i
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah
MULIYANA
NIM : PO.731.241.17.1.029
Dengan Judul :
Lumbal”
Telah Dipertahankan Di Depan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi DIII Fisioterapi
Mengetahui
Ketua Jurusan Fisioterapi
Poltekkes Makassar
DarwisDurahim, SPd.SSt.Ft,M.Kes
NIP.196902101994031005
ii
ABSTRAK
Kata Kunci: : Low Back Pain, Spondylosis Lumbal, Short Wave Dhiatermy,
Trancutaneus Electrical Nerve Stimulation, Core Stability dan Yoga Exercise.
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, Tuhan semesta alam yang
dapat diselesaikan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
Selama proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menghadapi banyak
moril dan materil yang diberikan oleh banyak pihak yang senantiasa mencurahkan
kasih sayang, perhatian, serta ridha lahir dan batin kepada penulis sehingga dapat
besarnya kepada:
1. Kedua orang tua saya tercinta Bapak Samiun dan Ibu Namri yang telah
bantuan moril dan materil dan selalu menjadi pengingat dan penyemangat saya
semua keluarga yang sudah mendoakan dan memberi semangat kepada penulis
iv
2. Bapak Dr. Ir. Agustian Ipa, M.Kes, selaku direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Makassar atas segala fasilitas yang diberikan kepada penulis selama
Kemenkes Makassar.
3. Bapak Darwis Durahim, S.Pd., S.St.Ft., M.Kes, selaku Ketua Jurusan Fisioterapi
dukungan moril.
5. Bapak Dr. Muhammad Awal, SKM.M.KES, selaku Ketua Prodi D-III Jurusan
Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar yang dengan penuh kasih sayang dan
selaku pembimbing I dan pembimbing II yang dengan sepenuh hati dan dengan
7. sepenuh hati memberi support, arahan dan bantuan kepada penulis selama proses
v
8. Kepada kepala rumah sakit dan pembimbing serta kakak senior fisioterapis di
seluruh Rumah Sakit yang telah menjadi tempat saya melakukan praktek klinik,
terimakasih atas kerja sama dan bimbingannya serta telah memberikan banyak
Kemenkes Makassar yang selama ini telah mencurahkan segenap ilmu yang
dimiliki kepada penulis dan membantu penulis dalam segala pengurusan karya
penulis untuk mendapatkan referensi dalam buku – buku penunjang yang terkait
yang terjalin baik serta canda, tawa, suka dan duka dari awal pertemuan hingga
hari ini.
dalam suka dan duka serta memberi doa dan semangat hingga hari ini.
ini akan bernilai ibadah yang tidak ternilai dan mendapat pahala dari Allah
SWT. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan oleh
vi
penulis agar penyusunan selanjutnya dapat menjadi lebih baik lagi dan
Tak ada sesuatu apapun di muka bumi ini yang sempurna, seperti
halnya dengan karya tulis ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah
ini masih terlalu sempit dilihat dari luasnya cakupan dan terlalu dangkal dari
aspek kedalaman materi serta analisisnya namun inilah hasil dari kerja keras,
keringat, dan semangat yang penulis kerahkan demi terselesaikannya karya tulis
ilmiah ini. Oleh karena itu, segala bentuk kritik dan saran yang membangun,
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga
Makassar, 2020
Muliyana
vii
DAFTAR ISI
SAMPUL LUAR.................................................................................................................
SAMPUL DALAM..............................................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................................ii
ABSTRAK........................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.............................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................x
DAFTAR SINGKATAN..................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian...................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian.................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................5
A. Tinjauan Tentang Spondylosis Lumbal................................................................5
B. Tinjauan Tentang Pengukuran Fisioterapi.........................................................18
C. Tinjauan Intervensi Fisioterapi..............................................................................25
D. Kerangka Pikir Penelitian...................................................................................41
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................................42
A. Jenis Penelitian....................................................................................................42
B. Metode Pengumpulan Data.................................................................................42
BAB IV DESKRIPSI KASUS.........................................................................................44
A. Proses Pemecahan Masalah Fisioterapi.................................................................44
B. Hasil dan Pembahasan..........................................................................................77
BAB V PENUTUP...........................................................................................................87
A. Kesimpulan..........................................................................................................87
B. Saran-saran..........................................................................................................88
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................89
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran Jurnal
2. Lampiran Riwayat Hidup
xi
DAFTAR SINGKATAN
Singkatan Penjelasan
C1 Cervical 1
C2 Cervical 2
RS Rumah Sakit
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nyeri punggung bawah adalah salah satu kondisi nyeri yang paling umum
Nyeri punggung bawah dapat disebabkan oleh berbagai kondisi atau penyakit.
Salah satu penyakit yang berhubungan dengan faktor penuaan atau faktor
(Violante et al 2015)
perubahan tulang dan jaringan lunak, atau dapat berarti pertembuhan perlebihan
dari tulang ( osteofit), yang terutama terletak di aspek anterior, lateral, dan
bawah tanpa gejala. Sebagai contoh di Amerika Serikat, lebih dari 80% orang
1
orang yang berusia 20-29 tahun (Manchikanti L, 2000). Sekitar 84% pria dan
74% wanita memiliki osteofit vertebral, paling sering pada level T9-10 dan L3.
Sekitar 30% pria dan 28% wanita berusia 55-64 tahun memiliki osteofit lumbal.
