Anda di halaman 1dari 65

KERJA PRAKTEK

SISTE M EKSITASI G E N E R A T O R

PT. INDONESIA P O W E R UJP PA NG K AL A N SUSU

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Menyelesaikan Program S-1

Oleh :

M U C H A M A D RASIDI A.

NIM : 130150051

JURUSAN/PR ODI TE K NI K E L E K T R O F A K U L T A S T E K NI K
UNIVERSITAS MALI KUSSAL EH
ACEH UTARA
2016

i
K A T A P E NG A NT AR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan berkat
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kerja praktek dan dapat menyusun laporan
pelaksanaan kerja praktek dengan judul “Sistem Eksitasi Generator”di PT Indonesia Power Unit
Jasa Pembangkitan Pangkalan Susu (UJP). Laporan ini disusun sebagai hasil akhir kerja praktek
yang dilaksanakan mulai tanggal 20 Juni 2015 sampai dengan 29 Juli 2016.

Laporan Kerja Praktek ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
menyelesaikan Program Studi S1 pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Malikussaleh.Melalui kerja praktek ini penulis dapat melihat langsung dunia pekerjaan yang
sebenarnya.

Selama proses pelaksanaan Kerja Praktek, penulis banyak mendapatkan bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada yang telah membantu pelaksanaan dan penyususnan Laporan Kerja Praktek ini, khususnya
kepada :

1. Kedua Orang tua tercinta yang senantiasa mendoakan saya,memberi dukungan baik
secara moral maupun material;

2. Ibu Misbahul Jannah selaku Plt. Ketua Jurusan teknik elektro;

3. Ibu Badriana selaku Dosen Pembimbing Laporan yang telah memberikan bimbingan dan
masukkan dalam penyusunan laporan ini;

4. Bapak Slamet Suwardi selaku General Manager PT Indonesia Power UJP Pangkalan
Susu;

5. Bapak Sentot Kristanto selaku Manager Administrasi PT Indonesia Power UJP Pangkalan
Susu;

6. Bapak Iwan Setiono selaku Manager Enjiniring PT Indonesia Power UJP Pangkalan
Susu;

ii
K A T A P E NG A NT AR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan berkat
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kerja praktek dan dapat menyusun laporan
pelaksanaan kerja praktek dengan judul “Sistem Eksitasi Generator”di PT Indonesia Power Unit
Jasa Pembangkitan Pangkalan Susu (UJP). Laporan ini disusun sebagai hasil akhir kerja praktek
yang dilaksanakan mulai tanggal 20 Juni 2015 sampai dengan 29 Juli 2016.

Laporan Kerja Praktek ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
menyelesaikan Program Studi S1 pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Malikussaleh.Melalui kerja praktek ini penulis dapat melihat langsung dunia pekerjaan yang
sebenarnya.

Selama proses pelaksanaan Kerja Praktek, penulis banyak mendapatkan bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada yang telah membantu pelaksanaan dan penyususnan Laporan Kerja Praktek ini, khususnya
kepada :

1. Kedua Orang tua tercinta yang senantiasa mendoakan saya,memberi dukungan baik
secara moral maupun material;

2. Ibu Misbahul Jannah selaku Plt. Ketua Jurusan teknik elektro;

3. Ibu Badriana selaku Dosen Pembimbing Laporan yang telah memberikan bimbingan dan
masukkan dalam penyusunan laporan ini;

4. Bapak Slamet Suwardi selaku General Manager PT Indonesia Power UJP Pangkalan
Susu;

5. Bapak Sentot Kristanto selaku Manager Administrasi PT Indonesia Power UJP Pangkalan
Susu;

6. Bapak Iwan Setiono selaku Manager Enjiniring PT Indonesia Power UJP Pangkalan
Susu;

ii
7. Bapak Abubakar Siddiq selaku Manager Operasi PT Indonesia Power UJP Pangkalan
Susu;

8. Bapak Andi Agung selaku Manager Pemeliharaan PT Indonesia Power UJP Pangkalan
Susu;
9. Bapak Guslin Azhar Hutabarat selaku Supervisor Senior HAR di PT Indonesia Power
UJP Pangkalan Susu;
10. Bapak Heri Priagusno selaku Supervisor HAR Listrik sekaligus pembimbing/mentor
kerja praktek saya di PT Indonesia Power UJP Pangkalan Susu;

11. Bapak Mochamad Ravi Hidayat Selaku Supervisor HAR Instrumen di PT Indonesia
Power UJP Pangkalan Susu;

12.Bapak Benny Hartono Sihombing & Syamsul Anwar Selaku Teknisi senior HAR Listrik
yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat buat penulis selama di PT Indonesia Power
UJP Pangkalan Susu;

13. Serta para Teknisi H A R Listrik dan H A R Instrumen di PT Indonesia Power UJP
Pangkalan Susu yang telah memberikan banyak ilmu yang bermanfaat dan yang selalu
menemani penulis dengan suasan sehari-hari penuh canda tawa selama kerja praktek ini.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
penyusun dan mohon maaf atas segala kesalahan yang pernah saya lakukan selama mengikuti
Kerja Praktek ini baik disengaja atau tidak disengaja.

Penulis menyadari bahwa penyusunan ini laporan ini masih banyak kekurangan.Oleh
karena itu diharapkan saran dan kritik pembaca untuk menyempurnakan laporan selanjutnya yang
akan datang.Akhir kata, semoga laporan ini dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi penulis
serta pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pangkalan Susu, Juli 2016

Muchamad Rasidi A.
(130150051)

iii
D A F T A R ISI

COVER i

HALAMAN PENGESAHAN

L E M B A R A N NILAI K E R J A P R A K T E K

KATA PENGANTAR ii

D A F T A R ISI iv

D AF TA R G A M B A R D A N TA BE L vii

B A B I P E NDA HUL UA N 1

1.1.Latar Belak ang 1


1.2.Rumusan Masalah 2
1.3.Batasan Masalah 2
1 .4 .Temp at d an W a k t u Pelak sanaan 2
1 .5 .Tu ju an K e r j a Prak tek 3
1.5.1. Bagi Mahasiswa 3
1.5.2. Bagi Institusi Pendidikan 3
1.5.3. Bagi Perusahaan 3
1.6.Metodelogi Penulisan 4
1.6.1. Orientasi 4
1.6.2. Observasi (pengamatan) Pokok Bahasan 4
1.6.3. Konsultasi dan Diskusi 4
1.6.4. Studi Pustaka 4
1.7.Sistematika Penulisan 4

B A B II TINJAUAN U M U M PE RUSAHAAN 6

2.1.Sejarah Singkat P T Indonesia Power 6


2.2.Profil P T Indonesia P o wer U J P Pangkalan Su su 7
2.3.Visi , Misi , dan Budaya Indonesia Power 8
2.4.Makna Ben tuk dan W arn a L o g o 11
2.4.1. Bentuk 11
2.4.2. Warna 12

iv
2.5.Lokasi Perusahaan 12
2.6.Struktu r Organisasi Peru sah aa n 13
2.7.Tugas Pokok Organisasi 15

B A B III D A S A R T E O R I 21

3.1. Pembangkit Listrik Ten ag a U a p (P LTU) Pangkalan Su su 21

3.2.Siklus Batubara 22
3.3.Proses Pembakaran dan F lue Gas System 22
3.4.Siklus Air dan Uap 23
3.5.Kelistrikan 24
3.5.1. Generator 25
3.5.2. Generator Transformator (GT) 25
3.5.3. Unit Auxiliriary Transformator (UAT) 26
3.5.4. Switch Yard 27
3.5.5. Stand-By/Start-Up Transformator (SST) 27

3.6.Sistem Eksitasi Generator 28

BAB IV ANALISA D A N PEMBAHASAN 30

4.1.Generator p ada P L T U Pangk alan Su su 30


4.2.Sistem Eksitasi Statis P L T U Pangkalan Susu 34
4.3.Sistem Eksitasi Generator Pangkalan Su su Men g g u n ak an Sikat 35
4.3.1. Prinsip kerja pada sistem Eksitasi dengan sikat (Brush Excitation) 36
4.3.2. Tipe-Tipe Carbon Brush 37
4.3.3. Perawatan Pada Sistem Eksitasi dengan Sikat 37
4.4.Sistem Eksitasi G E C – 31X 38

4 .5 .Ko mpon en pada Sistem Eksitasi Generator P L T U Pangkalan Su su 41


4.5.1. Excitation Transformator (ET) 42
4.5.2. Automatic Voltage Regulator (AVR) 43
4.5.3. Lemari Intelligent Power Rectifier (GEC – 300 IPRC) 44
4.5.4. Field De – Excitation and Over – Voltage Protection 48

(GEC – 300 FDC)


4 .6 .Hu man Mach in e Interface ( H MI) pada Ru an g Kontrol 49
Eksitasi P L T U Pangkalan Su su
1. Lemari AVR 49

v
2. GEC – 300 Lemari Intelligent Power Rectifier (IPRC) 53
3. GEC – 300 Lemari De – Excitation and Over – Voltage 55

Protection (FDC)

B A B V Penutup 56

5.1. Kesimpulan 56
5.2. Saran 56

DAFTAR PUSTAKA

vi
DAFTAR GAMBAR D AN TABEL

Daftar G a m b a r

Gambar 2.1 Budaya Indonesia Power

Gambar 2.2 Logo PT Indonesia Power

Gambar 2.3. Lokasi PLTU Pangkalan Susu

Gambar 2.4 Layout Pangkalan Susu

Gambar 2.5 Struktur Organisasi PT Indonesia Power UJP Pangkalan Susu

Gambar 3.1 Siklus bahan Bakar

Gambar 3.2 Generator pada PLTU Pangkalan Susu

Gambar 3.3 Generator Transformator pada PLTU Pangkalan Susu

Gambar 3.4 Unit Auxiliary Transformator pada PLTU Pangkalan Susu

Gambar 3.5 Switch Yard

Gambar 3.6 Stand-By/Start-Up Transformator (SST)

