YOGYAKARTA
Oleh:
Chikallua Milenia
18/424474/PS/07551
FAKULTAS PSIKOLOGI
YOGYAKARTA
2021
BAB I
LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang
Dunia penuh dengan inovasi teknologi dengan kecanggihan yang diunggulkan. Adanya
inovasi tersebut berdampak pada kelestarian lingkungan (Green Technology, 2010). Terdapat
limbah hasil produksi yang kini menumpuk dan terbengkalai. Para ahli memperkirakan bahaya
yang dapat mengancam keberlangsungan lingkungan. Isu peduli lingkungan atau himbauan
praktik lingkungan yang bertanggung jawab menjadi marak digaungkan oleh pemerhati
lingkungan (Ngo, 2008). Hal ini mendorong para pelaku usaha untuk berinovasi menyediakan
produk yang ramah lingkungan. Perusahaan yang mendapat untung dari pengembangan dan
penjualan produk ramah lingkungan dan berkelanjutan telah meningkat selama bertahun-tahun
(Berger, 2010). Menurut Venzke et al. (2000), produk dengan desain ramah lingkungan dapat
didefinisikan sebagai seperangkat proyek, yang berorientasi pada penciptaan produk dan proses
Produk ramah lingkungan dapat berasal dari hasil pengkonstruksian kembali limbah
industri seperti plastik, pakaian, kertas, dll. Produk ramah lingkungan juga dapat berasal dari
daur ulang seperti botol plastik, kertas bekas, bungkus minuman bubuk, dll. Keluaran dari
produk ramah lingkungan dapat bermacam-macam jenis. Diantaranya adalah yang berkaitan
dengan mode, perabotan rumah, perlengkapan sehari-hari lainnya. Produk ramah lingkungan
masih kurang mendapat perhatian oleh masyarakat. Penelitian sampai saat ini tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi produk daur ulang menunjukkan bahwa: daur ulang
dan konsumsi produk daur ulang dipandang oleh konsumen sebagai sarana untuk “tidak
barang dapat mewakili sifat atau hal lain yang dimiliki pembeli. Proses membeli barang
dipengaruhi oleh persepsi yang dikembangkan oleh konsumen dari hasil belajar di lingkungan
sekitar (Schiffman et al, 2019). Persepsi yang dikembangkan tersebut mengenai realita yang
dapat berupa kebutuhan, keinginan, nilai, dan pengalaman pribadi konsumen tersebut. Perilaku
konsumen terhadap produk ramah lingkungan tersebut memiliki persepsi dan pengetahuan
tentang ramah lingkungan dijadikan kriteria suatu produk yang akan dibeli (Dharmalingam, R.,
& Palanisamy, V., 2019). Hasil penelitian Prabusankar (2016) terdapat perbedaan yang
signifikan antara karakteristik sosial ekonomi konsumen dan persepsi mereka terhadap produk
ramah lingkungan. Konsumen mampu mengurangi dampak dari perilaku pembelian mereka pada
penipisan lingkungan dan membuat perbedaan yang signifikan melalui keputusan pembelian
mereka. Mereka memiliki supremasi untuk menghasilkan peluang bagi perusahaan yang
lingkungan, tetapi sikap mereka seringkali tidak tercermin dalam praktik konsumsi dan sikap ini
belum dipelajari secara eksplisit (Hamzaoui Essoussi and Linton, 2010). Mendefinisikan persepsi
dan konsep-konsep yang terkait untuk menentukan faktor-faktor apa yang mempengaruhi
konsumen untuk membeli suatu produk perlu diketahui lebih lanjut. Hasil penelitian (Bhatia &
Jain, 2013) faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk membeli produk ramah lingkungan
adalah kesadaran mengenai produk ramah lingkungan, ketersediaan produk ramah lingkungan,
dan harga. Maka peneliti ingin mengetahui lebih lanjut faktor-faktor tersebut khususnya pada
produk-produk Syifa Eco Collection yang terdiri dari tas, dompet, tempat pensil, sarung tumblr.
