Anda di halaman 1dari 41

PEMETAAN SITUASI DAN CROSS SECTION SUNGAI

KEDUNG MACAN

(Laporan Kerja Praktik)

Oleh :

M. RIZHA AGUSTIAN

(1605061020)

JURUSAN TEKNIK SIPIL

PROGRAM STUDI D3 SURVEY DAN PEMETAAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-

Nya Penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik ini. Laporan Kerja

Praktik dengan judul “PEMETAAN SITUASI DAN CROSS SECTION SUNGAI

KEDUNG MACAN” adalah salah satu syarat memenuhi mata kuliah Kerja

Praktik. Dalam penyusunan Laporan ini penulis mengucapkan banyak terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing penulis dalam

menyelesaikan tugas ini.

Penulis menyadari bahwa Laporan Kerja Praktik ini masih banyak kekurangan,

besar harapan penulis untuk menerima tanggapan, saran dan kritik yang sifatnya

membangun. Semoga Laporan Kerja Praktik ini dapat bermanfaat bagi pembaca

khususnya bagi masyarakat, mahasiswa dan pemerintahan dinas terkait.

Bandar Lampung, -

M.Rizha Agustian
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sungai adalah torehan dipermukaan bumi berfungsi sebagai penampung, penyalur

alamiah aliran air dan material, yang dibawa dari bagian hulu ke bagian hilir dari

suatu daerah pengaliran dan akhirnya bermuara ke laut.

Banjir pada Kecamatan Kradenan, Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah

merupakan suatu kejadian alam yang dapat merugikan penduduk desa, baik

merugikan secara moral maupun merugikan secara materil. Bencana banjir dapat

terjadi karena suatu wadah yang menampung air sudah tidak dapat lagi

menampung banyaknya air yang masuk ke dalam wadah tersebut dan

mengakibatkan meluapnya air. Hal tersebut dapat terjadi karena curah hujan yang

terlalu tinggi sehingga sempat mematikan aktifitas penduduk desa. Area

persawahan juga terendam banjir, yang menyebabkan kerusakan pada tanaman

padi dan lainnya.

Pengukuran Situasi dan Cross Section Sungai Kedung Macan ini dapat

dimanfaatkan sebagai data awal untuk rencana study dalam analisa pengendalian

banjir, pengendalian aliran sungai, pengendalian tinggi muka air sungai, dan

kegiatan penanganan sungai lainnya, Informasi kuantitatif geometri sungai secara

lengkap disajikan berupa peta situasi sungai berikut gambar-gambar penampang

melintang serta gambar penampang memanjang sungai. sehingga dapat dilakukan

penanggulangan banjir dengan tepat agar banjir tidak terulang lagi setiap tahunnya
1.2 Maksud, Tujuan dan Manfaat Kerja Praktik

1.2.1 Maksud kerja praktik

Maksud dari kerja praktik ini adalah :

1. Agar tersedia peta Ditail Situasi dan Cross Section sungai Kedung Macan

2. Untuk mengetahui dan mengevaluasi kondisi fisik dan fungsi sungai serta

bangunan prasarana ungai melalui pengukuran

1.2.2 Tujuan kerja praktik

Adapun tujuan dari pr ini adalah :

1. Melakukan proses pengukuran Detail Situasi, Cross Section dan Levelling

sungai klampis

2. Melakukan proses pengolahan data hasil pengukuran hingga menjadi sebuah

peta sungai klampis

1.2.3 Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan kerja praktik ini adalah menambah

pengetahuan yang dimiliki oleh penulis, memperluas wawasan dan kesempatan

untuk mengembangkan potensi diri, menjalin hubungan dan kerjasama yang baik

antara instansi dan perguruan tinggi.

1.3 Tempat Pelaksanaan

Lokasi Kerja praktek ini terletak di Kabupaten Grobogan dan Keradenan .

Sedangkan Pengelolahannya di lakukan di PT. METTANA Alamat Jl.

Aeromodeling IV No. 2 Arcamanik. Kota/Kabupaten Kota Bandung.