Gambar 3.7 Electromagnet

Gambar 4.1 Nameplate Generator Unit 1 dan Unit 2 Pangkalan Susu

Gambar 4.2 Sistem Eksitasi Statis PLTU Pangkalan Susu

Gambar 4.3 Diagram Eksitasi dengan sikat

Gambar 4.4 Pemasangan Carbon Brush pada rotor generator

Gambar 4.5 Rangkaian Eksitasi Static Self-shunt GEC -31X

Gambar 4.6 Controll Operation Excitation

Gambar 4.7 Jaringan AVR

vii
Gambar 4.8 Lemari kontrol, Bus bar, dan Proteksi pada Ruang Kontrol Eksitasi PLTU
Pangkalan Susu

Gambar 4.9 (kiri)Excitation Transformator (ET) , (kanan)Nameplate ET

Gambar 4.10 GEC – 300 Controller (AVR32)

Gambar 4.11 Extended Communication Unit (ECU)

Gambar 4.12 Nameplate Lemari Thyristor Rectifier

Gambar 4.13 GEC – 300 Intelligent Power Rectifier Unit Controller (IPU16)

Gambar 4.14 Thyristor beserta radiatornya

Gambar 4.15 low-noise fan

Gambar 4.16 Appearance of Gravity Auxilliary Wind Pressure Relay

Gambar 4.17 ECU UNIT Cubicle Door LayOut

Gambar 4.18 Operation in Cubicle

Gambar 4.19 (a)HMI dan (b)Push Button or Switch of Door Layout of Single IPRC

Gambar 4.20 Cubicle Door Layout of FDC

Tabel

Tabel 2.1 Informasi PLTU Pangkalan Susu

Tabel 4.1 Keterangan Nameplate Generator

viii
BAB I

PENDAH ULUAN

1.1. Latar Belakan g

Kemajuan teknologi di Indonesia sebagai negara berkembang semakin


pesat. Permintaan energi listrik akan terus tumbuh sejalan dengan pertumbuhan
ekonomi. Energi listrik merupakan kebutuhan yang vital bagi kegiatan sehari-hari.
Hampir semua peralatan yang digunakan memerlukan listrik, peralatan rumah
tangga hingga mesin-mesin industri yang membutuhkan energi listrik yang besar.
Maka dari itu dibangunlah pembangkit–pembangkit listrik sebagai
pemasok energi listrik. Ada beberapa jenis pembangkit listrik misalnya PLTA
(Pembangkit Listrik Tenaga Air), PLTG ( Pembangkit Listrik Tena ga Gas), PLTD
(Pembangkit listrik Tenaga Diesel), PLTU ( Pembangkit Listrik Tenaga Uap), dan
lain-lain.
PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) merupakan pembangkit listrik
yang banyak digunakan di Indonesia karena berbagai kelebihan yaitu dapat
dioperasikan dengan berbagai jenis bahan bakar, dapat dibangun dengan kapasitas
yang bervarisasi, dapat dioperasikan dengan berbagai operasi pembebanan, dan
kontinyuitas operasi serta usia pakai yang relatif lama.
PLTU batubara memiliki lima komponen utama yaitu boiler,turbin uap
(steam turbine),pompa,kondensor,dan generator. Komponen tersebut bekerja
secara berkaitan untuk menghasilkan energi listrik.Generator merupakan mesin
pembangkit listrik yang berfungsi untuk mengubah energi mekanik dalam bentuk
putaran menjadi energi listrik.
Dalam pembangkitan energi listrik diperlukan adanya sebuah eksitasi atau
penguatan medan pada generator.Oleh karena itu pada laporan ini akan dibahas
dengan judul “Sistem Eksitasi Generator” yang ada pada PLTU Pangkalan Susu.

1
1.2. R u mu s an Masalah

Dari Latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa


permasalahan antara lain :

1. Apa fungsi sistem eksitasi pada generator?

2. Bagaimana pengaturan penguatan atau eksitasi yang diberikan kepada


generator agar tegangan tetap konstan?

3. Bagaimanakah Prinsip Kerja dari Eksitasi?

4. Komponen apa saja yang digunakan pada Eksitasi generator?

1.3. Batasan Masalah

Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka penulis akan


membatasi pembahasan laporan ini dengan hal-hal sebagi berikut :

1. Penulis hanya membahas Sistem eksitasi generator.

2. Penulis hanya membahas komponen-komponen yang ada pada Sistem


Eksitasi .

3. Penulis hanya membahas dasar-dasar pada pembagian siklus yang ada di


PLTU.

1.4. T e mp a t d an W a k tu Pelaksanaan

Tempat pelaksanaan kerja praktek yaitu di PLTU Pangkalan Susu dibawah


PT.Indonesia Power UJP yang berlokasi di Jalan. Pelaksanaan Kerja praktek dalam
waktu 1 bulan dan 1 minggu mulai tanggal 20 J uni 2016 sampai dengan 29 Juli 2016.

2
1.5. Tu ju an Kerja Prak tek

Kerja praktek ini merupakan salah satu mata kuliah wajib yang ada di
kurikulum akademik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Malikussaleh. Maksud dan tujuan pelaksanaan kerja praktek ini adalah untuk
memenuhi syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik, di Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh.

Secara khusus tujuan kerja praktek ini adalah :

1.5.1. Bagi Mahasiswa

a. Untuk memperoleh pengalaman secara langsung penerapan ilmu


pengetahuan dan teknologi yang didapat dalam dunia pendidikan pada
dunia industri.
b. Mempelajari proses-proses yang terjadi pada Pembangkit Listrik Tenaga
Uap dengan menggunakan bahan bakar batubara pada proses pembakaran.

c. Mengetahui prinsip-prinsip alat-alat yang ada pada sistem pengolahan


batubara sampai menjadi energi listrik beserta sistem instrumentasinya.

1.5.2. Bagi Institusi Pendidikan

a. Sebagai salah satu alat evaluasi terhadap kurikulum yang berlaku.

b. Mempererat kerja sama antara akademis dengan instansi pemerintah


maupun perusahaan/industri.

1.5.3. Bagi Perusahaan

a. Membina hubungan baik dengan pihak institusi perguruan tinggi dan


mahasiswa.

b. Sebagai sumbangan perusahaan dalam memajukan pembangunan di bidang


pendidikan.

3
1.6. Metodelogi Penulisan

Metode yang digunakan dalam Kerja Praktik ini dibagi ke dalam beberapa
rangkaian kegiatan, yaitu :

1.6.1. Orientasi

Orientasi bertujuan untuk mengenal, mengetahui dan mempelajari


kegiatan yang terdapat pada bagian atau departemen yang dikunjungi
selama Kerja Praktik.

1.6.2. Observasi (pengamatan) Pokok Bahasan

Obsevasi atau pengamatan terhadap pokok bahasan bertujuan agar


mahasiswa dapat melihat dan menemukan suatu permasalahan yang
terdapat pada bagian atau instansi yang dikunjungi selama Kerja.

1.6.3. Konsultasi dan Diskusi

Konsultasi ini dapat dilakukan dengan dosen pembimbing dan


pembimbing dilapangan. Sedangkan diskusi dapat dilakukan dengan
para teknisi dan rekan-rekan kuliah atau rekan-rekan selama sesama
peserta Kerja Praktik.
1.6.4. Studi Pustaka

Berupa pengumpulan literatur dan pendapat para ahli sebagai data


pelengkap.

1.7. Sistematika Penulisan


Dalam penulisan laporan kerja praktek ini, penulis membagi dalam 5
bab,yaitu:

4
BAB I : Pendahuluan

Bab ini membahas tentang latar belakang penulisan, maksud dan tujuan
kerja praktek, waktu dan tempat pelaksaaan kerja praktek, batasan masalah,
metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Umum Perusahaan

Bab ini membahas tentang sejarah dan profil singkat PT Indonesia Power
Unit Jasa Pembangkitan Pangkalan Susu, visi, misi, motto dan Budaya PT
Indonesia Power (IP AKSI) dan makna bentuk dan warna logo, lokasi
perusahaan serta bagan susunan jabatan pada Unit Jasa Pembangkitan PLTU
Pangklan Susu.

BAB III : Dasar Teori

Teori-teori yang digunakan dalam menyelesaikan laporan ini ak an dibahas


dalam bab ini.

BAB IV : Analisa & Pembahasan

Bab ini membahas system pengertian dan pentingnya system eksitasi pada
generator PLTU dan membahas jenis-jenis komponen yang digunakan serta
sistem kerjanya.

BAB V : Penutup

Bab ini berisi kesimpulan dan saran penulis terhadap materi yang penulis
tuliskan dalam laporan ini.

Daftar Pustaka

Berisi buku acuan atau sumber acuan lainya yang digunakan dalam
penulisan laporan kerja praktek ini.

5
BAB II

TINJAUAN U M U M PERUSAHAAN

2.1. Sejarah singkat P T Indonesia Po wer

Sebagai perusahaan yang bergerak di pembangkitan tenaga listrik serta


jasa operasi dan pemeliharaan pembangkit, PT Indonesia Power memegang peran
penting dalam kelistrikan di Indoneia sejak dibentuk pada tanggal 3 oktober 1995.

