Anda di halaman 1dari 7

GREEN MARKETING

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Green Marketing pada

Program Studi Manajemen Pemasaran Industri Elektronika

Program Diploma 3 Manajemen Pemasaran Inndustri Elektronika

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

1. Amanda Pryscillia (190302772)


2. Fazria Puja Ananda (200303325)
3. Femmy Rania Khairunisa (200303455)
4. Nola Seviani (200303400)
5. Qonitannisa Rizki Amalia (200303406)

Kelas : MPIE 5B-1

MANAJEMEN PEMASARAN INDUSTRI ELEKTRONIKA


POLITEKNIK NEGERI APP JAKARTA
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kelompok kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkah dan rahmat-Nya kelompok kami dapat menyusun Paper Green
Marketing mengenai “Green Consumer Behavior” ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun paper ini berisi tentang uraian tugas program studi Green Marketing yang
membahas mengenai Green Consumer Behavior”. Pada kesempatan ini, kelompok
kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan dan membantu sehingga paper ini dapat terselesaikan.
Ucapan terima kasih ini kami tujukan kepada:

1. Bapak Joni Suwandi, SH, LLM selaku Dosen Green Marketing Bapak
Joni Suwandi, SH, LLM

2. Orang tua yang selalu menjadi sumber inspirasi dan motivasi

3. Teman-teman kelas MPIE5B, khususnya kelompok 5 yang mampu


bekerja sama serta berkontribusi dengan baik untuk menyusun Paper Green
Marketing ini.

Meskipun kelompok kami sudah berusaha untuk menyusun paper ini sebaik
mungkin. Namun, kelompok kami menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kata
sempurna. Sehingga kelompok kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun agar paper ini menjadi semakin lebih baik. Kami berharap semoga
paper ini dapat berguna untuk para pembaca.

Jakarta, 16 Desember 2022

Tim Penyusun
GREEN CONSUMER’S BEHAVIOR

A. Green Consumer
Pada umumnya, konsumen ramah lingkungan didefinisikan sebagai orang yang
mengadopsi perilaku ramah lingkungan atau seseorang yang membeli produk
ramah lingkungan di atas alternatif standar (Shamdasani, Chon-Lin, &
Richmond, 1993). Seseorang yang melakukan pembelian produk dipengaruhi
oleh kesadarannya sendiri terhadap masalah lingkungan (Shrum, Mccarty, &
Lowrey, 2013). Konsumen ramah lingkungan cenderung mengonsumsi produk-
produk yang ramah lingkungan (Herri & Putri, 2006). Dengan demikian
menurut beberapa pengertian green consumer tersebut, maka definisi dari green
consumer atau konsumen hijau adalah seseorang atau kelompok yang
mempertimbangkan dampak lingkungan terlebih dahulu sebelum membeli dan
mengonsumsi suatu produk.