Sekitar 20% pria dan 22% wanita berusia 45-64 tahun memiliki osteofit
faktor risiko lumbar spondylosis pada populasi Asia langka (Yoshimura et al,
2000). Namun, menurut Medical Information for Google, lebih dari 2 juta kasus
Spondilosis lumbal dapat dimulai pada orang yang berumur 20 tahun. Ini
meningkat seiring dengan dan mungkin merupakan hal yang tidak terhindarkan
dari usia tua. Itulah mengapa nampaknya merupakan fenomena penuaan yang
tidak spesifik, juga dikenal sebagai arthritis tulang belakang. Sebagian besar
tinggi, berat badan, massa tubuh, aktivitas fisik, konsumsi rokok dan alkohol,
fisioterapi yang dilakukan maka ditemukan adanya nyeri pada punggung bawah,
terbatasnya lingkup gerak sendi lumbal, adanya kelemahan otot perut dan
2
melakukan gerakan membungkuk, nyeri yang dirasakan saat berjalan dan duduk
Exercise.
diperuntukkan pada otot-otot core regio lumbal, yaitu otot transversus abdominis
dan multifidus. Aktivasi otot core regio lumbal melalui core stability exercise
B. Rumusan Masalah
3
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui jenis pemeriksaan fisioterapi pada low back pain akibat
c. Untuk mengetahui jenis intervensi fisioterapi pada pada low back pain
d. Untuk mengetahui hasil dan evaluasi fisioterapi pada low back pain akibat
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
2. Manfaat Praktis
4
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan referensi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
5
Spondylosis Lumbal dapat diartikan perubahan pada sendi tulang
yang diikuti perubahan tulang dan jaringan lunak, atau dapat berarti
aspek anterior, lateral, dan kadang-kadang posterior dari tepi superior dan
spur tulang yang terbentuk karena adanaya proses penuaan atau degenerasi.
punggung bawah tanpa gejala. Sebagai contoh di Amerika Serikat, lebih dari
80% orang yang berumur di atas 40 tahun memiliki spondylosis lumbar, dan
84% pria dan 74% wanita memiliki osteofit vertebral, paling sering pada level
T9-10 dan L3. Sekitar 30% pria dan 28% wanita berusia 55-64 tahun
a. Segmen Gerak
1) Diskus Intervertebralis
6
Diantara dua korpus vertebra dihubungkan oleh diskus
cairan yang sangat tinggi maka dia dapat menahan beban kompresi
nukleus.
2) Facet Joint
7
Facet joint dibentuk oleh processus articularis superior dari
Gerakan yang terjadi pada facet joint adalah gliding yang cukup kecil,
bawah adalah konveks. Karena bentuk facet ini, maka vertebra lumbal
spine untuk menahan gaya rotasi torsion dan shear, dimana ½-nya
diberikan oleh facet joint. Facet joint juga menopang sekitar 30% beban
yang paling besar terjadi pada facet joint L5-S1. Apabila diskus
8
intervertebralis dalam keadaan baik, maka facet joint akan menyangga
beban axial sekitar 20% sampai dengan 25%, tetapi ini dapat mencapai
1) Ligamen
Ligamen utama dari lumbal spine sama seperti yang ada pada
serabut saraf afferent nyeri (A delta dan tipe C) dan memiliki sirkulasi
9
fleksi lumbal. Ligamentum flavum mengandung lebih banyak serabut
kontralateral.
b. Muskular
dan otot lokal. Sistem otot global terdiri dari otot-otot yang menghasilkan
10
torsi besar dan bekerja pada trunk tanpa melekat secara segmental pada
dan m. iliocostalis lumbal bagian thoracic. Sistem otot lokal terdiri dari
1) Core Muscle
dalam perut, yang terdiri dari 4 grup otot utama yaitu, (1) otot
obliqus eksternus dan rectus abdominis, (2) otot multifidus, yang berada
untuk bernapas, (4) otot-otot dasar panggul. Keempat grup otot ini
akan menjaga posisi stabil pada vertebra (the netral zone) (Pramita,
2014).
11
serabut posterior dari m. internal oblique merupakan bagian dari sistem
pada origo dan insersionya. Otot ini muncul dari tendinous slip prosesus
mammilaris tepatnya pada lateral dan inferior dari facet joint. Berasal
dari titik ini berjalan ke atas dan medial menuju origo otot multifidus
2) Global Muscle
12
Rectus abdominis berasal dari permukaan luar kartilago costa
13
Berasal dari permukaan costa V dan VI sampai XII serta
Fungsi otot tersebut adalah rotasi ke sisi yang sama, membantu otot
14
Gambar 2.4 Obliqus Abdominis eksternus dan internus
(Palastanga &Soames 2012).
adalah m. oblique abdominal namun otot tersebut pada saat yang sama
multifidus telah dijelaskan sebagai otot yang aktif selama rotasi untuk
sebagai lateral fleksor vertebra lumbal, perlekatan otot ini sangat dekat
15
Gambar 2.6Otot-otot pada lumbal spine (Kisner, 2012)
c. Kinematika Lumbal
Pada saat yang sama, procesus artikularis inferior dari vertebra bagian atas
2015).
relaks. Pada saat yang sama, prosesus artikularis dari vertebra bagian
bawah dan atas menjadi saling terkunci, dan prosessus spinosus dapat
16
Otot iliocostalis lumborum merupakan penggerak utama untuk rotasi
gerakan rotasi ini hanya terjadi di sckitar pusat rotasi antara prosessus
dibatasi oleh orientasi sendi facet vertebra lumbal (Hamill et al, 2015).
saat gerakan lateral fleksi lunbal, corpus vertebra bagian atas akan
ipsilateral relaks. Pada saat yang sama, processus articular relatif bergeser
satu sama lain sehingga processus articularis inferior sisi ipsilateral dari
vertebra atas akan bergerak naik sementara sisi kontralateral akan bergerak
turun(Hamill.J et al,2015).
17
3. Etiologi Spondylosis Lumbal
tulang belakang, yang mengarah pada lebih banyak degenerasi dan perubahan
for Research in Yoga & Naturopathy (2019), antara lain sebagai berikut :
b. Discus hernia
c. Fraktur kompresi.
d. Penyakit.