Dengan berawal pada pengelolaan Pembangkit Listrik di Jawa Bali,sa at ini


PT Indonesia Power telah melakukan Pengembangan bisnis Jasa Operasi
Pemeliharaan di seluruh Indonesia baik melalui pengelolahan sendiri,melalui anak
perusahaan,maupun melaluiusaha patungan.PT Indonesia Power mengelola 5 unit
pembangkit (UP), yaitu UP Suralaya,UP Semarang,UP Perak Grati,UP
Saguling,dan UP Mrica.1 Unit Jasa Pemeliharaan ( UJH).6 Unit Jasa Pembangkitan
(UJP),yaitu UJP Banten 1 Suralaya,UJP Banten 2 Labuhan,UJP Banten 3
Lontar,UJP Jawa Barat 2 Pelabuhan Ratu,UJP Jawa Tengah 2 Adipala,dan UJP
Pangkalan Susu.Serta 3 Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan (UPJP),yaitu
UPJP Priok,UPJP Bali,dan UPJP Kamojang.

Untuk memastikan seluruh proses yang ada di perusaahan t erkelola dengan


baik dan sesuai prinsip etika bisnis yang sehat, PT Indonesia Power telah
mengimplementasikan Integrated Managemen System yang mencakup ISO 9001,
ISO 14001, OHAS 18001, ISO 28000, SMK3, SMP, PAS 55 dan kriteria baldrige,
yang dievaluasi setiap tahun melalui audit internal dan eksternal untuk perbaikan
kinerja perusahaan.

6
2.2. Profil PT. Indonesia Po wer U J P Pangkalan Su su

PLTU Pangkalan Susu dibangun diatas area seluas 105 Ha ,berlokasi di


desa tanjung pasir kecamatan pangkalan susu kabupaten langkat propinsi Sumatera
utara. Sekitar 120 Km dari Medan,PLTU Pangkalan Susu satu dari Proyek
Percepatan Diversifikasi Energi (PPDE) tahap 1 terutama untuk wilayah Sumatera
bagian Utara, produksi energi listrik disalurkan melalui transmisi 275 kV dari unit
pembangit menuju gardu induk Binjai dan interkoneksi dengan system 150 kV
Sumatera bagian Utara di Gardu induk Binjai.

PLTU Pangkalan Susu dengan daya terpasang 2x200 MW. Direncanakan


COD PLTU Pangkalan Susu pada 15 Februari untuk unit 2 dan 15 April 2014 untuk
unit 1.

Peralatan utama PLTU Pangkalan Susu khususnya turbin dan generator


dipasok oleh pabrikan Tiongkok,Beijing Beizhong dengan kontraktor Guandong
Power Engineering Corporation (GPEC),speksifikasi Boiler untuk suplai
batubaranya 4200 kcal/kg, temperature uap 540°C & tekanannya 13,43 Mpa
,sedangkan turbin bekerja pada temperature uap 535°C dan tekanannya 12.75 Mpa
beroperasi pada netto 200 MW.

7
Tabel 2.1. Informasi PLTU Pangkalan Susu

2.3. Visi, Misi, Kompetisi Inti, dan Budaya Indonesia Power

1. Visi :

“Menjadi Perusahaan Energi Terpercaya yang Tumbuh Berkelanjutan”.

2. Misi :

“Menyelenggarakan Bisnis Pembangkitan Tenaga Listrik Dan Jasa


Terkait Yang Bersahabat Dengan Lingkungan”.

3. Kompetisi Inti :
“Operasi Pemeliharaan Pembangkit dan Pengembangan Pembangkit”.

8
4. Budaya Indonesia Power

Gambar 2.1 Budaya Indonesia Power

a. MOTO

“Trust Us For Power Excellent”

b. TUJUAN

“Terdepan dalam penyediaan energi listrik berbagai jenis


pembangkit dengan kinerja excellent melalui proses prima oleh S D M
profesional yang menjamin terwujudnya long run sustainable company”

c. The Way We Do Business

d. The Way We Act

e. The Way We Think

9
Empat Nilai Perusahaan PT INDONESIA POWER ( IP AKSI ).

INTEGRITAS

Insan IP senantiasa bertindak sesuai etika perusahaan serta


memberikan yang terbaik bagi perusahaan.

Kata Kun ci : D e m i Perusahaan.

PROFESIONAL

Insan IP senantiasa menguasai pengetahuan,keterampilan dan


kode etik bidang pekerjaan serta melaksanakannya secara akurat dan
konsisten.

Kata Kun ci : Tahu, M a m p u d an M a u , serta M en y en an gi Pekerjaan

PROAKTIF

Insan IP senantiasa peduli dan cepat tanggap


melakukan peningkatan kinerja untuk mendapatkan
kepercayaan stakeholder.

Kata K u n c i : Cep at tanggap, Pen ingk atan Kinerja

SINERGI

Insan IP senantiasa membangun hubungan kerja sama yang


produktif untuk menghasilkan karya unggul.

Kata Ku n ci : Kerja Sama, Kary a Ung g u l

10
2.4. M a k n a Bentuk d an W arn a Lo g o

Logo mencerminkan identitas dari PT Indonesia Power sebagai Power


Untility Company terbesar di indonesia.

Gambar 2.2. Logo PT Indonesia Power

2.4.1. Bentuk

a. Kerena nama yang kuat, indonesia ditampilkan dengan


menggunakan jenis huruf yang tegas dan kuat, FUTURA
BOOK/REGULER dan FUTURA BOLD.

b. Aplikasi kilatan petir p ada huruf ‘O ’ me l a mb a n g k a n “TENAGA

LISTRIK” yang merupakan lingkup usaha utama perusahaan.

c. Titik/bulatan merah (Red Dot) diujung kilatan petir merupakan


simbol perusahaan yang telah digunakan sejak masih bernama PLN
PJB . titik ini merupakan simbol yang digunakan sebagian besar
materi komunikasi perusahaan dengan sombol kecil ini, diharapkan
identitas perusahaan dapat langsung terwakili.

11
2.4.2. Warna.

a. Merah.

Di aplikasikan pada kata Indonesia, menunjukan indentitas


yang kuat dan kokoh sebagai pemilik seluruh sumberdaya untuk
memproduksi tenaga listrik guna dimanfaatkan di indonesia, dan
juga di luar negeri.

b. Biru.

Diaplikasikan pada power, dasar warna biru mengambarkan


sifat pintar dan bijaksana, dengan diaplikasikan pada kata power
maka warna ini menunjukan produk tenaga listrik yang dihasilkan
perusahaan memiliki ciri :

2.5. Lokasi Perusahan

PT Indonesia Power UJP Pangkalan Susu Pembangkitan Sumatera Bagian


Utara berlokasi di Desa Tanjung Pasir Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten
Langkat, Propinsi Sumatera Utara. Sekitar 120 k m dari Medan (3 ½ jam dari
bandara terdekat - KNIA Medan). dibangun diatas area seluas 105 Ha,dan
berkapasitas 2 x 220 MW

12
.

Gambar 2.3. Lokasi PLTU Pangkalan Susu.

Gambar 2.4. Layout PLTU pangkalan susu

2.6. Struktur Org an isasi Peru sah a an

PT Indonesia Power UJP Pangkalan Susu, secara structural puncak


pimpinannya dipegang oleh seorang General Manager yang dibantu oleh Manager
Operasi, Manager Pemeliharaan, Manager Enjiniring, Manager Administrasi.
Secara lengkap struktur organisasinya, diperlihatkan pada bagan dibawah ini

13
Gambar 2.5. Struktur Organisasi PT Indonesia Power UJP Pangkalan Susu

14
2. 7. Tugas Pokok Organisasi

1. Tugas pokok Bagian Operasi adalah sebagali berikut :

a. Merencanakan, memonitor dan mengendalkan Rencana kerja dan

Anggaran Bagian operasi tahunan dan jangka panjang;

b. Menyusun dan mengembangkan sistem prosedur tata kelola manajemen


asset dan basic communication antara asset owner asset manager, dan
asset operator terkait Pengoperasian Pembangkit,instalasi peiabuhan,
instalasi bahan bakar, instalasi abu,instalasi alat berat,laboratorium
PLTU,K3 dan lingkungan;

c. Mengeioia sumber daya dan biaya operasi Pada Bagian Operasi secara
efektif dan Efisien;

d. Menyusun kebutuhan dan mengelola inventory (kualitas dan kuantitas)


energi primer;

e. Merencanakan, menyusun jadwal dan mengendalikan kegiatan


pengoperasian Pembangkit, instalasi bahan bakar, instalasi abu, instalasi
Pelabuhan, instalasi alat berat dan Iaboratorium PLTU untuk menjamin
pencapaian standar dan peningkatan keandalan dan Efisiensi bagian
operasi;

f. Mengelola,memonitor dan mengendailkan eksekusi pengoperasian

pembangkit,instalasi bahan bakar dan instalasi abu( coal dan ash

handling);

g. Merencanakan,mengidentifikasi,memonitor dan mengendalikan

15
kegiatan K3 dan Lingkungan di unit bisnis;

h. Merencanakan, memonitor dan mengendalikan kegiatan analisis kimia,


Pemantauan dan Pengelolaan kualitas lingkungan dan laboratorium unit
pembangkit;

i. Membina kompetensi pengoperasian Pembangkit, instalasi bahan bakar,


instalasi abu, instalasi peiabuhan, aiat berat dan laboratorium PLTU;

j. Mengelola resiko dan K3 bagian operasi;


k. melaksanakan rekomendasi kegiatan task execution (continuous
improvmen) Bagian Operasi;

l. Tugas-tugas lain yang diatur dalam perjanjian induk antara PT PLN


(persero) dengan Perusahaan termasuk addendum.

