Anda di halaman 1dari 3

Nama : Victor Sean Lambert (19/447307/SV/17001)

Kelas : KAT01
Tugas Studium Generale
Membangun Karakter Pancasila di Era Pandemi Covid 19

A. Narasumber :
 Prof. Ir. Nizam, M.Scm DIC, PH.D
 Prof. dr. Ova. Emilia, M.Med. Ed.,Ph., SpOG(K)
B. Materi
1. Dasar Penguatan Karakter SDM Unggul oleh Prof. Ir. Nizam, M.Scm DIC, PH.D
a. Tantangan besar terhadap negara
o Demokrasi dan transformasi sosial
o Kesenjangan, kemiskinan, pemenuhan kesehatan, capaian pendidikan
o Indonesia masih bergantung pada luar negeri untuk bahan pangan dan
sandang.
o Ketersediaan infrastruktur belum memadai di beberapa daerah di Indonesia
o Industri Indonesia masih belum berkembang, mengakibatkan banyak bahan
baku mentah belum dapat diolah sendiri atau diolah industri asing.
b. Dampak revolusi Industri 4.0
Dengan adanya revolusi industri 4.0 menjadikan terciptanya lapangan pekerjaan
baru di Indonesia, dengan 23 juta pekerjaan akan digantikan dengan automasi,
dengan peluang bertambah lapangan kerja baru dua kali lipat dari pekerjaan yang
baru. Meskipun begitu, lapangan pekerjaan baru tersebut masih banyak yang
belum ada. Maka dari hal itu menjadikan tantangan bagi perguruan tinggi untuk
menghasilkan lulusan yang Adaptive, Agile Learners, Self directed, Entrepreneur,
Complex Problemsolver, Digital Literacy, dll.
c. Posisi Startup Indonesia di Dunia
Bangsa indonesia merupakan bangsa yang kreatif hal ini terbukti dengan adanya
keragaman dalam berbahasa, tarian, dan budaya yang kreatif berbeda-beda. Maka,
jika kreativitas tersebut di”kawinkan” dengan penguasaan teknologi, maka
lahirnya inovasi dan ekonomi baru. Dalam dunia startup, Indonesia menempati
peringkat kelima di Dunia, jauh dari negara Asia lainnya. Hal ini dikarenakan para
milenial dengan menggabungkan kreatifitas dan kearifan lokal menciptakan
startup-startup di Indonesia seperti Go-Jek, Tokopedia, Traveloka, Ovo, dsb. Hal
ini menjadi peluang untuk mengangkat kekuatan ekonomi Indonesia.
d. Tridharma Perguruan Tinggi
Peran Perguruan Tinggi adalah menyiapkan sumber daya manusia (pemimpin
masa depan), inovasi, dan pengabdian masyarakat.
e. Mata rantai yang putus (Broken Link)
Sering terjadinya lulusan baru yang dimana belum siap terhadap dunia pekerjaan
(Broken Link). Perguruan tinggi harus menyiapkan lulusannya menjadi warga
negara yang produktif, mandiri, dan merdeka. Oleh karena itu Broken Link itu
harus diatasi agar tidak terjadinya pada perguruan tinggi.
f. Kampus Merdeka untuk SDM Unggul
Kegiatan kampus merdeka yang sudah pernah dilakukan UGM di Banda Aceh
untuk mengenal budaya, adat, masyarakat disana, serta mambung rasa cinta tanah
air dan bela negara. 9 kegiatan yang dilakukan oleh kampus merdeka adalah :
1) Pertukaran Mahasiswa
2) Magang
3) Mengajar di Sekolah
4) Penelitian
5) Proyek Kemanusiaan
6) Kewirausahaan Mahasiswa
7) Studi/Proyek
8) Membangun desa
9) Bela negara
g. Karakter yang diinginkan dari hasil pendidikan kita yaitu:
1) Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia
2) Mandiri
3) Bernalar Kritis
4) Kreatif
5) Bergotong Royong
6) Berkebinekaan Global
h. MKWK
Karakter-karakter yang telah disebutkan pada poin sebelumnya, diandalkan pada
mata kuliah wajib yang diatur pada Pasal 35 (3) Nomor 12 Tahun 2012, mata
kuliah yang dimaksud adalah:
1) Agama
2) Kewarganegaraan
3) Pancasila
4) Bahasa Indonesia
i. Transformasi Pendidikan tinggi, terdapat 8 Indikator Kinerja Utama :
1) Lulusan mendapatkan pekerjaan yang layak
2) Mahasiswa mendapat pengalaman diluar kampus
3) Dosen berkegiatan diluar kampus
4) Praktisi mengajar di dalam kampus
5) Hasil kerja dosen digunakan masyarakat dan dapat rekognisi Internasional
6) Kerja sama dengan mitra kelas dunia
