1. Apa dan bagaimana quality diet index dan apa maksud dari combination of quality
diet index?Apakah metode RFS sama dengan FFQ?
Ya, hampir sama. RFS adalah sebuah metode pengukuran konsumsi salah satu jenis bahan
makanan atau zat gizi dengan prinsip skoring yang hampir sama dengan FFQ/SQFFQ.
Bahan makanan yang berkaitan dengan zat gizi yang diteliti dibuat “list”. Penjelasan lebih
lanjut dapat mengunjungi laman:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5579681/#B13-nutrients-09-00888 yang
menggambarkan sedikit tentang persamaan dan perbedaan RFS dengan FFQ.
2.
Apa alasan mengambil parameter karetonoid plasma sebagai alat ukur asupan
antioksidan, kenapa bukan recall?
Didalam jurnal dikemukakan alasannya mengapa tidak mengambil recall, menurut peneliti
survei konsumsi seperti recall itu kurang sensitif untuk menggambarkan antioksidan yg
dikonsumsi, diserap, dan digunakan, sehingga peneliti lebih memilih untuk menggunakan
parameter kadar karotenoid dalam di dalam tubuh.
3. Stress oksidatif berhubungan dengan kesehatan seperti sindrom metabolik, penyakit
kardiovaskular, serta kanker, bgmn kita dapat mencegah perkembangan penyakit ini
melalui intervensi gizi?
Mencukupi kebutuhan antioksidan di dalam tubuh dengan mengonsumsi makanan tinggi
antioksidan yaitu makanan tinggi vitamin A, C, dan E yang berperan dalam memperbaiki
kondisi stress oksidatif.
- Catatan: Pemberian asam lemak tidak jenuh pada kondisi pasien jantung koroner juga perlu
diperhatikan, Menurut Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) dalam Buku Penuntun dan
Terapi Diet Edisi 3 menyatakan bahwa konsumsi asam lemak tidak jenuh hanya disarankan
10% dari total kalori karena asam lemak tak jenuh berpeluang tinggi untuk teroksidasi
didalam tubuh akibat stress oksidatif yang sering terjadi pada pasien. Pemilihan bahan
makanan dengan mengutamakan sumber protein rendah lemak seperti ikan (lebih
diutamakan untuk mengonsumsi ikan setiap hari), daging ayam tanpa kulit, serta
mengonsumsi sumber protein hewani lemak sedang yaitu tiga sampai dengan empat kali
dalam satu minggu seperti konsumsi bakso, telur ayam, daging sapi, hati ayam, telur puyuh,
dan telur bebek. Disamping itu lebih membatasi sumber protein lemak tinggi seperti kulit
ayam, jeroan, daging asap, dan makanan kaleng lainnya. Perlu diperhatikan juga untuk
mengonsumsi buah dan sayuran setiap hari, sayuran selalu dihidangkan pada piring makan
kita.
4. Stress oksidatif berhubungan dengan kesehatan seperti sindrom metabolik, penyakit
kardiovaskular, serta kanker, bgmn kita dapat mencegah perkembangan penyakit ini
melalui intervensi gizi?
- Mencukupi kebutuhan antioksidan di dalam tubuh dengan mengonsumsi makanan tinggi
antioksidan yaitu makanan tinggi vitamin A, C, dan E yang berperan dalam memperbaiki
kondisi stress oksidatif.
- Catatan: Pemberian asam lemak tidak jenuh pada kondisi pasien jantung koroner juga
perlu diperhatikan, Menurut Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) dalam Buku
Penuntun dan Terapi Diet Edisi 3 menyatakan bahwa konsumsi asam lemak tidak jenuh
hanya disarankan 10% dari total kalori karena asam lemak tak jenuh berpeluang tinggi
untuk teroksidasi didalam tubuh akibat stress oksidatif yang sering terjadi pada pasien.
Pemilihan bahan makanan dengan mengutamakan sumber protein rendah lemak seperti
ikan (lebih diutamakan untuk mengonsumsi ikan setiap hari), daging ayam tanpa kulit,
serta mengonsumsi sumber protein hewani lemak sedang yaitu tiga sampai dengan empat
kali dalam satu minggu seperti konsumsi bakso, telur ayam, daging sapi, hati ayam, telur
puyuh, dan telur bebek. Disamping itu lebih membatasi sumber protein lemak tinggi
seperti kulit ayam, jeroan, daging asap, dan makanan kaleng lainnya. Perlu diperhatikan
juga untuk mengonsumsi buah dan sayuran setiap hari, sayuran selalu dihidangkan pada
piring makan kita.
5. Apakah terjadinya resiko stress oksidatif hanya akan terjadi karena kurangnya
konsumsi sumber makanan antioksidan seperti karotenoid, atau karena peroksidasi
lipid dll? Bagaimana dengan olahraga yg berlebihan?
- Pada keadaan tertentu, produksi radikal bebas atau senyawa oksigen reaktif melebihi
sistem pertahanan tubuh menyebabkan stress oksidatif. Ketika kita melakukan aktifitas
fisik/ olahraga yg berlebihan dpt menyebabkan stress oksidatif khususnya ketika olahraga
dgn intensitas tinggi. Hal tersebut karena meningkatnya proksidan karena efek
peningkatan konsumsi oksigen yg meningkat dibandingkan biasanya dan antioksidan yg
relatif tidak mencukupi. Jadi dengan meningkatnya konsumsi oksigen tersebut dapat
menyebabkan pembentuan ROS sehingga menyebabkan stress oksidatif.
6. Dari responden yg terekslusi itu kan ada karena penyakit lain, maksud dari penyakit
lain ini apa dan jelaskan?
Dalam hal ini peneliti hanya meneliti penyakit-penyakit seperti obesitas, Diabetes
mellitus, hipertensi, dislipidemia, penyakit kardiovaskular/neurovaskuler atau kanker.
Selain penyakit itu peneliti mengekslusi sampel yang memiliki penyakit lain.