Anda di halaman 1dari 85

i

PROSES PEMBUATAN SINGLE POST LIFT


DI PT SATO SARA SEMESTA
LAPORAN
Disusun sebagai pertanggung jawaban dalam melaksanakan Praktik Kerja Industri








Oleh :
MUKIBATUL BAENANDA
NIS : 0910476


KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN
SEKOLAH MENENGAH KEJ URUAN NEGERI 7 SEMARANG
2012

ii

LEMBAR PENGESAHAN INDUSTRI

Laporan yang berjudul PROSES PEMBUATAN SINGLE POST
LIFTyang ditulis oleh Mukibatul Baenanda ini telah diperiksa oleh
pembimbing industri dan telah disahkan oleh PT SATO SARA SEMESTA
Tangerang.

Pada Tanggal : Desember 2012
Di : Tangerang

Pembimbing Industri,


LESTARI WIDODO PAULUS MURDIYONO
Manager Training Manager Factory


PT SATO SARA SEMESTA


MOELJADI
DIREKTUR


iii

LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH

Laporan yang berjudul PROSES PEMBUATAN SINGLE POST LIFT
SL-40 yang ditulis oleh Mukibatul Baenanda telah diperiksa oleh Guru
Pembimbing dan disahkan oleh SMK Negeri 7 Semarang.
Pada Tanggal : J anuari 2013
Di : Semarang

Ketua Kompetensi Keahlian, Guru Pembimbing,



Drs. HARTO GUNTUR SEKTIAWAN, S.Pd
NIP. 19600115 198503 1 016 NIP.





Kepala SMK N 7 Semarang,


Drs. M. SUDARMANTO, M.Pd
NIP. 19610824 198703 1 009

iv

MOTTO
1) Man J adda Wajadda, siapa yang bersungguh-sungguh maka akan
berhasil.
2) Kalau kamu lahir miskin itu bukan salahmu tetapi kalau kamu mati
miskin itu baru salahmu.
3) J ika Anda menginginkan sesuatu yang belum pernah anda miliki, Anda
harus bersedia melakukan sesuatu yang belum pernah Anda lakukan. If
you want something youve never had, you must be willing to do
something youve never done..
4) Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan, oleh
karenanya, ketika niatnya benar, maka perbuatan itu benar, dan jika
niatnya buruk, maka perbuatan itu buruk.
5) Mimpi adalah kunci untuk kita menahlukan dunia.
PERSEMBAHAN
1. Ayah dan bunda tercinta.
2. Keluarga besar SMK NEGERI 7 SEMARANG.
3. Keluarga besar PT. SATO SARA SEMESTA.
4. Rekan-rekan yang penulis cintai
5. Keluarga tercinta
6. Pembaca yang penulis sayangi



v



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,
hidayah, inayah, serta ridhlo-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
PROSES PEMBUATAN SINGLE POST LIFT ini dengan baik dan lancar.
Laporan penulis buat sebagai pertanggung jawaban penulis setelah melakukan
praktek kerja industri yang dilaksanakan 6 bulan, terhitung mulai tanggal 29
juni 2012 sampai dengan 22 desember 2012. Selain itu guna sebagai salah satu
syarat untuk mengikuti ujian akhir SMK N 7 Semarang program keahlian Teknik
Pemesinan tahun ajaran 2012/2013.
Penulis menyadari, bahwa penulisan laporan ini masih memiliki banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya
waktu dan bahan yang penulis gunakan dalam penyusunan laporan ini. Hal ini
juga karena keterbatasan penulis sendiri sebagai manusia yang tidak luput dari
kesalahan.
Penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu secara moril maupun materil dalam penyusunan laporan ini. Penulis
secara khusus mengucapakn terima kasih kepada :
1. Drs. M. Sudarmanto, M.Pd, selaku kepala SMK N 7 Semarang.
2. Drs.Harto selaku ketua kompetensi keahlian dan guru pembimbing selama
penulis melakukan kerja industri di PT. SATO SARA SEMESTA.
3. Guntur Sektiawan, S.Pd, yang telah membimbing penulis selama
penyusunan laporan.
4. Moeljadi selaku pimpinan utama PT. SATO SARA SEMESTA.
vi

5. Lestari Widodo selaku pembimbing industri selama penulis malakukan
kerja industri di PT. SATO SARA SEMESTA.
6. Paulus Murdiyono selaku pembimbing kerja proses produksi di PT. SATO
SARA SEMESTA
7. Ayah dan Bunda tercinta.
8. rekan-rekan kelas IV TP 2 yang selalu memberi dukungan dan masukan.
9. Semua pihak yang penulis tidak mampu sebutkan satu persatu yang selalu
memberi dukungan, tetapi tidak mengurangi rasa hormat penulis terhadap
rekan-rekan sekalian.
Demikian sekapur sirih dari penulis, penulis harap semoga karya tulis ini
dapat bermanfaat kelak dikemudian hari bagi mereka yang memiliki kemauan
besar dan masyarakat luas. Penulis menyadari masih banyak kekurangan laporan
ini baik dari isi maupun sisitematik penyusunannya.
Amin,

Tangerang, Desember 2012


Penulis




vii






ABSTRAKSI
Mobil mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sekarang mobil
bukan sekedar alat transpotasi biasa melainkan alat yang sangat penting bagi
masyarakat dalam aktivitas sehari-hari. Dalam perkembangan yang sangat pesat
maka kebutuhan akan perawatan mobil juga semakin tinggi. Perawatan dalam hal
mencuci mobil sekang lebih mudah di kerjakan oleh manusia.Alat ini dapat
membantu manusia untuk dapat membersihkan bagian bawah mobil sehingga
mobil dapat dibersihkan secara keseluruhan, Alat pengangkat mobil itu
dinamakan SINGLE POST LIFT.
Dalam laporan ini di bahas tentang pengertian, prinsip kerja, bagian utama dan
fungsi, cara pemasangan, trouble shoothing serta kelebihan dan kekurangan
Single Post Lift Sato SL-40. Keterangan tersebut diatas dibahas pada bab
III.Pada bab IV di jabarkan tentang pembuatan Single Post Lift Sato SL-
40.meliputi : pemilihan bahan , pengecekan bahan, dan proses pengerjaan.