7) Kelas yang kolaboratif dan partisipatif
8) Program studi berstandar Internasional
j. Kampus Sehat
Kita harus membangun suasana kampus yang sehat dengan ekosistem kampus
merdeka, yaitu dengan sehat secara intelektual, sehat secara fisik jasmani, sehat
emosional & spiritual, kesehatan sosial dengan warga kampus yang bermanfaat
bagi masyarakat, dan kesehatan lingkungan.
k. Bela Negara di Masa Pandemi
Terdapat banyak cara dalam bela negara pada masa pandemi ini seperti belajar
dari rumah, menjadi relawan kesehatan, relawan pendidikan, relawan sumbangan
alat kesehatan dan masih banyak lagi. Hal-hal tersebut merupakan bentuk konkrit
dari semangat bela negara dan juga bentuk konkrit dari MKWK yang
diaktualisasikan dalam karya nyata mahasiswa-mahasiswa. Fakta-fakta tersebut
merupakan bukti bahwa pandemi tidak menghalangi kita, untuk membangun
karakter dalam menyiapkan generasi unggul.
2. Berjuang dalam pandemi COVID 19 oleh Prof. dr. Ova. Emilia, M.Med. Ed.,Ph.,
SpOG(K)
Terdapat 9 pilar yang digariskan WHO untuk menjadi patokan yang perlu diterapkan
pada lingkungan sekitar kita, yaitu:
a. Pilar 1 : Country-level coordination, planning and monitoring
Adanya suatu koordinasi seperti contoh adanya satgas yang diturunkan pada
daerah-daerah yang membutuhkan pertolongan.
b. Pilar 2 : Risk communication and community engagement
Dalam kondisi yang tidak dapat diprediksi, maka komunikasi dalam masyarakat
serta keterlibatanya sangatlah penting, seperti contohnya adanya pemerintah
membuat platform khusus untuk informasi mengenai Covid-19.
c. Pilar 3 : Surveillance, rapid-response teams, and case investigation
Dengan adanya satgas tingkat nasional, dibentuk suatu platform untuk merekam
kasus Covid-19 dengan tujuan melacak penyebaran dari Covid-19 serta
sinkronisasi informasi kesehatan. Selain itu dari UGM sendiri dibuat tim respon
cepat, membuat call center dan membuat system tracing terhadap kasus covid-19.
d. Pilar 4 : Point of entry, international travel and transport
Demi mengurangi penyebaran dilakukan PSBB, penundaaan perjalanan keluar
kota, dan melakukan pembelajaran daring.
e. Pilar 5 : National laboratories
Indonesiia memiliki 205 laboratorium di provinsi dan kabupaten yang digunakan
untuk mendiagnosa dan mengawasi Covid-19, UGM juga telah mendirikan
laboratorium untuk mendiagnosa kasus Covid-19, selain itu aja kontribusi dari
dosen ugm seperti bilik swab, transport spesimen Covid, dan penelitian siklus data
untuk mutasi dari covid.
f. Pilar 6 : Infection prevention and control
Kesadaran masyarakat terhadap kesehatan publik demi mencegah penyebaran
Covid, dan juga pada fasilitas kesehatan dan rumah sakit diterapkan : pemerkuatan
pencegahan infeksi dan kontrol, pelatihan untuk tenaga kerja kesehatan, zonasi
rumah sakit, dan catat, laporakan, serta menyelidiki segala kasus yang kesehatan
berkaitan dengan infeksi.
g. Pilar 7 : Case management
UGM memiliki peran dalam manajemen kasus yang dimana UGM memiliki pusat
studi manajemen kesehatan dan produk-produk yang diadopsi oleh pemerintah
kesehatan. Selain itu ada juga peran manajemen kasus seperti penambahan rumah
sakit rujukan, penambahan rumah sakit lapangan, serta trial solidarity dalam
pengembangan obat dan vaksin.
h. Pilar 8 : Operational support and logistics
Dukungan operasional dan logistik memerlukan bantuan dari semuanya seperti
Covid-19 Supply Chain System, penggalangan dana untuk membantu orang
terdampak COVID, dan juga ada bantuan dari UGM dalam memproduksi dan
mendonasikan PPE.
i. Pilar 9 : Maintaining essential health services and systems.
UGM berkontribusi aktif dalam menghasilkan pedoman-pedoman di lingkungan
kementrian terutama pada kementrian kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai