Anda di halaman 1dari 30

PENGARUH PEMASARAN RAMAH LINGKUNGAN TERHADAP PRILAKU

PELANGGAN PADA PRODUK BROWN CRAFT

PROPOSAL KELOMPOK

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Metode Penelitian Pemasaran

Dosen : Asmai Ishak Drs.,M.Bus., Ph.D.

Disusun Oleh:

Anita Puji Intani 17311236


Ninda Ariyanti Setia Ningrum 18311354
Nanda Prawiningtyas 18311355

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA
1.0 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa produsen produk elektro-elektronik dan


pendaur ulang mengurangi dampak lingkungan dari produk mereka dengan mengadopsi
logistik terbalik. Dalam studi yang berbasis di Brasil,( Araujoet al. 2015) memanfaatkan
RFID untuk pengelolaan limbah dalam rangka meminimalkan polusi. Guarnieri et al. (2016)
menyebutkan bahwa mendorong adopsi logistik terbalik WEEE harus mencakup penyediaan
pendidikan lingkungan di sekolah, perusahaan, dan perdagangan di NSWP, serta merangsang
kemitraan antara pemerintah dan perusahaan. (2016) menyimpulkan bahwa pengembangan
NSWP penting untuk penerapan pendaur ulang formal.

Timbulnya kesadaran masyarakat akan lingkungan sejalan dengan semakin


gencarnya pemanasan global di berbagai belahan dunia memaksa masyarakat untuk lebih
memperhatikan lingkungan sekitarnya. Pemanasan global merupakan suatu proses
meningkatnya suhu rata-rata atmosfer laut, serta daratan bumi. Peningkatan suhu permukaan
bumi ini dihasilkan oleh adanya radiasi sinar matahari menuju ke atmosfer bumi, kemudian
sebagian sinar ini berubah menjadi energi panas dalam bentuk sinar infra merah diserap oleh
udara dan permukaan bumi.
Dengan adanya pemanasan global berbagai sektor menjadi sorotan bahkan dalam
metode pemasaran mulai pada saat ini banyak di galakan istilah pemasaran ramah lingkungan
atau yang biasa di sebutu pemasaran hijau istilah pemasaran hijau berlaku dalam studi
berorientasi manajerial karena janji uniknya untuk memberikan keuntungan sektor komersial
dan lingkungan (Grant, 2010). Berdasarkan sifatnya, pemasaran hijau berusaha untuk
mengatasi kurangnya kesesuaian antara praktik pemasaran saat ini, dan realitas ekologis dan
sosial dari lingkungan pemasaran yang lebih luas (Belz & Peattie, 2009). Berdasarkan
penelitian tersebut, penelitian ini menggunakan istilah yang diterima secara luas yaitu
pemasaran ramah lingkungan
Pangan merupakan masalah yang sangat penting dan perlu mendapatkan perhatian
utama dalam pengawasan khususnya di Indonesia. Banyak penyakit-penyakit yang beredar
bersumber dari makanan dimana konsumen kurang menyadari makanan yang biasa
dikonsumsi kemungkinan tidak higienis atau tidak sehat. Kurangnya perhatian terhadap hal
ini sering berdampak pada kesehatan, contohnya adalah keracuan makanan akibat tidak
higienisnya proses pengolahan sampai dengan penyajiannya dan penggunaan bahan kimia
berbahaya yang beresiko menimbulkan penyakit bahkan membuat kematian. Selain itu
penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang melebihi batas maksimal penggunaan dan
pola konsumsi yang tidak seimbang juga berdampak buruk bagi kesehatan (BPOM, 2011).

Sikap prilaku merupakan konsep fundamental dalam penelitian psikologi sosial dan
lingkungan. Ini mengacu pada kecenderungan pribadi yang diungkapkan oleh individu untuk
mendukung atau tidak menyukai entitas atau fenomena tertentu dalam masyarakat dan alam
(Kalstrøm dan Ryghaug, 2014;). Penelitian ini menanyakan tentang sikap responden terhadap
10 isu kelestarian lingkungan yang berbeda.Teori tindakan beralasan (TRA) dan teori
terencana perilaku (TPB) adalah dua teori kognitif dasar tentang prilaku ramah lingkungan
atau niat membeli. Perilaku manusia terhadap fenomena, subjek, atau objek apapun
merupakan hasil dari sikap atau niat yang dimiliki manusia tentang Perilaku yang
dimaksudkan (Teori tindakan beralasan- (Fishbein, 1967; Fishbein dan Ajzen,1975)).
Perceived behavioral control (PBC) (keyakinannya tentang faktor-faktor yang dapat
meningkatkan kinerja), Norma Subyektif (SN), dan sikap membeli ramah lingkungan (atau
sikap membeli yang pro lingkungan) memainkan peran penting dalam meningkatkan
prediktabilitas yang dimaksudkan Perilaku (Teori perilaku terencana- (Ajzen, 1991, 1985)).

Pada beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa norma moral dimasukkan


ke dalam TPB untuk memprediksi niat daur ulang (Chen & Tung, 2009; Harland et. al., 1999;
Tonglet et, al., 2004). Norma moral dalam studi tersebut berfungsi sebagai prediktor niat
yang independen dan tambahan.(Harland et.al 999) membuktikan bahwa norma moral
meningkat secara signifikan varians untuk menjelaskan niat perilaku dalam konteks yang
berbeda. (Lemah et,al 2014) mengemukakan bahwa mengukur norma moral dari sikap akan
memberikan kekhasan konseptual yang sangat tepat.

Oleh karena itu, penelitian ini mengintegrasikan model konseptual situs web evaluasi
menjadi teori perilaku terencana (TPB) untuk mencerminkan bagaimana aspek rinci dari
fungsionalitas dan kegunaan mempengaruhi pembelian kembali niat hotel. Teori perilaku
terencana adalah yang fundamental konsep yang menjelaskan dan memprediksi perilaku
konsumen (Ajzen, 1991), yang meliputi tiga unsur utama yaitu, sikap, norma subjektif dan
kontrol perilaku yang dirasakan.
Karena pada saat ini masyarakat lebih siap untuk membeli produk ramah lingkungan
dengan cukup informasi yang dapat diandalkan, perusahaan harus memberikan informasi
yang dapat dipercaya untuk pelanggan mereka untuk mengembangkan merek ramah
lingkungan dan meningkatkan pengetahuan ramah lingkungan (Peattie, 2010). Sulit bagi
pemasar untuk membujuk klien mereka untuk membeli produk mereka tanpa memberikan
informasi yang cukup kepada konsumen mereka. Korporasi harus menunjukkan lebih banyak
informasi tentang kinerja produk ramah lingkungan mereka untuk mendapatkan kepercayaan
pelanggan mereka.