Gambar 1.3 lokasi kerja praktik

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam pekerjaan yang dilakukan selama kerja praktek

adalah sebagai berikut

1. Pengukuran Situasi, Cross Section dan Leveling Sungi Kedung Macan

2. Pengolahan dan Analisa data hasil pengukuran Situasi, Cross Section dan

Levling Sungai Kedung Macan

3. Penggambaran hasil pengukuran Situasi, Cross Section dan Levling

Sungai Kedung Macan


1.5 Metodologi Kerja Praktik

MULAI

PENYUSUNAN
RENCANA

PERSIAPAN PERSIAPAN TEKNIS


ADMINISTRASI

ORIENTASI
LAPANGAN

PEMASANGAN BM
DAN PATOK

PENGUKURAN DITAIL PENGUKURAN CROSS


SITUASI SECTION

PENGOLAHAN
DATA LAPANGAN

PENGGAMBARAN

SELESAI

Diagram 1.6 Diagram Alir Kegiatan Kerja


Praktik
BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Pendirian

PT. Mettana adalah suatu perusahaan swasta Nasional yang bergerak di bidang

jasa Konsultan Teknis dan Manajemen (Engineering Consultant) and

Management ) didirikan pada tanggal 18 Februari 1976 berdasarkan akte No. 46

dari Komar andasasmita, SH. Tertanggal 18 februari 1976. Sebagai Perusahaan

Konsultan PT. Mettana telah banyak mendapatkan kepercayaan untuk menangani

proyek-proyek, baik dibidang perencanaan dan pengawasan teknik, maupun jasa

dukungan manajemen di bidang sumberdaya air. Seara administratif PT. Mettana

berkantor di Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat namun pada beberapa provinsi

telah didirikan Kantor Cabang/Perwakilan untuk mempermudah dalam

pelaksanaan pekerjaan. Untuk menjaga kualitas jasa pelayanan konsultan. PT.

Mettana mengkaryakan sejumlah tenaga ahli teknis dan manajemen yang

berkemampuan tinggi dari berbagai disiplin ilmu dan telah pula melengkapi

kemampuannya dengan penerapan/penggunaan berbagai peralatan/perlengkapan

hasil teknologi baru.

2.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam penerapan pengelolaan perusahaan, Manajemen PT. Mettana, dipimpin

oleh seorang Direktur Utama sebagai penanggung jawab keseluruhan manajemen,

sedangkan dalam kegiatan operasionalnya tanggung jawab dimiliki oleh seorang

Direktur yang dibantu oleh beberapa manejer operasional. Perusahaan ini


dipimpin oleh Ir.Budi Priyanto yang mana telah berpengalaman di berbagai proyek

selama lebih dari 30 tahun, serta bersertifikat keahlian

KOMISARIS

1. Komisaris : Ir. Bambang H. Parikesit

DIREKSI

2. Direktur Utama : Ir. Budi Priyanto

3. Direktur : Jehan Bramantyo, S.T.,M.T

Untuk pengelolaan dan pengendalian seluruh kegiatan, sistem organisasi yang

dipakai.menggunakan sistem ‘One management One Project’ dimana seluruh

kegiatan operasional dikelola dan dikendalikan dari kantor pusat di Bandung.


2.2.1 Struktur Organisasi

S T R U K T U R O R G A N IS A S I P E R U S A H A A N
P T. M E T TA N A

B O A R D

D IR E K T U R U T A M A

D IR E K T U R T E K N IK D IR E K T U R K E U A N G A N
DAN UM UM

S TA FF A K H LI A D M IN IS T R A S I T E K N IK

S U B D IT S U B D IT S U B D IT S U B D IT S U B D IT
S U B D IT S U B D IT
PEM BEKALAN & I N V E S T I G A S I, S U R V E Y PERENCANAAN & P E N G A W A S A N T E K N IK L IN G K U N G H ID U P
D A N PE M E TA A N & Q U A L IT Y C O N T R O L KEUANG AN UM UM
P E R A LATA N P E R E K AYA S A A N DAN AM DAL

 PEN G UKURAN  IR IG A S I, W A D U K &  JA L A N & JE M B A TA N  STU D Y K ELAYA K A N  PE M B U K U A N  S E K R E T A R IS


 G EO LO G I W ATER S U PPLY  SUNG AI & RAW A  A N A L IS IS S Y S T E M  K A S IR  P E R S O N A L IA & R T P
 H ID R O L O G I  T R A N S P O R TA S I  G EDUNG  P E N G O L A H A N D ATA  KENDARAAN
 M ETEORO LOG I  H ID R O E L E C T R IC  PELABUHAN &  P E N G O L A H A N A IR  TATA U S A H A
 M E K A N IK A T A N A H  D R A IN A S E BANDARA L IM B A H
 L A B O R A T O R IU M  P L A N O LO G I & TA TA
K O TA
 B A N D A R A
 P E R T A N IA N
 P E M U K IM A N
P ER A M B A H H U TA N