2. Tugas pokok Bagian Pemeliharaan adalah sebagali berikut :

a. Merencanakan, memonitor dan mengendalkan Rencana Kerja dan


Anggaran Bagian Pemeliharaan tahunan dan jangka panjang;

b. Menyusun dan mengembangkan system prosedur tatakelola


manajemen aset dan basic communication antara asset owner,aset
manager, dan aset operator terkait kegiatan Pemeliharaan peralatan
pembangkit,inslatasi Pelabuhan, instalasi bahanbakar, instalasi abu, alat
berat, bengkel dan sipil;

c. Mengelola sumber daya dan biaya Pada Bagian Pemeliharaan secara


efektif dan efisien;

d. Merencanakan menyusun jadwal, menganalisa kebutuhan dan


mengendalikan kegiatan Pemeliharaan mesin-mesin Pembangkit
instalasi bahan bakar dan instalasi abu (coal dan ash handling), instalasi
Pelabuhan, alat berat, bengkel dan sipil untuk menjamin Pencapaian
standar dan peningkatan keandalan dan efisiensi Bagian Pemeilharaan;

16
e. Merencanakan dan menganalisa Penyiapan kebutuhan pemeliharaan
outage secara optimal;

f. Mengembangkan data base lnventory, daftar riwayat dan realisasi


Pemeliharaan unit Pembangkit;

g. Merencanakan, memonitor dan mengendalikan rencana stok/material


cadang, kebutuhan pengadaan material, yang paling ekonomis dengan
menerapkan system inventory control dan manajemen material secara
baik;

h. Membuat laporan mengenai hasil inspeksi unit pembangkit, realisasi


fisik program pemeIiharaan, Serta realisasi pemakaian anggaran
pemeliharaan dan investasi untuk di jadikan bahan evaiuasi bagi
Peningkatan kualitas pemeiiharaan dan optimalisasi biaya
pemeliharaan pada tahun-tahun mendatang;

i. Membina kompetensi Sumber daya manusia Bagian Pemeliharaan,

j. Mengelola resiko dan K3L Bagian Pemeliharaan;

k. Melaksanakan rekomendasi kegiatan Task Execution (continuous


Improvmen) Bagian Pemeilharaan;

l. Tugas-tugas lain yang diatur dalam Perjanjian induk antara PT PLN


(Persero) dengan Perusahaan temasuk addendum.

3. Tugas pokok Enjineering adalah sebagai berikut :

a. Merencanakan, memonitor dan mengendalikan Rencana Kerja dan


Anggaran Unit Bisnis dan Bagian Enjiniring;

b. Menyusun dan mengembangkan system prosedur tata kelola


manajemen asset dan basic communication antara asset owner, asset
manager, dan asset operator terkait kegiatan enjiniring pembangkit;

17
c. Mengelola kegiatan rebility management dan efficienc y management;

d. Mengelola sumber daya utuk kegiatan Reliabilty yang meliputi

1) Audit (assessment) dan prioritas pemeliharaan peralatan unit


pembangkit (MPI dan SERP),

2) Failure Mode and Effect Analysis (FMEA),

3) Root Cause Failure Analysis (RCFA)

4) Failure Defense Task (FDT),

5) Task Execution;

e. Merekomendasikan kegiatan Task Execution (Continuous


Improvement) beserta KPI-nya Serta melakukan evaluasi
implementasinya, meliputi :

1) Perbaikan dan perbaikan berkelanjutan sistem Prosedur dan


instruksi kerja Pengeloaan Jasa O&M,

2) Perubahan disain dari Peraiatan dan proses produksi,

3) Perubahan task preventive maintenance, task predictive dan


proactive maintenance,
4) Perbaikan kuailtaS dan kuantitas ketersediaan material kegiatan
O&M,

5) Overhaul cycle extention Peralatan Pembangkit,

6) Life extention Peralatan pembangkit, termasuk analisis Cost


Benefit;

f. Mengelola kegiatan update data pemeliharaan peralatan pembangkitan


untuk keperluan anaIisa keandalan peralatan iebih lanjut;

g. Mengelola kegiatan Condltion based maintenance PeraIatan utama,


mengevaiuasi dan membuat Work package program pemeliharaan sert a
memberikan rekomendasi;

18
h. Melaksanakan kajian dan pelayanan teknis enjiniring Penyelesaian
masalah pembangkit;

i. Merencanakan, menganalisa dan mengevaluasi Penyiapan kebutuhan


sistemin formasi guna memenuhi kebutuhan system informas
manajemen yang tepat, akurat serta real time sehingga menunjang
kebutuhan informasi dalam pengamblian keputusan serta pemantauan
kinerja unit Pembangkitan;

j. Mengelola kontrak bisnis Jasa O & M;

k. Mengawasi mutu barang dan jasa unit bisnis;

l. Mengelola kegiatan monitoring, evaiuasi dan pelaporan kinerja Serta


kondisi Pembangkit;

m. Mengelola system manajemen terpadu unit bisnis;

n. Membina dan mengelola knowledge management dan inovasi di unit


bisnis;

o. Mengkoordinir kegiatan kajian dan pengelolaan risiko unit bisnis;

p. Membina kompetensi enjiniring;

q. Mengelola risiko dan K3L dibagian Enjiniring;

r. Tugas-tugas lain yang diatur dalam perjanjian induk antara PT PLN


(PerSero) dengan Perusahaan termasuk addendum.

4. Tugas pokok bagian Administrasi adaiah sebagai berikut :

a. Merencanakan, memonitor dan mengendalikan Rencana Kerja dan


Anggaran bagian Administrasi;

b. Melaksanakan analisi Organisasi dan perencanaan SDM tahunan dan


pengadaan tenaga kerja;

19
c. Menyusun dan mengembangkan system Prosedur dan basic
communication antara asset owner, asset manager, dan asset operator
terkait kegiatan Bagian Administrasi;

d. Menyusun dan mengelola perencanaan suksesi dan pengembangan


kompetensi Pegawai;

e. Mengelola administrasi dan biaya kepegawaian,serta biaya administrasi


unit bisnis;

f. Mengelola internalisasi Budaya Perusahaan dan Kepatuhan terhadap


kode etik dan Code Of Conduct GCG Perusahaan;

g. Mengelola kegiatan hubungan industrial, kesekretariatan, fasilitas dan


perijinan di unit bisnis;

h. Mengkoordinir Penyusunan, melakukan monitoring dan evaluasi


pencapaian target kinerja (Key Performance Indicators) Pegawal;

i. Mengelola dan menganalisa anggaran, keuangan dan perpaiakan unit


bisnis;

j. Mengelola transaksi keuangan dan menyusun Iaporan keuangan;

k. Menyusun rencana dan kegiatan Pengadaan barang dan jasa unit bisnis
serta pengembangan data base pengadaan;

l. Menyelenggarakan kegiatan pergudangan serta material handling-nya


untuk semua material miIik unit bisnis;

m. Berkoordinasi dengan aset manager dalam mengelola kegiatan


administrasi unlt bisins;

n. Mengeilola resiko dan kegiatan K3L bagian Administrasi;

o. Tugas-tugas lain yang diatur dalam perjanjian induk antara PT PLN


(Persero) dengan Perusahaan termasuk addendum.

20
B A B III

D A S A R TEORI

3.1. Pembangkit Listrik Ten aga U a p (PLTU) Pangkalan Susu

PLTU Pangkalan Susu dirancang menggunakan bahan bakar utama batu


bara berkalori rendah dengan bantuan High Speed Diesel (HSD) sebagai bahan
bakar start up bersamaan dengan udara panas bertekanan. Panas hasil pembakaran
batubara dalam boiler digunakan untuk memanaskan air sampai mendidih dan
menghasilkan uap (steam).Uap (steam) yang dihasilkan tersebut digunakan untuk
memutar turbin uap. Turbin yang berputar telah dikopel dengan generator untuk
menghasilkan tenaga listrik.

Gambar 3.1 Siklus bahan Bakar

21
3.2. Siklus Batubara

Pada PLTU Pangkalan Susu ini memiliki proses pengangkutan batubara


memiliki tiga proses utama, yaitu loading, direct unloading dan unloading.

1. Proses unloading

Dalam proses unloading batubara dari kapal tongkang dibongkar oleh


ship unloader dan diangkut melalui belt conveyor menuju coal yard.
Dalam pengisian ke coal yard dapat dilakukan dengan dua alat yaitu
telescopic chutee atau stacker reclaim.

2. Proses loading

Proses loading ini merupakan proses pengisian batu bara ke coal bunker.
Proses ini juga memiliki dua cara, yaitu melalui stacker reclaim atau
reclaim hooper kemudian diangkut oleh belt conveyor ke coal bunker.

3. Proses direct unloading

Proses direct unloading juga dapat disebut proses loading, hal ini
dikarenakan proses ini adalah proses pengisian batu bara k e coal bunker.
Pengisian langsung ini berasal dari tongkang yang dibongkar oleh ship
unloader dan langsung dibawa ke coal bunker melalui belt conveyor.
Proses ini dilakukan saat batubara pada coal bunker kritis.

Dalam pengangkutan batubara dalam PLTU terdapat beberapa alat yang


digunakan, mulai dari proses muat (load), pengangkutan atau transportasi, dan
pembongkaran.

3.3. Proses Pembakaran dan F lue G as System

Proses pembakaran dan flue gas system dimulai batubara keluar dari coal
pulverizer sampai sisa debu pembakaran keluar dari stack menuju udara atmosfer.
Pertama-tama Batubara yang ditampung pada coal bunker keluar menuju coal

22
feeder. Coal feeder berfungsi mengatur laju pemakaian batubara sebelum digerus
oleh pulvurizer. Setelah digerus oleh pulvurizer, batubara yang berupa serbuk halus
tersebut dibawa ke burner oleh primary air melalui pipa-pipa primary air heater.
Saat awal proses pembakaran, batubara ti dak langsung menjadi bahan bakar utama
tetapi dipatik terlebih dahulu menggunakan high speed disel (HSD) yang
dikeluarkan melalui oil gun.