Konsumen hijau, atau konsumen yang sadar ekologis, dapat didefinisikan sebagai
konsumen yang memperhitungkan konsekuensi publik dari konsumsi pribadinya atau yang
mencoba menggunakan kekuatan pembeliannya untuk mempromosikan perubahan sosial
(Webster, 1975). Selanjutnya, ini perilaku konsumen mencerminkan sikap dan tindakan
mereka terhadap perlindungan lingkungan (Fraj & Martinez, 2006). Istilah “produk hijau”
atau “produk lingkungan” biasanya menggambarkan produk yang melindungi atau
meningkatkan lingkungan alam, konservasi energi dan pengurangan atau penghapusan agen
beracun, polusi, dan limbah (Ottman et al., 2006). Beberapa tipe konsumen yang ramah
lingkungan barang adalah makanan organik, lampu hemat energi, peralatan hemat energi,
sistem pemanas panas matahari, dan listrik "hijau" (Welsch & Kuhling, 2011; Muda, 2008).

Motivasi adalah kebutuhan yang mendorong perbuatan ke arah suatu tujuan. Menurut
George and Jones (2002), dalam Riniwati (2011:40), teori motivasi dibagi menjadi dua yaitu,
teori kepuasan dan teori proses. Dimana teori kepusan memusatkan perhatian pada faktor-
faktor di dalam individu yang mendorong, mengarahkan, mempertahankan dan menghentikan
prilaku. Teori proses menerangkan dan menganalisis bagaimana perilaku didorong, diarahkan
dan di proses.

Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 tahun 2010 tentang
kriteria dan sertifikasi bangunan ramah lingkungan BAB I, Pasal 1, bangunan ramah
lingkungan (green building) adalah suatu bangunan yang menerapkan prinsip lingkungan
dalam perencanaan, pembangunan, pengoperasian, dan pengelolaannya dan aspek penting
penanganan dampak perubahan iklim.
Wang et al. (2018) mengamati bagaimana informasi tentang atribut hijau produk
remanufaktur mempengaruhi persepsi dan pembelian konsumen. Mereka menemukan bahwa
informasi tentang penghematan energi dan material serta pengurangan emisi memengaruhi
kepercayaan secara positif, dan informasi tentang penghematan material memiliki pengaruh
terbesar. Hazen et al. (2012) menunjukkan bahwa ambiguitas mengenai proses produksi
dapat mengakibatkan rendahnya persepsi kualitas dan kesediaan konsumen untuk membayar
lebih. Demikian pula, informasi lingkungan yang terkait dengan proses remanufaktur sering
kali tidak dapat diakses oleh konsumen. Harus ada upaya untuk memberikan informasi
lingkungan yang jujur dan dapat diakses (Tseng et al., 2015).

Dalton dalam Trasorras (2009) menyatakan bahwa pelanggan akan setia kepada
orang-orang yang membantu mereka dalam menyelesaikan masalah melampaui apa yang
pelanggan harapkan. Perusahaan yang mampu mengembangkan dan mempertahankan
loyalitas konsumen akan memperoleh kesuksesan jangka panjang atas usaha yang dilakukan
Saputra (2011). Dick dan Basu (dalam Ali Hasan, 2008:84) menyatakan definisi loyalitas
lebih bersifat operasional yang menyebutkan bahwa loyalitas sebagai sebuah konsep yang
menekankan pada tuntutan pembelian, proporsi pembelian, atau probabilitas pembelian.
Sementara itu Alida Palilati (2004:67) mengatakan bahwa loyalitas terhadap produk atau jasa
perusahaan (merek) didefinisikan sebagai sikap menyenangi (favorable) terhadap sesuatu
merek, yang direpresentasikan dalam pembelian yang konsisten terhadap merek itu sepanjang
waktu
1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan literatur diatas, maka penulis merumuskan pokok masalah penelitian sebagai
berikut:

1. Apakah sikap eco-buying pembelian dengan biaya tambahan jika menggunakan


plastik di Brown Craft berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku pembelian
ramah lingkungan dalam demografi Yogyakarta?
2. Apakah norma subyektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap green buying
attitude dalam demografi Yogyakarta terhadapat produk-produk Brown Craft?
3. Apakah kontrol perilaku yang dirasakan secara positif dan signifikan mempengaruhi
perilaku pembelian ramah lingkungan terhadapat produk-produk Brown Craftdalam
demografi Yogyakarta?
4. Apakah pengetahuan lingkungan, kepedulian lingkungan, dan perhatian kesehatan
secara langsung mempengaruhi sikap pembelian ramah lingkungan terhadapat
produk-produk Brown Craftdalam demografi Yogyakarta?
5. Apakah pengetahuan lingkungan, kepedulian lingkungan, dan perhatian kesehatan
secara langsung mempengaruhi kontrol perilaku konsumen terhadapat produk-produk
Brown Craftyang dirasakan dalam demografi Yogyakarta?
6. Apakah pengetahuan lingkungan, kepedulian lingkungan, dan perhatian kesehatan
secara langsung mempengaruhi norma subjektif konsumen terhadapat produk-produk
Brown Craftdalam demografi Yogyakarta?
7. Apakah kesadaran lingkungan dan kesehatan secara langsung mempengaruhi sikap
Eco-buying, norma subyektif, dan kontrol perilaku yang dirasakan konsumen
terhadapat produk-produk Brown Craftdalam demografi Yogyakarta?
8. Apakah pengaruh kesadaran lingkungan dan kesehatan pada perilaku pembelian hijau
dimediasi melalui sikap pembelian ramah lingkungan, norma subyektif, dan kontrol
perilaku yang dirasakan konsumen terhadapat produk-produk Brown Craftdalam
demografi Yogyakarta?
1.3 Tujuan penelitian

