Anda di halaman 1dari 12

ISSN 2087-118X (media cetak)

ISSN 2580-7757 (media online)


Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH Volume8, Nomor 2,Desember 2017

IbM USAHA SENI UKIR KAYU DI DESA KELATING DAN DESA PENARUKAN
KECAMATAN KERAMBITAN KABUPATEN TABANAN

I Nyoman Wiwana, I Wayan Sukarya


Program Studi Seni Rupa Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain
Institut Seni Indonesia Denpasar
Ringkasan Ekskutif
Mitra IbM ini adalah 2 kelompok usaha seni ukir kayu, yaitu Mitra I, kelompok usaha
seni ukir yang ada di Banjar Dangin Jalan Desa Kelating; dan Mitra II, kelompok usaha seni
ukir Taruna Kaya Banjar Penarukan Kaja Desa Penarukan. Kedua mitra berada pada satu
kecamatan yaitu Kecamatan Kerambitan Kabupaten Tabanan Bali. Jarak lokasi mitra sekitar
35 km dari Kota Denpasar. Tujuan program IbM ini adalah ingin membantu menyelesaikan
permasalahan-permasalahan prioritas dari banyak permasalahan yangada, terutama berkaitan
dengan aspek produksi. Kedua mitra belum memiliki pengetahuan sertapemahaman tentang
teknik menggambar dan teknikmembuat ukiran motif-motif ornament tradisonal
Bali,terutama pewayangan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, maka ditawarkan
program sebagai beikut: Program pertama, memberikan pengetahuan menggambar dan teknik
membuat ukiran denganmotif-motif tokoh pewayangan yang dilakukan dengan metode
ceramah. Program kedua, praktek menggambar motif-motif ornamen tradisional Bali tokoh-
tokoh pewayangan di atas kertas gambar. Program ketiga, praktek mengukir motif-motif
tokoh pewayangan pada media daun pintu dan jendela khas Bali. Program ini dilakukan
secara efektif selama 6 bulan, mulai Juni s/d Nopember 2016), setiap bulandiadakan4 kali
pertemuansetiap hari Sabtu mulai pukul 09.00 wita sampai selesai. Lokasi kegiatan
disepakati kedua mitra, pada satu lokasi diDesa Penarukan. Luaran dari kegiatan ini berupa
laporan akhir, prototipe ukiran pada pintu dan jendela khas Bali, dan artikel ilmiah, yang
dimuat pada jurnal pengabdian masyarakat “Ngayah”.
Kata kunci: usaha, seni ukir, kayu

Executive Summary
IBM partner are 2 groups art of wood carving business, namely partner I, business
group of sculpture in Banjar Dangin Kelating Village Road; and partner II, business group
of sculpture Taruna Kaya Banjar Penarukan Kaja Penarukan Village. Both partners are in
one sub-district that is Sub-district Kerambitan Tabanan Regency Bali. Both partners
location is about 35 km from Denpasar. The aims of IBM program is want to assist solve the
problems of the priority of many existing problem, especially related to aspect of the
production. Both partners do not have knowledge and comprehension of the drawing
techniques and techniques to make carved motives of traditional Bali ornament, especially
puppet. To overcome the problems above, therefore offered programs as follows: First
program, is giving knowledge about drawing and technique of carving with motives of puppet
figures. In this case, we do with lecture method is to give knowledge of puppet story and
drawing techniques of puppet figures. Second program, is drawing practice ornament
motives of traditional Bali puppet figures on drawing paper. Third program, is carve
practice of puppet figures motives on the leaf doors media and typical Balinese window. The
program is carried out effectively for 6 months, start from June until November 2016, every
month held 4 meeting times on Saturday starting at 09.00 am until done. Location of
activities agreed by both partners, on location of carving arts business in the Penarukan
Village. Outcome of this activity is final report, prototype, and scientific articles that
published in community service journal “Ngayah”.
Keywords: business, sculpture, wood
ISSN 2087-118X (media cetak)
ISSN 2580-7757 (media online)
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH Volume8, Nomor 2,Desember 2017

