Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Indahnya Bali sudah terkenal hingga mancanegara. Bali yang kaya akan

tradisi dan adat. Agama Hindu di Bali sering melaksanakan dua ritual, yaitu

Nitya Yadnya dan Naimitika Yadnya. Nitya Yadnya adalah ritual yang

diadakan setiap hari secara teratur. Naimitika Yadnya adalah ritual yang

dilakukan pada waktu tertentu. Umat Hindu pada hari tertertu melaksanakan

upacara, dalam upacara tersebut menggunakan pelengkap upakara salah satunya

tedung. Tedung merupakan pelengkap upakara yang berbentuk seperti payung,

sebagai salah satu jenis perangkat upacara yadnya keagamaan yang khususnya

digunakan di Bali, tedung memiliki beberapa bentuk, ukuran, warna, fungsi dan

istilah yang beragam. Tedung atau Pajeng asal muasalnya bukanlah payung

biasa yang digunakan untuk keperluan sehari-hari saat musim hujan atau

kepanasan. Walaupun fungsi utamanya tetap sebagai pelindung, Tedung atau

Pajeng ini digunakan dalam aktifitas upacara adat/keagamaan sebagai

pelindung pelinggih-pelinggih di merajan atau di pura. Karena masih minim

warga yang menggeluti kerajinan ini, maka diambil keputusan unutk membuka

usaha di bidang kerajinan tangan membuat tedung bali ini.

1
1.2 Identifikasi usaha

Nama usaha : Pengrajin Tedung Bali

Pemilik usaha : Putu Putri Widya Pratiwi

Alamat usaha : Jl. Maruti, Br. Maspait, Desa Keramas,

Blahbatuh, Gianyar

Contact person : 089527577545

081558110094

putriiwiidya1111@gmail.com

1.3 Ruang lingkup usaha

Ruang lingkup usaha kerajinan tangan tedung bali ini dibatasi hanya

wilayah Gianyar dan sekitarnya dan masih lingkup usaha perumahan kecil.

Namun jika memungkinkan akan segera diperluas untuk lingkup Bali. Usaha

ini sangat menjanjikan karena masih sedikit pengusaha yang menggeluti bidang

kerajinan ini. Toko – toko kerajinan atau art shop , pasar- pasar tradisional dan

pasar seni di sekitar Gianyar juga banyak yang mencari kerajinan tedung bali

ini .

Namun demikian, belakangan paying/tedung ini mulai dipergunakan di

hotel-hotel, taman maupun tempat pariwisata lain atau bahkan perumahan untuk

memperkuat element Bali yang menjadi thema tempat tersebut.

1.4 Tujuan usaha

a. Memenuhi kebutuhan konsumen

b. Menciptakan lapangan pekerjaan baru

2
c. Menggali bakat untuk berbisnis

d. Menerapkan kemampuan berwirausaha

e. Mendapatkan penghasilan

3
BAB II

DESKRIPSI USAHA

2.1 Jenis usaha

Menjual dan melayani pemesanan Tedung Bali . Tedung yang paling

dicari adalah tedung yang memiliki warna sesuai dengan upakara/upacara yang

akan dilaksanakan. Karena setiap warna dari tedung memiliki lambing dan

fungsi yang berbeda-beda. Warna tedung dalam upakara biasanya digunakan

hanya warna putih, kuning, hitam, merah,serta poleng. Warna itu digunakan

sesuai dengan makna dari warna tedung tersebut, tedung warna putih berkaitan

dengan lambang Ciwa yang berarti sinar suci Tuhan dalam aktifitas peleburan

alam semesta, tedung putih diletakkan di pelinggih padmasana atau surya di

setiap merajan atau pura. Sedang tedung warna hitam berkaitan dengan lambang

Wishnu, sinar suci Tuhan dalam aktifias pemeliharaan semesta, tedung

berwarna hitam ini diletakkan di sumur atau tempat penyimpanan air. Tedung

berwarna merah berkaitan dengan lambang Brahma, sinar suci Tuhan dalam

aktifitas penciptaan semesta.

2.2 Prospek usaha

Usaha yang saya dirikan ini adalah usaha kelas menengah ke atas, karena

harga yang ditawarkan untuk satu buah tedung saja berkisar Rp.100,000 atau

bahkan mencapai Rp. 1000.000 untuk tedung yang berukuran besar. Selain itu

lingkungan tradisi keagamaan yang dekat merupakan prospek masa depan yang

baik untuk usaha yang berkelanjutan.