1. Untuk mendeskripsikan apakah sikap eco-buying berpengaruh positif dan signifikan


terhadap perilaku pembelian ramah lingkungan terhadap terhadapat produk-produk
Brown Craftdalam demografi Yogyakarta
2. Untuk mendeskripsikan apakah norma subyektif berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Green buying terhadap terhadapat produk-produk Brown Craftdalam
demografi Yogyakarta
3. Untuk mendeskripsikan apakah kontrol perilaku yang dirasakan secara positif dan
signifikan mempengaruhi perilaku pembelian ramah lingkungan terhadap terhadapat
produk-produk Brown Craftdalam demografi Yogyakarta
4. Untuk mendeskripsikan apakah pengetahuan lingkungan, kepedulian lingkungan, dan
perhatian kesehatan secara langsung mempengaruhi sikap konsumen pembelian
ramah lingkungan terhadap produk-produk Brown Craftdalam demografi Yogyakarta
5. Untuk mendeskripsikan apakah pengetahuan lingkungan, kepedulian lingkungan, dan
perhatian kesehatan secara langsung mempengaruhi konsumen atas kontrol perilaku
yang dirasakan konsumen terhadap terhadapat produk-produk Brown Craftdalam
demografi Yogyakarta
6. Untuk mendeskripsikan apakah pengetahuan lingkungan, kepedulian lingkungan, dan
perhatian kesehatan secara langsung mempengaruhi norma subjektif konsumen
terhadap terhadapat produk-produk Brown Craftdalam demografi Yogyakarta
7. Untuk mendeskripsikan apakah kesadaran lingkungan dan kesehatan secara langsung
mempengaruhi sikap Eco Buying, norma subyektif, dan kontrol perilaku konsumen
yang dirasakan terhadap terhadapat produk-produk Brown Craftdalam demografi
Yogyakarta
8. Untuk mendeskripsikan apakah pengaruh kesadaran lingkungan dan kesehatan pada
perilaku pembelian hijau dimediasi melalui sikap pembelian ramah lingkungan,
norma subyektif, dan kontrol perilaku konsumen yang dirasakan terhadap terhadapat
produk-produk Brown Craft dalam demografi Yogyakarta
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1 Theoretical Benefits
Penelitian ini bermanfaat dalam menambah wawasan & melengkapkan teori-
teori yan telah ada, tentunya yang berkaitan dengan green marketing dan bisa sebagai
surat pedoman dalam keputusan pembelian

1.4.2 Practical Benefits


Output penelitian ini dapat berguna sebagai bahan pertimbangan bagi
perusahaan dalam melakukan taktik marketing yg baik, terkhusus tentang green
marketing yang bisa mensugesti keputusan pembelian. perusahaan bisa memanfaatkan
& mengoptimalkan green marketing guna meningkatkan brand image, sebagai
akibatnya keputusan pembelian terhadap produk yang didapatkan akan meningkat
2.0 Kajian Pustaka

Eco buying attitude


Hasil penelitian Waskito dan Harsono (2011) menemukan bahwa konsumen
mempunyai tingkat kesadaran yang tumbuh pada produk ramah lingkungan. Namun
demikian hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tumbuhnya tingkat kesadaran tersebut
belum disertai dengan action atau keputusan pembelian produk hijau. Akan menjadi suatu
penelitian yang menarik apabila dengan menggunakan responden yang sama yakni warga
kota Yogyakarta dengan menggunakan konsep yang dikemukakan Chen dan Chang (2012),
bahwa persepsi nilai produk, resiko produk, dan tingkat kepercayaan terdahap produk
mungkin menjadi faktor mengapa mereka belum meningkatkan sikap mereka dari attention
menjadi intention to buy.
Menurut Shabani et al dalam Ahmad (2016: 35), produk hijau (green product) adalah
produk yang tidak mencemari lingkungan, tidak membuang sumber daya atau yang dapat di
daur ulang. Produk hijau membantu menghemat energi untuk menjaga dan meningkatkan
sumber daya lingkungan alam dan mengurangi atau menghilangkan penggunaan zat-zat
beracun, polusi dan limbah.
Dasarnya para sarjana berpendapat bahwa konsumen yang memiliki perhatian tinggi
terhadap lingkungan cenderung membeli lebih banyak produk ramah lingkungan (Yadav dan
Pathak, 2016). Namun ada sebuah teori membantahnya menurut (Landry et al. 2018)
kepedulian lingkungan tidak selalu diterjemahkan ke dalam perilaku lingkungan yang
sebenarnya, sementara (Sadiq 2019) menegaskan perilaku-kepedulian kesenjangan dalam
perilaku konsumsi green marketing. Berdasarkan bukti yang ada, kami mengusulkan untuk
memeriksa asosiasi lingkungan perhatian terhadap sikap lingkungan dan perilaku pembelian
berbagai produk yang mendukung adanya green marketing guna melihat bagaimana prolaku
konsume yang melakukan eco buying. Kami percaya bahwa pemeriksaan seperti itu akan
membantu kami menentukan apakah ada kesenjangan perilaku-perhatian di konsumen
Yogyakarta. Kami mengharapkan hubungan positif kepedulian lingkungan dengan
lingkungan sikap dan perilaku membeli pakaian hijau, mengingat perilaku sadar lingkungan
dari konsumen demografi Yogyakarta.
H1. Sikap eco-buying berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku pembelian
ramah lingkungan terhadap produk-produk Brown Craft dalam demografi Yogyakarta.

Subjective Norms and Perceived behavioural control

Sebagian besar studi dalam konteks seluler membahas norma subjektif terkait
penggunaan ponsel. Sebagai contoh, (Schepers dan Wetzels 2007) menemukan bahwa norma
subjektif berpengaruh positif terhadap niat konsumen untuk menggunakan smartphone.
Hubungan ini lebih mungkin ditemukan dalam konteks masyarakat barat daripada dalam
konteks masyarakat non-barat. Orang-orang biasanya beralih ke kelompok tertentu untuk
standar atau penilaian mereka terhadap perilaku tertentu, tetapi hanya sedikit penelitian yang
membahas dampak norma subjektif pada pembayaran seluler. Misalnya, (Wang et al., 2016)
menyatakan bahwa ketika konsumen bermaksud mencari sumber informasi perjalanan,
mereka menggunakan platform jejaring sosial untuk berkomunikasi dengan teman dan
keluarga melalui ponsel cerdas. Temuan juga menunjukkan bahwa umpan balik instan
tentang sumber informasi secara positif mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen
untuk pemakaian suatu produk tertentu.

Kaitannya dengan topik yang dibahas adalah bagaimana sosial media dan prilaku
sangat berpengaruh dalam proses penyebaran kebiasaan eco buying yang belakangan ini
gencar dilakukan khususnya pada perusahaan Brown Craft yang menggalakan pemasaran
hijau untuk seluruh outlet. Menurut (Liska, 1984) dan (Sarver, 1983) Kontrol perilaku yang
dirasakan dianggap sebagai aspek penting bagi konsumen mengingat sikap terhadap perilaku
tertentu dan kelompok referensi orang lain dalam masyarakat. Kontrol perilaku yang
dirasakan mengacu pada kendala potensial dari tindakan yang dimaksudkan, seperti sumber
daya yang tersedia dan peluang. Dengan demikian, kontrol perilaku yang dirasakan mengacu
pada kemampuan individu untuk mengontrol perilaku tertentu (Hsu dan Huang, 2012).