B. Green Consumers Behavior


Green Consumers’ Behavior atau disingkat dengan GCB yaitu perilaku
individu yang dipengaruhi oleh kepeduliannya terhadap lingkungan. Yang
dimana perilaku ini dapat dicerminkan oleh individu, saat akan mencari,
membeli, menggunakan, mengevaluasi, serta membuang produk. Perilaku
konsumen yang peduli terhadap lingkungan akan mempengaruhi keinginannya
untuk mengonsumsi produk yang ramah terhadap lingkungan.
Karena Konsumen yang memiliki perilaku tingkat kesadaran lingkungan yang
tinggi membuat keputusan pembelian produk ramah lingkungan menjadi
meningkat dibandingkan produk yang kurang memperhatikan isu lingkungan.
Dengan demikian, ukuran kesadaran lingkungan akan lebih erat kaitannya
dengan kebiasaan pembelian.
Contohnya pada saat ini banyak konsumen yang mulai memperhatikan isu
lingkungan dimana konsumen mulai merubah kebiasaannya atau perilakunya
dengan menjaga lingkungan dan beralih kepada produk - produk yang ramah
lingkungan, seperti konsumen memilih produk atas dasar kinerja lingkungan
telah meningkat dari 19% menjadi 42% dalam waktu kurang dari satu tahun.
C. Hal – hal yang mempengaruhi Green Consumer Behavior
1. Environmental knowledge
Wawasan dan pengetahuan konsumen menjadi faktor penting bagi upaya
melakukan go green di Indonesia. Secara umum, pengetahuan masyarakat
untuk menjaga ke-lestarian lingkungan masih relatif rendah sehingga perlu
mendapatkan perhatian serius. Rendahnya wawasan dan pengetahuan
konsumen tentang lingkungan berdampak pada aktifitas green marketing
(pemasaran berwawasan lingkungan) yang masih sedikit dan perilaku
konsumen yang pro-lingkungan masih relatif rendah di Indonesia.
Kesadaran konsumen akan timbul dan semakin kuat, jika mereka diberikan
informasi dan pengetahuan yang lengkap dan akurat tentang isu lingkungan.
Pengetahuan konsumen yang baik akan mendorong perilaku positif
terhadap keberlangsungan lingkungan. Semakin tinggi tingkat pengetahuan
masyarakat terhadap lingkungan akan semakin meningkatkan kesadaran
untuk membeli produk ramah lingkungan. karena itu, produsen perlu
menerapkan strategi, di antaranya menciptakan dan menggunakan
komponen ramah lingkungan, mencantumkan label ramah lingkungan (eco-
labelling) untuk melakukan standarisasi produk, sertifikasi, serta
mengomunikasikan bahwa produk yang mereka tawarkan masuk ke dalam
klasifikasi produk ramah lingkungan.
2. Enviroment Attitude
Sikap merupakan bentuk evaluasi perasaan dan kecenderungan potensial
untuk bereaksi yang merupakan hasil interaksi antara komponen kognitif,
afektif, dan konatif. Sikap dan perilaku seseorang dalam mengambil
keputusan terhadap lingkungan menjadi salah satu faktor dalam usaha
meningkatkan kualitas lingkungan. Hal ini dapat diartikan bahwa
kepedulian lingkungan berhubungan secara positif dengan sikap.
3. Recycle Behavior
Recycle (daur ulang) adalah proses untuk menjadikan suatu barang bekas
menjadi barang baru dengan tujuan mencegah adanya sampah berserakan.
Daur ulang merupakan salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang
terdiri atas kegiatan pemilahan sampah ang dapat didaur ulang,
pengumpulan, pemrosesan lebih lanjut, pendistribusian, dan pembuatan
produk/material bekas pakai, serta komponen utama. Hal ini merupakan
bagian dari proses hierarki penanggulangan sampah 4R (Reduce, Reuse,
Recycle, and Replace).
Dengan demikian, recycle behavior adalah perilaku individu yang
dipengaruhi oleh kepeduliannya terhadap lingkungan, yang dicerminkan
oleh cara individu tersebut mencegah adanya sampah melalui pengelolaan
sampah padat. Sebuah program daur ulang hanya akan berhasil, jika
masyarakat mendukung secara aktif dengan ikut berpartisipasi di dalamnya.
4. Political Action
Pertumbuhan ekonomi yang cepat mendorong terjadinya konsumsi dan
sekaligus ekploitasi sumber daya alam secara berlebihan, sehingga kondisi
tersebut berdampak pada terjadinya kerusakan lingkungan berupa penipisan
lapisan ozon, pemanasan global, penurunan kualitas kehidupan, dan
degradasi lingkungan. Sebagian aksi-aksi politik terjadi karena dipicu oleh
permasalahan lingkungan. Polusi, hilangnya aneka ragam hayati, dan
perubahan iklim merupakan ancaman nyata bagi kehidupan masyarakat
yang tidak dapat diabaikan, baik oleh pemerintah, pelaku bisnis, individu,
maupun partai politik.
Aksi-aksi politik pro-lingkungan dibutuhkan untuk mendorong perilaku
yang dapat meminimalkan dampak kerusakan lingkungan. Aksi-aksi politik
(political actions) dilakukan melalui pengembangan gagasan hijau,
pembuatan kebijakan publik yang pro-lingkungan di tingkat internasional,
nasional, dan lokal, keadilan iklim, dan perundang-undangan tentang iklim
sangat diperlukan. Strategi dan aksi-aksi politik tersebut memberikan
pengaruh terhadap lahirnya regulasi, memperkuat penegakan hukum
khususnya terkait lingkungan, mempengaruhi banyak sektor kehidupan, dan
mendorong tumbuhnya praktik-praktik pengelolaan lingkungan.