viii



DAFTAR ISI
J udul Laporan ........................................................................................... i
Lembar Pengesahaan Industri .................................................................. ii
Lembar Pengesahaan Sekolah .................................................................. iii
Motto dan Persembahan ........................................................................... iv
Kata Pengantar ......................................................................................... v
Abstraksi .................................................................................................. vii
Daftar Isi .................................................................................................. viii
Daftar Gambar .......................................................................................... xi
Lampiran .................................................................................................. xii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Tujuan Praktek Kerja Industri ....................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan Laporan ............................................................. 3
1.4 Alasan Pemilihan J udul ................................................................. 3
1.5 Pembatasan Masalah ..................................................................... 4
1.6 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 4
1.6.1 Metode Interview ................................................................ 4
1.6.2 Metode Pengamatan Lapangan Indutri ............................... 5
ix

1.6.3 Metode Dokumentasi dan Literatur ..................................... 5
1.7 Sistematika Penyusunan Laporan .................................................. 5
BAB II Tinjauan Umum Perusahaan
2.1 Riwayat Perusahaan ...................................................................... 7
2.2 Visi da Misi Perusahaan ................................................................ 8
2.3 Struktur Organisasi ........................................................................ 8
2.4 Bidang Usaha ................................................................................ 10
2.5 Prosedur Pelaksanaan Servis ......................................................... 10
2.6 Kendala Perusahaan ...................................................................... 11
2.7 Peraturan ........................................................................................ 11
2.8 Disiplin Kerja ................................................................................ 38
2.9 Denah dan Lokasi ........................................................................... 39
3.10 Data Customer dan Partner Perusahaan ...................................... 40
BAB III Tinjauan Teknik Single Post Lift Sato SL-40
3.1 Spesifikasi ...................................................................................... 41
3.2 Kelebihan SL-40 ............................................................................ 42
3.3 Cara pengisian oil ......................................................................... 44
3.4 Intruksi Pengoperasian ................................................................. 44
3.5 Intruksi Keamanan ........................................................................ 46
3.6 Intruksi Perawatan ........................................................................ 47
3.7 Trouble Shooting .... 49
x

BAB IV Pembuatan Single Post
4.1 Proses Kerja .................................................................................. 51
4.2 Pengecekan Material .................................................................... 51
4.3 Pembuatan Piston Single Post SL-40 ............................................. 52
4.4 Proses Assembly Piston Single Post SL-40 ................................... 55
4.5 Pembuatan Rumah Piston Single Post SL-40................................. 58
4.6 Proses Assembly Single Post SL-40 .............................................. 58
4.7 Finishing ......................................................................................... 63
4.8 Proses Memasukkan Piston ke Dalam Main Pipe .......................... 63
4.9 Proses Pengecatan .......................................................................... 65
4.10 Pemasangan Seal .......................................................................... 65
4.11 Pemasangan Ring Cor .................................................................. 66
4.12 Proses Pemasangan Oil Cover Flens ............................................ 67
BAB V Penutup
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 68
5.2 Saran .................................................................................................... 68
5.3 Kata Penutup ....................................................................................... 70
Daftar Pustaka .................................................................................... 71
Lampiran lampiran


xi




DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Piston Single Post .................................................................. 52
Gambar 4.2 Housing ................................................................................. 53
Gambar 4.3 Top Flens .............................................................................. 54
Gambar 4.4 Middle Flens ......................................................................... 55
Gambar 4.5 Bottom Flens ........................................................................ 55
Gambar 4.6 Pengelasan Middle Flens,Top Flens Dan Bottom Flens ....... 56
Gambar 4.7 Pembubutan Piston Single Post Lift ...................................... 57
Gambar 4.8 Piston Setelah Dibubut .......................................................... 57
Gambar 4.9 Proses Pengboran Rumah Piston ........................................... 58
Gambar 4.10 Bushing Tengah .................................................................. 59
Gambar 4.11 Bhushing Atas ..................................................................... 60
Gambar 4.12 Flens Bawah,dan hasil pengelasan Flens Bawah ................ 60
Gambar 4.13 Konde .................................................................................. 61
Gambar 4.14 Pipa Conector ...................................................................... 61
Gambar 4.15 Air Conector ........................................................................ 62
Gambar 4.16 High Gauge ......................................................................... 63
Gambar 4.17 Pengecekan Kebocoran ....................................................... 63
xii

Gambar 4.18 Pemasangan piston .............................................................. 64
Gambar 4.19 Pemasangan Seal ................................................................. 66
Gambar 4.20 Pemasangan Ring Cor ......................................................... 66
Gambar 4.21 Single Post Lift .................................................................... 67

1

BAB I
PENDAHULUAN

Dengan melihat perkembangan teknologi yang semakin maju, kita dapat
merasakan perubahan perubahan yang terjadi di sekeliling kita,salah satu
adalah di bidang transpotasi.
Bidang transpotasi meliputi darat, laut maupun udara.Pada transpotasi darat
lebih berkembang dari pada yang lainnya, dikarenakan seringnya kendaraan
yang digunakan di kalangaan masyarakat. Seiring dengan itu maka semakin
berkembang pula alat perlengkap dan perawatan kendaraan tersebut. Salah
satu peralatan tersebut diantaranya adalah Single Post.
1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Industri
Salah satu tujuan pendidikan adalah meningkatkan kualitas pendidikan
Indonesia dan meningkatkan kualitas SDM Indonesia yang mampu
berkompetisi di dunia internasional. Ilmu tidak akan datang kepada
seseorang bila orang itu tidak menyambutnya. Untuk itu seseorang harus
meneguk sebanyak-banyaknya ilmu yang ada, baik di lembaga resmi
maupun tidak resmi. Namun sekarang ilmu teori tidak akan mampu bersaing
di dunia kerja tanpa diimbangi sebuah keterampilan untuk menunjang teori
tersebut.
Hal ini menjadi peluang bagi sekolah menengah kejuruan, karena SMK
tidak hanya mengajarkan ilmu umum layaknya SMA, tetapi SMK memiliki
nilai lebih dibandingkan SMA karena siswa yang sekolah di SMK
mengambil spesialisasi mereka di dunia kerja. Namun teori dan praktek
yang didapatkan di sekolah tidak akan membuka mata siswa tentang dunia
kerja yang sesungguhnya.
SMK N 7 Semarang melihat ini adalah sebuah masalah yang harus
diselesaikan. Untuk itu SMK N 7 Semarang melakukan prakerin yang
diwajibkan kepada siswa-siswanya. Lama prakerin yang dilaksanakan siswa
2
yaitu 4 (empat) hingga 6 (enam) bulan. Sehingga prakerin sudah menjadi
agenda tahunan bagi siswa-siswi SMK N 7 Semarang yang telah menginjak
tingkat kelas 4. Prakerin dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan
kualitas dan mutu siswa SMK N 7 Semarang dalam mencapai tujuan
relevansi pendidikan dengan tuntutan industri akan kebutuhan tenaga kerja
siap pakai dan memiliki tujuan untuk membuka mata para siswa SMK N 7
Semarang tentang dunia kerja yang sesungguhnya.
Prakerin adalah salah satu dari proses pelaksanaan Praktik Kerja Industri
yang dilaksanakan oleh SMK N 7 Semarang selama enam bulan yang
dimulai dari sejak bulan J uni 2012 sampai dengan akhir Desember 2012.
Praktik Kerja Industri dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan
mutu siswa SMK N 7 Semarang dalam mencapai tujuan relevansi
pendidikan dengan tuntutan industri akan kebutuhan tenaga kerja siap pakai.
Harapan utama dari pelaksanaan Praktik Kerja Industri ini adalah disamping
keahlian siswa meningkat sesuai bidang keahlian yang dikuasai, siswa
diharapkan akan mempunyai etos kerja yang tinggi, disiplin, tanggung jawab
dan kerajinan dalam bekerja.
Harapan utama dari pelaksanaan praktik kerja industri ini selain keahlian
siswa meningkat sesuai bidang keahlian masing-masing, siswa diharapkan
memiliki etos kerja yang tinggi, disiplin, tanggung jawab, dan kerajinan
dalam bekerja. Melalui laporan ini diharapkan siswa mampu menguasai ilmu
yang diperoleh selama melakukan prakerin di industri. Untuk itu penulis
memilih judul PROSES PEMBUATAN SINGLE POST dengan
melakukan prakerin di perusahaan tersebut yang bergerak dalam bidang
pembuatan automotive service equipment yang berlokasi di J l. KH. Hasyim
Ashari gang kemuliaan No. 100/200, Cipondoh Tangerang.
Dengan adanya pembuatan laporan dan pengisian jurnal kegiatan industri,
sekolah akan mendapatkan masukan mengenai kemajuan siswa dan
perkembangan teknologi yang ada sehingga sekolah dapat melakukan
pembenahan dan perbaikan untuk tahun berikutnya. Dengan demikian target
3
dan tujuan pendidikan tercapai, khususnya pada era globalisasi yang
kesemuanya itu untuk kepentingan bersama.