Pada pembakaran juga dibutuhkan udara pembakaran (secondar y air) yang


berasal dari force draft fan dan ditampung sementara pada wind box. Setelah proses
pembakaran diatas 30% atau memiliki load 100MW, maka HSD akan dimatikan
mulai dari layer paling atas (layer E). Tiap proses pematian oil gun HSD tiap layer,
dilakukan penyalaan burner batubara secara bersamaan dari layer yang paling
bawah (layer A). Pada proses pembakaran tersebut burner diarahkan pada sudut
tertentu sehingga dapat membentuk bola api (fire ball).

Sisa pembakaran batubara ada yang turun kebawah dinamakan bottom ash,
dan ada yang terbang mengikuti udara pembakaran disebut fly ash. Fly ash memiliki
kandungan yang dapat membahayakan kesehatan, maka dari itu digunakan
electrostatic precipitator untuk menangkap fly ash. Setelah fly ash berkurang
sekitar 98%, flue gas tersebut dibuang ke udara atmosfer melalui stack atau
chimney. Sedangkan untuk bottom ash yang turun ke bawah diangkut menggunakan
Submerger Scrapper Conveyor dan ditampung dalam bottom ash cylo. Begitu juga
dengan fly ash yang telah disaring atau ditangkap menggunakan e lectrostatic
precipitator akan ditampung pada fly ash cylo dengan transfer menggunakan udara
kompresor.

3.4. Siklus Air dan Uap

Siklus air dimulai pemompaan air laut oleh Sea Water Pump dan
dimasukkan ke Desalt Evaporation yang berfungsi untuk mengubah menjadi air
tawar dan ditampung dalam Feed Water Tank. Kemudian dialirkan menuju Demin
Plant untuk dijadikan air murni dan menghilangkan kandungan mineral dan

23
ditampung di Cool Condensate Storage Tank, dan kemudian air murni tersebut
bersatu dengan air kondensat dalam hotwell. Setelah itu air mengalir dari Hotwell
menuju Condensate Pump untuk dipompakan menuju LP heater (Low Pressure
Heater) yang berfungsi untuk meningkatkan temperatur air.

Dari LP heater, air memasuki Deaerator untuk diproses menghilangkan


ion-ion oksigen dan lainnya. Dapat pula dikatakan deaerator memiliki fungsi untuk
menghilangkan buble atau balon yang biasa terdapat pada permukaan air. Agar
proses pelepasan ini berlangsung sempurna, temperatur air harus memenuhi suhu
yang disyaratkan. Setelah pada kondensor, air dipompakan oleh boiler feed pump
(BFP) menuju boiler. Air yang dipompakan harus memil iki tekanan tinggi sehingga
dapat menghasilkan uap yang bertekanan tinggi pula. Sebelum memasuki boiler air
mengalami beberapa proses pemanasan dengan alat high pressure heater (HP
heater).

Setelah memasuki boiler dan terjadi proses pemanasan, maka air akan
berubah menjadi uap. Uap uang dihasilkan pada proses awal ini memiliki kualitas
yang rendah yaitu berupa uap jenuh yang masih mengandung kadar air. Kadar air
ini berbahaya bagi turbin karena dapat menyebabkan sudu-sudu turbin terkikis.
Untuk menghilangkan kadar air pada uap jenuh dan merubahnya menjadi uap
kering agar dapat digunakan memutar turbin maka digunakan alat bernama
superheater. Uap yang telah keluar turbin akan didinginkan dengan kondensor
sehingga terjadi perubahan fasa dari uap menjadi air dan ditapung pada hot well.

3.5. Kelistrikan

Dalam PLTU Pangkalan Susu,komponen untuk membangkitkan energi


listrik adalah Generator. Setelah listrik keluar pada generator sebesar 15,75 kV
akan dinaikkan tegangannya menjadi 275 kV oleh Generator Transformator dan
disalurkan ke gardu induk Binjai Sumatra Utara.Bagian-bagian utama dari
kelistrikan pada PLTU Pangkalan Susu meliputi Generator,Generator

24
Transformator (GT),Unit Auxiliriary Transformator (UAT), switch yard dan
Stand-By/Start-Up Transformator (SST).

3.5.1. Generator

Generator merupakan mesin konversi energi elektromekanik yang


berfungsi untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.

Gambar 3.2 Generator pada PLTU Pangkalan Susu

Pada PLTU Pangkalan Susu,generator yang digunakan berjenis sinkron


memerlukan 3000 Rpm atau frekuensi 50Hz, memiliki rated capacity 220 MW dan
rated voltage 15,75 kV dengan rated power factor 0,85.

3.5.2. Generator Transformator (GT)

Generator Transformator (GT) merupakan trafo utama yang


mentransformasi tegangan dari pembangkit ke saluran transmisi.

25
Gambar 3.3 Generator Transformator pada PLTU Pangkalan Susu

Trafo yang digunakan untuk menyalurkan tegangan 15,73 kV yang


dihasilkan unit pembangkit ke saluran transmisi 275 kV.

3.5.3. Unit Auxiliriary Transformator (UAT)

Unit Auxiliriary Transformator (UAT) merupakan trafo yang digunakan


untuk memenuhi kebutuhan listrik pembangkit.

Gambar 3.4 Unit Auxiliary Transformator pada PLTU Pangkalan Susu

26
Trafo ini mengambil tegangan dari Generator Transformator kemudian
diturunkan menjadi 6 KV untuk memenuhi kebutuhan sendiri.

3.5.4. Switch Yard

Saluran Udara Tegangan Tinggi atau biasa disingkat SUTT merupakan


saluran yang digunakan untuk menyalurkan energi listrik yang telah diproduksi
oleh pembangkitan energi listrik menuju gardu induk.

Gambar 3.5 Switch Yard pada PLTU Pangkalan Susu

Gambar diatas merupakan gambar switch yard pada PLTU Pangkalan


Susu. Pada PLTU Pangkalan Susu jaringan transmisi yang mengalir pada SUTT
adalah 275 kV.

3.5.5. Stand-By/Start-Up Transformator (SST)

Stand-By/Start-Up Transformator (SST) yaitu Trafo yang terkoneksi


dengan jaringan transmisi SUTT 275 kV yang berfungsi untuk disaat Pembangkit
belum beroperasi (starting) atau bermasalah,maka SST ini menurunkan tegangan
275 kV menjadi 6 kV untuk kebutuhan Pembangkitan.Setelah Pembangkit sudah
beroperasi,maka trafo ini dalam keadaan siaga (Stand-By).

27
Gambar 3.6 Stand-By/Start-Up Transformator pada PLTU Pangkalan Susu

3.6 Sistem Eksitasi Generator

Sistem eksitasi generator merupakan pemberian arus searah pada belitan


medan yang terdapat pada rotor dari generator untuk menghasilkan tegangan bolak-
balik. Pada sistem eksitasi terdapat beberapa hal penting untuk diketahui seperti
karakteristik generator arus searah sebagai salah s atu suplai arus searah dan prinsip
elektromagnetik untuk pembangkitan energy listrik.

Elektromagnet merupakan prinsip pembangkitan magnet dengan


menggunakan arus listrik.Sebatang kawat yang diberikan listrik DC arahnya
meninggalkan kita (tanda silang), maka disekeliling kawat timbul garis gaya
magnet melingkar, seperti pada gambar berikut.

G ambar 3.7 Elektromagnet

Sedangkan gambar visual garis gaya magnet didapatkan dari serbuk besi yang
ditaburkan disekeliling kawat beraliran listrik. Sebatang kawat pada posisi vertikal

28
diberikan arus listrik DC searah panah, maka arus menuju keatas arah pandang
(tanda titik). Garis gaya magnet yang membentuk selubung berlapis lapis terbentuk
sepanjang kawat. Garis gaya magnet ini tidak tampak oleh mata kita, cara
melihatnya dengan serbuk halus besi atau kompas yang didekatkan dengan kawat
penghantar tsb.

Kompas menunjukkan bahwa arah garis gaya sekitar kawat melingkar.


Arah medan magnet disekitar penghantar sesuai arah putaran sekrup (James Clerk
Maxwell, 1831-1879). arah arus kedepan (meninggalkan kita) maka arah medan
magnet searah putaran sekrup kekanan. Sedangkan bila arah arus kebelakang
(menuju kita) maka arah medan magnet adalah kekiri.

29
BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1. Generator p ada P L T U Pangkalan Su su

Di PLTU Pangkalan Susu ini terdapat 2 unit generator yang beroperasi


dengan jenis generator sinkron.Generator yang digunakan pada PLTU Pangkalan
Susu adalah merek Beijing Beizhong model QFSN-300-2 tipe Static Excitation
H 2O-H 2-H 2 Cooled Generation Unit.