4
2.3 Analisis persaingan usaha

 Strength ( Kekuatan )

Seni kerajinan tedung Bali ini , sehingga peluang untuk membuat kerajinan

ini menjadi kerajinan yang besar dan memberikan income yang banyak.

 Weakness ( Kelemahan )

Pemesanan tedung Bali ini biasanya ramai pada saat hari raya tertentu saja

seperti galungan, kuningan, odalan pura dll. Jadi untuk hari-hari biasa

lumayan sedikit orang-orang membeli maupun memesan tedung.

 Opportunity ( Peluang )

Lingkungan tradisi keagamaan yang dekat merupakan prospek masa depan

yang baik untuk usaha yang berkelanjutan. Toko – toko kerajinan atau art

shop, pasar- pasar tradisional dan pasar seni di sekitar Gianyar juga banyak

yang mencari kerajinan tedung Bali ini

 Threatment ( Ancaman )

Kerajinan tedung Bali ini mudah dipasarkan, namun seiring dengan

berjalannya waktu, bahan baku akan merangkak naik dan dapat

mengakibatkan kerugian bagi pengusaha.

2.4 Tahapan produksi

1. Alat

a) Gregaji

b) Pengeboran Kayu

c) Jarum

d) Kapak

e) Pisau

5
2. Bahan

a) Bambu

b) Benang Rambu

c) Kain Tesa

d) Katik Panjang

e) Batako Tedung

f) Mendur Agung

3. Cara pembuatan

a) Pertama pemilihan bamboo yang bagus , di Bali banyak pengerajin


tedung menggunakan bamboo tali sebagai salah satu bahan
bakunya. Bamboo tali ini meiliki keistimewaan yaitu kelenturan
dan keawetannya.
b) Pemotongan bamboo sesuai dengan ukuran dan di belah menjadi
bagian – bagian kecil dan dihaluskan kemudianrendam dengan
larutan obat.
c) Kemudian kerangka bamboo yang sudah dipotong-potong dan
dihaluskan, dirakit menjadi satu.
d) Isi rangka tersebut dengan benang, dimana benang yang digunakan
adalah benang woll.
e) Pengecetan terhadap kerangka yang sudah diisi dengan benang
woll, kerangka yang sudah di cat dikeringkan terlebih dahulu.
f) Setelah kerangka dikeringkan, kerangka tersebut ditutup dengan
kain dan diteruskan dengan menjarit,dimana kain yang digunakan
boleh bermacam-macam warnanya.
g) Setelah kain dijarit pada pinggirnya, kemudian di pinggir-pinggir
tedung diisi hiasan.

6
h) Proses terakhir adalah membuat tangkai tedung dengan
kayu,kemudian gabungkan dengan tedung yang sudah diproses
tadi.
i) Pada tangkai tersebut diisi lubang kecil pada bagian atas dan
bawahnya dengan menggunakan pengeboran kayu untk tempat
kayu kecil agar dapat mengembangkan tedung tersebut

7
BAB III

ASPEK PEMASARAN

3.1 Tujuan pemasaran

Untuk mengenalkan produk kerajinan tedung bali yang berkualitas dari

tanah budaya Gianyar. Masyarakat akan lebih mudah dan merasa diuntungkan

dengan harga dan kualitas barang yang diberikan.

3.2 Konsep pemasaran

1. Produk

Produk yang dipasarkan adalah jenis kerajinan tangan tedung Bali yang

berkualitas dan terjangkau

2. Tempat

Tempat yang akan kami jadikan pemasaran adalah pasar-pasar tradisional

seperti Pasar Gianayar, Pasar Blahbatuh, Pasar Seni Sukawati beserta took-

toko yadnya di sekitar Desa-Desa yang ada di Gianyar. Harga-harga yang

ditawarkan cukup terjangkau, sesuai dengan harga yang sudah beredar di

pasaran dengan kualitas barang yang terjamin.

3. Promosi

Promosi usaha yang dilakukan yaitu dengan membuat brosur, kartu nama

pada setiap hasil karya. Website dan jejaring sosial lainnya juga dimanfaatkan

untuk mendapatkan pelanggan yang lebih luas.

4. Distribusi

Distribusi hasil karya seni kerajinan gelungan baris ini melalui pasar

tradisional dan pasar seni.

