHN 21000 145

Bronze Bronze AGMA Sand cast Tensile 5700 40


2 2C Sand cast strenght
minimum
40000 lb/in2
(275 Mpa)
Al/Br ASTM Heat- Tensile 23600 160
3 B-148-52 treated strenght
Alloy 9C minimum
90000 lb/in2
(620 Mpa)

S1.Teknik Mesin – Universitas


Pamulang Page 6
Modul Elemen

Tabel 2. Allowable contact stress Sst


Material AGMA Commercial Heat Minimum Sat, lb/in2 Sat, MPa
class designation treatment hardness
surface
steel A-1 - Through 180 BHN 85-95000 590-660
through hardened And less
A-5 and 240 BHN 105-115000 720-790
temperatur 300 BHN 120-135000 830-930
360 BHN 145-160000 1000-1100
400 BHN 155-170000 1100-1200

Flame or 50 HRC 170-190000 1200-1300


Induction 54 HRC 175-195 1200-1300
hardened
Carburized 55 HRC 180-200000 1250-1400
and case 60 HRC 200-225000 1400-1550
hardened
AISI 4140 Nitrided* 48 HRC 155-180000 1100-1250
AISI 4340 Nitrided* 46 HRC 150-175000 1050-1200
Nitralloy 135M Nitrided* 60 HRC 170-195000 1170-1350
21/2% Crhome Nitrided* 53 HRC 155-172000 1100-1200
21/2% Crhome Nitrided* 60 HRC 192-216000 1300-1500

Cast iron 20 As cast - 50-60000 340-375


30 As cast 175 BHN 65-75000 450-520
40 As cast 200 BHN 75-85000 520-590
Nodular A-7-a 60-40-18 Annealed 140 BHN 90-100 % of
(ductile) A-7-c 80-55-06 Quencded’ 180 BHN sat for steel
iron A-7-d 100-7-03 and 230 BHN of same
A-7-e 120-90-02 tempered 270 BHN hardness
Malleable A-8-c 45007 165 BHN 72000 500
iron A-8-e 50005 180 BHN 78000 540
(pearlitic A-8-f 53007 195 BHN 83000 570
A-8-i 80002 240 BHN 94000 650

Bronze Bronze AGMA Sand cast Tensile 30000 205


2 2C Sand cast strenght
minimum
40000
lb/in2 (275
Mpa)
Al/Br ASTM Heat- Tensile 65000 450
3 B-148-52 treated strenght
Alloy 9C minimum
90000
lb/in2 (620
Mpa)

S1.Teknik Mesin – Universitas


Pamulang Page 7
Modul Elemen

Tabel 3. Properties of additional general-purpose and special gear materials


Material and designation Tensile Yeild Hardness Condition
strength psi strength BHN
Cast iron:
ASTM 20 22,000 156 As cast
ASTM 30 31,000 201 As cast
ASTM 60 62,000 262 As cast
Plain Carbon Steels
AISI 1020 55,000 30,000 110 Hot-rolled
1020 78,000 66,000 155 Cold worked
1040 76,000 42,000 150 Hot-rolled
1040 123000 93,000 350 Cold worked
1080 112,000 61,000 230 Hot-rolled
1080 189,000 142,000 385 Cold worked
1117 62,000 34,000 120 Hot-rolled
1117 80,000 68,000 163 Cold worked

Alloy steels
AISI 3140 105,000 90,000 280 Heat treated
3140 228,000 209,000 450 Heat treated
4140 145,000 120,000 290 Heat treated
4140 215,000 190,000 440 Heat treated
4820 150,000 125,000 325 Heat treated
4280 206,000 166,000 415 Heat treated
6120 125,000 94,000 ....... Heat treated
8620 122,000 98,000 245 Normalized
8620 175,000 142,000 375 Heat treated
9310 152,000 120,000 350 Heat treated
0310 180,000 140,000 375 Heat treated

Stainless steels
AISI 303 90,000 35,000 160 Annealed
303 110,000 75,000 240 Cold worked
416 75,000 40,000 155 Annealed
416 160,000 140,000 350 Heat treated

Bronze
Aluminum bronze ASTM B 139 105,000 60,000 B100*
Phospor bronze ASTM B1397 60,000 45,000 B70*
Silicon bronze ASTM B 99 58,000 25,000 B100*
Aluminum alloys:
2024 -T4 68,000 47,000 120 Heat treated ½ hard
7075-T4 83,000 73,000 150 Heat treated ½ hard
Non Metallica:
Phenolic laminate
Nema, Grade C 11,000 M103*
Nema Grade L 14,000 M105*
Nylon
ASTM 6 8,700 6,000 M100* 2,5 % moisture
ASTM 66 11,000 8,500 M108* 2,5 % moisture

S1.Teknik Mesin – Universitas


Pamulang Page 8
Modul Elemen

5. Cara-cara pembuatan rodagigi.


5.1. Pembuatan roda gigi dengan proses pengecoran (casting).Mula –mula
disiapakan cetakan, dilengkapi dengan model, cetakan dapat dibuat
dengan bahan, pasir, tanah liat bahan tambahan lain misalnya grafit, bahan
baku besi/logam dicairkan terlebih dulu, selanjutnya dituang kedalam
cetakan yang ada. Cetakan ini hanya sekali pakai karena setelah dicor
cetakan akan dirusak untuk diambil hasil cetakannya. ada cara dengan
penggunaan cetakan tetap yang dapat terus menerus dipakai.
5.2. Pembuatan roda gigi dengan proses mesin (machining) dengan mesin frais,
bubut atau mesin frais multi dimensi dan sistem CNC (computer
numerical control) dengan pemilihan modul atau backlash yang
disesuaikan dengan deminsi roda gigi yang dibuat. Bahan baku
disesuaikan dengan kegunaan kerja roda gigi.
5.3. Pembuatan roda gigi dengan bahan baku campuran serbuk logam yang
telah ditentukan, selanjutnya dilakukan kompresi tinggi dalam cetakan
khusus, selanjutnya dilakukan sintering yaitu pemanasan dengan suhu
sedikit dibawah titik lelehnya, selanjutnya dilakukan pengerjaan finising.

Pengerjaan finising untuk ketiga proses produk diatas biasanya dilakukan dengan
pengerjaan pengerasan permukaan / heating treatment surface( aneling, nitriding
tempering dan carbonizing) untuk membuat permukaan roda gigi menjadi keras ,kuat
dan tahan aus.

Gambar proses pengecoran rodagigi

S1.Teknik Mesin – Universitas


Pamulang Page 9
Modul Elemen

Pengerjaan oleh mesin

Proses bubuk metal

S1.Teknik Mesin – Universitas


Pamulang Page
Modul Elemen

C. LATIHAN SOAL/TUGAS.

Sebuah rodagigi akan dirancang dengan mengunakan material Cast Iron, dengan
AGMA class.20. Tentukan momen punter, tegangan kontak dan tegangan tarik
dari material rodagigi tersebut yang diperbolehkan berdasarkan standarisasi dari
material tersebut ?

Penyelesaian.

Berdasarkan table material Cast Iron class-20, untuk momen puntir yang di
perbolehkan adalah 5000 lb/in2

Berdasarkan table material Cast Iron class-20, untuk tegangan kontak yang di
perbolehkan adalah 50000 sampai dengan 60000 lb/in2

Berdasarkan table material Cast Iron class-20, untuk tegangan tarik yang di
perbolehkan adalah 22000 psi

S1.Teknik Mesin – Universitas


Pamulang Page
Modul Elemen

D. DAFTAR PERPUSTAKAAN.

1. R.S.Khurmi & J.K.Gupta,1980,”Machine Design”Eurasia PH,Books,Ltd,New


Delhi.
2. Achmad Zainuri, S.T, M.Eng,2011”Diktat Elemen Mesin-3” Universitas
Mataram.
3. Eugene A. Avallone, Theodora Baumeister III,1987 “Standard Hand Book
For Mechanic “, Mc Graw-Hill, Book, Ltd, Singapore.
4. Sularso, 2000,“Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen”,Pradnya Paramita
Jakarta.
5. Agustinus Purna Irawan, 2009,“ Diktat Element mesin III “, Jurusan Teknik
Mesin Universitas Tarumanegara, Jakarta.
6. Anonimus , 1974, “Bagian – Bagian Mesin“, Akademi Teknik Nasional,
Semarang

S1.Teknik Mesin – Universitas


Pamulang Page

Anda mungkin juga menyukai