Gambar 2.2 struktur organisasi PT. Mettana


2.3 Organisasi Pekerjaan

Organisasi pekerjaan memiliki lingkup pengertian yang menjelaskan lebih

spesifik dari perusahaan, yaitu tentang proses mendapatkan pekerjaan, pola

manajemen pekerjaan, tugas dan kedudukan mahasiswa dalam pekerjaan di

PT.METTANA

2.3.1 Proses dan cara mendapatkan proyek

Proses mendapatkan pekerjaan praktik dimulai dari peserta mangajukan surat

pengantar kerja praktik di kantor PT METTANA setelah surat balasan telah

keluar dan peserta dinyatakan resmi menjadi mahasiswa kerja praktik di PT

METTANA lalu mahasiswa di beri penjelasan mengenai pekerjaan pekerjaan

yang dilakukan perusahaan. Setelah mendapatkan tugas dari perusahaan

mahasiswa kerja praktik di berangkatkan menuju ke lapangan untuk membantu

melakukan pekerjaan yang telah di perintahkan oleh perusahaan.

2.4 Layanan Jasa PT Mettana

PT. METTANA telah memberikan layanan jasa konsultansi rekayasa mandiri

selama 40 (empat puluh) tahun dengan menyelesaikan lebih dari 1000 (Seribu)

kontrak kerja dari berbagai instansi diantaranya : Pemerintah Indonesia, Pihak

Swasta dan Bilateral maupun Multilateral, seperti World Bank, Asian

Development Bank maupun OECF.

Layanan jasa yang ditawarkan meliputi :

1. Survey Teknik

a. Survey topografi dan pemetaan teristris

b. Pengukuran batas wilayah


c. Survey hidrografi dan bathymetri

d. Survey hidrologi dan hidrogeologi

e. Penyelidikan geoteknik mekanika tanah dan bantuan

f. Pengujian/tes mekanika tanah dan batuan

2. Perencanaan Detail Desain

a. Perencanaan detail desain embung dan waduk

b. Perencanaan detail desain irigasi dan drainase

c. Perencanaan detail desain dermaga dan Pelabuhan

d. Detail desain jalan dan jembatan

3. Penginderaan jauh

a. Interpretasi citra udara dan satelit

b. Fotogrametri
2.5 Kedudukan peserta KP dalam pekerjaan di Sungai Kedung Macan

Direktur Utama

Direktur
Direktur Teknik Keuangan dan
Umum

SUB DIT SUB DIT SUP DIT SUP DIT SUP DIT
Investigasi Perencanaan Pengawasan Keuangan Umum

Surveyor Draftmen

Asisten
Surveyor

Gambar 2.5
Metodologi kedudukan peserta kerja
praktek di PT.METTANA

1. Kedudukan
Kedudukan penulis di PT. METTANA sebagai asisten surveyor dalam

pengukuran Ditail Situasi Sungai Kedung Macan di Kabupaten Grobogan dan

Keradenan

BAB III

PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1. Materi Kerja Praktik

Dalam berlangsungnya pelaksanaan kerja praktik, peserta mendapatkan banyak

materi-materi dari pekerjaan yang diambil. Materi-materi tersebut meliputi

pengukuran horizontal dan pengukuran vertikal dan juga pengukuran long cross.

3.2. Proses Pelaksanaan Kegiatan

Dalam proses pelaksanaan kegiatan selama peserta melaksanakan kerja praktik di

PT. Mettana dengan topik pekerjaan control saluran sungai di Kecamatan

Kradenan, Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah, yaitu meliputi metologi yang

digunakan, tahap pengukuran, tahap pengumpulan data, tahap pengolahan data.

3.2.1. Metode Yang Digunakan

Dalam pengukuran sungai kedung macan ini menggunakan metode poligon

terbuka terikat sepihak poligon yang hanya terikat pada satu titik saja, Poligon ini

merupakan poligon utama yang nantinya akan digunakan sebagai titik ikat pada

poligon lainnya

3.2.2. Pengambilan Data

Dalam pelaksanaan pekerjaan pengukuran topografi yang dilaksanakan di area

Sungai Kedung Macan Kecamatan Kradenan, Kota Semarang Provinsi Jawa

Tengah yaitu meliputi :


1. Persiapan

2. Pemasangan patok

3. Pengukuran kerangka horizontal

4. Pengukuran kerangka vertical

5. Pengukuran situasi

6. Pengukuran melintang

7. Pengolahan data

8. Penggambaran

3.2.3. Cara Memperoleh Data

Dalam memperoleh data tersebut terdapat tahap pelaksanaan pekerjaan yang

dilakukan di area sungai Kedung Macan Kecamatan Kradenan, Kota Semarang

Provinsi Jawa Tengah. Tahapan persiapan merupakan tahap awal untuk

melakukan suatu pelaksanaan pekerjaan. Dengan adanya persiapan ini, maka

akan menunjang kelancaran untuk kegiatan pengukuran selanjutnya.