Council for Research in Yoga & Naturopathy (2019), antara lain sebagai
berikut :
a. Penuaan
b. Obesitas
d. Postur tubuh yang buruk - postur yang tidak sesuai untuk aktivitas yang
dilakukan.
e. Merokok
18
Karena faktor-faktor risiko di atas, diskus dapat mengalami penuaan
dapat terjadi pada satu tingkat atau berbagai tingkat vertebra lumbar yang
mengarah ke beberapa area kekakuan tulang belakang, nyeri dan mati rasa.
facet joint dapat mengiritasi saraf spinal pada vertebra sehingga dapat
19
Gambaran klinis yang muncul berupa neurogenik claudication, yang
mencakup nyeri pinggang, nyeri tungkai, serta rasa kebas dan kelemahan
motorik pada ekstremitas bawah yang dapat diperburuk saat berdiri dan
berjalan, dan diperingan saat duduk dan tidur terlentang (Kimberley and
David, 2009).
pada pagi hari. Biasanya segmen yang terlibat lebih dari satu segmen. Pada
saat aktivitas, biasa timbul nyeri karena gerakan dapat merangsang serabut
saraf nyeri pada lapisan luar annulus fibrosus dan facet joint. Duduk dalam
waktu yang lama dapat menyebabkan nyeri dan gejala-gejala lain akibat
1. Nyeri
a. Definisi Nyeri
nyata atau yang berpotensi rusak atau menggambarkan seperti itu. Nyeri
20
pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat
b. Fisiologi Nyeri
nosiseptif. Ada tiga tipe serabut saraf yang terlibat dalam proses ini,
21
otak. Neuron aferen primer merupakan pengirim dan penerima aktif
spinal.
reseptor opioid seperti mu, kappa, dan delta dapat ditemukan di kornu
Hasil dari proses inhibisi desendens ini adalah penguatan, atau bahkan
Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf
bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang
(Bahrudin, 2017).
1) Nyeri akut
22
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit
atau intevensi bedah dan memiliki awitan yang cepat, dengan ukuran
waktu yang singkat. Nyeri akut dapat dijelaskan sebagai nyeri yang
denyut jantung, diaphoresis dan diatas pupil. Secara verbal klien yang
nyeri yang dirasakan. Pasien yang mengalami nyeri akut biasanya juga
2) Nyeri Kronik
tanda vital, sering kali didapatkan masih dalam batas normal dan tidak
23
c. Instrumen Pengukuran Nyeri
derajat nyeri yang dialami penderita. Pengukuran derajat nyeri dengan cara
menunjukkan satu titik pada garis skala nyeri (1 – 10 cm), satu ujung
menunjukkan tidak nyeri dan ujung lain menunjukkan nyeri hebat. Panjang
garis mulai dari titik tidak nyeri sampai titik yang ditunjuk menunjukkan
centimeter.
dan dipakai untuk anak berusia 5 tahun ke atas, namun usia lanjut atau
2. ROM Lumbal
a. Defenisi ROM
24
Range of motion atau yang biasa disebut ROM adalah besarnya suatu
gerakan yang terjadi pada suatu sendi dan merupakan teknik dasar yang
dan saraf. Kegiatan ROM paling mudah dijelaskan dalam hal jangkauan
gerak sendi yang tersedia biasanya diukur dengan goniometer dan dicatat
melalui lingkup gerak yang ada secara berkala, baik lingkup sendi maupun
ROM seperti penyakit sistemik, sendi, saraf, otot, pasca operas, trauma
b. Tipe ROM
25
1) ROM aktif atau yang disebut AROM adalah gerakan dari suatu segmen
2) ROM pasif atau yang disebut PROM adalah gerakan dari suatu segmen
eksternal mungkin berasal dari gravitasi, mesin, orang lain, atau bagian
test,Leighton flexometer, dan metode Schober test. Metode sit and reach
2) Cara pengukuran
alat ukur pita meteran. Pengukuran awal dibuat saat pasien dalam
26
posisi zerostarting dan pengukuran selanjutnya dibuat dalam akhir
mengukur jarak antara ujung jari tengah dengan tanah lantai pada
saat akhir ROM fleksi lumbal. Ukuran ujung jari tangan dengan
fleksi spine, oleh karena itu test ini tidak dianjurkan untuk mengukur
(1) Pada saat berdiri, beri tanda pada titik tengah antara level SIPS
(2) Beri tanda kedua diatas tanda pertama dengan jarak 10 cm dan
27
yang dicapai adalah > 20 cm. Abnormalnya : jarak yang dicapai
< 20 cm.
a. Pengertian
28
3) Frekuensi 40,68 MHz (jarang digunakan) dengan panjang gelombang
7,5 meter.
b. Arus
mempunyai 2 arus yaitu arus Continuos SWD dan Pulsed SWD dan yang
hanya pada jaringan kulit, sehingga dengan adanya rasa panas di kulit saat
pada jaringan otot dibawahnya karena jaringan otot lebih cepat menerima
panas yang diterima jaringan melebihi batas tertentu maka jaringan akan
29
menjadi rusak, ukuran subyektif sebagai batas tertentu adalah jika
c. Efek Fisiologis
1) Perubahan panas/temperatur
a) Reaksi lokal/jaringan
kenaikan temperatur 1º C.
b) Reaksi general
luas(Thomas H 2003).
2) Jaringan ikat
30
Meningkatkan elastisitas jaringan ikat lebih baik seperti jaringan
3) Otot
d. Indikasi
(Thomas H 2003).
e. Kontraindikasi
31
a. Definisi TENS
bawah serta dapat digunakan untuk nyeri kronis dan akut pada segala
penerapan arus listrik melalui kulit untuk kontrol rasa sakit, dihubungkan
TENS, dan Acupuntur Like TENS (Slamet, 2008). Dari tipe TENS yang
beragam, maka terdapat indikasi dan kontra indikasi dari penggunaan alat
tersebut.
c. Efek Fisiologi
teori gate control, reseptor tidak nyeri diduga memblok transmisi sinyal
nyeri ke otak pada sistem saraf pusat. Mekanisme ini dapat menguraikan
keefektifan stimulasi saat digunakan pada area yang sama seperti pada
32
diletakkan disekitar luka bedah. Selain itu, keefektifan TENS adalah efek
pemberian TENS juga akan terjadi peningkatan beta – endorphin dan met
merangsang sistem saraf melalui permukaan kulit. Pada kasus LBP karena
33
yang kuat dan menimbulkan sedikit kontraksi. Dengan menggunakan
frekuensi tinggi (10 – 200 pps/hz), intensitass yang rendah dan berpola
kontinyu.
d. Indikasi TENS
tulang.