H2. Norma subyektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap green buying
terhadap konsumen pada perilaku membeli dalam demografi Yogyakarta

H3. Kontrol perilaku yang dirasakan secara positif dan signifikan mempengaruhi
perilaku pembelian ramah lingkungan terhadap produk Brown Craftdalam demografi
Yogyakarta
Environmental Knowladge

Berdasarkan prilaku ekonomi , (Simon 1955) mengemukakan hal itu pengambilan


keputusan rasional terbatas pada luasnya informasi, batasan kognitif, waktu, dan kemauan.
Ide ini diciptakan sebagai "Rasionalitas terbatas". Contoh rasionalitas terbatas bisa seperti
“Seseorang akan membeli sayuran lebih dekat dengan mudah ditoko sayuran daripada
memilih untuk pergi lebih jauh. Informasi momen tentang manfaat kesehatan sayur segar dan
permukaan sayuran yang ditanam secara organik di masyarakat dan didalam diri konsumen
merasa ketidaknyamanan mulai berkembang dalam diri individu. Itu ketidaknyamanan terjadi
karena menimbulkan ketidakkonsistenan atau konflik antara keyakinan, sikap, dan perilaku
konsumsinya. Ketidaknyamanan atau konflik disebut disonansi kognitif (Festinger,1957).
Sekarang individu dipaksa untuk mengurangi ketidakkonsistenan membuat perubahan yang
mereka sukai . Ini hanya mungkin jika informasi yang diberikan cukup memuaskan individu
dan membuatnya koreksi dalam sikap dan keyakinannya. Fleksibilitas resmi, di mana
individu secara reversibel mengubah organisasi sosial mereka, adalah mekanisme IVSO
terdokumentasi terbaik (Schradin et al., 2018)
Dalam penelitian ini terdapat berbagai macam pengetahuan yang qakan
mempengaruhi sudut pandang konsumen tentang lingkungan pemasarannya sehingga akan
menimbulkan kebiasaan-kebiasaan baru yang mempermudah akses pemahaman konsumen
mengenai fenomena baru tentang green marketing eco buying yang dapat dilakukan
dikehidupan sehari-hari serta akan menimbulkan kebiasaan-kebiasaan kearah yang lebih
sehat dan ramah lingkungan.

Environmental concern
Analisis kami sejauh ini mengasumsikan bahwa perusahaan enggan berinvestasi
peningkatan penggunaan hijau, dan sekarang kami memeriksa pengaruh kepedulian
lingkungan konsumen pada pengenalan produk. Lebih khusus lagi, seperti yang telah dibahas
sebelumnya, kami fokus pada kepedulian terhadap lingkungan konsumen tidak hanya peduli
tentang pengurangan emisi dari penggunaan produk, tetapi juga bersedia membayar (Penulis
Anonim,2012) harga yang lebih tinggi bagi perusahaan untuk (Kuiti et al., 2020) mengurangi
(Science, 2019) emisi tahap produksi. Dalam praktiknya, konsumen adalah bersedia
membayar harga yang lebih tinggi untuk produk dan manufaktur rendah karbon proses, yang
sebagian besar tercermin dalam tanggung jawab sosial konsumen. Misalnya, Liu et al. (2012)
meneliti tentang konsumen bersedia membayar harga lebih tinggi untuk produksi ramah
lingkungan. Selain itu, Raz et al (2013) fokus pada peningkatan penggunaan hijau yang
mengurangi tahap penggunaan konsumsi energi dan meningkatkan kesediaan konsumen
untuk membayar. Lebih lanjut, Deltas et al. (2013) meneliti bahwa konsumen bersedia
membayar harga yang lebih tinggi untuk penggunaan ramah lingkungan dan perbaikan
manufaktur. Demikian pula, total emisi produk yang menggunakan energi adalah jumlah dari
emisi perusahaan dan konsumen.

Health Concern
Dalam keadaan dengan kualitas kesehatan seperti saat ini menjadi fokus utama bagi
para pendiri usaha untuk membangun usaha yang basis ramah lingkungan seperti melakukan
pemasaran metode Green marketing. Green marketing adalah suatu proses pemasaran dan
produksi barang atau jasa yang lebih mengutamakan keramahan terhadap lingkungan. Green
marketing sebaiknya dilakukan oleh semua perusahaan di dunia, karena sekarang ini
lingkungan kita semakin rusak karena adanya pemanasan global (global warming). Global
warming 12 terjadi karena kandungan CO2 (karbondioksida) dalam udara di bumi ini
sangatlah melimpah dibandingkan dengan kandungan O2 (oksigen).

Tokoh terkenal, Kotler dan Levy (1969) mendeskripsikan kebutuhan untuk


memperluas konsep pemasaran “Ketika kita sampai pada fungsi pemasaran, jelas juga bahwa
setiap organisasi melakukan aktivitas seperti pemasaran apakah mereka diakui seperti itu atau
tidak. Filosofi memperluas konsep pemasaran di luar konteks bisnis telah mengumpulkan
dukungan dan juga hambatan yang kaku (Novatorov, 2016). Levy (2003 ) mengamati, “Ide
yang meluas menciptakan kegemparan. Itu dikritik oleh beberapa orang sebagai jelas, salah
kepala, dan bahkan sebagai kejahatan. One-piece (L aczniak & Michie, 1979) dalam Journal
of Academy of Mar-keting Science menuduh kita menciptakan kekacauan sosial dengan
mendistorsi definisi pemasaran.
H4. Pengetahuan lingkungan, kepedulian lingkungan, dan perhatian kesehatan secara
langsung mempengaruhi sikap konsumen ramah lingkungan pada produk-produk
Brown Craftdiwilayah Yogyakarta
H5. Pengetahuan lingkungan, kepedulian lingkungan, dan perhatian kesehatan secara
langsung mempengaruhi norma subjektif terhadap konsumen produk-produk Brown
Craftdiwilayah Yogyakarta