1. Persiapan Non Teknis

Pada tahapan persiapan terdapat terdapat tahapan non teknis, tahapan non teknis

meliputi 2 tahapan yaitu:

a. Persiapan Administrasi

Pada persiapan ini persyaratan-persyaratan administrasi yang diperlukan

untuk melakukan pelaksanaan pekerjaan seluruhnya adalah:

a) Surat perintah kerja

Surat penugasan untuk melakukan pekerjaan yang dikeluarkan oleh

PT.Mettana untuk melakukan pengukuran di area sungai Kedung Macan,

Kecamatan Kradenan, Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah.


b) Surat kerja praktik mahasiswa

Surat keterangan kerja praktek yang diberikan oleh fakultas teknik untuk

melaksanakan kerja praktek di lapangan yang ditujukan pada PT.

Mettana.

b. Persiapan Akomodasi

Dalam persiapan akomondasi PT. Mettana telah menyediakan

semua keperluan akomodasi untuk para pekerjanya.

Misalnya: Kendaraan dan fasilits yang dibutuhkan pekerja.

2. Persiapan Teknis

Pada tahapan persiapan terdapat tahapan teknis, tahapan teknis meliputi survey

lokasi dan persiapan peralatan.

a. Survey Lokasi

Survey lokasi adalah langkah awal dalam melakukan kegiatan pengukuran

yang bertujuan untuk:

a) Menentukan lokasi yang akan diukur dan melihat kondisi

disekitarnya.

b) Mencari titik - titk tetap / BM yang sudah ada diarea pengukuran.

c) Menentukan lokasi untuk pemasangan patok.

b. Persiapan Peralatan

Alat-alat yang diperlukan dalam melakukan pengukuran adalah sebagai

berikut

1(satu) unit total station TOPCON GTS-230N

1 (satu),unit prisma becksigh


2(dua) unit prisma stick

2 (dua) unit statif,

1(satu) buah Meteran

1 (satu) unit Laptop,

1 (satu) unit kendaraan

3. Pemasangan Patok

Dalam melaksanakan pengukuran topografi area sungai Kedung Macan ini,

pemasangan patok merupakan tahap pekerjaan yang paling awal. Dengan

demikian pemasangan patok harus benar – benar dilaksanakan dengan secermat

mungkin, yang disini diartikan bahwa pemasangan patok harus direncanakan

dengan matang, sehingga hasil titik – titik yang akan dipatok tidak akan

merugikan pelaksanaan pengukuran atau pekerjaan berikutnya. Sebaiknya patok

dipasang ditempat yang aman dan dipasang kuat untuk menghindari patok hilang

akibat dicabut oleh orang atau hilang karena faktor lain. Usahakan antara patok

satu dengan yang lainnya saling terlihat agar memudahkan dalam proses

pengukuran.

Untuk pelaksanaan pemasangan patok ini dikerjakan bersamaan dengan

pengukuran poligon dan situasi. Dengan cara seperti ini pemasangan patok akan

lebih efesien karena dilakukan secara bersamaan dengan pengukuran.

4. Pengukuran Kerangka Kontrol Horizontal

Pengukuran kerangka kontrol horizontal yang berguna sebagai kerangka dasar

pemetaan yang bertujuan untuk pengikatan titik-titik detil dilapangan. Kerangka

Kontrol Horizontal merupakan kerangka dasar pemetaan yang memperlihatkan

posisi horisontal (X,Y) antara satu titik relatif terhadap titik yang lain di
permukaan bumi pada bidang datar. Pada pengukuran kerangka kontrol

horizontal, metode yang digunakan adalah metode poligon terbuka terikat

sepihak, yaitu poligon yang titik awal terikat oleh koordinat. Pengukuran

kerangka kontrol horizontal diukur menggunakan alat TOPCON GTS-230N

Gambar 1. Poligon terbuka terikat sepihak


(Sumber : Purworahardjo, 1986)

5. Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal

Kerangka vertikal digunakan dalam suatu pengukuran untuk mendapatkan

beda tinggi suatu titik. Metode yang digunakan dalam pengukuran kerangka

kontrol vertikal adalah metode sipat datar diantara titik. Metode sipat datar

diantara titik adalah suatu proses pengukuran beda atau selisih tinggi

permukaan tanah terhadap garis bidik mendatar (benang tengah) yang

diarahkan ke rambu ukur tegak di atas patok satu dan di atas patok lain.

Metode ini adalah metode yang paling teliti, karena bila waterpas diletakkan

tepat di tengah antara kedua titik (da = db), hasil hitungan beda tinggi dapat

saling menghilangkan kesalahan


akibat kurang mendatarnya garis bidik.