A. PENDAHULUAN muda yang mau belajar dan menekuni seni


Mitra IbM Usaha Seni Ukir Kayu ukir style Bali. Sebelumnya anggota
initerdiri dari 2 kelompok usaha, yaitu kelompok ini bekerja sendiri-sendiri
Mitra I kelompok usaha seni ukir “ Lanang sehingga sering terjadi persaingan yang
Jaya”yang ada di Banjar Dangin Jalan tidak sehat diantara sesama tukang ukir,
Desa Kelating, dan Mitra II kelompok misalnya dalam menentukan upah dan
usaha seni ukir “Taruna Kaya” di Banjar harga sebuah produk ukiran. Dengan
Penarukan Kaja Desa Penarukan. Kedua adanya kelompok tersebut keseragaman
mitra berada pada satu kecamatan yaitu harga dapat dicapai dan dapat melayani
Kecamatan Kerambitan Kabupaten pesanan dalam volume yang lebih besar
Tabanan Bali. Kedua lokasi mitra berjarak dibandingkan volume perseorangan serta
sekitar 35km2 dari Kota Denpasar. menghasilkan produk yang lebih beragam.
Kabupaten Tabanan merupakan kabupaten Disamping itu dengan adanya kelompok
yang berlokasi di Bali bagian tengah. ini diharapkan berbagai ketrampilan yang
Lokasi usaha ini terletak dipedesaan yang berbeda dimiliki oleh masing-masing
berudara sejuk dan sebagian besar anggota dapat dipadukan dan
penduduknya sebagai petani. dimanfaatkan secara masksimal.
Usaha Mitra I berdiri Bulan Januari Saat ini peralatan yang dimiliki
2011, beranggotakan 10 orang. Beberapa oleh kelompok Mitra I adalah 1 unit jetso
dari anggota kelompok ini telah memiliki alat yang difungsikan untuk melobangi
keahlian dalam bidang ukir kayu, namun bagian kayu yang akan diukir, 1 buah
beberapa yang lainnya masih dalam tahap mesin penatar dan 3 set pahat ukir. Saat ini
belajar. Dari survey awal yang kami mereka belum memiliki modal dalam
lakukan dan wawancara dengan I Made bentuk uang untuk operasional usaha
Subasma salah satu anggota sekaligus misalnya untuk membeli bahanbaku
sebagai ketua kelompok menjelaskan seperti kayu. Jasa pelayanan yang
pendirian kelompok ini didasari diberikan oleh kelompok mitra ini yaitu
pertimbangan bahwa beberapa tahun jasa penjualan dan jasa pelayanan ukir
terakhir ini masyarakat di desa ini dan termasuk jasa pembuatan bangunan suci
sekitarnya membutuhkan produk-produk dari bahan kayu. Konsumen dapat
ukiran kayu semakin meningkat, terutama membeli berbagai produk ukiran kayu
terkait dengan kebutuhan benda-benda style Bali dengan system pesanan.
ukiran kayu untuk bangunan style Bali dan Pelayanan jenis ini pemesan menyerahkan
bangunan tempat suci seperti untuk pura, sejumlah uang untuk pembelian bahan-
sanggah, atau merajan. Selama ini bahan yang dibutuhkan. Kelompok mitra I
kebutuhan tersebut kebanyakan disuplai ini kemudian mencari bahan dan
dari desa lain. Dengan adanya kelompok memprosesnya sampai produk pesanannya
ukir ini, mereka berharap kebutuhan selesai. Jasa pelayanan yang kedua adalah
tersebut dapat dipenuhi dari desa ini, jasa pelayanan ukir, kelompok ini diupah
sehingga tidak perlu dicari dari desa yang untuk ongkos ukir saja, karena produk
jauh. Disamping itu wadah ini dapat yang diukir sudah tersedia seperti
menampung warga desa baik tua maupun bangunan tempat suci (pelinggih).
ISSN 2087-118X (media cetak)
ISSN 2580-7757 (media online)
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH Volume8, Nomor 2,Desember 2017