1.2 Tujuan Praktik Kerja Industri
Praktik Kerja Industri yang dilakukan oleh para siswa SMK Negeri
7 Semarang selama 6 bulan mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Mengenal komponen- komponen Single Post Lift.
2. Mengetahui bagaimana proses pemasangan Single Post Lift.
3. Agar mampu mengetahui proses pembuatan Single Post Lift.
4. Mengetahui dan memahami mengenai perawatan dan perbaikan Single
Post Lift.
5. Mengetahui bagaimana prinsip kerja Single Post Lift.

1.3 Tujuan Penulisan Laporan
Selain tujuan prakrek kerja industri ada pula tujuan dari penyusunan
laporan, adapun tujuan dari pembuatan laporan adalah sebagai berikut :
1. Laporan merupakan salah satu syarat guna memenuhi
persyaratan dalam rangka menempuh Uji Kompetensi.
2. Agar penulis mampu mengembangkan antara ilmu pengetahuan
yang didapat dari buku dengan pengetahuan praktik.
3. Sebagai pertanggungjawaban dalam melaksanakan Praktik Kerja
Indutri

1.4 Alasan Pemilihan Judul
Sigle Post Lift merupakan alat yang digunakan untuk mengangkat
kendaraan dengan massa tertentu. Single Post mungkin sudah banyak
beredar khususnya di bengkel maupun pencucian sepeda motor / mobil,
tetapi kita belum mengetahui proses kinerjanya maupun spesifikasi dari
single post itu sendiri. Oleh karena itu penulis membuat laporan dengan
judul PROSES PEMBUATAN SINGLE POST dengan alasan sebagai
berikut :
4
1. Mengetahui proses pembuatan Single Post Lift Sato SL-40.
2. Mengenal Spare Part dan Bagian-bagian yang ada dalam Single Post Lift
Sato SL-40.
3. Mengetahui kinerja Single Posr Lift Sato SL-40.

1.5 Pembatasan Masalah
Dalam laporan ini penulis tidak akan menjelaskan secara menyeluruh
proses pembuatan dari awal sampai akhir karena penulis hanya
melaksanakan prakerin selama enam bulan maka penulis hanya akan
menjelaskan beberapa permasalahan yang penulis alami yaitu menjelaskan
mengenai proses pembuatan Single Post Lift dan Spesifikasi Single Post Lift
SL-40
Pembatasan masalah ini diharapkan dapat membantu para pembaca
yang budiman dalam mempelajari laporan ini. Masalah-masalah yang
dibatasi adalah sebagai berikut :
1. Sekilas pembuatan part-part Single Post
2. Penjelasan bahan yang digunakan untuk membuat bike single post dan
part-partnya.
3. Proses painting.

1.6 Metode Pengumpulan Data
Dalam penyusunan laporan ini menggunakan metode pengumpulan
data sebagai berikut :
1.6.1 Metode Interview
Yaitu mencari dan mengumpulkan data dengan cara melakukan
diskusi maupun wawancara baik dengan pembimbing maupun
dengan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Interview yang
penulis lakukan adalah kepada :
1. Kusno, yang menjelaskan cara Assembling Single Post Lift.
2. Asnawi, yang menjelaskan cara pembuatan Single Post Lift.
3. Acep, yang mejelaskan tentang Part Single Post Lift.
5
4.Toni,yang menjelaskan cara pembuatan Houshing,Top Flens,Midle
Flens dan Bottom Flens.

1.6.2 Metode Pengamatan Lapangan Industri
Yaitu mencari dan mengumpulkan data dengan cara mengamati dan
menganalisa secara langsung kenyataan yang ada di lapangan dan
kemudian diolah dalam bentuk laporan tertulis. Penulis turun
langsung dalam pembuatan bagian-bagian single post sekaligus ikut
dalam perangkaian single post dan pembuatan part-part single post.
1.6.3 Metode Dokumentasi dan Literatur
Yaitu mencari dan mengumpulkan data dengan mengacu pada
dokumen yang diharapkan dapat memberikan masukan-masukan
serta petunjuk utama dalam penulisan laporan ini. Literatur yaitu
mencari dan mengumpulkan data dengan cara :
1. Alamat Website SATO
2. Daftar tabel material SATO
3. Membaca manual book Single Post Lift
4. Menggambar mesin menurut standar ISO

1.7 Sistematika Penyusunan Laporan
Untuk mempermudah dalam pembahasan serta uraian, maka perlu adanya
sistematika penyusunan laporan, yaitu sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menerangkan tentang latar belakang
pelaksanaan praktik industri, tujuan praktik industri, tujuan
penulisan laporan, alasan penulisan judul, pembatasan masalah,
metoda pengumpulan data, dan sistematika penyusunan laporan.