Gambar 2. Sipat datar diantara titik


(Sumber : Purwoharjo, 1986)
6. Pengukuran Situasi

Pengukuran ini dimaksudkan untuk mengetahui letak atau posisi dari suatu obyek

di lapangan yang terbuat secara alami atau pun buatan seperti bangunan, jalan,

sungai, bendungan, jembatan, dan obyek lainnya.Titik poligon dijadikan sebagai

titik ikat dalam pengukuran situasi. Dalam pengukuran situasi di area sungai

Kedung Macan, Kecamatan Kradenan, Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah

metode yang digunakan adalah metode polar.

Gambar 3. Pengukuran detil


(Sumber : Purworahardjo, 1986)
7. PENGUKURAN CROSS SECTION

Pengukuran Cross Section atau disebut juga sebagai pengukuran penampang

melintang yaitu pengukuran penampang vertikal yang dibuat tegak lurus pada

suatu proyek. Kegunaan dari pengukuran profil melintang pada pengukuran

sungai yaitu untuk mengetahui gambaran/bentuk dan ketinggian suatu sungai.

Penampang melintang merupakan gambar irisan tegak arah tegak lurus

potongan memanjang. Gambar penampang melintang secara rinci

menyajikan unsur alamiah dan unsur rancangan sehingga digunakan

sebagai dasar hitungan kuantitas pekerjaan. Penampang melintang umumnya

diukur selebar rencana melintang bangunan ditambah daerah penguasaan

bangunan atau hingga sejauh jarak tertentu di kanan dan kiri rute agar bentuk dan

kandungan elemen rupa bumi cukup tersajikan untuk informasi perencanaan data

ukuran penampang melintang juga umum digunakan sebagai data penggambaran

peta totografi sepanjang rute.

Cara pengukuran penampang melintang bisa menggunakan alat sipat

datar (Theodolite) Pada pengukuran potongan melintang sungai bisa dipahami

bahwa sumbu sungai tidak selalu merupakan bagian terdalam sungai. Data

lain yang harus disajikan pada potongan melintang sungai adalah ketinggian

muka air terendah dan ketinggian muka air tertinggi atau banjir. kegunaan dari
pengukuran profil melintang untuk pekerjaan penggalian dan penimbunan

tanah.

Gambar 4. Pengukuran cros section

(Sumber : Purworahardjo, 1986)

3.3. Pengolahan Data

Pengolahan data dapat dilakukan setelah pengukuran selesai. Pengolahan

dilakukan setiap hari setelah pengukuran pada hari itu selesai, supaya jika terdapat

kesalahan dalam pengukuran, kesalahannya langsung dapat diketahui. Untuk

mempercepat proses perhitungan, efisiensi kerja dan menghindari kesalahan yang

cukup signifikan dari hasil pengu kuran, maka data yang diperoleh dari hasil

pengukuran diolah atau dihitung menggunakan software Microsoft Excel. Dengan

hasil hitungan berupa data koordinat (X,Y,Z).

3.3.1 Data Perhitungan Kerangka Kontrol Horizontal

Gambar dibawah merupakan data perhitungan kerangka kontrol horizontal.

Gambar 3.3.1 Data Perhitungan Kerangka Horizontal


Langkah- langkah perhitungannya sebagai berikut:

Dimana :

βi = Sudut Ukuran/Horizontal

α Aw=α P-1 = Azimuth awal

Si = Jarak ukur

P,Q = Titik yang diketahui koordinatnya (Bench Mark/ GPS)

1 Menghitung jumlah sudut ukuran :

∑β = β1 + β2 + β3 + . .........+ βn+1

2 Menghitung selisih azimuth yaitu :

α akh – α awal

3 Menghitung jumlah koreksi sudut :


(Vβ ) = (α akh – α awal ) – (∑β) + n.180°
4 Bagikan jumlah koreksi kepada tiap – tiap sudut hasil ukuran :
Vβi = (1/n) . (Vβ )
5 Menghitung azimuth setiap sisi poligon :
α P1 = α Awal + β 1
α 12 = α P1 + β 2 -180°
α 23 = α 12 + β 3 -180°
6 Menghitung selisih absis ΔX dan ordinat ΔY :
ΔXP1 = SP1 sin α P1 ΔYP1 = SP1 cos α P1
ΔX12 = S12 sin α12 ΔY12 = S12 cos α12
ΔX23 = S23 sin α23 ΔY23 = S23 cos α23
Dan seterusnya
7 Menghitung koordinat titik 1, 2 dan 3
X1 = XP + ΔXP1. f ΔX
Y1 = YP + ΔYP1 . f ΔY
Dan seterusnya