Kelompok usaha ini belum dapat diantara anggota sehingga pekerjaan pada
menyediakan produk yang siap jual karena kelompok dapat berjalan sesuai rencana.
terbentur pada permodalan. Kedepannya Mitra II Usaha Kelompok Seni
Mitra ini berharap dapat menyediakan Ukir “Taruna Kaya” merupakan usaha
produk-produk tertentu yang siap jual yang telah lama berdiri, beranggotakan
tanpa melalui pesanan sebelumnya. Jenis- kurang dari 10 orang, kondisinya berbeda
jenis produk yang sudah biasa dibuat oleh dengan kelompok Mitra I. Mitra II
kelompok usaha ini adalah ring-ring sebenarnya telah memiliki keahlian dalam
(hiasan untuk kolong), lambang,saka, bidang ukir kayu, namun beberapa anggota
ukiran pintu, jendela, bangunan suci serta jarang yang aktif. Dari survey awal yang
produk-produk seni seperti patung, dan kami lakukan dan wawancara dengan
pratima (patung yang disakralkan). salah satu anggota sekaligus sebagai ketua
Mengenai kualifikasi kelompok I Made Ermawijaya (40 tahun)
pendidikandari para anggota kelompok menjelaskan beberapa anggota kelompok
usaha ukir kayu ini, beragam: mulai dari kurang aktif. Disisi yang lain Bapak I
SD, SMP, SMA, dan SMK. Tingkat Made Ermawijaya juga melihat beberapa
ketrampilan masing-masing kelompok tahun terakhir ini masyarakat di desa ini
kemampuannya berbeda-beda, misalnya dan sekitarnya membutuhkan produk-
ada lebih pandai pada bidang ukir, ada produk ukiran kayu semakin meningkat
yang lebih pandai dalam pewarnaan, yang terutama terkait dengan kebutuhan benda-
lainnya ada yang lebih pandai dalam benda ukiran kayu untuk bangunan style
merancang bagunan tempat suci, ada yang Bali dan bangunan tempat suci seperti
lebih pintar dalam mengkalkulasi harga untuk pura, sanggah, atau mrajan. Mitra II
jual atau ongkos layanan jasa ukir. ini merasakan beberapa tahun terakhir ini
Sehingga jika ada pesanan tempat suci masyarakat Bali makin bergaerah
(pelinggih) semua menjadi berperan. membuat bangunan style Bali sehingga
Anggota kelompok tersebut memiliki kebutuhan akan ukiran Bali semakin
spesialisasi dalam pekerjaan sesuai meningkat, sehingga sangat berpeluang
ketrampilannya namun pembagian tersebut untuk berkembang usaha seni ukir yang
tidak baku. Misalnya seorang pandai pada digelutinya. Karena tidak terlalu aktif
bidang ukir juga dapat melakukan selama ini kebutuhan ukiran kayu tersebut
pekerjaan mewarna, demikian juga disuplai dari desa lain. Dengan bangkitnya
sebaliknya. Beberapa anggota kelompok kelompok ukir ini, mereka berharap
Mitra I adalah petani yang memiliki kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dari
sawah. Pekerjaan sebagai petani dilakukan desa ini, sehingga tidak perlu dicari dari
pada pagi hari dari jam 7.00-8.00 wita dan desa yang jauh. Disamping mereka juga
sore hari dari jam 17-18 wita. Jika pesanan berharap anak-anak muda mau belajar dan
banyak pekerjaan sebagai petani dibantu menekuni seni ukir style Bali.
oleh anggota keluarga lainnya misalnya Saat ini peralatan yang dimiliki
istri. Jika ada kegiatan berkaitan dengan oleh kelompok Mitra II adalah hanya
adat maka pekerjaan dikelompok beberapa set pahat ukir (3-5 set) dan 3
dilakukan dengan pengaturan bergiliran buah gergaji potong biasa. Mereka belum

210
ISSN 2087-118X (media cetak)
ISSN 2580-7757 (media online)
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH Volume8, Nomor 2,Desember 2017

memiliki modal dalam bentuk uang untuk disekitar Kecamatan Kerambitan. Jenis-
melengkapi peralatan operasional dan juga jenis kayu yang dipakai produk ukir sangat
untuk membeli bahanbaku kayu. Karena tergantung dari pesanan masyarakat,
tidak memiliki modal, jasa pelayanan misalnya kayu nagka dan cempaka,
yang diberikan oleh Mitra II hanya jasa sedangkan untuk bangunan tempat tinggal
pelayaan ukir saja. Jasa pelayanan ukir, seperti ring-ring, pintu, jendel digunakan
kelompok ini diupah karena ongkos ukir kayu jati, nangka, waru, dan jenis-jenis
saja yang dihitung berdasarkan meteran. kayu yang lainnya.
Jika mereka bekerja mulai jam 08.00 wita Kedua mitra belum mendapat
– 17.00 wita upah yang akan didapat setara dukungan yang maksimal dari
dengan Rp.100.000. Pekerjaan dilakukan pemerintahan desa sampai tingkat yang
dengan sistem borongan, sehingga mereka lebih tinggi baik dalam bentuk pendanaan
tidak terikat oleh watu seperti tersebut di maupun peningkatan sumber daya.
atas. Jenis-jenis produk yang dikerjakan Hambatankedua mitra selanjutnya adalah
Mitra II adalah hampir sama dengan Mitra semua dari anggota kelompok kecuali
I, sepertiring-ring (hiasan untuk kolong), yang berpendidikan SMK bidang seni ukir
lambang,saka, ukiran pintu, jendela,parba belum pernah mendapatkan pendidikan
dan sebagainya. Anggota kelompok usaha tentang seni ukir, mereka belajar secara
ukir kayu ini, kualifikasi pendidikannya otodidak. Sehingga mereka tidak memiliki
juga beragam seperti: SD, SMP dan SMA. pengetahuan yang baik tentang motif-
Tingkat ketrampilan masing-masing motif ornament style Bali. Demikian juga
kelompok hampir merata. Beberapa dari jika ada pesanan ukiran dengan motif
anggota kelompok juga bekerja sebagai pewayangan mereka agak kesulitan
petani dan beberapa khusus sebagai tukang memenuhi permintaan pesanan, karena
ukir karena tidak memiliki sawah. belum memiliki pengetahuan dan
Kegiatan adat yang cukup banyak sering ketrampilan yang baik dalam menggambar
dipakai alasan untuk tidak bekerja wayang. Demikian juga mereka belum
walaupun pesanan mendesak. Konsumen pernah mengikuti pelatihan–pelatihan
yang tidak dapat dilayani akan beralih ke untuk meningkatkan kemampuannya
usaha seni ukir lainnya. Mitra II melayani dalam mengembangkan usahanya.
jasa ukiran hanya baru sebatas masyarakat Hambatan lainnya kedua mitra
sekitar di wilayah Kecamatan Kerambitan. adalah belum memiliki perencanaan yang
Sampai saat ini limbah yang baik untuk pengembangan usahanya
dihasilkan kedua mitra belum menjadi kedepan. Perencanaan yang dimaksud
permasalahan yang dapat mengganggu misalnya system pengelolaan
lingkungan, karena limbahnya hanya keuangan/pembukuan, pembagian hasil
berupa serpihan-serpihan kayu kecil hasil kepada anggota, kalkulasi harga jual,
pahatan dan kayu potongan-potongan kecil permodalan dan sebagainya. Jika
yang dapat dimanfaatkan sebagai kayu perencanaan usaha ini tidak dirancang
bakar atau pembuatan api suci di pura dengan baik dan dapat memuaskan seluruh
(pasepan). Kedua mitra memperoleh anggota dikhawatirkan kelompok usaha ini
bahan dari usaha penjualan kayu yang ada akan bubar walaupun pesanan dari
ISSN 2087-118X (media cetak)
ISSN 2580-7757 (media online)
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH Volume8, Nomor 2,Desember 2017

