Anda di halaman 1dari 6

Informasi Pariwisata Lawang Sewu Kota Semarang

Di susun oleh :
Adrian Syach Firdaus (20.53.1039)

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata Semarang (STIEPARI)


BAB I

Pendahuluan

Indonesia sebagai Negara kepulauan memiliki potensi yang cukup besar. Dengan
banyak pulau maka setiap daerah memiliki keragaman kebudayaan, kekayaan alam dan
bebagai suku yang berbeda-beda. Hal ini menunjukan Indonesia memiliki banyak sector yang
dapat dikembangkan dalam mendukung pembangunan nasional. Pada Undang-undang No. 10
tahun 2009 tentang Kepariwisataan dimana dijelaskan bahwa pariwisata dapat meningkatkan
pendapatan nasional memperluas lapangan pekerjaan dan pemerataan pembangunan daerah.
Pembangunan dapat dijadikan saranan untuk menciptakan kesadaran identitas nasional dalam
keberagaman. Pembangunan kepariwisataan dibangun dengan pendekatan pertumbuhan dan
pemerataan ekonomi untuk kesejahteraan rakyat.

Dalam mendukung pembangunan sektor pariwisata di Jawa Tengah pemerintah daerah


telah mengeluarkan program Visit Jateng 2013, dimana program ini bertujuan untuk
mendorong akselerasi pembangunan budaya dan pariwisata diJawa Tengah yang melibatkan
seluruh stakeholder yang ada di provinsi ini. Program ini dibuat sebagai upaya titik balik
kebangkitan budaya dan pariwisata Jawa Tengah dinusantara maupun di internasional.
Semarang merupakan ibu kota dari provinsi Jawa Tengah dimana Semarang merupakan salah
satu tolok ukur pembangunan di Jawa Tengah. Sektor pariwisata disemarang mempunyai
potensi yang cukup besar dimana Kota Semarang mempunyai tempat yang bernilai bersejarah
yang berpotensi menjadi daerah tujuan wisata di Jawa Tengah. Diantaranya Gedung Lawang
Sewu, Gereja Blenduk, Sam Po Kong, Tugu Muda.

Dari waktu ke waktu kini Lawang Sewu bukan saja hanya sebagai tempat
bersejarah, namun juga sebagai tempat yang berpotensi sebagai salah satu tujuan
wisata di Kota Semarang. Saat ini Lawang Sewu memiliki peminat yang cukup besar
terutama di kalangan pemuda di Kota Semarang. Selain tempat bersejarah Lawang
Sewu memiliki potensi yang lain misalnya, sebagai tempat pengambilan foto yang
dikarenakan bangunan kuno yang jarang di temukan di kota-kota lain, selain wisata
sejarah Lawang Sewu memiliki potensi dalam wisata mistis yang di gemari para
pemuda. Dalam hal ini seharusnya pemerintah memiliki perhatian yang khusus
terhadap pengembangan Lawang Sewu yang merupakan salah satu tempat sejarah
yang ada di Indonesia.
BAB II
Lawang Sewu
Orang-orang mungkin mengenal gedung ini dengan nama Lawang Sewu, tapi itu
bukanlah nama asli dari Lawang Sewu. Di awal pembangunannya, bangunan ini bernama
Nederlands Indische Spoorweg Maatschappij. Sedangkan dalam bahasa Jawa, Lawang Sewu
artinya seribu pintu.

Namun hanya karena namanya "Lawang Sewu", tidak berarti gedung ini benar-benar
punya seribu pintu. Faktanya, Lawang Sewu hanya memiliki 429 pintu. Tapi sama seperti
kebanyakan gedung Belanda lainnya, Lawang Sewu memiliki banyak jendela besar yang jika
dilihat dari jauh akan terlihat seperti pintu. Dan itulah alasannya kenapa orang-orang menyebut
gedung ini sebagai "Lawang Sewu". Berbeda dengan sekarang, Lawang Sewu dulu merupakan
kantor administrasi Indische Spoorweg Maatscappij (NIS) yaitu sebuah perusahaan kereta api
swasta asal Netherland. Kantor NIS pertama berada di stasiun Semarang, tapi karena tempat
itu tidak mencukupi, pemerintah Belanda akhirnya memutuskan membangun gedung baru.
Pembangunan kantor administrasi Indische Spoorweg Maatscappij (NIS) dimulai pada
tahun 1904 dan selesai tahun 1907. Pembangunan diawali dengan penggalian tanah sedalam 4
meter kemudian menggantinya dengan lapisan vulkanis yang membuat bangunan ini jadi
antigempa Di balik hingar-bingar pekerja perusahaan kereta api, Lawang Sewu juga memiliki
sisi kelam yang jauh dari kesan sebuah perkantoran. Selain lantai satu dan dua berfungsi
sebagai perkantoran, kantor ini juga memiliki ruang bawah tanah dan lantai tiga.Lantai tiga
berupa loteng dan ruang bawah tanah yang berfungsi sebagai penjara bagi para tahanan di masa
penjajahan. Ketika Indonesia jatuh ke tangan Jepang, ruang bawah tanah dan loteng ini menjadi
penjara paling kejam bagi orang Netherland.

Setelah merdeka dari Jepang dan Belanda, secara otomatis kantor administrasi kereta
api ini jatuh ke tangan Indonesia. Oleh pemerintah, gedung ini kemudian difungsikan sebagai
kantor PT.Kereta Api Indonesia atau KAI. Kemudian beralih fungsi menjadi Kantor Badan
Prasarana Komando Daerah Militer dan Kantor Wilayah Kementerian Perhubungan Jawa
Tengah sebelum akhirnya dikosongkan pada akhir tahun 90-an. Setelah pemugaran dan
renovasi yang selesai pada tahun 2011, Lawang Sewu berubah menjadi tempat wisata sejarah.
Tidak ada lagi ruangan gelap dengan berbagai penampakan menyeramkan. Yang ada adalah
bangunan indah peninggalan Belanda yang kaya sejarah. Wisatawan yang ingin berkunjung
dan melihat kemegahan Lawang Sewu bisa datang dari pukul 07.00 pagi sampai pukul 21.00
malam. Untuk tiket masuk, pengunjung hanya perlu membayar Rp10.000 untuk dewasa dan
Rp5.000 bagi anak-anak. Untuk bisa menjelajahi ruang bawah tanah, wisatawan harus
menyewa tour guide dengan membayar biaya tambahan sebesar Rp30.000
BAB III

Kesimpulan
Lawang sewu merupakan salah satu dari sekian banyak bangunan bersejarah di
Indonesia yang terletak di kota semarang, fungsi asli dari lawang sewu yang semula adalah
gedung administrasi orang belanda, kini sesudah merdeka berganti fungsi sebagai destinasi
wisata yang wajib didatangi karena mengandung banyak hal hal menarik dan juga dengan
datang ke Lawang sewu, kita turut membangun kerjasama kepada pelaku usaha wisata. Secara
keseluruhan, place branding yang dibangun objek wisata Lawang Sewu sudah cukup baik. Faktor
pendukung: terdapat petugas kebersihan, dan petugas keamanan, terdapat kerjasama terkait pelatihan
bagi pemandu wisata yang ada di Kota Semarang, manajer objek wisata Museum Lawang Sewu yang
cekatan dan inovatif.

Anda mungkin juga menyukai