8
BAB IV

ASPEK FINANSIAL

4.1 Permodalan

1. Modal pribadi : Rp 4000.000

2. Modal pinjaman : Rp 1.500.000

Total modal : Rp 5.500.000

4.2 Rencana anggaran biaya ( RAB )

1. Perlengkapan dan Peralatan

a. Kegiatan produksi

No Nama Barang Jumlah Satuan Harga Satuan Harga Total

1. Bor Kayu 1 Buah Rp. 200.000 Rp. 200.000

2. Jarum 50 Buah Rp. 2.000 Rp. 100.000

3. Gregaji 1 Buah Rp. 65.000 Rp. 65.000

4. Kapak 2 Buah Rp. 150.000 Rp. 300.000

5. Pisau 2 Buah Rp 36.000 Rp. 72.000

Jumlah Rp. 737.000

Tabel 4.2.1 Perlengkapan dan Peralatan

b. Biaya operasional

Biaya transportasi : Rp 10.000 x 30 hari = Rp 300.000

9
2. Biaya bahan baku

No. Nama Barang Jumlah Satuan Harga satuan Harga Total

1 Bambu 3 batang Rp25.000 Rp75.000

2 Benang Rambu 2 kg Rp125.000 Rp250.000

3 Kain Tesa 15 meter Rp 35.000 Rp525.000

4 Rangka Panjang

2,80 cm 10 batang Rp75.000 Rp 750.000

5 Batako Tedung 10 set Rp50.000 Rp500.000

6 Mendur Agung 10 biji Rp.70.000 Rp700.000

Jumlah Rp2.800.000

Tabel 4.2.2 Biaya bahan baku

3. Biaya lain lain

Cicilan bank

Diketahui :

Utang pokok : Rp 1.500.000

Tenor : 12 bulan

a. Utang pokok perbulan : Rp 1.500.000


12
= Rp 125.000

b. Bunga pokok : utang pokok x bunga

: Rp 1.500.000 x 1 %

: Rp 15.000

c. Angsuran perbulan : utang pokok perbulan + bunga perbulan

: Rp 125.000 + Rp 15.000

: Rp 140.000

10
4.3 Harga pokok penjualan

Harga pokok = biaya bahan baku


jumlah produksi

= Rp2.800.000
20
= Rp. 140.000

4.4 Harga jual produk

Harga jual = harga pokok + ( % laba x harga pokok )

= Rp 140.000+ ( 75% x Rp 140.000)

= Rp 140.000+ Rp 105.000

= Rp 245.000 / buah

4.5 Analisa pendapatan

1. Pendapatan kotor perbulan

= ( harga jual x jumlah produksi ) – bahan baku

= (Rp 245.000 x 20) – Rp 2.800.000

= Rp 2.100.000

2. Pendapatan kotor pertahun

= ( pendapatan kotor perbulan x 12 ) – ( b. peralatan & perlengkapan )

= ( Rp 2.100.000 x 12 ) - Rp 737.000

= Rp 25.200.000 – Rp 737.000

= Rp 24.463.000

3. Pendapatan bersih pertahun

= Pendapatan kotor pertahun – ( cicilan bank x 12 )

= Rp 24.463.000 – ( Rp 140.000 x 12 )

= Rp 24.463.000 – Rp 1.680.000

= Rp 22.783.000

11
4. Pendapatan bersih perbulan

= pendapatan bersih pertahun


12

= Rp 22.783.000
12

= Rp 1.899.000

5. Pendapatan bersih perhari

= pendapatan bersih perbulan


30

= Rp 1.899.000
30

= Rp 63.300

12
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berwirausaha merupakan peluang mengembangkan usaha sesuai kemampuan

pribadi masing masing, namun seorang wirausaha harus mempunyai kecakapan

dalam melihat analisis SWOT, sehingga dapat mengembangkan usaha dengan baik

dan lancar, tidak menimbulkan kegagalan produksi ditengah jalan, maka seorang

wirausaha harus merencanakan usaha semaksimal mungkin, agar usaha

berkembang dengan cepat seorang wirausaha harus menjalin partner usaha dengan

pengusaha lain, tidak hanya mendirikan usaha sendiri, tapi rintislah usaha

bercabang agar kelangsungan usaha berpotensi meluas.

5.2 Kritik dan saran

Kami menyarankan pembaca agar :

1. Gunakan analisis SWOT ( Strength, Weakness, Opportunity, Threatment )

secara matang.

2. Memperhitungkan rencana anggaran biaya yang harus dikeluarkan secara

cermat dan tepat.

3. Bersikap terbuka dan jujur terhadap partner usaha maupun konsumen agar

terjalin kepercayaan dan kerja sama yang baik.

4. Pikirkan matang matang dalam bertindak dan mengambil keputusan

5. Pikirkan prospek usaha kita agar tahu bagaimana perkembangan masa

depan bisnis kita selanjutnya, namun jangan sampai terlena terhadap

kelangsungan usaha.

13
14

Anda mungkin juga menyukai