B. Tujuan
Mengetahui persepsi konsumen dalam membeli produk eco-friendly dan secara khusus
C. Manfaat
Penelitian ini dapat digunakan untuk merancang produk dan strategi pemasaran yang
Penelitian ini dapat digunakan untuk mempelajari perilaku konsumen eco-friendly secara
mendalam.
BAB II
LANDASAN TEORI
Produk ramah lingkungan adalah produk yang tidak merusak lingkungan baik dalam
Syifa Eco Collection adalah badan usaha yang memproduksi barang mode yang
memanfaatkan sampah plastik. Syifa Eco Collection didirikan oleh Ibu Fahriah pada tahun 2013
di Yogyakarta. Adapun barang yang diproduksi adalah tas, dompet, tempat pensil dan sarung
tumblr.
C. Persepsi Konsumen
Perspektif pelanggan terkait dengan keputusan pembelian dan risiko yang dirasakan dan juga
sejauh mana mereka mungkin terkait dengan beberapa kondisi seperti harga, loyalitas merek,
efektivitas iklan, dan inovasi (Becker, 2009; Cheung & Thadani, 2010). Berikut adalah
pelanggan menyebabkan loyalitas pelanggan (Ladhari et al., 2011). Pelanggan yang loyal lebih
cenderung terlibat dalam perilaku positif dari mulut ke mulut dan menghabiskan uang ekstra
dalam pelayanan yang tersedia. (Ladhari et al., 2011). Selain itu, pelanggan setia lebih mudah
untuk dilayani karena mereka mengetahui produk atau layanan dengan baik dan membutuhkan
lebih sedikit informasi (McKercher & Guillet, 2011). Maka menjaga kualitas agar dapat
Temuan menunjukkan bahwa harga adalah faktor utama untuk memprediksi kualitas yang
dirasakan konsumen. Selain itu citra toko dan merek juga dapat digunakan sebagai indikator
suatu produk yang berkualitas. Namun, pengetahuan tentang produk dapat mengurangi
Perceived value adalah seperangkat atribut yang terkait dengan persepsi nilai suatu
produk untuk membangun efek positif dan meningkatkan niat beli (Ashton, Scott, Solnet, &
Breakey, 2010). Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa persepsi nilai berpengaruh positif
terhadap niat beli konsumen (Gounaris, Tzempelikos, & Chatzipanagiotou, 2007). Jika
konsumen merasa bahwa nilai suatu produk tinggi, mereka cenderung membeli produk tersebut
(Chen, 2008).
akan terjadi saat membeli produk (Mowen & Minor, 2002). Mengurangi risiko yang dirasakan
pelanggan dalam produk eco-friendly dapat membantu menurunkan skeptisisme pelanggan dan
METODE
A. Partisipan Penelitian
Partisipan penelitian ini adalah calon konsumen yang belum pernah membeli produk
Syifa Eco Collection atau barang serupa. Partisipan berjumlah 104 dengan rentang usia 16-60
tahun (M = 30, SD = 12,6), 74 adalah perempuan dan 30 adalah laki-laki. Sejumlah 53,85%
merupakan Mahasiswa, 18,27% merupakan Pegawai Negeri Sipil, 7,69% merupakan Ibu Rumah
Tangga, 6,73% merupakan Wiraswasta, 13,46% lainnya adalah siswa, tendik, ASN, tidak
bekerja, pensiunan. Sejumlah 41,3% pernah membeli tas/dompet ramah lingkungan atau yang
serupa.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan
dengan memberikan kuesioner terdiri dari pernyataan yang cara menjawabnya dengan
memberikan rating dan serangkaian pertanyaan terbuka sehingga partisipan dapat menjawab
C. Desain Kuesioner
1. Partisipan yaitu yang pernah dan belum pernah membeli produk Syifa Eco Collection
eco-friendly, pemahaman mengenai produk daur ulang dari plastik kemasan, diberi
gambar seputar produk lalu dipersilakan untuk memberikan pendapat mengenai produk
tersebut.