Green buying behavior

Menurut Ottman dan Ahmad (2016: 35), mendefinisikan produk hijau adalah produk
yang biasanya tahan lama, tidak tidak berbahaya bagi kesehatan, pengemasan terbuat dari
bahan daur ulang. Menurut Shaputra dalam Ridwan (2018: 82), mengemukakan produk hijau
adalah produk yang berwawasan lingkungan, yang dirancang dan 14 diproses dengan suatu
cara untuk mengurangi efek-efek yang dapat mencemari lingkungan, baik dalam produksi,
pendistribusian dan pengkonsumsiannya. Berdasarkan deskripsi di atas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa produk hijau (green product) adalah suatu produk yang berwawasan
lingkungan yang dirancang dan diproses dengan suatu cara untuk mengurangi efek-efek yang
dapat mencemari lingkungan, baik dalam produksi, pendistribusian dan pengkonsumsianya

Menurut Kotler dan Keller (2012: 177), kepuasan konsumen adalah merupakan
perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja
atau hasil yang diharapkanya. Menurut Daryanto dan Setyobudi (2014: 43), mengatakan
kepuasan konsumen adalah suatu penilaian emosional dari konsumen setelah konsumen
menggunakan produk dimana harapan dan kebutuhan konsumen yang menggunakannya
terpenuhi. Berdasarkan deskripsi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kepuasan
konsumen adalah perasaan senang atau kecewa yang dirasakan konsumen atas pengalaman
yang didapat dari produk yang ditawarkan oleh perusahaan dengan harapan keinginan dan
kebutuhan dapat dipenuhi.
Penelitian yang dilakukan oleh Mareta Harlia Savitri (2016), dengan judul Pengaruh
Kualitas Produk Hijau dan Harga Premium Terhadap Keputusan Pembelian dan Kepuasan
Konsumen. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel kualitas produk hijau dinyatakan
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen. Variabel harga premium dinyatakan
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen.

H6. Pengetahuan lingkungan, kepedulian lingkungan, dan perhatian kesehatan secara


langsung mempengaruhi kontrol perilaku yang dirasakan konsumen terhadap produk-
produk yang diiperjual belikan oleh Brown Craftdiwilayah Yogyakarta
3.0 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada konsumen yang menggunakan
produk dengan konsep green marketing yang ada di Sleman, di Kota Yogyakarta. Masyarakat
di Yogyakarta dianggap memiliki pengetahuan tentang lingkungan yang cukup guna
mendukung penelitian perilaku ramah lingkungan.
3.2 Populasi dan Sampel
Sugiyono (2009) mengungkapkan bahwa populasi merupakan wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yamg memiliki kualitas & ciri eksklusif yang
ditetapkan sang peneliti guna dipelajari lalu ditarik kesimpulan. Populasi pada penelitian ini
merupakan konsumen yang pernah memakai produk berkonsep green marketing. Menurut
Sugiyono (2008: 56), “sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yg mempunyai sifat
& karakter yg sama dan memenuhi populasi yg diselidiki”. Sampel pada penelitian ini adalah
sebagian pelanggan yg membeli & memakai produk menggunakan konsep green marketing.
Sampel pada penelitian ini adalah konsumen yang pernah menggunakan ...
3.3 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah data primer
dan sekunder. Untuk sumber data primer sendiri didapatkan langsung yang diberikan kepada
peneliti (Sugiyono, 2013:225). Metode survei menurut Singarimbun dan Effendi dalam
Oktaviani (2011:56) adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai suatu pokok alat pengumpulan data. Sedangkan Menurut
Jogiyanto (2010) penelitian survei dipakai untuk menerima data tentang opini perindividu.
Selain itu, metode pengumpulan data primer dengan cara menggunakan memberikan
pertanyaan-pertanyaan pada individu.
Pada penelitian ini metode survei dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner
penelitian kepada responden melalui online (goole form). Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yg dilakukan menggunakan cara memberi seperangkat petanyaan atau
pertanyaan tertulis pada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2008). Kuisioner dilakukan
dengan memberikan pertanyaan kepada ……... responden yang ada di Kota Yogyakarta.
Untuk data sekunder yang dikumpulkan, diolah, dan disajikan oleh pihak lain yang
biasanya dalam publikasi dalam bentuk dokumen atau jurnal yang berbentuk cattan tentang
berbagai macam peristiwa dan memiliki arti penting yang tentunya dapat dijadikan untuk
sebuah data pendukung atau penunjang. dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh dengan
menggunakan metode jurnal yaitu buku-buku ilmiah, pendapat-pendakpat para pakar, dan
literatur yang sesuai dengan tema dalam penelitian

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel


3.4.1 Environmental Knowledge
suatu proses pengambilan keputusan dipengaruhi oleh adanya suatu
pengetahuan seseorang terhadap apa yang akan ia putuskan. mak dari itu pengetahuan
dianggap sangat penting dan merupakan faktor yang paling signifikan yang mempengaruhi
konsumen untuk mengumpulkan beberapa informasi yang nantinya digunakan untuk
mengambul keputusan dan bagaimanaseorang konsumen dapat mengevaluasi suatu produk.
Environmental knowledge sendiri merupakan
hal yang penting dalam revolusi green marketing. jika seorang individu memiliki sebuah
environmental knowledge yang tinggi, otomatis konsumen tentunya akan lebih berhati hati
terhadap produk yang akan mereka beli karena mempertimbangkan dampak minimal
terhadap lingkungan. environmental knowledge berpengaruh langsung terhadap perilaku
konsumen. pengetahuan tentang lingkungan merupakan informasi yang berkaitan dengan
pemanfaatan, pemeliharaan, dan pengawasan terhadap lingkungan sekitar. ketika
pengetahuan masyarakat sudah meningkat, maka hal trsebut juga kan berdampak kepada
perubahan kondisi sosial masyarakat. Variabel diukur dengan 4 indikator, yaitu :
● seorang konsumen tahu lebih banyak tentang daur ulang daripada orang kebanyakan
● seorang konsumen tahu cara memilih produk dan paket yang mengurangi luas lahan
akan menyia-nyiakan
● seorang konsumen memahami ungkapan dan simbol lingkungan pada kemasan
produk
● seorang konsumen tahu bahwa ia membeli produk dan paket yang aman bagi
lingkungan

3.4.2 Environmental Corcern


Teng & Wang (2015) mengatakan bahwa environmental concern
mencerminkan kepedulian atau pemahaman seseorang terhadap masalah atau isu yang ada di
lingkungan sekitarnya. Environmental concern ini mengacu kepada orientasi sebagai bentuk
kesadaran dan kepedulian seseorang terhadap lingkungannnya. timbulnya rasa environmental
concern ini dikarenakan bermunculannya masalah-masalah lingkungan.Variabel ini memiliki
4 indikator :
● Lingkungan hijau dipandang sebagai perhatian utama
● kinsmen akan mengatkan ia secara emosional terliat dalam perlindungan
lingkungan
● konsumen khawatir dengan buruknya keadaan lingkungan sekitar
● memikirkan bagaimana kualitas lingkungan dapat ditingkatkan

