FK Abtugamping
FK Abtugamping
6 (2), page 5 - 15
Abstrak
Lokasi penelitian terletak di Desa Karangdawa, Kecamatan Margasari, Kabupaten Tegal,
Jawa Tengah. Lokasi penelitian merupakan Wilayah Izin Usaha Pertambangan eksplorasi PT.
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., dengan komoditas batugamping. Penelitian ini ditujukan untuk
mengetahuikualitas, sumber daya dan cadangan batugampingserta model geoteknik berdasarkan
model geologi. Model geoteknik juga ditentukan berdasarkan model rockmass yang digunakan
sebagai model analisis kestabilan lereng untuk mendesain pit tambang. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi pekerjaan lapangan berupa pengamatan terhadap singkapan batuan dan
pegambilan sampel, serta analisis laboratorium berupa analisis petrografi dan analisis XRF
menggunakan sampel permukaan,analisis sifat fisik dan mekanik batuan, serta klasifikasi massa
batuan berdasarkan Geological Strenght Index (GSI) menggunakan data sekunder berupa data inti
pemboran. Analisis kestabilan lereng pada penelitian ini menggunakan metode kesetimbangan batas
(limit equilibrium method). Interpretasi dan korelasi data inti pemboran menunjukkan bahwa lokasi
penelitian secara stratigrafi tersusun oleh tiga satuan batuan yaitu :batugamping, batulempung, serta
batupasir. Hasil analisis XRF dan pemodelan geologi menunjukkan kualitas batugamping memenuhi
standar sebagai bahan baku semen dengan jumlah sumberdaya batugamping 13.180.000 ton.
Geometri lereng yang dihasilkan dari analisis kestabilan lereng yaitu :tinggi lereng tunggal 10 meter,
sudut kemiringan lereng tunggal 80 derajat, lereng overall 48 derajat, 50 derajat, 54 derajat, 60
derajat, lebar jenjang 8,31 meter. Estimasi cadangan batugamping ditentukan hanya berdasarkan
pertimbangan desain pit tambang dan ultimate pit limit yang dibatasi oleh Wilayah IUP. Cadangan
tertambang (mineable reserve) batugamping berjumlah 7.477.000 ton.
1. Pendahuluan
Pada kegiatan industri pertambangan, isu *
Korespodensi Penulis: (Mersi Abadi) Jurusan Teknik
yang seringkali menjadi perhatian besar bagi Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.
pemangku kepentinganadalah masalah Kawasan Kampus Terpadu UGM, Yogyakarta.
keselamatan kerja operasional pertambangan, Email:
baik keselamatan pekerja maupun keselamatan
alat dan sarana penunjang lainnya, yang bisa 2. Geologi Regional
berakibat terhentinya kegiatan produksi atau
penambangan. Salahsatu contoh adalah Secara fisiografis daerah penelitian termasuk
masalah kestabilan lereng tambang yang ke dalam zona Dataran Aluvial Jawa Utara(Van
seringkali mengalami kelongsoran. Gonzales de Bemmelen, 1949), dimana bagian utara
Vallejo dan Ferrer (2011) menjelaskan faktor berbatasan dengan laut Jawa, di bagian selatan
yang berpengaruh terhadap kestabilan lereng berbatasan dengan zona Serayu Utara, di bagian
diantaranya yaitu :faktor geometri lereng, faktor barat berbatasan dengan zona Bogor, serta di
geologi, faktor hidrogeologi, serta faktor bagian timur berbatasan dengan zona gunungapi
geomekanik (kekuatan, deformabilitas dan kuarter. Menurut Djuri et al.,(1996) dalam peta
permeabilitas batuan). Penelitian ini dilakukan geologi lembar Purwokerto dan Tegal, daerah
untuk membuat desain pit tambang dan penelitian berada padaAnggota Batugamping
menghitung cadangan batugamping di daerah Formasi Tapakdan Endapan Lahar G. Slamet.
penelitian berdasarkan analisis kestabilan lereng Anggota Batugamping Formasi Tapak tersusun
dengan metode kesetimbangan batas dan atas lensa-lensa batugamping tak berlapis yang
klasifikasi massa batuan metode Geological berwarna kelabu kekuningan, formasi ini berumur
Strength Index (GSI). Penelitian ini dilakukan di berkisar antara Pliosen Awal – Miosen Akhir,
Daerah Karangdawa, Kecamatan Margasari, sedangkan Endapan Lahar G. Slametterdiri dari
Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. lahar, dengan bongkahan batuan gunungapi
bersusunan andesit-basal, bergaris tengah 10-50
cm dihasilkan oleh G. Slamet Tua, sebarannya
meliputi daerah datar dan berumur Holosen.
Perlipatan di daerah ini umumnya mempengaruhi Sesar naik yang arahnya barat-timur, dimana
batuan Neogen Muda, dengan arah utama bongkah utara nisbi bergerak naik, diduga
hampir barat-timur. Beberapa sumbu lipatan sebagai bagian dari system sesar naik busur
yang arahnya acak diduga merupakan lipatan belakang. Berdasarkan pola sebaran sesar dan
seretan akibat sesar-sesar regional. Sesar utama lipatannya, arah mampatan utama adalah utara-
berarah baratlaut - tenggara dan timurlaut - selatan.
baratdaya, dengan gerakan miring. Sesar lainnya
berarah hampir utara-selatan atau barat-timur.
penggerak lebih besar daripada kuat geser dan berdasarkan databorehole lithology log,
batuan atau gaya penahan (resisiting force), terdapattiga satuan litologi, secara berurutan dari
maka lereng akan menjadi tidak stabil. tua ke muda yaitu satuan batupasir,
3. Desain Pit Tambang batulempung, serta batugamping. Foto
Desain pit tambang ditentukan berdasarkan singkapan litologi batugamping yang terlihat di
rekomendasi geometri hasil analisis permukaan dapat dilihat pada gambar 4.1,
kestabilan lereng menggunakan software sedangkan peta sebaran litologi daerah
Maptek Vulcan 9.0.2 Data geometri yang penelitian dapat dilihat pada gambar 4.2.
dihasilkan berupa sudut kemiringan dan tinggi Sayatan model geologi ditentukan berdasarkan
lereng baik lereng tunggal (individual slope) data pemboran dan dibuat pada masing-masing
maupun lereng keseluruhan (overall titik bor hal ini diperlukan untuk melakukan
slope),kemudian setelah pit tambang analisis kestabilan lereng pada setiap titik
terbentuk, akan dihitung jumlah cadangan bornya. Sayatan model geologi ini juga
tertambang berdasarkan batas akhir digunakan sebagai dasar untuk membangun
penambangan (ultimate pit limit), dikarenakan model geoteknik.
model atau parameter ekonomi tidak tersedia,
sehingga di dalam penentuan batas akhir
penambangnya menggunakan asumsi bahwa
batas tersebut dibatasi oleh wilyah IUP dan
sebaran daerah yang memiliki potensi yang
dominan berdasarkan interpretasi data
pemboran.
Sayatan SW-NW T4
Sayatan SW-NW T3
Sayatan SW-NW T9
GSI 0
Tinggi lereng
Model Lebar jenjang Sudut lereng
tunggal
1 10 meter 4.33 meter 60 derajat
yang digunakan yaitu : 60 derajat, 70 derajat, Francis Group, London, LLC, 3rd Edition, v. I
dan 80 derajat, serta lebar jenjang masing- Fundamentals.
masing 4.33 meter, 6.45 meter, dan 8.31 Matthews, M., Simons, N., and Menzies, B.,
meter, sehingga berdasarkan analisis tersebut 2008, A Short Course in Geology for Civil
geometri lereng yang dapat Engineers: Thomas Telford Publishing, First
direkomendasikan untuk desain pit tambang publish.
yaitu : sudut lereng tunggal 80 derajat, tinggi Novrinda, R., and Saputra, I., 2016, Analisis
jenjang 10 meter, lebar jenjang 8.13 meter, Kemantapan Lereng Kuari Batugamping di
overall slope 54 derajat, dengan kedalaman Tuban II PT . United Tractors Semen Gresik
pit maksimal sebesar 80 meter, dan untuk Tuban Jawa Timur, in Prosiding Seminar
lebar jalan tambang menggunakan nilai Nasional XI "Rekayasa Teknologi Industri dan
asumsi yaitu sebesar 12 meter. Informasi, p. 100–110.