5) Angina pectoris.
6) Nyeri fascial.
e. KontraindikasiTENS
1) Penyakit vaskuler.
7) Kondisi infeksi.
34
8) Pasien yang mengalami gangguanhambatan komunikasi.
3. Core Stability
kemampuan untuk mengontrol posisi dan gerakan bagian atas panggul dan
stabilitas trunk.
Tabel 2.1
Core Muscle dan Fungsi Stabilitas
35
Otot Fungsi Utama Fungsi stabilitas
36
3. Stabilisasi segmental
spine
Drawing –in
Rotator intersegmental Otot ini kaya akan Secara teoritis otot ini
Dan intertranversaru Spindle otot dapat berada pada posisi untuk
Berfungsi untuk menyesuaikan segmental
Merasakan gerakan spine dalam
Spine dan menghasilkan stabilisasi
Menghasilkan torsi pada gangguan postur
37
Lumbal. Iliopsoas kontralateral
Membuat lumbal
Bergeser kearah
anterior
tersebut tidak memberi kontribusi besar pada tulang belakang tapi sangat
posisi dan gerakan pada spine, karena target utama latihan ini adalah otot
yang letaknya dalam dari perut, yang terkoneksi dengan tulang belakang,
38
mencegah terjadinya cedera (pada punggung dan ekstremitas bawah)
atau tidak ada keseimbangan (imbalance muscle), yang terjadi adalah rasa
sakit di daerah punggung bawah dan jika berlanjut dalam waktu yang lama
menahan beban selama dipengaruhi oleh mekanik statis dan dinamis yang
39
tergantung pada otot tetapi juga pada central nervous sistem (CNS) yang
belakang.
1) Kelemahan otot
2) Stabilisasi
3) Perbaikan postur
3) Spinal fraktur
4. Yoga exercise
a. Definisi Yoga
sehingga dapat menganalisis lebih lanjut tentang pikiran dan tindakan yang
40
alamiah dan membantu pikiran agar dapat terpusat dan pada akhirnya
3) Menjaga pola makan yang seimbang : pola makan yang seimbang , dan
1) Indikasi
41
b) Cemas
c) Stres
d) Nyeri haid
2) Kontraindikasi
d ) Gejala Syok
e. Prosedur Pelaksanaan
Yoga tidak sulit dilakukan, jika anda bangun dari tempat tidur pagi
dan merentangkan tangan ke atas kepala anda, anda sudah melakukan pose
dirasakan dalam tubuh anda. Ada 10 gerakan pada yoga exercise yaitu :
1) Fose gunung
Dalam konteks yoga, ada banyak hal yang terjadi dalam posisi ini.
42
Tarki napas dan angkat lengan ke atas dan melewati kepala anda, pose
lengan terangkat adalah perengan dasar pagi anda, tetapi anda fokus
pada menjaga penyelarasan yang baik yang anda buat dalam pose
menjauh dari telinga pada saat yang sama ketika mencapai melalui
ujung jari. Pandangan bisa sampai ke tangan, bisa selebar bahu atau
Tikungan ke depan
Buang napas dan lipat kaki menjadi tikungan ke depan. Jika paha
belakang terasa agak kencang pada awalnya, tekuk lutut sehingga bis
baik.
Gerakkan kaki ke tepi matras dan tekuk lutut, masuk ke dalam jongkok.
Jari-jari kaki bisa berubah jika perlu. Jika tumit tidak mencapai , ambil
43
Ini adalah posisi cukup alami untuk anak-anak tetapi kita kehilangan
kemampuan untuk itu sebagai orang dewasa. Ini bagus untuk pinggul
dan untuk mengetsi efek dari terlalu banyak duduk di kursi dan
mengendarai mobil. Ini juga merupakan pose yang sangat berguna jika
suka berkebun.
5) Pose Terjang
dengan lantai. Jaga agar kaki tetap luris dan kuat dengan tumit
mencapai ke belakang. Jika terlalu kuat anda bisa menjatuhkan lutut kiri
ke matras. Kemudian ulangi lunge dengan kaki kiri kr depan dan kaki
kanan kembali.
6) Pose Papan
klasik push-up. Tetap pada posisi ini untuk memastikan pinggul tidak
44
hyperextend, tekuk mikro. Turunkan lutut jika perlu. Dan kembali
7) Pose Staf
Ayunkan kaki agar terentang ke depan. Ini adalah posisi duduk yang
setara dengan pose gunung.Kaki tetap kaut degan kaki tertekuk. Bahu
Membungkuk ke depan
Pada pernafasan, bawa tubuh di ats kaki dalam tikungan ke depan. Paha
tarik naps dan perdalam lipatan ke depan di setiap napas jaga agar kaki
tetap tertekuku.
Kembalilah untuk duduk dan tekuku kaki kiri, bawa telapak kaki kiri kr
dalam paha kanan. Gunakan teknk yang sama seperti dijelskan di atas
ganti kaki.