3. Perspektif konsumen tentang produk ramah lingkungan (kualitas produk, loyalitas merek,
berdasarkan adaptasi skala dari Isaac (2015) yang telah dimodifikasi oleh peneliti.
eco-friendly. Butir diberi skor menggunakan skala tipe Likert 5 poin mulai dari 1
Products milik Prabusankar (2016) dan Isaac (2015). Skala ini terdiri dari 6 butir
Salah satu dari item ini adalah “Produk eco-friendly memiliki kualitas yang lebih
baik daripada produk konvensional”. Butir diberi skor menggunakan skala tipe
Likert 5 poin mulai dari 1 (sangat tidak setuju) hingga 5 (sangat setuju).
Value (Doszhanov & Ahmad, ). Terdapat 1 item yang diadaptasi untuk mengukur
Green Perceived Value: Item yang tercantum adalah “Saya membeli Produk Syifa
Collection.
BAB IV
HASIL
a. Persepsi nilai
Diagram 1
sangat setuju bahwa produk ramah lingkungan mengandung nilai peduli lingkungan. Dapat
Diagram 1
Dari diagram diatas menunjukkan bahwa sebanyak 46,2% mengatakan sangat
setuju jika mereka akan beralih ke produk ramah lingkungan jika tersedia disekitar mereka.
Diagram 2
Dari diagram diatas, sebanyak 51% responden menjawab sangat setuju untuk
teman-teman mereka.
yang loyal lebih cenderung terlibat dalam perilaku positif dari mulut ke mulut (Ladhari et
al., 2011). Selain itu, pelanggan yang loyal lebih mudah untuk dilayani karena mereka
mengetahui produk dengan baik dan membutuhkan lebih sedikit informasi (McKercher &
Guillet, 2011).
c. Persepsi kualitas
Diagram 1
Dari diagram diatas, sebanyak 34,6% responden menjawab netral untuk pernyataan
Diagram 2
Dari diagram diatas, diketahui sebanyak 35,6% responden memberikan respon netral
untuk pernyataan produk ramah lingkungan khususnya dari limbah plastik memiliki kualitas
Dari diagram diatas menunjukkan bahwa sebanyak 51% menjawab netral untuk
pernyataan produk tas/dompet dari limbah plastik khususnya handmade memiliki desain
Diagram 4
Dari diagram diatas menunjukkan bahwa sebanyak 50% responden menjawab netral
bahwa produk tas/dompet dari limbah plastik sesuai dengan ekspektasi baik dari segi
memiliki persepsi untuk kualitas produk ramah lingkungan. Hal ini mungkin disebabkan
a. Pertanyaan pertama seputar persepsi responden mengenai produk tas/dompet dari limbah
plastik secara umum dengan memberikan arahan jawaban seperti bagus atau tidak, atau
tertarik atau tidak. Sebanyak 104 responden menjawab dengan rincian sebagai berikut:
sebanyak 43,3% menjawab produk tas/dompet dari limbah plastik bagus dan tertarik,
20,2% menjawab bagus tetapi tidak tertarik, 11,5% menjawab bagus dan tidak tertarik,
25% yang lain berpendapat mengenai harga, tampilan, desain, nilai, kualitas.