konsumen tetap ada dan akan bekerja 1. Memberikan pemahaman pengetahuan


sendiri-sendiri dan persaingan akan tidak dan teknik menggambar motif-motif
sehat. ornamen tradisional Bali
terutamaornamenmotif pewayangan.Hal
B. PERMASALAHAN MITRA ini kami lakukan dengan metode
Permasalahan kedua mitra seperti ceramah dan memberikan contoh teknik
yang disebutkan di atas hampir sama, menggambar ornament terutama motif
maka yang menjadi penekanan penayangan. Demikian juga untuk lebih
permasalahan, sepakat dan fokus untuk merangsang minat mereka kami berikan
diselesaikan adalah : materi berupa paper teknik
1. Kedua mitra belum memiliki menggambar wayang disertai dengan
pengetahuandan belum memahami contoh-contoh gambar.Seluruh anggota
teknikmenggambarmotif-motif diwajibkan mengikuti praktek
ornament tradisonal Bali dengan baik menggambar sesuai dengan
terutama ornamenmotif pewayangan. kemampuan masing-masing dengan
Motif-motif tersebut seharusnya dapat meniru contoh yang diberikan saat
dipahami sebagai dasar seseorang yang latihan.
berpropesi sebagai tukang ukir, 2. Selanjutnya praktek membuatmal
sehingga permintaan-permintaan (modul) motif-motif pewayangan
konsumen dapat dipenuhi secara menggunakan kertas yang
maksimal. digambarsesuai bentuk-bentuk yang
2. Kedua mitra diinginkan. Kemudian modul sesuai
belummampumenghasilkan produk gambar yang diinginkanditempelkan ke
ukiran yang berornamen motif media pintu dan jendela sehingga
pewayangan dengan baik. Sehingga menghasilkan gambar sketsa.
jika ada pesanan dengan motif Darigambar sketsa tersebut kemudian
pewayangan, mereka mengalami baru dapat dilanjutkan dengan proses
kesulitan memenuhi permintaan mengukir.
konsumen. Maka dari itu diperlukan
pendidikan dan pelatihan tentang D. TARGET DAN LUARAN
menggambar dan mengukir ornament Jenis luaran yang dihasilkan dari
motifpewayangan, sehingga pesanan- program IbM ini adalah :
pesanan yang diperoleh kedepan dapat 1. Mitra memiliki pengetahuandan teknik
dikerjakan dengan baik dan menggambar motif-motif ornamen
memuaskan konsumen. tradisional Bali terutama motif
pewayangan.Indikator capaiannya
dilakukan dengandiskusi atau Tanya
C. SOLUSI YANG DITAWARKAN jawab, sehingga masing-masing
Dari permasalahan di atas, solusi anggota kelompok dapat menambah
yang kami tawarkan dan telah menjadi pengetahuan serta mengetahui teknik
komitmen bersama dengan kedua mitra menggambar motif-motif pewayangan.
adalah sebagai berikut:

212
ISSN 2087-118X (media cetak)
ISSN 2580-7757 (media online)
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH Volume8, Nomor 2,Desember 2017

2. Mitra mampu menggabar, ornamen Hasil dari diskusi tersebut disepakati


tradisional Baliterutama motif pemecahan masalah difokuskan pada
pewayangan dengan baik.Indicator aspek-aspek yang menyangkut
capainnya mitra dapat menghasilkan pengetahuan teknik menggambar
gambar tokoh wayang pada kertas ornament motif-motif pewayangan, dan
gambar. menerapkan motif pewayangan sebagai
3. Mitra mampu mengukir motif-motif obyek utama yang disertai pepatran pada
pewayangan sebagai pelengkap ukiran kayu. Pengetahuan teknik
ornament Bali dengan baik. Indikator menggembar dilakukan dengan metode
capainnya adalah mitra mampu ceramah disertai dengan memberikan
menyelesaikan ukiran motif-motif contoh, kemudian semua peserta
pewayangan sebagai motif utama di diwajibkan praktek
samping pepatran, pada pintu dan menggambar.Kemudian setelah diberikan
jendela khas Bali. ceramah dan praktek menggambar,
4. Luaran selanjutnya adalah berupa selanjutnya diterapkan pada ukiran kayu
Laporan kegiatan dan artikel ilmiah pada pintu dan jendelakhas Bali.
yang dimuat pada jurnal“Ngayah” Kegiatan ini dilakukan selama enam
Majalah Aplikasi Ipteks yang bulan intensif(bulan Junisampai dengan
diterbitkan oleh Forum Layanan bulan Nopember 2016), dilakukan kurang
Masyarakat Perguruan Tinggi di Bali. lebih 4 kali dalam sebulan di satu lokasi
mitra yaitu di desaPenarukan, kecamatan
Kerambitan, kabupaten Tabanan untuk
E. METODE PELAKSANAAN kedua mitra. Dalam pelaksanaan tersebut
Pelaksanaan kegiatan IbM ini disertai pendampingan oleh mahasiswa
mengacu pada prioritas permasalahan yang dilakukan secara bergiliran setiap
mitra yang disepakati bersama untuk kegiatan dihadiri oleh 2 orang.
diselesaikan. Dalam menentukan
permasalahan prioritas ini, kami
melakukan diskusi intensif dengan mitra F. HASIL YANG DICAPAI
untuk menentukan permasalahan- 1. Pengetahuan danTeknik
permasalahan yang memang betul-betul Menggambar Ornamen Motif
urgen untuk diselesaikan. Dalam Pewayangan
menentukan permasalahan yang urgen Ceramah pengetahuan tentang
tersebut kami sangat berpatokan pada pewayangan diawali dari sejarah
waktu, SDM yang pendukung, pendanaan perkembangan wayang di Bali. Pada abad
dan kesanggupan mitra. Mitra sangat ke-9 (896 M) pada pemerintahan Raja
diberikan kebebasan dalam Ugrasena, di Bali telah ada pertunjukan
mengemukakan permasalahannya wayang. Hal ini tercantum dalam Prasasti
sehingga kami bersama mitra dapat Bebetin di Kecamatan Sawan, Kabupaten
menganalis permasalahan dengan baik dan Buleleng (Goris, 1954: 55). Kemudian
menentukan solusi beserta metode dalam Prasasti Pandak juga disebutkan,
pelaksanaannya. bahwa pada abad ke-11 seni pertunjukan
ISSN 2087-118X (media cetak)
ISSN 2580-7757 (media online)
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH Volume8, Nomor 2,Desember 2017

