4. Gejala Klinis (Ketergantungan zat, Penyalahgunaan zat, Intoksikasi zat, Putus zat)
5. Penegakkan diagnosis pada (Ketergantungan zat, Penyalahgunaan zat, Intoksikasi zat, Putus zat)
- Anamnesis
- Wawancara psikiatrik
- Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan penunjang
Mekanisme Alkhohol
1. Berbeda dengan zat lainnya yang memiliki target reseptor yang spesifik, pada alkohol tidak
ada molekul target yang teridentifikasi sebagai mediator efek alkohol
2. Dimana teori biomikimiawi yang sekarang menyebutkan bahwa alkhohol menimbulkan efek
dengan cara menyesipikan diri ke membran neuron dan meningkatkan fluiditas pada
pemakaian jangka pendek
3. Dimana efek jangka panjangnya, alkohol akan mempengaruhi kanal ion. Secara spesifik kanal
ion yang terkait adalaah reseptor asetilkolin nikotik, serotonin 5-th, dan GABA tipe-A
ditingkatkan oleh alkohol.
4. Sementara itu reseptor glutaman dan kanal calsium voltage gated mengalami inhibisi.
KRITERIA DSM IV
Berdasarkan DSM-5, alcohol use disorder (AUD) dapat didiagnosis jika terdapat pola penggunaan
alkohol problematik yang menimbulkan gangguan atau distress yang signifikan secara klinis, yang
bermanifestasi sebagai setidaknya dua dari gejala berikut, selama minimal 12 bulan:
1. Alkohol dikonsumsi dalam jumlah yang lebih besar atau dalam durasi yang lebih lama dari
yang dikehendaki
2. Ada keinginan terus menerus atau upaya yang gagal untuk menghentikan atau
mengendalikan penggunaan alkohol
3. Menghabiskan sebagian besar waktu dalam aktivitas untuk mendapatkan, menggunakan,
atau pulih dari penggunaan alkohol
4. Craving atau keinginan yang kuat untuk menggunakan alkohol
5. Kegagalan melakukan tugas di kantor, sekolah, atau di rumah sebagai akibat penggunaan
alkohol yang berulang
6. Terus menggunakan alkohol meskipun mengalami masalah-masalah sosial atau
interpersonal yang terus menerus atau berulang, yang disebabkan atau diperburuk oleh
penggunaan alkohol
7. Aktivitas-aktivitas sosial, pekerjaan, atau rekreasional yang penting tidak lagi dilakukan atau
menurun intensitasnya akibat penggunaan alkohol
8. Terus menggunakan alkohol bahkan dalam situasi yang berbahaya secara fisik
9. Penggunaan alkohol terus dilakukan meskipun mengetahui bahwa dirinya mengalami
gangguan fisik atau psikologis yang terus menerus atau berulang yang sangat mungkin
disebabkan oleh penggunaan alkohol
10. Toleransi didefinisikan sebagai Konsumsi alkohol yang semakin meningkat jumlahnya untuk
mencapai efek yang diinginkan atau untuk mengalami intoksikasi. Efek yang semakin
menurun ketika mengkonsumsi alkohol dalam jumlah yang sama
11. Putus zat (withdrawal), bermanifestasi sebagai
Putus Zat
Dimana neuortrasmiter ini dianggap sebagai Jaras neurokimiawi untuk halusinogen. Maka
sebab itu untuk afmetamin jenis desaiser memiliki gejala amfetamin flasik plus halusinogen.
Putus Afmetamin
C. Kriteria B :
Hendaya secara klinis bermakna dalam fungsi sosial, okupasional, atau area fungsi penting
lainnya.
D. Tanda dan gejala yang muncul bukan disebabkan oleh kondisi medis lainnya dan tidak bisa
dijelaskan sebagai bagian dari gangguan psikiatrik lainnya.
Itoksikasi Amfetamin
1. Aksi farmakodinamik utama kokain adalah blokade kompetitif reuptake dopamin oleh
tranporter dopamin. Blokadi ini menikatkan dopamin di celah sinaps dan menyebabkan
peningkatan aktifasi reseptor dopamine tipe 1 (d1) dan tipe 2 (D2)
2. Selalain dopamin, kokain juga menghambat reuptake katekolamin, norepinefrin, dan
serotonin.