45
10) Pose Baby Happy ( Ananda Balasana)
Spondylosis Lumbal
Anamnesis
Observasi
SPs Problematika Fisioterapi
Pemeriksaan Fisik Gangguan Kapasitas fisik
Nyeri
Gangguan Fleksibilitas
Lumbal
Gangguan Fungsional
Lumbal
Diagnosa Fisioterapi :
Penatalaksanaan fisioterapi
pada Low Bcak Pain akibat
Spondylosis lumbal
yer
46
Intervensi Fisioterapi :
SWD
TENS
Core stability
yyy
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah case study. Dimana case study
adalah salah satu tehnik untuk mencari referensi teori yang relevan dengan kasus
Data dalam Penelitian ini berasal dari Journal, Skripsi/KTI, dan Artikel
ilmiah. Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan. Oleh karena itu teknik
bahan pustaka yang koheren dengan objek pembahasan yang dimaksud. Data
yang ada dalam kepustakaan tersebut dikumpul dan diolah dengan cara:
47
1. Editing
segi kelengkapan, kejelasan makna dan keselarasan makna antara yang satu
2. Organizing
48
BAB IV
DESKRIPSI KASUS
1. Pengkajian (Anamnesis)
49
Adapun anamnesis ini diambil dari data laporan kasus pada bulan
a. Anamnesis Umum
Tabel 4.1
Identitas pasien
Pasien A Pasien B
Nama : Ny. D Nama : Ny. N
Umur : 64 tahun Umur : 59 tahun
Jenis kelamin : perempuan Jenis kelamin : perempuan
Alamat : Mangga 3 Alamat : Jl. Paccerakkang
Agama : islam Agama : islam
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : IRT
b. Anamnesis khusus
yang perlu dikaji dari kondisi pasien tersebut, yaitu keluhan utama, lokasi
50
Berdasarkan data laporan kasus di atas maka diperoleh data
Tabel 4.2
terlentang.
51
Riwayat penyakit Tidak ada Tidak ada
terhadulu
Riwayat penyakit Tidak ada Tidak ada
keluarga
2. Pemeriksaan fisik
a. Vital Sign
52
Tabel 4.3
b. Inspeksi
melakukan isnpeksi:
53
3) Perhatikan setiap gerakan yang dilakukan oleh pasien apakah
gerakan.
Tabel 4.4
normal
Dinamis
yang lama
c. Pemeriksaan Fungsi
54
1) Quick test / Regional Screening test
Hasil :
tungkai dan pada terasa nyaman dan nyeri berkurang pada saat
Interpretasi :
b) Trendelenberg test
amatpergerakan sips
Hasil :
55
Interpretasi :
untuk mengetahui adanya nyeri, gerak aktif maupun pasif, luas gerak
dibawah ini.
Tabel 4.5
56
Kanan luas gerak aktif elastis end feel, luas mampu melawan
normal gerak pasif normal tahanan isometrik
Rotasi Lumbal Tidak nyeri, luas Tidak nyeri, elastis Tidak nyeri,
Kiri gerak aktif normal end feel, luas gerak mampu melawan
pasif normal tahanan isometrik
Pasien B
Fleksi Nyeri akhir gerak, Tidak nyeri, elastis Tidak nyeri,
luas gerak aktif end feel, luas gerak mampu melawan
normal pasif normal tahanan isometrik
Ektensi Nyeri, luas gerak Nyeri, firm end feel, Tidak nyeri,
aktif terbatas luas gerak pasif mampu melawan
terbatas tahanan isometrik
Lateral Fleksi Nyeri akhir gerak, Nyeri akhir gerak, Tidak nyeri,
Kanan luas gerak aktif elastis end feel, luas mampu melawan
sedikit terbatas gerak pasif normal tahanan isometrik
Lateral Fleksi Tidak nyeri, luas Tidak nyeri, elastis Tidak nyeri,
Kiri gerak aktif normal end feel, luas gerak mampu melawan
pasif normal tahanan isometrik
Rotasi Lumbal Nyeri akhir gerak, Nyeri akhir gerak, Tidak nyeri,
Kanan luas gerak aktif elastis end feel, luas mampu melawan
normal gerak pasif normal tahanan isometrik
Rotasi Lumbal Tidak nyeri, luas Tidak nyeri, elastis Tidak nyeri,
Kiri gerak aktif normal end feel, luas gerak mampu melawan
pasif normal tahanan isometrik
d. Pemeriksaan Spesifik
1) Palpasi
57
ini adalah apakah ada spasme, nyeri tekan dan suhu di daerah bahu
Tabel 4.6
Erector Spine Nyeri tekan sisi kiri Nyeri tekan sisi kiri
Area SIPS Nyeri tekan pada SIPS kiri Nyeri tekan pada SIPS kiri
2) Tes Neurologis
lumbal terdiri atas straight leg raising test dan bragard test.
58
pelaksanaannya adalah pasien tidur terlentang, satu tungkai dalam
b) Bragard test
3) Tes Pelvic-Hip
a) Patrick test
59
Tes ini bertujuan untuk mendeteksi patologi pada hip atau
intervertebral joint setiap segmen lumbal. Tes ini terdiri atas PACVP
Vertebral Pressure)
a) PACVP test
tangan lainnnya sisi ulnar berada di atas ibu jari tangan, kemudian
b) PAUVP test
jari tangan fisioterapis pada facet joint lumbal pasien dan tangan
60
c) TVP test
lumbal pasien dan ibu jari tangan lainnnya berada di atas ibu jari
Tabel 4.7
e. Pengukuran
1) Pengukuran Vas
Tabel 4.8
61
Pasien A Pasien B
2) Scober Test
metode shober. Metode ini terbukti efektif untuk mengukur luar gerak
gaearakan fleksi dan ekstensi ialah dengan cara menempatkan satu titik
meteran di C7 dan titik satunyab pada S1, lalu minta pasien untuk
Hasil :
62
fleksi lumbal =17 cm ( selisih 2 cm )
Interpretasi :
f. Diagnosa Fisioterspi
Lumbal”
g. Pemeriksaan Penunjang
X ray
h. Problematik Fisioterapi
Prblematik Pasien A
Pasien B
63
dan ekstensi lumbal
quadratus lumborum
b. b. Activity
lama
64
Tujuan intervensi Fisioterapi
fungsional lumbal.
j) Edukasi
65
i. Intervensi Fisioterapi
penelitian ini. 105 pasien termasuk dalam kelompik studi dan secara
66
skor penjumlahan satu minggu (WI) adalah 63,61+ 4,17 versus 57,01+
1) Persiapan alat
menaikkan intensitas.
2) Persiapan pasien
trapis.