6
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Dalam bab ini penulis menerangkan mengenai sejarah berdirinya
perusahaan, struktur organisasi, tata tertib, lokasi dan denah
perusahaan PT SATO SARA SEMESTA.
BAB III TINJAUAN TEKNIK
Dalam bab ini penulis menerangkan tentang pengertian umum
mengenai spesifikasi, keuntungan, maupun prinsip kerja dari
Single Post .

BAB IV PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai materi pokok
laporan yaitu tentang Proses Pembuatan Single Post.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini penulis menerangkan mengenai kesimpulan dan
saran-saran serta kata penutup.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
7

BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Riwayat Perusahaan
Pada tahun 1996 diatas lahan yang hanya seluas 300 m, di kota
J akarta tepatnya di J alan Kresek Raya No.48 Duri Kosambi, Cengkareng,
J akarta Barat, berdirilah PT Murti Mulya Mandiri atau saat ini bernama PT
SATO SARA SEMESTA yang pada saat itu adalah sebuah bengkel las kecil
yang memproduksi tralis, pagar, folding gate, dll. Kemudian seiring
berjalannya waktu pada tahun 1999 Perusahaan ini pun Memperluas
usahanya dengan berpindah tempat di jalan kresek raya no. 30 yang
kemudian mulai memproduksi Single Post lift dan menerima job order yang
berkaitan dengan Automotive Equipments. Pendiri perusahaaan ini adalah
Moeljadi.
Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan di dunia otomotif dan
permintaaan pasar akan peralatan bengkel, maka pada tahun 2000
perusahaan dibagi di tiga tempat, yang masing-masing luas lahannya sekitar
600M , yang pertama berlokasi di J l. Kresek Raya No.30 Duri Kosambi,
Cengkareng sebagai workshop dan kantor produksi, J akarta Barat. Yang
kedua berlokasi di perumahan Kosambi baru sebagai kantor utama, yang ke
tiga berlokasi J l. Kresek Raya No. 16, Duri Kosambi, Cengkareng, J akarta
Barat, yang juga berfungsi sebagai workshop. Disertai dengan investasi
pada peralatan-peralatan yang lebih modern dan peralatan service lain yang
menunjang.
Berdasarkan Komitmen, visi yang kuat serta perubahan proaktif
dengan mendapat dukungan dari customer beserta partner bisnis maka pada
akhir tahun 2004 dengan konsep marketing yang kuat dan management
yang proffesional maka perusahaan ini berusaha memenuhi keburtuhan
pelanggannya dengan menghadirkan produk yang berkualitas dengan harga
yang terjangakau bermerk SATO.
8
Dan pada pertengahan tahun 2006 ini telah berhasil mengekspor
produknya ke berbagai negara di dunia.Saat ini Perusahaan ini didukung
oleh para karyawan yang ahli dan berpengalaman dibidangnya masing-
masing. Saat ini perusahaan berlokasi di Cipondoh dengan luas sekitar
2000M.

2.2 Visi dan Misi Perusahaan
Berpegang pada komitmen untuk selalu memprioritaskan pelayanan
pada konsumen maka perusahaan ini memiliki visi dan misi sebagai berikut:
1. Menyediakan pelayanan purna jual yang handal.
2. Menyediakan suku cadang yang memadai.
3. Melayani semua keluhan konsumen secara professional.

2.3 Struktur Organisasi
Stabilitas suatu perusahaan sangat ditentukan dari management
struktur organisasinya. Selain itu kemampuan dari manusianya sendiri juga
menjadi kunci utama kesuksesan suatu perusahaan. Struktur organisasi ini
menggambarkan tugas dan wewenang yang menjadi suatu aliran tanggung
jawab segmen-segmen yang ada agar dihasilkan kerja yang optimal.
9










Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT Sato Sara Semesta

10
Keterangan gambar :
1. Presiden Direktur : Bertugas mengelola dan memimpin jalannya
perusahaan sekaligus sebagai pimpinan tertinggi perusahaan.
2. Wakil Direktur : Bertugas membantu tugas-tugas Direktur
3. Marketing : Pada bagian ini segala kegiatan promosi dan penjualan
barang-barang terpusat.
4. Administrasi : Staf administrasi bertanggungjawab terhadap barang
barang yang ada di perusahaan.
5. Accounting : Staf accounting bertanggungjawab terhadap penentuan
harga serta keluar masuknya barang.
2.4 Bidang Usaha
PT Sato Sara Semesta bergerak di bidang usaha pembuatan dan jasa, yang
meliputi :
1. Pembuatan Single Post Lift Mobil.
2. Pembuatan Single Post Lift Motor.
3. Pembuatan Robotic Carwash.
4. Pembuatan bermacam-macam Cady.
2.5 Prosedur Pelaksanaan Service
Pelaksanaan service di PT Sato Sara Semesta harus mengikuti
aturan-aturan yang telah ditentukan. Begitu juga peraturan dalam
pelaksanaan service. Pelaksanaan Service di PT Sato Sara Semesta dibagi
Menjadi 2, yaitu:
2.5.1. Pelayanan Sebelum Penjualan, Meliputi:
1. Mengecek Kualitas Barang Hasil Produksi.
2. Menyediakan Spare Part.
3. Mengirimkan barang kepada konsumen.
4. Mengecek kelengkapan.
5. Memberikan buku petunjuk.
2.5.2. Pelayanan setelah penjualan Meliputi:
1. Memberikan garansi untuk-produk-produk tertentu.
11
2. Service perbaikan untuk produk-produk diluar produk yang
kami jual.
3. Pelatihan serta instruksi penggunaan serta instalasi produk.
4. Menyediakan kunjungan berkala sesuai perjanjian.
2.6 Kendala Perusahaan
Kendala yang dihadapi Perusahaan antara lain :
1. Terbatasnya alat-alat Produksi sehingga menghambat prosses produksi.
2. Kurang lengkapnya spare part, mengakibatkan tertundanya proses
perbaikan, apalagi spare part harus menunggu dari luar kota maka
service akan memakan waktu yang lama.
3. Sulit mencari material dikarenakan menggunakan bahan-bahan yang
berkualitas sehingga sulit untuk mencarinya.
4. Alat-alat yang digunakan banyak yang sudah ketinggalan jaman,
sehingga tidak efektif.
5. Kurangnya J umlah karyawan ahli.
6. Kurangnya manual book repair, seperti gambar rangkaian atau schematic
kerja alat yang akan membantu teknisi dalam mereparasi barang.