3) Model cadangan batugamping dibuat per Palmstrom, A., 1995, RMi - a rock mass
elevasi kemajuan tambang atau berdasarkan characterization system for rock engineering
tinggi jenjang penambangan yaitu sebesar 10 purposes [Desertation]: Department of Geology,
meter. Elevasi tertinggi disesuaikanterhadap Faculty of Mathematic and Natural Sciences,
ketinggian maksimum kontur topografi yaitu University of Oslo.
dimulai pada ketinggian 120 m, 110 m, 100 m, Palmstrom, A., and Stille, H., 2015, Rock
90 m, 80 m, 70 m, 60 m, 50 m, hingga pada Engineering: Thomas Telford Limited, Second
elevasi paling bawah (pit bottom) 40 m, edition.
sehingga dari desain pit yang dihasilkan Rai, M.A., Kramadibrata, S., and Wattimena,
estimasi cadangan batugamping yang dapat R.K., 2014, Mekanika Batuan: Laboratorium
dihitung sebesar 2.990.000 m3 atau 7.477.000 Geomekanika dan Peralatan Tambang - ITB,
ton. Penerbit ITB.
Santika, A.W., and Mulyadi, D., 2017, Geokimia
Daftar Pustaka Batugamping Daerah Montong, Tuban, Jawa
Timur: Jurnal RISET Geologi dan
Al-Fajar, A., Huda, L.K., Ramadhan, S., and Pertambangan, v. 27, p. 227–238, doi:
Husain L, R., 2017, Analisis Kestabilan Lereng 10.14203/risetgeotam2017.v27.493.
Daerah Gattareng Kecamatan Marioriwawo Soetoto, 2016, Geologi Dasar: Yogyakarta,
Kabupaten Soppeng Provinsi Sulawesi Penerbit Ombak, Cetakan III.
Selatan., in Prosiding Seminar Nasional Stewart, S., 2007, Rock Mass Strength and
Kebumian Ke-10, Grha Sabha Pramana, Deformability of Unweathered Closely Jointed
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta., p. 243– New Zealand Greywacke [Doctoral Thesis]:
251. Department of Civil Engineering University of
Bieniawski, Z.T., 1989, Engineering Rock Mass Canterbury, 472 p.
Classifications, A Complete Manual for Sulistyana, W., 2010, Perencanaan Tambang:
Engineers and Geologists in Mining, Civil and Jurusan Teknik Pertambangan, UPN “Veteran”
Petroleum Engineering: Canada, John Wiley & Yogyakarta, ANUGERAH Print, Edisi Kelima.
Sons, Inc. Sulistyana, W., and Zulkarnaen, 2013,
Djuri, M., Samodra, H., Amin, T.C., and Gafoer, Perancangan Penambangan Batugamping
S., 1996, Peta Geologi Bersistem, Indonesia. Untuk Pabrik Semen Di Kabupaten Banyumas
Lembar Purwokerto & Tegal: Pusat Penelitian Provinsi Jawa Tengah, in Prosiding TPT XXII
dan Pengembangan Geologi, Bandung. PERHAPI, p. 167–173.
Dwiyuniarto, H., 2011, Evaluasi Kuantitatif Massa Van Bemmelen, R.W., 1949, The Geology of
Batuan Berdasarkan Klasifikasi Geomekanik Indonesia, General geology of Indonesia and
Dan Geological Strength Index Pada Adjacent Archipelagoes: Martinus Nijhoff
Penambangan Batugamping Dolomit, Studi Thague, Netherlands, Second edition, v. IA.
Kasus Kecamatan Semanding, Kabupaten Widiarso, D.A., Kusuma, I.A., and Putro F, A.,
Tuban, Propinsi Jawa Timur. [Tesis]: 2017, Penentuan Potensi Sumberdaya
Universitas Gadjah Mada. Batugamping Sebagai Bahan Baku Semen
Gonzales de Vallejo, L. l, and Ferrer, M., 2011, Daerah Gandu dan Sekitarnya, Kecamatan
Geological Engineering: Taylor & Francis Bogorejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah:
Group, London, UK. Jurnal TEKNIK Universitas Diponegoro, v. 2, p.
Hudson, J.A., and Harrison, J.P., 1997, 92–98, doi: 10.14710/teknik.v38n2.13213.
Engineering Rock Mechanics, An Introduction Wyllie, D.C., and Mah, C.W., 2004, Rock Slope
to the Principles: Elsevier Ltd. Engineering Civil and Mining: 4th Edition.
Hustrulid, W., Kuchta, M., and Martin, R., 2013,
OPEN PIT MINE Planning & Design: Taylor &