wayang telah ada pada masa pemerintahan Bali masih tetap menempatkan wayang
Raja Anak Wungsu (1045 M). sebagai penuntun/pedoman kehidupan
Peninggalan relief wayang juga ditemukan agar menjadi manusia bahagia lahir dan
di Pura Pusering Jagat (Pejeng, Gianyar), batin. Sehingga falsafah wayang tetap
pada kendi batu tempat air suci yang hidup sepanjang zaman dan sifatnya
disebut SangkuSudamala. Relief ini sangat universal.
melukiskan kisah Pemutaran Mandhara Dalam satu kotak/ keropak wayang,
Giri, yang dibuat pada 1329 M (Sepur, dapat dikelompokkan menjadi : kelompok
1976: 1-3). Demikian pula di Pura Dewa, kelompok Pendeta, kelompok
Maospahit Denpasar, ditemukan juga Ksatria, kelompok Bala-bala, kelompok
ukiran wayang yang dibuat pada 1373 M Binatang, kelompok tumbuh-tumbuhan,
(Semadi Astra, wawancara 1990). kelompok alam lainnya.
Selanjutnya dalam sejarah Kelompok Dewa merupakan
pewayangan di Bali, diketahui pula perwujudan dari saktinya Tuhan Yang
Wayang Bali berasal dari Jawa timur, hal Maha Esa. Bila digambarkan dalam bentuk
ini dapat dibuktikan dengan penggunaan lukisan, umumnya dikelilingi sinar (aura),
bahasa Jawa kuna dalam seni
badannya ramping dan berbusana lengkap.
pertunjukannya, dalam lontar-lontar, Kelompok ini menempati Swah Loka,
maupun dalam mantra-mantra yakni “dunia atas”, seperti Dewa Siwa,
pewayangan. Dalam upacara di Majapahit, Wisnu, Brahma, Iswara, Indra, dll.
Raja Bali pernah diberi hadiah satu kotak Kelompok Pendeta termasuk manusia suci,
wayang oleh Raja Majapahit. wujudnya ketuaan, badan tambun, mata
Dengan demikian aktivitas kreatif sipit, berjubah dan bermahkota pendeta
dalam seni pewayangan telah lama terjadi (ketu). Kelompok ini menempati Bwah
dan ada di Bali. Baik sebagai sarana Loka (dunia). Kelompok Ksatria termasuk
upacara, maupun sebagai hiburan yang manusia yang berkuasa, seperti raja,
mengandung unsur pendidikan, yang tentara untuk berjuang mempertahankan
memberikan falsafah hidup, serta pelajaran negara dari serangan musuh. Bentuknya
tentang agama Hindu. Kisah-kisah yang ada yang gagah perkasa, ramping dan
ada dalam pewayangan yang mengandung tambun. Karakternya berbeda-beda, ada
falsafah hidup itu, dapat membentuk yang baik dan ada yang buruk. Kelompok
watak/karakter orang Bali. Pandawa memiliki sifat yang baik, adil,
bijaksana, teguh pendirian dan welas asih.
Peranan wayang dalam masyarakat
Kelompok Kurawa sifat-sifatnya sangat
Bali jelas positif, walaupun di abad
berlawanan dengan Pandawa, serakah,
milenium kebanyakan kaum muda pasif
pendendam, iri hati, tidak ada rasa kasih
akibat banyak disodori hiburan modern,
sayang, dsb.
namun wayang masih tetap eksis menjadi
media hiburan dan pendidikan bagi Kelompok Bala-bala merupakan
masyarakat Bali. Eksisnya wayang di Bali rakyat jelata, sangat sederhana, tidak
juga diakibatkan oleh pementasan wayang memegang peranan penting, hanya sebagai
berkaitan dengan upacara. Masyarakat pengeresek (figuran). Bentuknya seperti
214
ISSN 2087-118X (media cetak)
ISSN 2580-7757 (media online)
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH Volume8, Nomor 2,Desember 2017

manusia biasa, ada yang mengenakan bersifat baik dan ada yang bersifat tidak
destar, kancut (kain dengan ujung baik, seperti Rahwana, Patih Prahasta,
dimasukkan di belakang pinggang). Detia Baka, Sunda dan Upasunda. Wujud
Kelompok binatang ada beberapa jenis, wayang lainnya terlihat pada bentuk muka,
yang berperan penting dalam ceritera hiasan kepala, hiasan badan dan macam-
pewayangan, seperti burung garuda macam senjatanya. Bentuk muka terdiri
sebagai kendaraan Dewa Wisnu, naga, dari: muka panakawan, bentuk wenara
kura-kura (bedawang), lembu, dll. (kera), muka garuda, muka naga dan muka
Kelompok tumbuh-tumbuhan yang pemurtian (triwikrama).
terpenting adalah berupa gunungan Demikian teknik menggambar
(kekayonan), yang bentuknya seperti ornamen tokoh pewayangandiberikan
gunung, dengan hiasan pohon hayati. dengan metode ceramah dan latihan
Fungsinya bisa sebagai angin, sebagai gua, menggambar. Latihan dimulai dari
sebagai air, dll. Pohon lainnya setinggi pengenalan bagian-bagian dari gambar
figur wayang digunakan untuk senjata, wayang mulai dari bentuk mata, mulut,
untuk berteduh, dsb. Kelompok alam dan hidung yang masing-masing berbeda
lainnya termasuk segala jenis senjata, batu, antara tokoh satu dengan lainnya.
pedati, api, dll. Selanjutnya diberikan contoh gambar
Ditinjau dari bentuk rupa atau wujud bagian kepala, badan, tangan dan kakai,
fisiknya, wayang terdiri dari: bentuk serta hiasan atribut masing-masing tokoh
manis, keras, raksasa dan bentuk lain. wayang.
Wayang dengan bentuk manis adalah figur Anggota dari kedua mitra dengan
wayang yang badannya ramping, matanya antosias mengikuti sambil mengajukan
seperti biji kedelai (segitiga), kumis tipis, pertanyaan-pertanyaan. Setelah ceramah
ada yang berbusana lengkap dan ada pula teori, selanjutnya dilakukan praktek
yang berbusana sederhana. Tokoh seperti menggambar wayang. Dari hasil ceramah
ini antara lain, Arjuna, Kresna, Rama, dsb. dan latihan menggambar wayang yang
Karakternya baik, sopan, penuh kasih diberikan kepada kedua mitra, mereka
sayang, dsb. Wayang dengan bentuk keras telah memiliki pengetahuan tentang cara
adalah figur wayang yang memiliki badan menggambar wayang, dan dapat
yang tegap, kuat, mata bulat, kumis lebat. mengetahui perbedaan dari masing-masing
Contoh tokoh ini antara lain Bima, tokoh pewayangan.
Duryodana. Bentuk figur keras yang
memiliki taring/ taring pipi adalah Gatot Dengan diberikan ceramah dan
Kaca dan Rahwana. beberapa contoh gambar, kedua mitra telah
memiliki pengetahuandan memahami
Wayang dengan figur berbentuk teknikmenggambarmotif-motif ornament
raksasa adalah figur wayang yang tradisonal Bali kususnya mengenai
umumnya berbadan tambun, mata bulat, pewayangan. Berikut disampaikan berapa
berkumis, bertaring, mulut terbuka, gambar foto kegiatan pada waktu ceramah
sehingga semua giginya kelihatan, serta yang dilaksanakan bagi kedua mitra.
berjenggot lebat. Figur inipun ada yang
ISSN 2087-118X (media cetak)
ISSN 2580-7757 (media online)
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH Volume8, Nomor 2,Desember 2017

bisa menggambar wayang dengan cukup


baik, seperti foto gambar di bawah ini:

Foto kegiatan praktek menggambar


Wayang
Sesuai dengan tujuan dan luaran
yang diinginkan agar kedua mitra,
disamping punya pengetahuan, proses, dan
teknik menggambar ornament khususnya
pewayangan, juga trampil dalam membuat
ukiran kayu yang bertemakan
Foto kegiatan melaksanakan tatap
pewayangan. Ukiran tokoh-tokoh
muka/ceramah
2. Praktek Menggambar Berbagai pewayangan yang dikemas dalam ceritra
TokohPewayangan Ramayana diterapkan pada pintu dan
Kedua mitra diberi pelatihan jendela khas Bali.
menggambarberbagai tokoh
pewayanganpada kertas gambar ukuran A3 3. Praktek Mengukir
dengan menggunakan pensil, selanjutnya Teknik mengukir dimulai dari
ditinta menggunakan drawing pen. pembuatan mal (modul) dari tokoh
Ketrampilan menggambar ini sangat pewayangan yang akan diterapkan pada
penting dimiliki kelompok mitra karena pintu dan jendela. Selanjutnya modul
sebelum diterapkan ke media kayu ditempelkan pada bidang pintu dan jendela
motifnya harus digambar terlebih dahulu. sambil menyusun komposisi
Demikian pula dalam pembuatan modul yaangdipadukan dengan pepatran,
harus digambar terlebih dahulu pada sehingga diperolehgambar ornamen
kertaskemudian baru ditempelkan pada wayang yang diinginkan. Selanjutnya
media kayu yang akan diukir untuk mulai dengan proses mengukir dengan
selanjutnya dimulai dengan proses memulainya dari pembuatan wayang
mengukir mengikuti gambar patrun pada kemudian dilanjutkan pembuatan
kertas. ornament pepatran. Sehingga hasilnya
Kedua mitra terlihat sangat serius berupa ornament ukiran yang dilengkapi
melaksanakan latihan menggambar dengan ceritra pewayangan.
berbagai tokoh wayang. Dari hasil latihan Gerak wayang juga disesuaikan
yang dilakukan mereka kelihatan sudah dengan adegan ceritra. Demikian pula latar
menyesuaikan dengan suasana ceritra yang

216
ISSN 2087-118X (media cetak)
ISSN 2580-7757 (media online)
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH Volume8, Nomor 2,Desember 2017

digambarkan sehigga diperoleh komposisi


gambar yang baik.Berikut ditampilkan
foto kegiatan waktu mengrjakan sket dan
pemasangan malwayang.