Gambar 4.1 Nameplate Generator Unit 1 dan Unit 2 Pangkalan Susu

Tabel 4.1 Keterangan Nameplate Generator

No Point Keterangan Penjelasan

1 Type QFSN – 220 - Q Bersumber dari


2 turbin

30
F Kode Generator

S Pendingin Stator
menggunakan air
(H 2 O)

N Pendingin rotor
menggunakan H 2

220 Rating daya yang


dihasilkan

2 Jumlah kutubnya 2

2 Rated 220000 W Maksimum yang dapat


Output dicapai dari proses produksi
daya yang dihasilkan
generator

3 Rated 15750 V Maksimum tegangan yang


Voltage dihasilkan oleh generator

4 Rated 9487 A Maksimum arus yang


Current dihasilkan oleh generator

5 Power 0.85 Faktor daya yang dari daya


Factor keluaran generator adalah
0.85

6 Frequency 50 Hz Frekuensi yang dihasilkan


generator adalah 50 Heartz

7 No.Of 3 Jumlah kabel Phasa instalasi


Phase generator adalah berjumlah
tiga

8 Speed 3000 r/m Kecepatan putaran rotor


generator adalah 3000
putaran per menit

31
9 Absolute 0.4 Jumlah tekanan Hydrogen
Hydrogen yang ditetapkan pada
Pressure pendingin generator

10 Duty Type

11 Conection YY Generator ini menggunakan


hubung YY (Bintang) untuk
lilitannya

12 Serial No. 032S13 – 28 Nomor seri pada generaotr

13 Rated 472 V Jumlah tegangan maksimal


Exciting eksitasi pada generator
Voltage

14 Rated 1845 A Jumlah arus maksimal


Exciting eksitasi pada generator
Current

15 Rotor H2 Pendingin lilitan rotor


Winding menggunakan Hidrogen
Coolant

16 Stator H2O Pendingin lilitan stator


Winding menggunakan air
Coolant

17 Rotor F Batas suhu maksimal pada


Winding lilitan rotor digenerator
Insulation 155° C
Class

18 Stator F Batas suhu maksimal pada


Winding lilitan stator digenerator
Insulation 155° C
Class

32
19 Stator Core H2 Pendingin inti stator dan
and Rotor rotor menggunakan
Coolant Hidrogen

20 Standard IEC Generator ini mengikuti


Standar spesifikasi dari
International
Electrothecnical
Commission

21 Protection IP54 IP International


Type Protection (Proteksi
berstandar
Internasional

5 Perlindungan dari
masuknya debu dan
perlindungan
lengkap terhadap
kontak langsung.
Pada tingkatan ini
debu masih dapat
dijinkan masuk
namun dalam batas
normal selama tidak
mengganggu
pengoperasian
peralatan.

4 Perlindungan
terhadap percikan air
yang datang dari
segala arah.

33
22 Manuf Date Jun 2009 Generator ini diproduksi
pada bulan Juni tahun 2009

4.2. Sistem Eksitasi Statis P L T U Pangkalan Susu

Sistem eksitasi statik adalah sistem eksitasi generator dengan


menggunakan peralatan eksitasi yang tidak bergerak, yang berarti bahwa
peralatan eksitasi tidak ikut berputar bersama rotor generator sinkron.

Gambar 4.2 Sistem Eksitasi Statis PLT U Pangkalan Susu

Seperti pada gambar diatas,sistem eksitasi ini disebut juga self excitation
merupakan sistem eksitasi yang tidak memerlukan generator tambahan sebagai
sumber eksitasi generator sinkron dan sebagai gantinya sumber eksitasi berasal
dari keluaran generator sinkron itu sendiri yang disearahkan terlebih dahulu
dengan menggunakan rectifier.

Awalnya pada rotor ada sedikit magnet yang tersisa, magnet yang sisa
ini akan menimbulkan tegangan pada stator, tegangan ini kemudian masuk ke
dalam penyearah dan dimasukkan kembali ke rotor, akibatnya medan magnet
yang dihasilkan semakin besar dan tegangan AC naik demikian seterusnya
sampai dicapai tegangan nominal dari generator AC tersebut.

34
Penyearah mempunyai pengatur sehingga tegangan generator dapat
diatur konstan menggunakan AVR. Pada sistem eksitasi generator di PLTU
Pangkalan Susu sendiri menggunakan sitem eksitasi jenis ini ,dimana exciter
berasal dari sistem penyearah yang sumbernya disuplai dari output generator itu
sendiri.

4.3. Sistem Eksitasi Generator Pangkalan Su su Meng gun ak an Sikat

Pada Sistem Eksitasi menggunakan sikat, sumber tenaga listriknya


berasal dari generator arus bolak balik (AC) yang disearahkan terlebih dahulu
dengan menggunakan rectifier. Gambar dibawah ini merupakan rangkaian sistem
eksitasi dengan sikat.

Gambar 4.3 Diagram Eksitasi dengan sikat


Jika menggunakan sumber listrik yang berasal dari generator AC atau
menggunakan Permanent Magnet Generator (PMG) medan magnetnya adalah
magnet permanen. Dalam lemari penyearah, tegangan listrik arus bolak balik
diubah atau disearahkan menjadi tegangan arus searah untuk mengontrol
kumparan medan eksiter (exciter). Untuk mengalirkan arus Eksitasi dari exciter
ke rotor generator menggunakan slip ring dan sikat arang.

Penggunaan slipring dan sikat, biasanya digunakan pada generator yang


berkapasitas kecil. Slipring ini terbuat dari bahan metal yang biasanya telah
terpasang pada poros mesin tetapi terisolasi dari poros tersebut. Dimana kedua
ujung belitan medan pada rotor dihubungkan ke slipring tersebut. Dengan
menghubungkan terminal positif dan negatif dari sumber arus searah ke slipring

35
melalui sikat, maka belitan medan akan mendapatkan suplai energi listrik arus
searah dari sumber luar.

4.3.1. Prinsip kerja pada sistem Eksitasi dengan sikat (Brush Excitation)

Generator penguat yang pertama, adalah generator arus searah hubungan


shunt yang menghasilkan arus penguat bagi generator penguat kedua. Generator
penguat (exciter) untuk generator sinkron merupakan generator utama yang
diambil dayanya.

Pengaturan tegangan pada generator utama dilakukan dengan mengatur


besarnya arus Eksitasi (arus penguatan) dengan cara mengatur potensiometer atau
tahanan asut. Potensiometer atau tahanan asut mengatur arus penguat generator
pertama dan generator penguat kedua menghasilkan arus penguat generator
utama. Dengan cara ini arus penguat yang diatur tidak terlalu besar nilainya
(dibandingkan dengan arus generator penguat kedua) sehingga kerugian daya
pada potensiometer tidak terlalu besar. PMT arus penguat generator utama
dilengkapi tahanan yang menampung energi medan magnet generator utama
karena jika dilakukan pemutusan arus penguat generator utama harus dibuang ke
dalam tahanan.

Sekarang banyak generator arus bolak-balik yang dilengkapi penyearah


untuk menghasilkan arus searah yang dapat digunakan bagi penguatan generator
utama sehingga penyaluran arus searah bagi penguatan generator utama, oleh
generator penguat kedua tidak memerlukan cincin geser karena penyearah ikut
berputar bersama poros generator.Cincin geser digunakan untuk menyalurkan
arus dari generator penguat pertama ke medan penguat generator penguat kedua.
Nilai arus penguatan kecil sehingga penggunaan cincin geser tidak menimbulkan
masalah. Pengaturan besarnya arus penguatan generator utama dilakukan dengan
pengatur tegangan otomatis supaya nilai tegangan klem generator konstan.

Pada PLTU Pangkalan Susu,sistem eksitasi dengan sikat menggunakan


Carbon Brush, dimana setiap eksiter memiliki 20 carbon brush yang dibagi 2

36
M ain slip ring sehingga dalam slip ring kanan dan slip ring kiri pada eksiter
memiliki 10 buah carbon brush.

4.3.2. Tipe-Tipe Carbon Brush

Berdasarkan bahannya terdapat beberapa jenis Carbon


brush,yaitu:

a) Carbon (HC),digunakan untuk mesin dengan putaran rendah.

b) Carbon-Graphite(CG),digunakan untuk mesin dengan putaran


rendah.

c) Electrographite(EG),digunakan unuk mesin industri (paling


banyak digunakan untuk industri ).

d) Graphite (NG),digunakan pada motor slipring.

e) Metal-Graphite (MG or MI),digunakan untuk mesin yang


memiliki current densit tinggi.misalkan terdapat pada
synchronous converter ring dan welding generator.

4.3.3. Perawatan Pada Sistem Eksitasi dengan Sikat

Dalam pemeliharaan sistem eksitasi dengan sikat diperlukan beberapa


perawatan rutin yang perlu dilakukan,diantaranya sebagai berikut:

a) Penggosokan slip ring

b) Pembersihan ruangan eksiter

c) Penggantian carbon brush yang sudah pendek

d) Cleaning pada saat unit shutdown

37
Gambar 4.4 Pemasangan Carbon Brush pada rotor Generator

4.4. Sistem Eksitasi G E C – 300

Pada sistem eksitasi generator statis ini, tipe AVR yang digunakan adalah
GEC-300. Arus eksitasi didapatkan dari terminal generator. Arus medan dari generator
sinkron mengalir melewati trafo eksitasi, penyearah (SCR), dan field breaker. Dalam
hal ini, trafo eksitasilah yang bertugas untuk menyamakan tegangan generator dengan
tegangan input untuk penyearah (SCR), dan menyediakan isolasi galvanis antara
terminal AVR dengan kumparan medan. Gambar diagram dibawah ini merupakan
gambar diagram skematik AVR pada PLTU Pangkalan Susu.

38
Gambar 4.5 Rangkaian Eksitasi Static Self-shunt GEC – 31X

Tegangan sekunder dari trafo eksitasi didesain sedemikian rupa agar


tegangan output maksimum dari konverter sama dengan tegangan batas tertinggi
DC.

Gambar 4.6 Controll Operation Excitation

Arsitektur multiprosesor stratified diadopsi dalam sistem kontrol


eksitasi GEC-300 untuk memenuhi berbagai kebutuhan pelanggan kinerja
kontrol, antarmuka grafis, dan komunikasi dan sebagainya. sistem kontrol
eksitasi GEC-300 adalah struktur tiga lapisan: bagian bawah adalah unit daya
yang cerdas; tengah adalah Automatic Voltage Regulator (AVR) Unit, dan bagian

39
atas adalah Extended Comunication Unit (ECU). struktur ditunjukkan pada
gambar berikut.