3.4.3 Health Concern


meruapakan suatu bentuk kepedulian dalam memotivasi memperbaiki dan mejaga kesehatan
untuk pola hodup yang lebih sehat (Michaelidou and Hassan, 2008).
Variabel ini memiliki 4 variabel
● konsumen berkorban untuk kesehatan
● konsumen sadar akan kesehatannya
● konsumen berpikir penting untuk mengetahui dengan baik bagaimana makan sehat
yang disiapkan
● banyak membeli produk sehat penting bagi konsumen

3.4.4 Eco Buying Attitude


Tuntutan para konsumen yang sadar terhadap produk-produk ramah lingkungan tersebut telah
mendorong produsen untuk merubah orientasi usaha mereka, dengan mempertimbangkan
aspek ekologi selain aspek ekonomi. Salah satu cara produsen untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan konsumen yang berwawasan lingkungan sekaligus untuk menunjukkan
tanggung jawab sosial terhadap lingkungan adalah dengan menawarkan produk ramah
lingkungan / produk hijau. Selama bertahun-tahun, banyak perusahaan internasional telah
mulai memproduksi produk ramah lingkungan, dan jumlah konsumen yang bersedia untuk
membelianya juga meningkat. Namun, peningkatan kemauan ini belum diwujudkan dalam
suatu tindakan (Young et al., 2010). Baru-baru ini, (Joutsenvirta and Uusitalo, 2010)
mengklaim bahwa konsumen dengan tingkat kesadaran lingkungan tertinggi tidak selalu
membeli produk ramah lingkungan, pilihan produk mereka tergantung pada perspektif
ekologi maupun evaluasi mereka terhadap berbagai atribut produk. Selanjutnya, faktor
situasional juga dapat menghambat pembelian yang bertanggung jawab terhadap lingkungan
dan mengurangi pengaruh sikap lingkungan yang positif.
Di era ekologis, perusahaan lebih mempertimbangkan pemasaran yang bersifat ramah
lingkungan di sebagian besar industri (Chen, 2010). Namun demikian, tidak semua
perusahaan memiliki kemampuan yang cukup untuk melakukan strategi pemasaran tersebut.
Jika perusahaan ingin mengambil inisiatif pemasaran yang bersifat ramah lingkungan,
mereka harus menerapkan model pemasaran produk ramah lingkungan ke semua aspek
kegiatan pemasaran rutin. Karena masyarakat lebih siap untuk membeli produk ramah
lingkungan dengan cukup informasi yang dapat diandalkan, perusahaan harus memberikan
informasi yang dapat dipercaya untuk pelanggan mereka untuk mengembangkan merek
ramah lingkungan dan meningkatkan pengetahuan ramah lingkungan (Peattie, 2010). Sulit
bagi pemasar untuk membujuk klien mereka untuk membeli produk mereka tanpa
memberikan informasi yang cukup kepada konsumen mereka. Korporasi harus menunjukkan
lebih banyak informasi tentang kinerja produk ramah lingkungan mereka untuk mendapatkan
kepercayaan pelanggan mereka. variabel ini memiliki 4 indikator
● konsumen menganggap penting untuk membeli produk yang tidak merusak
lingkungan
● konsumen mempertimbnagkan dampak lingmungan dari tindakannya saat ia
mengkonsumsi
● konsumen menngambarkan dirinya sebagia orang yang bertanggung jawab terhadap
lingkungan
● konsumen bersedia direpotkan untuk mengambil tindakan yang ramah lingkungan

3.4.5 Subjective Norm


Subjective norm didefinisikan oleh Maskur et al (2015) sebagai persepsi yang
terbentuk berasal dari adanya tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
jadi sebuah norma subjektif merupakan persepsi individu kepada kepercayan orang lain yang
nantinya akan mempengaruhi minat untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu dan
norma subjektif sendiri sebagai salah satu penentu minat konsumen terhadap suatu produk.
variabel ini memiliki 6 indikator
● sebagian besar tetangga mereka berpikir ia harus menggunakan produk rumah tangga
yang ramah lingkungan
● sebagian besar tetangga mereka berpikir bahwa ia harus mendaur ulang
● sebgain besar rekan kerjanya berpikir bahwa ia harus menggunakan produk yang
ramah lingkungan
● sebgaian besar rekan kerjanya berpikir bahwa ia harusmendaur ulang
● sebgaian besar kelaurganya berpikir bahwa ia harus menggnkan produk rumah tangga
yang ramah lingkungan
● sebagian besar keluarganya berpikir bahwa ia harus mendaur ulang

3.4.6 Perceived Behavioral Control


Menurut Ajzen (1991) berpendapat bahwa behavioral control adalah
bagaimana persepsi seorang individu akan kemampuannya dalam mengontrol perilaku
tertentu. Sederhananya, kontrol perilaku menggambarkan kesulitan atau kemudahan persepsi
dalam menampilkan perilaku tertentu. secara tidak langsung perilaku ini merupakan respons
individu terhadap adanya rangsangan dari luar. variabel ini memiliki 4 indikator
● konsumen memiliki kendali penuh aras jumlah produk ramha lingkungan yang
mereka inginkan untuk penggunaan pribadi pada bulan mendatang
● konsumen melihat diri mereka mampu mmebeli produk yangramah lingkungan di
masa depan
● konsumen memiliki sumber daya untuk membeli produk yang ramah lingkungan
● konsumen punya waktu untuk mencari dan membeli produk yang ramah lingkungan