67
Posisikan pasien senyaman mungkin sesuai dengan arah yang
sebagai berikut :
Dosis : 2x seminggu
Frekuensi : 50 Mhz
Waktu : 10 menit
Teknik : Continous
sel saraf local dan dapat memblokir nyeri . TENS pernah dilakukan
pada pasien low bac k pain dengan geajala nyeri punggung bawah
68
kondisi Low back pain et cause spondylosis lumbal dapat membrikan
stimulasi sel saraf local dan memblokir rasa nyeri terbukti efek dalam
1) Persiapan alat
dirasakan pasien yaitu pada otot erector spine dan deep muscle
Dosis : 2x Seminggu
69
Waktu : 10 menit
c. Core stability
pada bagian pusat tubuh. Karena target utama latihan ini adalah otot
otot dalam dari trunk bawah sehingga dapat mengontrol selama terjadi
70
CSE ini merupakan cara yang efektif untuk mengobati juga mencegah
tulang belakang.
posisi dan gerakan pada spine, karena target utama latihan ini adalah
otot yang letaknya dalam dari perut, yang terkoneksi dengan tulang
bawah dan jika berlanjut dalam waktu yang lama akan menyebabkan
71
i. Supine hip twist on physioball
selama latihan; perlahan dan dengan kontrol, putar lutut ke satu sisi
72
Berbaring telentang di atas meja atau tikar, berlutut dengan kaki di
atas meja / tikar; tarik perut ke dalam dan dorong punggung bawah
Berbaring telentang di atas meja atau matras, tarik satu lutut ke dada
saat Anda kembali ke posisi awal. Ulangi 5-8 kali setiap kaki.
73
Abominal Draw in with double knee to chestt
Supine Twist
74
Berbaring telentang di lantai dengan pinggul dan lutut ditekuk
hingga 90 derajat dengan kaki rata di lantai; tarik otot perut dan
vii. Superman’s
Superman’s
garis tengah tulang belakang Anda dan tarik otot perut; pertahankan
posisi ini, angkat lengan yang berlawanan dan kaki yang berlawanan
d. Yoga exercise
75
terhadap skala nyeri low back pain (lbp) pada dewasa menengah di
pada dewasa menengah adalah 5,17 dan setelah diberikan senam yoga
terdapat penurunan skala nyeri dimana skala posttest adalah 2,50 dan
untuk menurunkan skala nyeri low back pain pada dewasa menengah.
depresi, dan nyeri kronis; membantu Anda tidur lebih nyenyak; dan
76
1) Persiapan pasien
2) Prosedur kerja
a) Mountain pose
https://www.verywellfit.com/simple-yoga-exercises-
3567193
Dalam konteks yoga, ada banyak hal yang terjadi dalam posisi
77
Gambar 4.2 raised arms pose
https://www.verywellfit.com/simple-yoga-exercises-
3567193
anda . pose lengan terangkat adalah perengan dasar pagi anda, tetapi
anda fokus pada menjaga penyelarasan yang baik yang anda buat
bergerak menjauh dari telinga pada saat yang sama ketika mencapai
78
Gambar 4.3 standing forward bend
https://www.verywellfit.com/simple-yoga-exercises-
3567193
Buang napas dan lipat kaki menjadi tikungan ke depan. Jika paha
belakang terasa agak kencang pada awalnya, tekuk lutut sehingga bisa
79
d) Garland pose
https://www.verywellfit.com/simple-yoga-exercises-
3567193
80
Gerakkan kaki ke tepi matras dan tekuk lutut , masuk ke dalam
jongkok. Jari –jari kaki bisa berubah jika perlu. Jika tumit tidak
Ini adalah posisi cukup alami untuk anak-anak tetapi kita kehilangan
kemampuan untuk itu sebagai orang dewasa. Ini bagus untuk pinggul
dan untuk mengetsi efek dari terlalu banyak duduk di kursi dan
e) Lunge Pose
81
https://www.verywellfit.com/simple-yoga-exercises-
3567193
sejajar dengan lantai.Jaga agar kaki tetap luris dan kuat dengan tumit
kiri ke matras. Kemudian ulangi lunge dengan kaki kiri kr depan dan
f) Plank Pose
82
https://www.verywellfit.com/simple-yoga-exercises-
3567193
pinggul tidak jatuh terlalu rendah atau naik teralu tinggi.Jika siku
g) Staff Pose
https://www.verywellfit.com/simple-yoga-exercises-
3567193
yang setara dengan pose gunung.Kaki tetap kaut degan kaki tertekuk.
83
h) Seated Forward Bend ( Paschimottanasana ) Membungkuk
ke depan
https://www.verywellfit.com/simple-yoga-exercises-
3567193
84
Gambar 4.9 Menuju pose Lutut ( Janu sirsasana
https://www.verywellfit.com/simple-yoga-exercises-
3567193
Kembali duduk dan tekuku kaki kiri, bawa telapak kaki kiri kr
dalam paha kanan. Gunakan teknk yang sama seperti dijelskan di atas
ganti kaki.
https://www.verywellfit.com/simple-yoga-exercises-
3567193
85
ketiak.Gulingkan sisi ke sisi sedikit pada skrum jika terasa enak.