Peraturan Perusahaan
PT SATO SARA SEMESTA
Bab I
Umum
Pasal 1
Definisi
Dalam Peraturan Perusahaan ini yang dimaksud dengan:
1. Hari Kerja:
Hari Kerja dimulai dari hari Senin hingga Sabtu dengan jumlah jam kerja
secara akumulatif berjumlah 40 jam kerja dalam seminggu, di luar ketentuan
tersebut diberlakukan jam lembur.


12
2. Karyawan :
Pekerja yang bekerja pada pengusaha dengan menerima upah untuk jangka
waktu tidak tertentu dan sudah melalui masa percobaaan 3 (tiga) bulan. Masa
percobaan ini dianggap sebagai bukan masa kerja.
3. Masa kerja :
Masa kerja terhitung dari pengankatan karyawan selaku karyawan resmi
hingga berhenti berdasarkan ketentuan Peraturan Perusahaan dan atau
Perundang-undangan berlaku.
4. Masa Percobaan :
Masa kerja 3 bulan sebelum diterima sebagai karyawan tetap dengan maksud
untuk memperhatikan calon karyawan, apakah mampu atau tidak untuk
melakukan pekerjaan yang akan diserahkan kepadanya, demi kecocokan bagi
suatu jabatan tetap dalam pekerjaan yang diberikan.
5. Pengusaha :
a. Pengelola yang memberi pekerjaan dan pada waktu yang sama membayar
upah dalam kedudukannya sebagai : PT Sato Sara Semesta ( selanjutnya
disebut perusahaan).
b. Mereka yang karena jabatannya sudah ditunjuk untuk melakukan tugas
kewajiban perusahaan, kedua-duanya baik kedalam maupun keluar, sejalan
dengan pembatasan atas tugas kewajibannya dan tanggung jawab yang
dibebankan oleh perusahaan. Termasuk dalam kategori ini adalah
pimpinan bengkel maupun para pejabat yang olehnya diberi surat tugas
dan atau surat kuasa bertindak untuk dan atas nama perusahaan.
6. Pekerjaan :
Suatu aktivitas yang dilaksanakan oleh karyawan atas dasar tugas, kewajiban
dan tanggung jawab yang dibebankan oleh perusahaan dan untuk itu ia
menerima gaji/upah sesuai dengan jabatannya (job discription) atau setiap
tugas yang wajar diminta oleh Management/pimpinan.
7. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) :
Pengakhiran hubungan kerja antara Pengusaha dengan karyawan berdasarkan
ijin Panitia Daerah atau Panitia Pusat.
13
8. P4D adalah panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Daerah.
9. P4P adalah Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Pusat.
10. Keputusan-keputusan perusahaan, Direksi , Pimpinan-Pimpinan perusahaan
dan/atau petunjuk pelaksanaan yang dibuat oleh Perusahaan yang berkaitan
dengan tugas dan kewajiban yang diberikan kepada karyawan yang mengikat
dan mewajibkan semua karyawan untuk mengikuti dan mematuhinya.
11. Tunjangan Hari Raya (THR):
Pendapatan karyawan yang wajib dibayar oleh Pengusaha kepada karyawan
atau keluarganya menjelang hari raya Keagamaan berupa uang.
12. Upah :
Suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada karyawan untuk
suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, dinyatakan atau
dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan atau
peraturan perundang-undangan dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian
kerja antara pengusaha dengan karyawan.

Pasal 2
Ruang Lingkup
1. Peraturan Perusahaan ini berlaku menurut hukum dan mengikat bagi semua
karyawan tetap.
2. Peraturan Perusahaan ini tidak berlaku bagi karyawan yang mempunyai
hibungan kerja untuk waktu tertentu, dimana bagi mereka akan berlaku syarat-
syarat kerja berdasarkan perjanjian kerja tersendiri.

Bab II
Hubungan Kerja
Pasal 3
Syarat-Syarat Penerimaan Karyawan
Demi kepentigan bisnis perusahaan, penerimaan dan penempatan karyawan baru
disesuaikan dengan kebutuhan Perusahaan sesuai dengan prinsip dan management
14
kepegawaian yang di tetapkan oleh pengusaha, yang sekurang-kurangnya
memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
1. Sekurang-kurangnya berumur 18 tahun.
2. Memenuhi persyaratan pendidikan dan pengalaman karyawan yang
dipersyaratkan bagi jabatan tertentu.
3. Kesegaran jasmani dan rohani berdasarkan surat keterangan dari dokter.
4. Berkelakuan baik sebagaimana diteguhkan oleh para pejabat kepolisian
setempat dan sepanjang diwajibkan, juga suatu surat keterangan oleh
departemen Pemerintah yang berwenang.
5. Lulus ujian yang diadakan oleh perusahaan.
6. Menerima peraturan perusahaan.
7. Keterangan-keterangan lain sepanjang diperlukan oleh perusahaan.
Pasal 4
Masa Percobaan / Pengangkatan Para Karyawan
Terhitung tiga bulan pertama dari Masa Kerja pada Perusahaan merupakan masa
percobaan, sebagaimana :
a. Karyawan. akan ditempatkan pada suatu jabatan khusus yang ditentukan.
b. Hasil kerja Karyawan akan terus-menerus dinilai dan apabila performa selama
masa percobaan tiga bulan terbukti dapat diterima, Karyawan yang
bersangkutan akan menerima suatu persetujuan kerja tetap, bersama - sama
dengan surat pengangkatannya, sesudah mana Ia akan mempunyai hak - hak
dan kewajiban - kewajiban demikiann seperti yang diperinci darn dimaksudkan
menurut Peraturan Perusahaan ini.