D. Tindakan Green Consumer Behavior ( 3R )


1. Reduce
mengurangi produksi sampah sedari awal dengan cara membawa sendiri
kantung belanja, menggunakan produk yang bisa digunakan berulang
kali, dan lain-lain.
2. Reuse
menggunakan kembali material yang bisa dan aman untuk digunakan
kembali, salah satunya dengan cara membuat kerajinan tangan atau
proses upcycle.
3. Recycle
mendaur ulang sampah dengan cara meleburkan, mencacah, melelehkan
untuk dibentuk kembali menjadi produk baru yang umumnya
mengalami penurunan kualitas.

E. Faktor – faktor yang dapat membantu Green Consumer


Luzio dan Lemke (2013) menyatakan bahwa terdapat faktor yang relevan
yang membantu untuk memahami green consumer behaviour ini,
diantaranya adalah:

1. Reasons to buy green products


Merupakan alasan untuk membeli produk hijau. Konsumen hijau
mengkonsumsi produk bukan hanya untuk alasan terbuat dari bahan
alami tetapi juga meliputi perhatian mengenai masalah lingkungan.
2. Pricing
Harga dan penghematan biaya merupakan hal yang terkait erat dengan
proses konsumsi. Misalnya, ketika sebuah barang masuk dalam kategori
mewah seperti mobil maka konsumen akan menempatkan lingkungan
sebagai faktor yang tidak terlalu penting karena sudah membayar mahal,
tetapi ketika sebuah barang masuk dalam kategori murah maka
konsumen lebih bersedia membayar dengan alasan lingkungan.
3. Perceived product confidence
Kepercayaan terhadap green product bahwa informasi mengenai
manfaat yang dirasakan adalah benar dan tidak semata-mata
merupakan green washing atau sekedar praktek bisnis semata.
4. Willingness to compromise
Kesediaan konsumen untuk membayar harga premium dan menerima
produk dengan tingkat yang lebih rendah dari kinerja atau penampilan
demi lingkungan.
5. Product characteristics
Karakter dari green product yang mempengaruhi keputusan konsumen
dan membuat konsumen menentukan alternatif dalam memilih produk.
6. Knowledge
Pengetahuan mengenai lingkungan mempengaruhi perilaku konsumen
hijau. Misalnya, konsumen hijau dapat menggunakan pengetahuan
lingkungan mereka untuk tidak melakukan pembelian green
product karena mereka mengetahui bahwa produk tersebut tidaklah
sesuai dengan iklannya dengan mempertimbangkan benefit atau impact
pembelian produk tersebut terhadap lingkungannya .
7. Consideration of alternatives
Konsumen mempertimbangkan alternatif mengenai produk hijau dan
produk yang tidak hijau, dimana perusahaan sengaja menggunakan
nama produk hijau agar laku padahal produk tersebut tidak hijau.
Namun konsumen yang memiliki perilaku green consumer akan
memiliki kesadaran atas keakuratan produk hijau tersebut.
8. Products's point of purchase
Titik pembelian produk dimana konsumen mencari dan membeli produk
hijau di tempat yang mereka rasa nyaman dan memiliki nilai tambah,
lebih tepatnya yaitu pemilihan alternatif untuk tempat membeli green
product.
9. Use and disposal
Penggunaan produk dan pembuangan produk dimana green
consumer memiliki pengetahuan tentang bagaimana menggunakan
produk hijau, dengan teknologi apa produk hijau dibuat, dan tentang
bagaimana desain produk bisa membuat konsumen tertarik. Dengan
demikian, produk hijau tersebut bisa memenuhi kebutuhan didalam
penggunaan dan pembuangan untuk green consumer.

Anda mungkin juga menyukai