yang tinggi, dan memiliki efek yang terbesar terhadap populasi kelangsungan
Dkk (2019) . yang berjudul the short wave Diathermy’s Effects on the
BSMMU, Shahbagh, Dhaka pada 105 pasien yang datang ke rumah sakit
tidak ada pasien kaya ditemukan dalam penelitian ini. 105 pasien termasuk
dalam kelompik studi dan secara teratur mengambil rencana perawatan yang
86
ditugas kerpada mereka. Sesuai dengan peningakatan titik waktu, satu
pada akhir skor penjumlahan satu minggu (WI) adalah 63,61+ 4,17 versus
TENS digunakan karena dapat menstimulasi sel saraf local dan dapat
memblokir nyeri . TENS pernah dilakukan pada pasien low bac k pain
sebanyak 52% dan 37% tanpa melakukan terapi latihan. Dalam penelitian
pada kondisi Low back pain et cause spondylosis lumbal dapat membrikan
stimulasi sel saraf local dan memblokir rasa nyeri terbukti efek dalam
tubuh. Karena target utama latihan ini adalah otot yang letaknya dalam dari
87
perut, yang terkoneksi dengan tulang belakang, panggul, da bahu. CSE
dan dinamik trunk serta mencegah terjadinya cedera ( pada punggung dan
terjadi keaktivitas otot dalam dari trunk bawah sehingga dapat mengontrol
eksteremitas seperti meraih dan melangkah. Terapi latihan berupa CSE ini
merupakan cara yang efektif untuk mengobati juga mencegah NPB dan
tubuh. Karena target utama latihan ini adalah otot yang letaknya dalam dari
dan dinamik trunk serta mencegah terjadinya cedera ( pada punggung dan
88
( imbalance muscle ), yang terjadi adalah rasa sakit di daerah
terjadi keaktivitas otot dalam dari trunk bawah sehingga dapat mengontrol
eksteremitas seperti meraih dan melangkah. Terapi latihan berupa CSE ini
merupakan cara yang efektif untuk mengobati juga mencegah NPB dan
pembahasan
b. Etiologi
sebagai berikut :
89
f. Overuse, strain, dan cedera
g. Discus hernia
h. Fraktur kompresi.
i. Penyakit.
perubahan degeneratif ini dapat terjadi pada satu tingkat atau berbagai
facet joint dapat mengiritasi saraf spinal pada vertebra sehingga dapat
90
Perubahan degeneratif dapat menghasilkan nyeri pada axial spine
mencakup nyeri pinggang, nyeri tungkai, serta rasa kebas dan kelemahan
motorik pada ekstremitas bawah yang dapat diperburuk saat berdiri dan
berjalan, dan diperingan saat duduk dan tidur terlentang (Kimberley and
David, 2009).
91
mengurangi gangguan fleksibilitas lumbal, dan mengurangi gangguan
fungsional lumbal.
Effects on the Patients with Chroni low back Pain Due to Lumbar
BSMMU, Shahbagh, Dhaka pada 105 pasien yang datang ke rumah sakit
tidak ada pasien kaya ditemukan dalam penelitian ini. 105 pasien termasuk
dalam kelompik studi dan secara teratur mengambil rencana perawatan yang
pada akhir skor penjumlahan satu minggu (WI) adalah 63,61+ 4,17 versus
92
Dalam penelitian yang dilakukan N EngL J Med, 1990
Modalitas TENS digunakan karena dapat menstimulasi sel saraf local dan
dapat memblokir nyeri . TENS pernah dilakukan pada pasien low bac k pain
dirasakan sebanyak 52% dan 37% tanpa melakukan terapi latihan. Dalam
diberikan pada kondisi Low back pain et cause spondylosis lumbal dapat
membrikan stimulasi sel saraf local dan memblokir rasa nyeri terbukti efek
dalam menurunkan nyeri, dengan penurunan spasme sebgai tolak ukur yang
pusat tubuh. Karena target utama latihan ini adalah otot yang letaknya dalam
dari perut, yang terkoneksi dengan tulang belakang, panggul, da bahu. CSE
dan dinamik trunk serta mencegah terjadinya cedera ( pada punggung dan
Ketika otot ini lemah atau tidak ada keseimbangan ( imbalance muscle ),
yang terjadi adalah rasa sakit di daerah punggung bawah. Dengan CSE
93
hubungan yang lebih baik kerana terjadi keaktivitas otot dalam dari trunk
melangkah. Terapi latihan berupa CSE ini merupakan cara yang efektif
abdominis, otot multifidus, otot diagrama thoraks, dan otot dasar panggul.
(lina, 2018) yang berjudul ”pengaruh senam yoga terhadap skala nyeri
low back pain (lbp) pada dewasa menengah di wilayah kerja puskesmas
12 responden dengan skala nyeri sedang dan berat terkontrol. Senam yoga
nyeri dan diolah dengan menggunakan analisis univariat (mean dan standar
deviasi) dan analisis bivariat (uji T-dependent). Hasil Skala pretest pada
dewasa menengah adalah 5,17 dan setelah diberikan senam yoga terdapat
penurunan skala nyeri dimana skala posttest adalah 2,50 dan didapatkan nilai
Pvalue 0,001. Dengan demikian senam yoga efektif untuk menurunkan skala
nyeri low back pain pada dewasa menengah. Disarankan agar senam yoga
94
95
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pemeriksaan yang dilakukan pada kedua pasien dengan kondisi Low Back
gerak dasar yang terdiri dari pemeriksaan aktif dan pasif (2) Pemeriksaan
spesifik yang terdiri dari Palpasi, SLR, Bragard Test, Patric Test, dan Anti
2. Diagnosa pada kedua pasien dengan kondisi Low Back Pain Akibat
Spondylosis Lumbal ”
Back Pain Akibat Spondylosis Lumbal yaitu adanya nyeri pada lumbal,
4. Intervensi yang diberikan pada kedua pasien dengan kondisi Low Back
yoga Exercise
96
pada kasus Low Back Pain akibat Spndylosis Lumbal dapat dilihat setelah
B. Saran-saran
Lumbal.
3. Untuk mencapai hasil yang maksimal dan agar tidak terulangnya kondisi
yang sama maka pemberian edukasi yang tepat sangat berperan penting
97
DAFTAR PUSTAKA
BrandondanRaphael2009.http://www.spottinjurybulletin.com/archive/core-
stability.html Influence of core stability exercise on lumbar vertebral
instability in patients presented with chronic low back
Christina et, al 2014. http://eprints.umm.ac.id/46113/3/BAB%20II%20.pdf
Dachlan, Leo Muchamad. 2009. Pengaruh Back Exercise pada Nyeri Punggung
Bawah. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Djohan Aras, Hasnia Ahmad, Andy Ahmad (2017) tes muskulosceletal disorder
Dr. Md. Habibur Rahman, Dkk (2019) . yang berjudul the short wave
Diathermy’s Effects on the Patients with Chroni low back Pain Due to
Lumbar spondylosis.
Franz EW. et al 2015 ‘ Patient misconceptions concerning lumbar spondylosis
diagnosisandtreatment’https://www.physio-
pedia.com/Lumbar_Spondylosis#cite_note-8
Facci, L, M, Nowonty. Jp. Tormen, f. trevisani, V.f. M (2011) Effects of TENS and
patients with nonspecific choric low back pain .randomized clinical trial. Sao
Paulo medical journal.129 (4) 206.16
98
Hamill. J, Knutzen. K. M, and Derrick T. R, 2015. Biomechanical Basis of Human
Movement. Fourth Edition. Philadelphia: Wolters Kluwer Health..
HandbClinNeurol.2015Low-back
pain.https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26563799 diakses 23 november
2015.
"International Association for the Study of Pain: Pain Definitions". Diakses
tanggal 12 January 2015. Derived from The need of a taxonomy.
Pain. 1979;6(3):247–8. doi:10.1016/0304-3959(79)90046-0. PMID
460931.
Kimberley Middleton and David E. FISH, 2009. Fisioterapi pada penderita low back
pain http;//fisioterapishamdialfin.blogspot com.
Laxmaiah Manchikanti, Epidemiology of Low Back Pain Physician. 2000
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16906196 diakses20 April
Lina Safarina, S.Kep., M.Kep., Shelly Nitmala Dewi, S.Kep (2018). pengaruh
senam yoga terhadap skala nyeri low back pain (lbp) pada dewasa
menengah di wilayah kerja puskesmas cimahi tengah
Lowrence, (2007) http://eprints.umm.ac.id/42040/3/BAB%202.
M. Cohen et al.·3 (2018) Reconsidering the International Association for the Study
of Pain definition of pain. Diakses Maret 2018
Muraki, S., et al, Prevalence of radiographic lumbar spondylosis and its association
with low back pain in elderly subjects of population-based cohorts: the
ROAD study, Ann Rheum Dis 2009;68:1401-1406
doi:10.1136/ard.2007.087296
Mahadewa, G.B.T dan Maliawan , S.2009. Diagnosa dan tatalaksana kegawat
daruratan tulang belakang , jakarta : sagung seto.
http;//fisioterapishamdialfin.blogspot.com/. Acces : 2 januari 2018
Nolan, Mary. 2004. Kehamilan & Melahirkan. Jakarta: Arcan.
N Engl J Med, 1990. Jun 7;322(23)162734.
https://www.ncbinlm.nih.gov/pubmed/2140432
Potter dan Perry, 2005, Buku ajar Fundamental keperawatan : Konsep, proses, dan
praktik Jakarta : EGC
Palastanga.N, Soames.R. 2012. Anatomy and Human Movement structure and
function. Edition. Philadelphia: Churchill Livingstone.
Parjoto, Slamet. 2006. Terapi Listrik untuk Modulasi Nyeri. Semarang: Ikatan
Fisioterapi Indonesia Cabang Semarang.
Pize Ann, https://www.verywellfit.com/simple-yoga-exercises-3567193
S.E. smith, 2009 Low back pain PT. Fisioterapi Sukarata
99
Smeltzer, S.C., & Bare, B.G. (2009). Buku ajar kepewaratan medikal bedah. Alih
bahasa : Agung Waluyo, dkk. Jakarta: EGC.
Suma, Ade Putra. 2013. William Flexion Exercise. Diakses 24 Oktober 2014.
http://terapilatihan.com/2013/07/william-flexion-exercise.html
Susilo, Wahyu Agung. 2010. Pengaruh terapi modalitas dan terapi latihan terhadap
penurunan rasa nyeri pada Pasien cervical root syndrome di rsud dr.
Moewardi Surakarta. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Robinson, A.J.2008. Electrical Stimulation to Augment Healing of Chronic Wounds.
Clinical Electrophysiology: Electrotherapy and Electrophysical Testing. A.J
Robinson and L.Snyder-Mackler. Philadelphia, Lippincott Williams &
Wilkins: 27.
Rehan , 2005 eprints.ums. ac.id./32658/3/3.bab201120KTI.pdf
Thomas ,2016 . Short Wave Dhyatermy untuk mengurangi nyeri punggung.
(http://surabayaspineclinic.com/id/artikel/detail/id/43/url/swd-
membangkitkaan-panas-untuk-mengurnagi-rasa-nyeri-punggung diakses 25
Januari 2020 )
Wewers M.E. & Lowe N.K. (1990) A critical review of visual analogue scales in
themeasurement of clinical phenomena.Research in Nursing and
Health13,227±236.
Yoshimura N, Dennison E, Wilman C, et al. Epidemiology of chronic disc
degeneration and osteoarthritis of the lumbar spine in Britain and Japan: a
comparative study. J Rheumatol. 2000 Feb. 27(2):429-33.
100
LAMPIRAN
-
LAMPIRAN
101
Dokumentasi Jurnal
102
3. Jurnal Nasional Tentang Yoga Exerecise
103
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Muliyana
NIM : PO.71.3.241.17.1.029
Tempat Lahir : Pinrang
Tanggal Lahir : 9 july 1999
Agama : Islam
Alamat : Pinrang
Pendidikan Formal :
SD Inpres Sali-Sali
SMP 1 Patampanua
SMK Baramuli Pinrang
Politeknik Kesehatan Makassar D.III Fisioterapi
Riwayat Organisasi :
104
Nama Orang Tua
a. Ayah : Samiun
b. Ibu : Hj. Namri
Pekerjaan Orang Tua
a. Ayah : Wiraswasta
b. Ibu : Ibu Rumah Tangga
Anak Ke - : Bungsu
Motto : “Surga bukan tempat tapi sebuah perasaan”
105
106