Pasal 5
Pemindahan / Mutasi Para Karyawan
1. Demi kepentingan operasi bisnis Perusahaan maupun pengembangan
perencanaan karir (carier planning) bagi para, karyawan yang bersangkutan,
maka pemindahan para karyawan akan dimaksutkan sebagai berikut :
a. Rotasi -- rotasi (pemindahan - permindahan dalam lingkungan).
b. Pemindahan bersamaan dengan naik jabatan lebih tinggi
15
c. Pemindahan bersamaan dengan turun pangkat.
2. Dalam hal penentuan tugas - tugas / pekerjaan - pekerjaan maupun rotasi - rotasi
dan pemindahan para Karyawan, Pengusaha akan selalu berpegang pada
kemampuan,kecakapan dan keahlian para Karyawan yang bersangkutan, sejalan
dengan prinsip - prinsip tata kerja management kepegawaian yang bebas dari
unsur - unsur negatif. Seluruh keputusan mengenai rotasi - rotasi dan atau
pemindahan sebagaimana diatur pada ayat (1) Pasal ini menjadi wewenang dari
Perusahaan dan mewajibkan para Karyawan untuk melaksanakannya.
Penolakan dan atau kelalaian Karyawan dalam melaksanakan kewajiban
kewajiban, rotasi - rotasi dan pemindahan - pemindahan para Karyawan yang
ditentukan dalam Pasal ini dapat dikenakan sanksi sebagaimana ditentukan
dalam Pasal 37 Peraturan Perusahaan ini.
3. Dalam hal pemindahan para Karyawan, Pengusaha secara tertulis akan
memberitahukan kepada para Karyawan yang bersangkutan tentang pangkat
dan jabatan mereka tanpa mengurangi penghasilan terdahulu Karyawan
tersebut.
Pasal 6
Penilaian Terhadap Para Karyawan
1. Perusahaan melakukan penilaian terhadap disiplin dan prestasi kerja Karyawan
didalam tiap jangka waktu per 6 (enam) bulan, langkah mana berlaku bagi
semua Karyawan.
2. Dalam membuat penilaian, tiap Atasan yang berwenang akan berpedoman
pada faktor - faktor yang konsisten dengan prinsip - prinsip tata kerja
management kepegawaian yang bebas dari setiap unsur yang negatif.
3. Faktor - faktor yang dinilai terutama mencakup kinerja pokok dan kompetensi
dalam bidang kerja Karyawan masing - masing menurut ketentuan
Perusahaan.
4. Dalam hal menurut penilaian. Perusahaan, terjadi penurunan kinerja pokok
sebagai akibat kesalahan / kelalaian Karyawan, maka Perusahaan dapat
mengenakan sanksi yang sesuai dengan ketentuan Peraturan Perusahaan ini.

16
Pasal 7
Umur Tertinggi Karyawan
Umur tertinggi para Karyawan, pada dasarnya adalah 55 (lima puluh lima) tahun.
Pasal 8
Pengunduran Diri / Berhenti Bekerja
1. Karyawan yang ingin berhenti bekerja atau mengundurkan diri atas kehendak
sendiri, harus mengajukan permohonan selambat - lambatnya satu bulan
sebelumnya dengan menyebutkan alasan - alasannya.
2. Dalam hal demikian Karyawan tersebut mendapatkan uang Penghargaan masa
kerja dan ganti kerugian sessuai dengan UU No. 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan.

Bab III
Hari Kerja, Libur Dan Cuti
Pasal 9
Hari Kerja dan Jam Kerja
1. Dengan memperhatikan Ketentuan Perundangan yang berlaku, hari kerja
adalah hari Senin sampai dengan hari Sabtu dengan J am Kerja akumulatif
berjumlah 40 jam.
2. J umlah akumulatif jam kerja selama seminggu di PT Sato Sara Semesta adalah
40 jam, di luar Ketentuan tersebut termasuk dalam Kerja Lembur.
3. Demi kelancaran kepentingan operasi Perusahaan,Pengusaha boleh mengganti
jam kerja sebagaimana mestinya dengan memperhatikan undang - undang dan
peraturan - peraturan yang berlaku tentang jam kerja.
Pasal 10
Jam Makan (Istirahat)
1. Jam makan boleh dipergunakan Karyawan untuk beristirahat dan harus kembali
menjalankan tugas dan kewajibannya setelah selesai jam makan kecuali jika
pekerjaan dengan mendadak menuntut lain.
17
2. Bila Karyawan terlambat kembali menjalankan tugas dan kewajibannya
sesudah istirahat, maka ia harus segera melaporkan kepada atasannya yang
berwenang.
Pasal 11
Terlambat Masuk Kerja
Karyawan tidak diperkenankan terlambat datang karena alasan apapun, dan bila ia
terlambat masuk kerja sampai 5 menit sesudah waktu yang ditentukan, ia tidak
diperkenankan bekerja selama hari itu dan dianggap telah mangkir kerja, kecuali
dengan izin atasannya (yang berwenang) dan dengan sendirinya akan kehilangan
upahnya selama hari itu bila ia tidak bekerja.
Pasal 12
Meninggalkan Pekerjaan Selama Jam Kerja
Dalam hal Karyawan bermaksud meninggalkan pekerjaannya selama jam kerja
karena keperluan pribadi. Karyawan yang bersangkutan harus memperoleh izin
terlebih dahulu dari atasannya (yang berwenang).
Karyawan tersebut harus mengajukan izin secara tertulis / lisan yang dengan jelas
mengemukakan alasan - alasan yang pantas dan dapat diterima, dan izin demikian
hanya akan diberikan dalam keadaan - keadaan luar biasa.
Pasal 13
Absen Kerja
Dalam hal Karyawan absen dari pekerjaan karena sakit / fisik terganggu, Karyawan
tersebut harus memberitahu atasannya (yang berwenang) dengan jalan mentelepon
atau mengirim surat pada hari yang sama. Pada waktu Karyawan mulai lagi masuk
kerja, ia harus menegaskan secara tertulis yang diserahkan kepada bagian
personalia. pada hari pertama masuk kerja dengan mendapat tanda terima. Tidak
adanya penegasan tertulis demikian dapat dianggap sebagai kelalaian Karyawan.
Dalam hal absen karena sakit selama (dua) hari atau lebih, Karyawan tersebut ,
pada waktu kembali menjalankan tugas dan kewajibannya, harus memberikan
surat keterangan dari dokter yang bersangkutan.
18
Seperti diatur di alas, Karyawan yang absen kerja tanpa izin atasannya dianggap
sudah melalaikan pekerjaannya dan akan menanggung sanksi Perusahaan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
Pasal 14
Hari Libur
Hari libur adalah hari istirahat yang disesuaikan dengan jadwal kerja atau hari
libur umum yang ditetapkan Pemerintah Republik Indonesia.
Pasal 15
Kerja Lembur
1. Kerja lembur adalah pekerjaan yang dijalankan lebih dari jam kerja
sebagaimana ditetapkan oleh Departmen tenaga kerja.
2. Pada Hakekatnya kerja lembur tidak dianjurkan karena karyawan harus
menyelesaikan pekerjaan dalam jam kerja, namun karyawan dibawah jabatan
Supervisor dan staf tertentu dapat diminta untuk bekerja lembur atau bekerja
diluar ketentuan jam kerja dengan mendapat uang lembur dalam keadaan-
keadaan khusus sebagai berikut
a. Adanya penumpukan pekerjaan yang harus segera diselesaikan.
b. Adanya tugas mendesak yang penyelesaianya tidak bisa ditunda-tunda.
c. Adanya tugas yang bila tidak diselesaikan akan membahayakan
kesehatan dan keselamatan orang.
d. Adanya tugas yang bila ditunda akan mengganggu kelancaran kegiatan
perusahaan atau pelanggan dan atau nerugikan perusahaan.
3. Karyawan pada tingkat jabatan supervisor keatas tidak diwajibkan untuk kerja
lembur. Akan tetapi atas inisiatif sendiri dan dalam keadaan khusus tersebut
pada ayat 2 (a) s/d pasal (d) pasal ini. Karyawan pada tingkat jabatan supervisor
keatas dapat melakukan pekerjaan diluar jam kerja dengan mendapat biaya
penggantian transport sesuai dengan ketentuan perusahaan yang berlaku.
4. Kerja lembur tidak diperlukan dalam situasi-situasi sebagai berikut
a. Dalam hal pekerjaan yang mungkin membahayakan kesehatan dan
keselamatan masyarakat,
19
b. Penyelesaian yang bisa menimbulkan kerusakan/kerugian terhadap
perusahaan.
c. Dalam keadaan darurat (force majure) seperti kebakaran, peledakan,banjir
dan lain - lain.
Kerja lembur untuk karyawan non staf yang berhak atas penggantian uang
lembur dibayar dengan perhitungan upah per jam sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku ( Kep. Men No. 72 / 1984).
Kerja lembur tidak berlaku bagi sopir, bagian pembelian atau kurir. O1eh
karena pekerjaannya yang memakan waktu dijalanan karena kemacetan
lalulintas dan lain sebagainya.
Pasal 16
Cuti Tahunan
1. Setiap Karyawan berhak atas cuti tahunan sebanyak-banyaknya 12 ( dua belas )
hari kerja sesudah sekurang-kurangnya beker
-
ja selama 12 (dua betas) bulan
secara terus menerus, dengan menerima gaji upah penuh.
2. Karyawan yang akan menggunakan haknya sebagaimana tersebut pada Pasal 6
ayat (1) mengajukan permohonan cuti tahunannya selambat - lambatnya 7
(tujuh) hari sebelumnya kepada pimpinan.
3. Dalam hal Karyawan tersebut tidak mengambil cutinya atas mana ia berhak
didalam 6 (enam) bulan sesudah tanggal semestinya haknya diperoleh, maka
haknya untuk mengambil cuti didalam tahun takwin (kalender) yang
bersangkutan dinyatakan hilang dan gugur.
4. Dalam keadaan luar biasa dianggap perlu demi operasional Perusahaan dan
mengingat sifat pekerjaan yang diperlukan, maka Perusahaan dapat
menangguhkan pemberian izin cuti tahunan dengan memperhitungkan masa
tenggang waktu cuti sebagaimana ditentukan pada ayat (3) pasal ini.