3.4.7 Green Buying Behavior


Green buying behavior adalah menunjukan perilaku ramah lingkungan yang
dengan tujuan mengurangi dampak lingkungan. istilah green buying ini merupakan istilah
untuk konsumen yang menghindari produk yang membahayakan kesehatan dan yang dapat
berdampak kepada kerusakan lingkungan selama proses produksi, penggunaan, maupun
pembuangan produk ketika selesai digunakan. perilaku ini mencakup semua tahapan
produsen yang berorientasi kepada lingkungan. Variable ini memiliki 5 indikator
● konsumen sering membeli produk organik
● konsumen sering membeli produk yang diberi label aman bagi lingkingan
● konsumen sering membeli produk yang bertentangan dengan pengujian hewan
● konsumen sering membeli produk yang tidak mengandung atau lebih sedikit bahan
kimia
● ketika konsumen mempertimbangkan untuk membeli suatu produk, konsumen akan
mencari certified aman lingkungan atau stempel organik
3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2009), instrumen penelitian merupakan alat
yang digunakan dalam mengukur fenomena alam dan sosial yg diamati. Instrumen penelitian
yang dipakai peneliti adalah kuesioner. Kuesioner yang dipakai adalah kuesioner tertutup
yang sebelumnya disediadakan jawabannya oleh peneliti dan responden hanya perlu memilih
jawaban yang sinkron atau sesuai guna memudahkan responden untuk menjawab dikarenakan
alternatif jawaban yang sudah dibuat oleh peneliti, sehingga dalam menjawab hanya
dibutuhkan waktu yang singkat. Metode penskoran yang dipakai adalah metode summated
ratings dari Likert. Kategori jawaban terdiri dari 5 pilihan yaitu , Sangat Setuju (SS = 5),
Setuju (S = 4), Netral (N = 3), Tidak Setuju (TS = 2) dan Sangat Tidak Setuju (STS = 1).
Sebelum dipakai dalam penelitian ini alat ukur diujicobakan terlebih dahulu guna
mengetahui keakuratan pengukuran dan kestabilan parameternya.
Uji validitas merupakan data dapat dipercaya kebenarannya atau valid dan sinkron
sesuai dengan fakta yang ada. Uji validitas digunakan untuk mengukur keabsahan kuesioner.
Suatu kuesioner dapat dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur (Ghozali,2011). akan dikatan memiliki validitas
tinggi jika nilai corrected item correlation ≥ 0,30 . Pada penelitian ini penulis menjadikan
0,30 sebagai batasan nilai koefisien korelasi.
Selain uji validitas, suatu data juga harus diuji reliabilitasnya. Pengujian reliabilitas
ini berfungsi untuk memberikan hasil yang dapat diandalkan secara empiris dan dapat
mengurangi tingkat kesalahan pada alat ukur (Azwar, 2008:29). dapat diikatakan reliabel
ketika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu
(Ghozali, 2011). Pada penelitian ini akan digunakan batasan tingkat
keandalan koefisien korelasi ≥ 0,600 (kategori cukup).

3.6 Teknik Analisis


Teknik analisis datanya dibantu dengan menggunakan program IBM SPSS
(Statistical Product and Service Solutions)
3.7 Daftar Pustaka
Yang, Guangyong dkk, (2020), Impact of regulatory intervention and consumer
environmental concern on product introduction.

Tarigan, Ari K.M (2019), Expectations, attitudes, and preferences regarding support
and purchase of eco-friendly fuel vehicles.

Gonçalves,Helena Martins dkk (2015), Green buying behavior and the theory of
consumption values: A fuzzy-set approach.

Papadasa,Karolos-Konstantinos dkk (2017), Green marketing orientation:


Conceptualization, scale development and validation.

Suna, Sunny dkk (2020), Mediating effects of attitude, subjective norms and
perceived behavioural control for mobile payment-based hotel reservations.
Kumar,Gupta Amit (2021), Framing a model for green buying behavior of Indian
consumers: From the lenses of the theory of planned behavior.

Wan a, Calvin dkk (2017). Experiential and instrumental attitudes: Interaction effect
of attitude and subjective norm on recycling intention.

Mohd Sadiq c, Mohd dkk (2021), Why do retail consumers buy green apparel? A
knowledge-attitude-behaviour-context perspective Amandeep Dhir a,b,g.

Wijayanti, Dian Sukma & Hartin,Sri Pengaruh Theory Of Planned Behavior


Terhadap Green Purchase Intention Konsumen Pria Pada Produk Green Skin Care.
Lampiran

ANGKET PENELITIAN

Hal : Pengisian Kuisioner

Kepada Yth.

Bpk/Ibu/Saudara

Di Tempat

Assalamua’laikum.Wr.Wb

Dengan Hormat,

Saya adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen yang sedang melakukan
penelitian dengan judul PENGARUH PEMASARAN RAMAH LINGKUNGAN
TERHADAP PRILAKU PELANGGAN PADA PRODUK BROWN CRAFT. Untuk
kepentingan penelitian tersebut kami menyusun kuesioner yang di dalamnya terdapat
pernyataan-pernyataan yang dimaksudkan untuk memperoleh penilaian Bpk/Ibu/Saudara,
khususnya berkenaan dengan pengaruh pemasaran melalui sosial media terhadap minat
berbelanja pada masyarakat.

Kami memohon kesediaan Bpk/Ibu/Saudara untuk meluangkan waktu guna


membantu kami untuk menjadi responden penelitian ini dengan cara mengisi atau memilih
jawaban yang telah disediakan pada kuesioner tersebut. Kebenaran dan kelengkapan jawaban
Bapak/Ibu/Sdr akan sangat membantu kami dalam penelitian ini. Kami akan menjaga
kerahasiaan setiap jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara berikan.
Atas partisipasi dan bantuan Bapak/Ibu/Saudara kami mengucapkan terimakasih.
Hormat kami,

BAGIAN I: KARAKTERISTIK RESPONDEN

Pertanyaan berikut berkenaan dengan jati diri bapak/ibu/saudara. Jawablah pertanyaan tersebut
dengan memberi tanda silang (X) pada nomer jawaban yang dianggap paling sesuai

1. Jenis Kelamin

1. Pria
2. Wanita

2. Usia

1. 18-22
2. 23-28

3. Pendidikan

1. SMA / Sederajat
2. D3
3. S1
4. S2

4. Asal
YOGAKARTA
5. Gaji atau upah setiap bulannya
1. ≤ 5 juta
2. 5 juta
3. ≥ 5 juta
BAGIAN 2: PENGALAMAN RESPONDEN

Pertanyaan berikut berkenaan dengan jati diri bapak/ibu/saudara. Jawablah pertanyaan tersebut
dengan memberi tanda silang (X) pada nomer jawaban yang dianggap paling sesuai

1. Platform media social apakah yang sering digunakan untuk melakukan pembelian
produk

1. Online
2. Outlate
3. Klontongan
4. Dan lain-lain

2. Seberapa seringkah anda melakukan pembelian barang secara online dalam satu bulan
1. Lebih dari satu kali
2. Satu kali
3. Tidak pasti
melakukan pembelian
setiap bulannya
BAGIAN 3: Pengetahuan Lingkungan

Petunjuk: Berilah penilaian Bpk/Ibu/Saudara terhadap pernyataan-pernyataan dibawah ini


dengan MENYILANG atau MELINGKARI angka yang dianggap paling sesuai.