3.3.2 Data Perhitungan Kerangka Kontrol Vertikal


Berikut adalah langkah pengolahan data dengan menggunakan software Microsoft

Excel :

Gambar 3.3.2 Data perhitungan Kerangka Vertikal

Langkah- langkah perhitungannya sebagai berikut:

1 Menghitung Jarak Optis (dm) :


(BA-BB) x 100
2 Menghitung Beda Tinggi (∆h) :
(BT belakang – Bt muka)
3 Menghitung Beda Tinggi Rata-rata :
(∆h stand1 + ∆h stand2) / 2

3.3.3 Data Perhitungan Detail Situasi

Berikut adalah langkah pengolah data dengan menggunakan software Microsoft

Excel :

Gambar 3.3.3 Data Perhitungan Detail Situasi

3.5 Penggambaran

Penggambaran dilakukan setelah semua data selesai dihitung, karena

penggambaran merupakan kegiatan memindahkan data hasil ukuran yang telah

diukur ke atas media gambar. Penggambaran dilakukan menggunakan software

AutoCAD Civil 3D Land Desktop 2015.

Berikut adalah tahapan – tahapan dalam penggambaran :

3.5.1 Menyimpan Data Koordinat Yang Telah Dihitung


Pindahkan koordinat yang telah dihitung kedalam Notepad, kemudian simpan file

sesuai dengan nama pekerjaan.

Gambar 3.5.1 Hasil Hitungan Pengukuran

3.5.2 Membuat Project Pada AutoCAD Civil 3D Land Desktop 2013

1. Buka Software AutoCAD Civil 3D Land Desktop 2013, pilih File → New.

Tampilan awal software AutoCAD Civil 3D Land Desktop

2. Beri nama pekerjaan pada “Name“, lalu pilih lokasi tempat penyimpanan

pada “Project and Drawing Location“, kemudian klik OK.


Tampilan new drawing

3. Pada jendela Load Settings, pilih ”m1000.set (Metric, 1 : 1000)”,kemudian

klik next

Tampilan jendela load setting

4. Atur Zone, pada Categories pilih ”UTM,WGS84 Datum”,kemudian pada

Available Coordinate System pilih ”UTM-WGS 1984 datum,Zone 48 South,

Meter, cent. Meridian 105d E”,kemudian klik Next.


Tampilan orietation untuk katagoris

3.5.3 Import Point

1. Langkah awal dalam memasukan point adalah klik Point → Import/Export

Point → Import Point.

Langkah import point

2. Maka akan muncul Format Manager – Import Point, kemudian ubah format

menjadi “PENZD (space delimited)”, Lalu cari file koordinat yang telah

disimpan pada kolom “Source File”, Kemudian klik OK.

Import point

3. Hasil Import Data


Hasil Import point

3.5.4 Pembuatan Kontur

Setelah proses digitasi selesai langkah selanjutnya adalah pembuatan kontur,

langkah – langkah pembuatan kontur adalah sebagai berikut :

1. Langkah awal pembuatan kontur adalah pembuatan Surface dengan cara

klik kanan surface → create surface→ok

Langkah pembuatan surface

2. Buka surface →nama surface yang dibuat →buka definition→klik kanan

pada add point grup


3. Maka secara otomatis konturnya akan tampil seperti di gambar di bawah ini

Tampilan create contour


4.5.4 Pembuatan Potongan Melintang (Cross Section)

Setelah proses pembuatan kontur selesai langkah selanjutnya adalah pembuatan

Potongan Melintang, Dalam pembuatan Potongan melintang ini menggunakan 3

software yaitu Microsoft Excell, PCPL (Plan, Cross and Longitudinal Profile)

dan AutoCad. Langkah – langkah dalam pembuatan Potongan Melintang di

PCLP adalah sebagai berikut.

1. Langkah awal pembuatan Potongan Melintang adalah membuka data jarak

dan elevasi yang ada di Microsoft Excell.


Langkah pembuatan potongan melintang

2.

3. Setelah jarak dan elevasi diurutkan. Kemudian block jarak dan elevasi lalu

klik kanan → Copy.

Langkah pembuatan potongan melintang

4. Kemudian paste special→ pilih values dan transpose lalu OK.


Mengcopy ke hitungan PCLP
5. Kemudian pilih sheet setting pada Microsotf Excel. Atur lembar, jarak dan

skala potongan melintang.

Langkah pembuatan potongan melintang

6. Kemudian buka aplikasi PCLP→ Cross Section → Existing.


Tampilan menu PCLP

7. Kemudian akan muncul tampilan seperti pada gambar 3.5.5.6 dan pilih OK.

Tampilan menu PCLP

8. Kemudian simpan dimana akan diletakkan data transfer potongan melintang

tersebut.