Pasal 17
Cuti Besar
20
1. Setiap Karyawan yang mempunyai masa kerja 5 (lima) tahun berturut - turut
berhak atas cuti besar sebanyak -- banyaknya 24 (dua puluh empat) hari kerja
dengan menerima gaji / upah penuh.
2. Karyawan yang akan menggunakan hak cuti besarnya, wajib mengajukan
permohonan selambat - lambatnya 60 hari sebelumnya kepada pimpinannya.
3. Bahwa cuti besar hanya berlaku bagi karyawan yang tidak mengambil hak cuti
tahunannya selama 5 tahun secara berturut-turut.
Pasall 18
Cuti Khusus / Cuti Dibayar
1. Dengan izin dari Perusahaan, Karyawan diperbolehkan meninggalkan pekerjaan
dengan menerima gaji / upah penuh. Hak ini sifatnya bersyarat, yaitu dalam hal
bila terjadi peristiwa- peristiwa khusus "Cuti Khusus" sebagai berikut:
Peristiwa Hari Kerja
I Pernikahan Karyawan 3(tiga) hari
II Pernikahan anak dari Karyawan 2(dua) hari
III Khitanan anak dari Karyawan 1(satu) hari
IV Pembaptisan anak dari karyawan 1(satu) hari
V Istri Karyawan melahirkan anak 1(satu) hari
VI Istri / Suami atau anak dari karyawan meninggal 2(dua) hari
VII Ayah / Ibu Kandung atau mertua dari karyawan meninggal dunia 2 (dua)
hari
VIII Saudara kandung dari Karyawan meninggal dunia 2 (dua) hari
2. Pengajuan permohonan untuk menggunakan Cuti Khusus untuk peristiwa (1)
pada Pasal 17 ayat (1), harus dilakukan selambat - lambatnya 30 (tiga puluh)
hari sebelumnya. Hak khusus ini tidak berlaku bagi Karyawan yang jumlah
masa kerjanya kurang dari 6 (enam) bulan.
Bagi Karyawan baru yang mempunyai masa kerja lebih dari 6 (enam) bulan dan
kurang dari 12 (dua belas) bulan yang akan melangsungkan peristiwa (I)
tersebut berhak atas persekot cuti tahunannya paling lama 3 (tiga) hari kerja.
21
3. Pengajuan izin untuk menggunakan hak atas Cuti Khusus untuk peristiwa (II),
(III), dan (IV) harus dilakukan selambat lambatnya 12 (dua belas) hari
sebelumnya.
4. Pengajuan izin untuk menggunakan hak atas Cuti Khusus untuk peristiwa (V),
harus dilakukan sebelum taksiran waktu melahirkan.
5. Pengambilan hak atas Cuti Khusus yang timbul karena waktu (VI), (VII) dan
(VIII) harus diberitahukan kepada pimpinan selambat lambatnya 1 (satu) hari
kerja setelah peristiwa tesebut terjadi.
Pasa1 19
Cuti Hamil / Melahirkan bagi Karyawan Wanita
a. Karyawan yang akan melahirkan diberikan cuti hamil / melahirkan selama 3
(tiga) bulan berturut - turut (penuh) yang dapat diambil 1,5 (satu setengah)
bulan sebelum saatnya ia melahirkan dan 1,5 (satu setengah) bulan sesudah
melahirkan, mendapat gaji / upah.
b. Permohonan cuti hamil / melahirkan harus diajukan selambat - lambatnya (tiga
puluh) hari sebelum cuti ini mulai diambil, disertai dengan surat keterangan
Dokter atau Bidan yang memeriksanya.
Pasal 20
Istirahat Karena Sakit
1. Istirahat karena sakit diberikan kepada Karyawan yang sakit, yang dibuktikan
dengan keterangan yang dikeluarkan oleh Dokter yang bersangkutan.
2. Istirahat karena sakit diberikan selama jumlah hari seperti dalam keterangan
Dokter, dengan pengertian bahwa jumlah hari tersebut termasuk hari libur atau
hari Minggu sebagai hari istirahat Karyawan.