X= Sosial media atau platfrom belanja online yang sering anda gunakan.

1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 3 = Agak Tidak Setuju (ATS) 5 = Setuju


2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Agak Setuju (AS) 6 = Setuju Sekali

Penilaian

No Pernyataan Sangat setuju Setuju sekali


STS TS ATS AS S SS

A Pengetahuan Lingkungan
Saya tahu lebih banyak tentang daur ulang
1. 1 2 3 4 5 6
daripada orang kebanyakan
Saya tahu cara memilih produk dan paket
2. yang mengurangi luas lahan akan menyia- 1 2 3 4 5 6
nyiakan
Saya memahami ungkapan dan simbol
3. lingkungan pada kemasan produk 1 2 3 4 5 6

Saya tahu tentang pembelian produk dan


4. paket yang aman bagi lingkungan 1 2 3 4 5 6
BAGIAN 4: Kepedulian Lingkungan

Petunjuk: Berilah penilaian Bpk/Ibu/Saudara terhadap pernyataan-pernyataan dibawah ini


dengan MENYILANG atau MELINGKARI angka yang dianggap paling sesuai.

X= Sosial media atau platfrom belanja online yang sering anda gunakan.

1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 3 = Agak Tidak Setuju (ATS) 5 = Setuju


2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Agak Setuju (AS) 6 = Setuju Sekali

Penilaian

Sangat setuju Setuju sekali


No Pernyataan

STS TS ATS AS S SS

A Kepedulian Lingkungan
Saya melihat lingkungan hijau sebagai
1. 1 2 3 4 5 6
perhatian yang utama
Saya akan melibatkan emosional dalam
2. 1 2 3 4 5 6
perlindungan lingkungan
Saya khawatir dengan buruknya keadaan
3. lingkungan sekitar 1 2 3 4 5 6

Saya memikirkan bagaimana kualitas


4. lingkungan dapat ditingkatkan 1 2 3 4 5 6
BAGIAN 5: Kepedulian Kesehatan

Petunjuk: Berilah penilaian Bpk/Ibu/Saudara terhadap pernyataan-pernyataan dibawah ini


dengan MENYILANG atau MELINGKARI angka yang dianggap paling sesuai.

X= Sosial media atau platfrom belanja online yang sering anda gunakan.

1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 3 = Agak Tidak Setuju (ATS) 5 = Setuju


2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Agak Setuju (AS) 6 = Setuju Sekali

Penilaian

Sangat setuju Setuju sekali


No Pernyataan

STS TS ATS AS S SS

A Kepedulian Kesehatan
1. Saya berkorban untuk kesehatan 1 2 3 4 5 6
2. Saya sadar akan kesehatannya 1 2 3 4 5 6
Saya berpikir penting untuk mengetahui
3. dengan baik bagaimana makan sehat yang 1 2 3 4 5 6
disiapkan

banyak membeli produk sehat penting bagi


4. saya 1 2 3 4 5 6
BAGIAN 6: sikap kepedulian ramah lingkungan

Petunjuk: Berilah penilaian Bpk/Ibu/Saudara terhadap pernyataan-pernyataan dibawah ini


dengan MENYILANG atau MELINGKARI angka yang dianggap paling sesuai.

X= Sosial media atau platfrom belanja online yang sering anda gunakan.

1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 3 = Agak Tidak Setuju (ATS) 5 = Setuju


2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Agak Setuju (AS) 6 = Setuju Sekali

Penilaian

Sangat setuju Setuju sekali


No Pernyataan

STS TS ATS AS S SS

A Sikap Pembelian ramah lingkungan


Saya menganggap penting untuk membeli
1. 1 2 3 4 5 6
produk yang tidak merusak lingkungan
Saya mempertimbangkan dampak
2. lingkungan dari mengkonsumsi suatu 1 2 3 4 5 6
barang
Saya mengambarkan diri saya sebagai
3. orang yang bertanggung jawab terhadap 1 2 3 4 5 6
lingkungan

Saya bersedia direpotkan untuk mengambil


4. tindakan yang ramah lingkungan 1 2 3 4 5 6
BAGIAN 7: Norma subjektif

Petunjuk: Berilah penilaian Bpk/Ibu/Saudara terhadap pernyataan-pernyataan dibawah ini


dengan MENYILANG atau MELINGKARI angka yang dianggap paling sesuai.

X= Sosial media atau platfrom belanja online yang sering anda gunakan.

1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 3 = Agak Tidak Setuju (ATS) 5 = Setuju


2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Agak Setuju (AS) 6 = Setuju Sekali

Penilaian

Sangat setuju Setuju sekali


No Pernyataan

STS TS ATS AS S SS

A Norma Subjektif
sebagian besar tetangga saya berpikir saya
1. harus menggunakan produk rumah tangga 1 2 3 4 5 6
yang ramah lingkungan
sebagian besar tetangga saya berpikir
2. 1 2 3 4 5 6
bahwa saya harus mendaur ulang
sebagain besar rekan kerja saya berpikir
3. bahwa saya harus menggunakan produk 1 2 3 4 5 6
yang ramah lingkungan

sebgaian besar rekan kerja saya berpikir


4. bahwa saya harusmendaur ulang 1 2 3 4 5 6
BAGIAN 8: persepsi control prilaku

Petunjuk: Berilah penilaian Bpk/Ibu/Saudara terhadap pernyataan-pernyataan dibawah ini


dengan MENYILANG atau MELINGKARI angka yang dianggap paling sesuai.

X= Sosial media atau platfrom belanja online yang sering anda gunakan.

1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 3 = Agak Tidak Setuju (ATS) 5 = Setuju


2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Agak Setuju (AS) 6 = Setuju Sekali

Penilaian

Sangat setuju Setuju sekali


No Pernyataan

STS TS ATS AS S SS

A Persepsi kontrol prilaku


saya memiliki kendali penuh atas jumlah
produk ramah lingkungan yang saya
1. 1 2 3 4 5 6
inginkan untuk penggunaan pribadi pada
bulan mendatang
saya melihat mampu membeli produk yang
2. 1 2 3 4 5 6
ramah lingkungan di masa depan
saya memiliki sumber daya untuk membeli
3. produk yang ramah lingkungan 1 2 3 4 5 6

saya punya waktu untuk mencari dan


4. membeli produk yang ramah lingkungan 1 2 3 4 5 6

Anda mungkin juga menyukai