Penyimpanan data potongan melintang

9. Setelah data potongan melintang tersimpan. Kemudian buka aplikasi

AutoCad dan ketik SCR pada Command.


Tampilan menu AutoCad

10. Kemudian pilih data potongan melintang yang sudah tersimpan.

Kemudian pilih OK.

Transfer data potongan melintang

11. Kemudian hasil dari potongan melintang bisa dilihat.

Hasil running data potongan melintang


12. Peta Topografi keseluruhan area pengukuran

Peta Topografi
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Kerja Praktik

Pengukuran Topografi merupakan suatu proses untuk mendapatkan posisi dan

elevasi suatu titik detil topografi disungai kedung macan, untuk disajikan ke

dalam bentuk gambar atau peta yang sesuai letaknya dan kedudukan sebenarnya.

Adapun hasil dari pengukuran Topografi ini yaitu berupa Data Koordinat X Y Z

titik detail sebagian koordinat titik hasil pengukuran dapat dilihat pada table

berikut :

Koordinat titik detil hasil pengukuran

4.1.1. Penggambaran Peta Topografi

Hasil dari pelaksanaan pekerjaan area Sungai Kedung Macan kabupaten

Grobogan adalah Peta Topografi sebagai berikut:


Peta Topografi sungai kedung macan

4.1.2. Penggambaran Penampang Melintang (Crossection)

Crossection adalah penampang Vertikal yang dibuat tegak lurus pada garis sumbu

suatu kerja. Metode yang di gunakan yaitu; Posisi alat berdiri titik patok , lalu

00’00’’00’’ set kan ke patok sebelumnya . Jarak Melintang dari as saluran yaitu ±

3m ke kanan dan ± 3m ke kiri (saluran sekunder). Selama pengukuran kerangka

ini berlangsung harus membuat sketsa pengukuran pada kertas kerja, dan jarak

antara titik yang di ambil, sehingga memudahkan dalam penggambaran. Acuan

yang ditetapkan bahwa jarak pengukuran ±3 kekiri dan kekanan, terkadang tidak

memungkinkan melihat kondisi lapangan , Hal ini dikarenakan kondisi tanggul

pada bagian sisi saluran muka tanahnya sedikit berbukit dan perpohonan.

penampang melintang (Cross Section)

4.1.3. Penggambaran Penampang Memanjang (Longsection)

Pengukuran Longsection dilakukan menggunakan alat total station , pada

pengukuran penampang melintang dan memanjang ini bersamaan dengan

pengukuran kerangka horizontal dan pengukuran detail . data detail as saluran


digunakan sebagai data untuk penggambaran penampang memanjang

(Longsection).

Penampang Memanjang (Longsection)

4.2 Pembahasan

Setiap pekerjaan yang akan dilaksanakan harus memiliki perencanaan yang

matang, pentingnya suatu perencanaan dalam menentukan kelancaran

pelaksanaan pekerjaan dengan hasil yang diharapkan yaitu dapat tercapainya

suatu target pekerjaan yang sesuai dengan teknis pekerjaan yang ditentukan.

Sebelum melaksanakan pekerjaan harus disusun suatu perencanaan kerja yang

berdasarkan pekerjaannya, dengan demikian dapat diketahui kapan pekerjaan

harus dimulai dan kapan pekerjaan harus selesai. Pada kenyataannya pelaksanaan

pekerjaan dilapangan tidak sesuai dengan rencana. Adanya factor yang membuat

pekerjaan tidak terealisasi sesuai dengan perencanaan yang telah ditentukan,

Adapun factor teknis dan non teknis yang mempengaruhi dalam pelaksanaan

pekerjaan sebagai berikut :


1. Faktor Teknis

a. Manusia

Sumber daya manusia yang berkualitas sangat mendukung dalam

pengumpulan data di lapangan guna tercapainya hasil kerja yang baik dan

sesuai dengan schedule pengukuran.

b. Pendukung Pekerjaan

Untuk mendapatkan hasil yang baik maka perlu adanya penyediaan sarana

dan prasarana yang memadai seperti alat ukur yang baik beserta

perlengkapannya serta fasilitas yang memadai seperti kendaraan yang

digunakan untuk menunjang kelancaran selama pengukuran berlangsung

2. Faktor Non Teknis

Kondisi cuaca seperti hujan pada waktu pelaksanaan pengukuran sangat

mempengaruhi kelancaran pengukuran dilapangan. Sehingga pekerjaan yang

seharusnya selesai sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan menjadi tidak tepat

seperti yang telah direncanakan, ini salah satu faktor yang membuat pekerjaan

menjadi tertunda dengan kondisi hujan kegiatan pengukuran tidak dapat

dilakukan.