b. Pertanyaan kedua, disajikan salah satu produk Syifa Eco Collection dan responden
pertama yaitu mengenai apa pendapat responden mengenai produk tersebut. Sebanyak
104 responden menjawab dengan rincian sebagai berikut: 59, 65% berpendapat mengenai
tampilan fisik, 29,8% mengenai desain, 5,8% mengenai kualitas, 2,9% mengenai
kegunaan, 1.85% lain-lain. Untuk tampilan fisik, sebanyak 49,03% berpendapat secara
keseluruhan dari produk tersebut seperti unik, bagus, cantik. Sedangkan 10,57%
responden berpendapat secara detail misalnya motif, warna, bahan. Untuk desain, 48%
mengatakan bahwa desain menarik, 38% desain perlu dikembangkan, 9,6% berpendapat
bahwa produk tersebut dapat dipadukan dengan bahan lain, 3,2% berpendapat desain
pasaran.
c. Analisis tambahan mengenai penelitian kualitatif sebanyak 30 responden laki-laki dengan
tas/dompet Syifa Eco Collection bagus namu mereka tidak tertarik untuk membelinya,
sedangkan 33% lainnya berpendapat bahwa produk tidak bagus dan responden tidak
dirasakan ditentukan oleh sejauh mana mereka mungkin terkait dengan sejumlah kondisi
seperti loyalitas merek, efektivitas iklan, inovasi, dan harga (Becker, 2009). Dari hasil
riset pasar yang dilakukan oleh sejumlah 104 responden menunjukkan hasil pada tiap-tiap
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi terhadap nilai sudah baik. Hal
ini dapat mendorong Syifa Eco Collection untuk menonjolkan perihal nilai saat
menawarkan produk. Mengingat produk Syifa Eco Collection merupakan sebuah produk
dengan prioritas kebutuhan tersier. Dalam menawarkan produk, akan lebih baik jika
menyampaikan pesan moral seperti cinta lingkungan, dll. Mengingat banyak pula calon
konsumen yang aktif berjejaring dan mencari informasi terkait barang ramah lingkungan
di media sosial maka di tempat tersebut produk Syifa Eco Collectio dapat terpublikasikan
secara efektif.
Persepsi loyalitas terhadap merek dapat disimpulkan bahwa produk Syifa Eco
Collection dapat ditingkatkan dari segi kualitas dan juga kemudahan produk tersebut
untuk dijangkau oleh masyarakat, supaya masyarakat dapat pula untuk lebih familiar
dengan produk tersebut. Hal ini berkaitan juga dengan persepsi responden terhadap
kualitas. Pada persepsi kualitas didapatkan bahwa mayoritas responden masih tidak
memiliki persepsi yang jelas terkait produk ramah lingkungan khususnya dari limbah
konsumen menginginkan informasi mengenai setiap produk dan hal tersebut dapat
membentuk kesan (Isaac, 2015). Maka dari itu perlunya pengembangan produk Syifa Eco
Collection dengan membuat produk yang tidak hanya unik, tapi juga menarik
daripada unik. Dari data diperoleh kriteria produk yang menarik berupa:
3. Warna netral
Selain itu, sebagian partisipan laki-laki yang menjawab tidak tertarik untuk membeli
produk yang ditampilkan. Syifa Eco Collection juga dapat mengeluarkan produk yang
didesain khusus untuk laki-laki. Contoh produk untuk laki-laki dapat berupa tas punggung
atau dompet.
Daftar Pustaka
Becker, K. (2009). Positioning strategies against nations with perceived quality advantages.
Berger, R. (2010). Green growth, green profit: How green transformation boosts business. New
Dharmalingam & Palanisamy, (2019). Consumers’ Perception towards Green Products with
Dhewi, T., Adi Putra, I., ., S., & Wahyudi, H. (2018). The Influence of Green Perceived Value
and Green Perceived Risk Perceptions on the Green Product Purchase Intention. Kne
Doszhanov, A., & Ahmad, Z. (2015). Customers’ Intention to Use Green Products: The Impact
Of Green Brand Dimensions And Green Perceived Value. SHS Web Of Conferences,
18(01008), 1-16.
http://www.green-technology.org/what.html.
Hamzaoui Essoussi, L. and Linton, J., (2010). New or recycled products: how much are