Foto hasil ukiran kayu padapintu khas Bli

G. KESIMPULAN
Setelah pelaksanaan IbM Usaha
Seni Ukir Kayu dilakukan,maka kedua
mitramemiliki pengtahuan tentang ceritra,
sejarah,dan teknik menggambar
berbagaibentuk tokoh
wayang.Kemampuanpara peserta dalam
menggambar wayang juga sudah cukup
Foto KegiatanPembuatan Sket dan baik.
pemasangan mal/modul Wayang Hasil ukiran kayupada pintu dan
jendela juga sudah ada peningkatan dari
Dari gambar yang dihasilkan
sebelumnya yang belum pernah
melalui sket dan modul, diperolehlah
menampilkan ceritra pewayangan.
gambar ornament pintu dan jendela khas
Program ini secara umum sudah terlaksana
Bali yang berisi ceritra pewayangan.Dan
namun masih perlu ditingkatkan agar
setelahmelalui proses pengukiran
diperoleh hasil yang lebih baik. Dengan
diperoleh hasil ukiran pintu dan jendela
hasil yang lebih baik sudah tentu akan
khas Bali yang berisi ceritra pewayangan.
lebih diminati oleh konsumen. Yang perlu
diperhatikan bagi peserta adalah
keseriusan menekuni hasil kegiatan ini,
sehingga hasil yang diharapkan bisa
memenuhi selera konsumen, yakni bisa
membuat ukiran kayu lengkap dengan
ornament ceritrapewayang disamping
pepatran.

H. DAMPAK DAN MANFAAT


KEGIATAN
Foto hasilukiran kayu padadaun Jendela
Dampak dan manfaat yang
dirasakan oleh kedua mitra dapat
ISSN 2087-118X (media cetak)
ISSN 2580-7757 (media online)
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH Volume8, Nomor 2,Desember 2017

memahami pengetahuan tentang Renstra Institut Seni Indonesia (ISI)


pengembangan produk dari ukiran Denpasar
pepatran biasa kemudian biasa Suparta, Made. 2009.Macam dan Jenis
Kerajinan di Kabupaten
berkembang menjadi ukiran dengan ceritra
Karangasem. Hasil Penelitian I-
pewayangan, yang sebelumnya tidak MHERE, PS Kriya Seni FSRD ISI
pernah mereka lakukan. Dampak lainnya Denpasar.
mereka merasa lebih percaya diri bila Sepur, Wayan. 1978. Sudamala. Denpasar:
nantinya konsumen mengingikan Kantor Suaka Sejarah dan
pesanannya agar dibuatkan ukiran beisi Purbakala.
ceritra pewayangan tertentu. Disamping Wiwana, I Nyoman..,Sukarya, I Wayan..
2014. Kajian Ornamen Kuno pada
itu dengan mengikuti program IbM ini
Bangunan-bangunan Puri di
mereka mulai legih diakui eksistensinya di Kabupaten Karangasem Bali. Hasi
masyarakat. Lembaga desa akan lebih Penelitian.
mudah melakukan koordinasi, melakukan Wikipedia bahasa Indonesia, 28 Januari
pembinaan-pembinaan kedepan, sehingga 2015.
seni ukir kayu ini tetap eksis dan Yasana, I Made. 2005.Menggambar
berkembang di masyarakat. Wayang Klasik Bali. Diktar:
Fakultas Seni Rupa dan Desain, ISI
Denpasar.
I. DAFTAR PUSTAKA
Arthanegara,I Gusti Bagus. 1977.Wayang
J. KESANTUNAN
Kulit Koleksi Museun Bali. Proyek
Media Kebudayaan,Ditjen Kami pelaksana kegiatan IbM
Kebudayaan Depdikbud RI. mengucapkan terimakasih kepada DP2M
Goris, Roelof. 1954. Prasasti Bali 1. DIKTI atas pendanaan untuk kelancaran
Badung: N.V. Masa baru. kegiatan IbM ini. Demikian juga kepada
Kanta, I Made. 1977/1978.Proses Melukis lembaga LP2M ISI Denpasar dan semua
Tradisional Wayang Kamasan. pihak yang telah membantu terwujudnya
Denpasar : Proyek Sasana Budaya
program ini. Ucapan termakasih juga kami
Bali,.
Katalog Pameran,1978.Wayang Kulit. sampaikan kepada kelompok pengrajin
Denpasar: Museum Bali,Dir. Seni Ukir Kayu desa Kelating dan desa
Museum, Ditjen Kebudayaan, Penarukan kecamatan Kerambitan
Departemen P & K RI. kabupaten Tabanan, yang telah dengan
Katalog Pameran, 2008.Seni Lukis tekun mengikuti program ini sampai akhir.
Wayang Kamasan.Denpasar: Disbud
Provinsi Bali.

218

Anda mungkin juga menyukai