4.3 Pelaksanaan Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan meliputi pemasangan dan pematokan titik dilapangan,

pengukuran kerangka horizontal, dan detail, pengunduhan data dan


penggambaran.

1. Pemasangan patok

Pemasangan patok-patok yang akan digunakan, baik polygon utama sebagai titik

kerangka dasar dan polygon cabang. Pemasangan patok polygon utama meliputi

seluruh wilayah yang dilakukan pengukuran. Dalam hal ini pemberian nama

untuk patok cabang diberi tambahan inisial huruf sesuai dengan areal yang diukur

(misal BM1, CP1, CP2 dan CP3) dan begitu seterusnya sesuai area lokasi .

Pemasangan patok untuk mempermudahkan dalam pengukuran patok dipasang

per-50 meter. Pada saat pemasangan patok perlu di beri tanda berupa pita merah

agar mempermudah tim pengukuran melihat keberadaan patok

2. Pengukuran Kerangka Kontrol Horizontal

Pengukuran Kerangka Horizontal menggunakan metode poligon terbuka terikat

sepihak dan bacaan sudut yang dipergunakan dalam pengukuran ini adalah

bacaan sudut biasa, Pada poligon jenis ini kurang baik untuk kerangka dasar

sebab cara perhitungannya sangat sederhana karena tidak ada hitungan koreksi

baik koreksi sudut maupun jarak, hanya kordinat titik ikat atau kordinat yang di

ketahui digunakan sebagai acuan dalam kordinat lainnya.

3. Pengukuran Kerangka Vertikal

Pelaksanaan pengukuran beda tinggi dilapangan mengunakan alat AUTO

LEVEL AT-B4, pengukuran menggunakan alat ini sangat berguna karena

mendapatkan akurasi yang sempurna, dalam pengukuran sifat datar ini harus

dilakukan untuk mengoreksi suatu kesalahan jarak pada polygon

4.4 Kendala dan Solusi

Adapun kendala pada saat pelaksanaan kerja praktik ini baik pada saat
pengukuran dilapangan ataupun pada saat pengolahan data hingga penggambaran

adalah sebagai berikut:

a. Cuaca hujan yang tidak menentu pada saat pelaksanaan pengukuran di

lapangan membuat terhambatnya pelaksanaan pengukuran, solusinya adalah

berhenti sementara setelah hujan reda kemudian melanjutkan pengukuran.

b. Banyaknya patok BM dan CP yang hancur dikarekan dicabut warga dan

dibuang, Solusinya saat penentuan lokasi pemasangan patok dan BM hindari

lokasi daerah lalulalang warga dan di sekitar ladang pertanian


BAB V

PENUTUP

Dengan mengucap syukur kepada tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan

karunia yang telah di berikan Nya, penulis dapaat menyelesaikan kerja praktik

serta laporannya tanpa mengalami hambatan. Penulis juga mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing penulisan

dalam pelaksanaan kegiatan kerja praktik ini.

Penulis berharap laporan yang telah di susun ini bisa memberikan manfaat untuk

menambah pengetahuan para pembaca, dan akhir kata, dalam rangka perbaikan

selanjutnya, penulis akan terbuka terhadap saran dan masukan dari semua pihak

karena penulisan menyadari laporan yang telah disusun ini masih memiliki

banyak kekurangan
DAFTAR PUSTAKA

Aryono, Prihandito, 1988. Proyeksi Peta. Yayasan Kanisius


Nurjati, Chatarina. 2004. Modul Ilmu Ukur Tanah I. Surabaya : Teknik
Geodesi
FTSP-ITS.
Purworaharjo,Umaryono.1986. Ilmu ukur tanah SeriA Pengukuran Horizontal.
Bandung : Teknik Geodesi FTSP-ITB
Soedibyo, Ir.1993. Teknik Bendungan. Jakarta : Pradnya Paramida
Suyono, Sosrodarsono dan Masayoshi, Takasaki. 1992. Pengukuran
Topografi dan Teknik Pemetaan. Jakarta : Pradnya Paramita
Wongsotjitro, Soetomo. 1980. Ilmu Ukur Tanah. Yogyakarta : Yayasan
Kanisius
http://mazprie82geodesi.blogspot.com/2010/11/poligon-terbuka-terikat-sempurna.html

http://erikadwic.blogspot.com/2014/01/trigonometrical-
leveling.html#:~:text=Metode%20trigonometris%20adalah%20suatu
%20proses,geodetis%20(Basuki%2C%202006).

Anda mungkin juga menyukai