Gambar 4.7 Jaringan AVR


IPU

IPU (Intelligent Power Unit) adalah chassis 6U standar dan untuk


menghasilkan gelombang pulsa.Bahkan,itu untuk menerapkan umpan balik
yang cerdas pembagian arus dan proteksi lokal te rhadap over-current pada
unit daya,over-temperature, dll.


AV R

AVR mengadopsi teknik SoC. Teknik implementasi cepat DSP 32-bit dan
regulasi eksitasi akurat.Selain itu,regulator tegangan otomatis dapat
menerapkan strategi kontrol maju (PSS / LOEC / NPSS).


ECU

ECU disesuaikan antarmuka manusia-mesin (Human Machine Interface /


HMI), dan dapat terhubung dengan pembangkit listrik jaringan informasi

40
otomatis seperti DCS dan sebagainya untuk melaksanakan publikasi
jaringan remote, dan karena itu menyediakan dengan nol-jarak layanan
instan.


C AN

Jaringan Bus kontrol mengimplementasikan pertukaran informasi yang


cepat dan handal antara IPU dan AVR. Penerapan CAN secara dramatis
mengurangi kabel kabel antara IPU dan AVR dan mengimplementasikan
konfigurasi independen.

4.5. K o mp o n e n pada Sistem Eksitasi Generator P L T U Pangkalan Susu

Sistem eksitasi sebagian besar tersusun oleh lima komponen sebagai


berikut :

• Komponen suplai tenaga eksitasi : Excitation Transformator (ET)

• Komponen Kontrol : Automatic Voltage Regulator (AVR)

• Komponen tenaga : Lemari Intelligent Power Rectifier

(SCR) (GEC – 300 IPRC)

• Komponen medan sesaat : Lemari Field De-Excitation dan

Deeksitasi dan Komponen proteksi Over – Voltage Protection (FDC)

tegangan lebih


Komponen Konektor : AC Bus Connecting (untuk unit di
Bawah 200 MW)

41
Gambar 4.8 Lemari Kontrol, Bus Bar, dan Proteksi pada Ruang Kontrol Eksitasi
PLTU Pangkalan Susu

4.5.1 Excitation Transformator (ET)

Excitation Transformator (ET) adalah komponen yang berfungsi


sebagai suplai tenaga eksitasi, dan mengisolasi peralatan eksitasi dari terminal
generator. Sisi tegangan tinggi dihubungkan dengan terminal generator dan sisi
tegangan rendah dihubungkan dengan sisi penyearah.

Gambar 4.9 (kiri) Excitation Transformator (ET) , (kanan) Namplate ET

42
Sebagai Trafo Step down dari output generator,tegangannya diturunkan
dari 6 kV menjadi 850 V , Dimana input dari trafo eksitasi itu sendiri berasal dari
generator dan outputnya disalurkan ke AVR.

4.5.2 Automatic Voltage Regulator (AVR)

Lemari regulator eksitasi biasa disebut juga dengan AVR,yang terdiri


dari E xtended Communication Unit (ECU) ,dua set Automatic Voltage
Regulator (AVR32),rangkaian pengoperasian,rangkaian input/output digital dan
rangkaian input/output analog.Dalam struktur tiga-lapisan kontrol sistem eksitasi
GEC – 300,lemari AVR mencangkup dua lapisan : ditengah untuk lapisan AVR
dan diatas untuk ECU.

Gambar 4.10 GEC – 300 Controller (AVR32)

Gambar 4.11 Extended Communication Unit (ECU)

43
Prinsip kerja dari AVR adalah mengatur arus penguatan (excitation)
pada exciter. Apabila tegangan output generator di bawah tegangan nominal
tegangan generator, maka AVR akan memperbesar arus penguatan (excitation)
pada generator exciter.Dan juga sebaliknya apabila tegangan output generator
melebihi tegangan nominal generator, maka AVR akan mengurangi arus
penguatan (excitation) pada generator exciter.

Dengan demikian apabila terjadi perubahan beban, tegangan output


generator akan dapat distabilkan oleh AVR secara otomatis dikarenakan
dilengkapi dengan peralatan untuk pembatasan penguat minimum ataupun
maximum yang bekerja secara otomatis. Sinyal kontrol diambil oleh voltage
sensing yang mendapat umpan masukan dari PT dan CT.

4.5.3 Lemari Intelligent Power Rectifier (GEC – 300 IPRC)

Intelligent Power Rectifier Cubicle dilambangkan dengan IPRC,yang


terdiri dari unit kontrol cerdas IPU16, dual power supply, amplifier pulsa, thyristor,
fans dan operation circuits.Fungsi utama IPU bilik adalah untuk memperbaiki
tegangan sekunder eksitasi transformator sert a untuk mengontrol tegangan dan arus
dari rotor generator. Dalam struktur tiga-lapis sistem kontrol eksitasi GEC-300,
IPRC termasuk lapisan bawah pada IPU (Intelligent Power Unit).

Ada dua jembatan rectifier di IPU bilik sistem eksitasi GEC-311. Untuk
GEC-312, GEC-313 dan GEC-314, hanya ada satu jembatan rectifier di setiap
lemari IPU.

The IPU16 di Lemari IPU dapat mencapai ke current distribution


intelligently, dan setiap IPU16 dapat bekerja di mode manual untuk menjaga arus
medan konstan tanpa AVR, yang meningkatkan keandalan sistem.

44
Gambar 4.12 Nameplate Lemari Thyristors Rectifier

Gambar 4.13 GEC – 300 Intelligent Power Rectifier Unit Controller (IPU16)

Komponen Utama pada Lemari Rectifier meliputi :


1. Thyristor
Thyristor diimpor termasuk seri 5STP dari ABB di Swiss dan seri DCR
dari DYNEX / MITTEL di Inggris, dan thyristor buatan sendiri yang
dibuat oleh pabrik Yongji Electric Machine dan Zhuzou Electric
Locomotive Institude.

45
Gambar 4.14 Thyristor beserta radiatornya
.

2. Fast Fuse

3. AC Input Switch

Saklar seri HD13 dibuat oleh Shanghai Jingong Electrical Wholeset


Company, memiliki mekanisme operasi yang baik, kontak dekat, dan
penampilan yang baik.
Tegangan switch dinilai harus lebih tinggi dari anoda tegangan AC yang
dinilai dari rectifier, dan nilai arus harus lebih tinggi dari nilai arus AC dari
rectifier.

4. DC Output Switch
Saklar seri HD13 dibuat oleh Shanghai Jingong Electrical Wholeset
Company, tegangan switch dinilai harus lebih tinggi dari nilai tegangan
keluaran DC pada rectifier, dan nilai arus harus lebih tinggi dari nilai
Aus DC pada rectifier.

5. Fan
Seri R4E pada kipas low – noise dibuat oleh EBM Company di

Jerman.Ambil R4E-400 untuk contoh beserta parameter utamanya :


Jumlah angin : 3150 m/h
Kebisingan : 61 dBA
Parameter motor 230 V , 0.27 kW

46
Gambar 4.15 low-noise fan

6. Pulse trigger monitoring circuit


Menggunakan sirkuit yang stabil, yang dipilih ketika sistem eksitasi
memerlukan kehandalan yang tinggi, jika trigger kehilangan pulsa,
maka sirkuit monitoring akan menghasilkan sinyal alarm.

7. Wind pressure relay


Gravity Auxilliary Wind Pressure Relay mendapatkan hak paten dari Jisi
Company,dipilih, dan inti komponen menggunakan saklar mikro.Teknik
Kondisinya yaitu :
Kecepatan angin : ≮ 5.5 m/s
Tekanan angin : ≮ 80 Pa

Gambar 4.16 Appearance of Gravity Auxilliary Wind Pressure Relay

47
8. Over temperature relay
Relay temperatur Eld-3 dipilih dari Elmwood Company di Amerika
Serikat, dengan isolasi yang baik, bekerja stabil dan andal.Dimana saat
temperature lebih tinggi dari 75 °C, sinyal alarm akan menyala dan
kontrol pulse trigger akan berhenti atau limits load.

9. Temperature monitoring (High Cost Option)

4.5.4. Field De – Excitation and Over – Voltage Protection (GEC – 300

FDC)
FDC terdiri dari Bidang Circuit Breaker, nonlinier atau linier de-eksitasi
resistor, dan perangkat perlindungan over-tegangan pada AC dan sisi DC.
Fungsi utama dari bilik ini cepat dan aman de-eksitasi melalui modus
rectifier terbalik selama berhenti normal.
Untuk unit listrik tenaga air di atas 50MW atau unit pembangkit listrik
termal di atas 200MW, terpusat blocking RC absorber dipasang untuk menahan
tegangan lebih dari jembatan rectifier pada AC dan DC side.For unit pembangkit
kecil, sirkuit lonjakan absorber dipasang untuk menahan selama -voltage di sisi
AC, dan lonjakan sirkuit absorber pulsa dipasang untuk menahan diri selama-
tegangan pada sisi DC.
Penggunaan nonlinier de-eksitasi resistor (linear de-eksitasi resistor juga
tersedia untuk unit tenaga panas) adalah untuk menyerap terbalik atas-tegangan
rotor selama disengaja berhenti. (FR1 - de-eksitasi tegangan lebih-perlindungan
sirkuit).
Untuk unit listrik tenaga air di atas 50MW atau unit tenaga panas di atas
200MW, Non-semua-fase atau pelindung tergelincir besar dipasang untuk
menyerap depan dan belakang lebih-tegangan selama berjalan. (FR2 - Non-
semua-fase absorber sirkuit)
Penggunaan Field Circuit Breaker adalah untuk memotong bidang loop
arus dan transfer energi untuk resistor de-eksitation. Mengingat berbeda jenis

48
eksitasi tegangan, kapasitas saat ini dan de-eksitation,Field Circuit Breaker dapat
djadikan unipolar atau bipolar, dan memiliki 1 sampai 4 struktur.

4.6. H u m a n Ma ch in e Interface ( H M I ) p ad a R u a n g Kontrol Eksitasi P L T U


Pan g k alan S u s u

Human Machine Interface yaitu untuk melihat keadaan dimana suatu


komponen bekerja maupun tidak serta beberapa digunakan untuk
mengendalikannya lewat layar interaksi.Pada HMI ruang kontrol Eksitasi PLTU
Pangkalan Susu,meliputi Lemari AVR,Lemari Intelligent Power Rectifier
(IPRC),dan Lemari (FDC).

4.6.1. Lemari AVR

Gambar 4.17 ECU UNIT Cubicle Door LayOut

• Indikator “Working” ON : Komponen perangkat keras AVR dalam


keadaan normal

49

Indikator “Working” OFF : AVR dalam keadaan eror/rusak

Indikator “Fault/Alarm” ON : Lemari AVR dalam keadaan eror/rus ak dan
informasi kerusakan dapat dilihat melalui ECU
• Indikator “SetA Effect” O N : Set A menjadi pengontrol utama dan
pengontrol CAN bus (sudut thyristor trigger ditransmisikan oleh CAN bus)

Indikator “SetA Effect” OFF : Set A menjadi pengontrol pembantu dan
menjadi pendengar CAN bus
• Indikator “SetB Effect” O N : Set B menjadi pengontrol ut a ma dan
pengontrol CAN bus

Indikator “SetB Effect” OFF : Set B menjadi pengontrol pembantu dan
pendengar CAN bus

“ECU Unit” : Panel komputer layar sentuh dengan OS Windows.Dengan
ECU unit,semua informasi dari AVR akan ditemukan dan pengoperasian
AVR dapat di gunakan

Normal State : Salah satu indikator dari SetA dan SetB dalam keadaan
ON

50
Gambar 4.18 Operation in Cubicle

Pengontrol A V R : Menggunakan chassis 6U standard dan struktur


plugboard.Setiap pengontrol terdiri dari dua papan listrik
AC / DC, satu papan CPU dan satu papan PT / CT.
Biasanya dua set AVR dilengkapi sebagai SetA dan setB.
IN C : Ketika ditekan, setpoints (stator tegangan atau arus medan)
dari setA dan setB meningkat secara bersamaan.Tombol
ini memiliki fungsi anti-blocking,dan panjang langkah
dapat diatur oleh parameter P04.
DCR : Ketika ditekan, setpoints dari SetA dan setB menurun
secara bersamaan. Tombol ini memiliki fungsi anti-
blocking, dan panjang langkah dapat diatur oleh parameter
P04.

51
Start-Up : Ketika ditekan pada rated rotated speed, eksitasi dimulai
dan tegangan stator meningkat menjadi setpoint presetted.
De-excite : Ketika ditekan di under no-load, eksitasi dihentikan dan
stator tegangan menurun ke nol.
Signal reset : Ketika ditekan, sinyal alarm / kesalahan dari A V R dan
IPRC akan disetel ulang.
Master/Slave : Ketika ditekan, kondisi master / slave dari setA dan setB
pengendali akan diaktifkan jika keduanya berada di gear.
PSS is O N : Sistem eksitasi mengadopsi hukum kontrol PSS+PID.
PSS is OFF : Sistem eksitasi mengadopsi hukum kontrol PID
Manual is O N : Sistem eksitasi mengadopsi bidang konstan hukum kontrol
saat untuk menjaga Field Current Constant (FCR). Di
bawah keadaan ini, V / F limiter, bidang limiter saat ini
dan underexcitation limiter dinonaktifkan secara
otomatis.
Man u al is O F F : Sistem eksitasi mengadopsi hukum stator kontrol tegangan
konstan untuk menjaga tegangan stator tetap konstan
(AVR).
Protection is O N : V / F limiter,field current limiter dan underexcitation
diaktifkan
Protection is O F F : Selama pengujian, Clear Protection O N untuk
menonaktifkan V / F limiter, field current limiter, under
excitation limiter
Debug is O N : Set Debugging untuk memasuk lokasi debugging, di mana
regulator dapat dioperasikan oleh ECU.
Debug is O FF : Dibawah keadaan ini, EC U dapat menampilkan status
sistem eksitasi tetapi AVR tetap beroperasi.
ICD is O N : Intelligent Current Ditribution (ICD) dari IPU diaktifkan.
Set ZK6 to Mvar : Jika Set Manual OFF dan ZK6 diatur ke konstan MVAr
(Q), sistem eksitasi mengadopsi hukum kontrol daya
reaktif konstan untuk menjaga reaktif daya tetap konstan.

52
Set ZK6 to PF : Jika Set Manual OFF dan ZK6 diatur ke konstan PF(Cos
φ), sistem eksitasi mengadopsi hukum kontrol faktor daya
untuk menjaga faktor daya tetap konstan

Catatan :
[1] Kedua setA dan setB pengendali disediakan oleh AC dan DC power, dan
mereka siaga satu sama lain.
[2] Operasi seperti Kenaikan Eksitasi, Penurunan Eksitasi, Start-up, De-
mendebarkan, Signal Reset, PSS dan Set manual hanya tersedia bila
pengoperasian saklar daya 61DK (di FDC) dekat dan tegangan adalah
normal.

4.6.2. GEC – 300 Lemari Intelligent Power Rectifier (IPRC)

(a)

53
(b)
Gambar 4.19 (a)HMI dan (b)Push Button or Switch of Door Layout of Single IPRC

Indikasi “ Working ” ON : IPU16 dalam keadaan normal dan menghasilkan


trigger pulse dalam keadaan biasa.
Indikasi “ Fault/Alarm “ O N : Bilik IPU dalam keadaan eror, dan kesalahan
inforamsi dapat ditemukan pada LCD atau ECU.
Indikasi “ ICD Good ” ON : Koefisien Intelligent Current Distribution tidak
kurang dari 95%
Indikasi “ Pulse Power ” ON : Daya pulsa dari bilik IPU dalam keadaan normal.
Indikasi “ 1# SCR Cur ” : Menampilkan keluaran nilai Arus medan dari
bilik IPU.
I PU : Dengan tampilan LCD, semua informasi keadaan
IPU dapat ditemukan dan semua operasi dari IPU
dapat dicapai
Saklar “ Pulse Pow ” : Saklar catu daya pada pulse amplifier.
Saklar “ Fan Oper ” : Saklar untuk menghidupkan kipas secara manual
selama tes atau kontrol lokal.
Saklar “ Self Fun ” : Self Function, ketika tertutup, sinyal IPU akan
berjalan secara iindependen tanpa kontrol AVR

54
4.6.3. GEC – 300 Lemari De – Excitation and Over – Voltage Protection (FDC)

Gambar 4.20 Cubicle Door LayOut of FDC


Indikator “ Oper Pow ” ON : Operasi catu daya dari sistem eksitasi dalam
keadaan normal.
Indikator “ Pre Clos ” ON : Catu daya dari FMK dalam keadaan normal.
Indikator “ Over volt ” ON : Rotor sesekali mengalami over – voltage.
Tombol “ Over volt reset ” : Ketika ditekan, sinyal over – voltage akan terhapus.
Indikator “ Closing ” ON : Catu daya operasi dalam keadaan noraml dan saklar
FMK tertutup.
Indikator “ Trip ” ON : Catu daya operasi dalam keadaan normal dan saklar
FMK terbuka
Set “ FMK Oper ” tertutup : Tutup saklar FMK jika catu daya operasi dan
penutupan catu daya pada FMK keduanya dalam
keadaan normal.
Set “ F M K Oper ” terbuka : Buka saklar F M K jika catu daya operasi dalam
keadaan normal
“ Field Volt ” : Menampilkan Output Field Voltage.
“ Field Cur ” : Menampilkan Output Field Current
Tombol “ Earthting Test ” : Untuk pengujian rotor.
Tombol “ Earthting Rest ” : Ketika ditekan, sinyal pentanahan pada rotor akan
terhapus

55
BAB V
P EN U TU P

5.1. Kesimpulan

Setelah kegiatan Kerja Praktek yang telah dilakukan di PLTU Pangkalan


Susu dapat disimpulkan bahwa :

1. Sistem eksitasi yang digunakan pada PLTU Pangkalan Susu adalah GEC-31X
yang merupakan sistem eksitasi statis dengan sikat dimana tenaga eksitasi
diambil dari terminal generator sendiri (static self-shunt excitation).

2. Penggunaan sikat arang dan slip ring mempunyai kelemahan timbulnya rugi
gesekan pada poros generator dan besarnya arus yang mampu dialirkan pada
sikat arang relatif kecil.

3. AVR berfungsi untuk mengatur arus eksitasi yang disalurkan, tegangan


terminal generator dan daya reaktif generator, agar tegangan generator tetap
konstan meskipun beban berubah-ubah.

5.2. Saran

Saran-saran yang dapat saya berikan setelah melakukan kegiatan kerja


praktik pada PLTU Pangkalan Susu adalah sebagai berikut :

1. Sebaiknya Touchpad Computer pada HMI ruang kontrol eksitasi


menggunakan OS Windows 10 ataupun Linux agar komputer tersebut bekerja
lebih optimal serta lebih terproteksi dari virus maupun malware.

2. Sebaiknya PT Indonesia Power lebih memanfaatkan limbah hasil


pembakaran batu bara yang dikeluarkan.Baik hasil dari fly ash silo maupun
bottom ash silo.

56

Anda mungkin juga menyukai