Bab IV
Sistem Gaji / Upah
Pasal 21
Sistem Gaji / Upah
Sebagai imbalan atas jasa dan kerja Karyawan, Perusahaan memberikan imbalan
yang ditetapkan berdasarkan cakupan tanggung jawab dan prestasi Karyawan
22
untuk menarik, memelihara dan meningkatkan kemantapan serta gairah kerja
Karyawan, sesuai dengan sistem gaji / upah yang berlaku.
1. Penilaian prestasi dilakukan sekurang - kurangnya 1 (satu) tahun sekali, dan
kepada karyawan yang berprestasi diadakan kenaikan atas gaji / upahnya.
2. Kenaikan gaji / upah riel dilakukan setiap tahun berdasarkan tingkat kenaikan
laju inflasi dan kemampuan keuangan perusahaan.
3. Pembayaran gaji / upah diselenggarakan tiap bulannya pada hari terakhir bulan
yang bersangkutan kebetulan jatuh pada hari minggu / hari libur, maka
pembayaran akan dilakukan sehari sebelum hari Minggu / hari libur tersebut.
Pasal 22
Tunjangan Makan atau Kehadiran
1. Para Karyawan diberi tunjangan makan setiap hari kerja atas dasar kehadiran
mereka dalam pekerjaannya yang akan dibayarkan pada setiap hari sabtu.
2. Besarnya tunjangan makan atau uang kehadiran sebesar Rp 5.000 ( lima ribu
rupiah ) perhari kehadiran.
Pasa1 23
THR (Tunjangan Hari Raya)
1. Perusahaan membayar "THR" sampai jumlah satu kali gaji upah bulanan penuh
kepada para Karyawan dengan masa kerja satu tahun tanpa terputus dan
sebelum pembayaran demikian, Karyawan tersebut masih berstatus Karyawan.
2. Bagi para Karyawan yang masa kerjanya kurang dari satu tahun tetapi sudah 3
(tiga) bulan atau lebih, perhitungan THR nya didasarkan pada jumlah bulan
(jangka waktu dinas) dibagi 12 (dua belas) dan dikalikan gaji / upah bulanan
mereka.
3. THR dibayar I (satu) kali dalam satu tahun pada setiap HARI RAYA IDUL
FITRI untuk seluruh Karyawan yang akan dilaksanakan selambat - lambatnya
1 (satu) minggu sebelum jatuhnya tanggal tersebut.
Pasal 24
Bonus
Bonus adalah pembayaran ekstra bagi para Karyawan sebagai hasil kerjasama yang
baik antara Perusahaan dan para karyawan, sehingga bisnis Perusahaan menjadi
23
lebih baik. Pelaksanaan pembayaran bonus ini ditentukan menurut kebijaksanaan
Perusahaan dengan mengingat prestasi dan kemampuan keuangan Perusahaan.

Pasal 25
Pembayaran Gaji / Upah Selama Sakit
Apabila Karyawan sakit dan diwajibkan oleh Dokter yang memeriksanya untuk
mengambil istirahat sementara waktu, maka atas dasar surat keterangan Dokter
yang memeriksanya, ia dibebaskan dari kewajiban untuk bekerja dengan menerima
gaji l upah penuh.
1. Apabila karyawan sakit dalam jangka waktu lama atas dasar surat keterangan
dokter maka kepada karyawan bersangkutan diberikan gaji/upah dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Untuk 3 (tiga) bulan pertama 100% kali gaji/upah
b. Untuk 3 (tiga) bulan kedua 75% kali gaji/upah
c. Untuk 3 (tiga) bulan ketiga 50% kali gaji/upah
d. Untuk 3 (tiga) bulan keempat 25%kali gaji/upah
2. Jika dalam waktu I (satu) tahun ternyata Karyawan bersangkutan belum mampu
untuk bekerja kembali, rnaka perusahaan dapat memutuskan hubungan kerja
yang Dilaksanakan sesuai dengan Undang - Undang Nomor 12 Tahun 1964.
Pasal 26
Pinjaman atau kas bon
1. Karyawan tidak dibenarkan meminjam/kas bon melebihi 1 kali gaji/upah
perbulan dan pengembaliannya akan dipotong 1angsung dari gaji/upah
maksimal 2 kali pemotongan.
2. Bagi karyawan yang masih memiliki pinjaman/kas bon tidak dibenarkan
melakukan pinjaman lagi.
Pasal 27
Pembayaran Gaji / Upah Selama Cuti Hamil / Melahirkan
Kepada para Karyawan wanita yang sedang dalam cuti hamil / melahirkan ,
dibayar gaji / upah, tidak termasuk tunjangan uang makan dan transport.

24
Pasal 28
Bantuan Untuk Keluarga Karyawan Yang Ditahan
1. Karyawan yang ditahan oleh pihak yang berwajib, bukan karena pengaduan
Perusahaan tidak mendapat gaji / upah.
2. Pihak keluarga yang ditinggalkan diberikan tunjangan sebagai berikut
- Untuk 1orang tanggungan 25% dari gaji/upah
- Untuk 2 orang tanggungan 35% dari gaji / upah
- Untuk 3 orang tanggungan 45% dari gaji / upah
- Untuk 4 orang tanggungan 50% dari gaji / upah
3. Pembayaran bantuan tersebut dilaksanakan selama 6 (enam) bulan setelah lewat
6 bulan hubungan kerja Karyawan yang bersangkutan akan diputuskan menurut
Undang - undang No. 12 Tahun 1964 Jo Kepmenaker No. Kep/150/Mlen/2000
Pasal. 19.
4. Dalam hal Karyawan diputuskan oleh Pengadilan Negeri terbukti melakukan
kesalahan, maka Perusahaan dapat mengajukan permohonan izin pemutusan
hubungan kerja.
Pasal 29
Perhitungan Upah Lembur
Perhitungan kerja lembur dilakukan sesuai dengan ketentuan perundangan yang
berlaku, yaitu
1. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari biasa
Untuk jam lembur pertama dibayar sebesar l,5 x gaji/upah sejam.
Untuk jam lembur selebihnya dibayar sebesar 2x gaji/upah sejam.
2. Apabila kerja lembur dilakukan pada jam istirahat minggu atau hari raya
resmi:
Untuk setiap jam dalam batas 7 jam atau 5 jam apabila hari raya tersebut
jatuh pada hari kerja terpendek pada salah satu hari dalam 6 hari kerja
seminggu, harus dibayar upah sedikit-dikitnya 2x gaji/upah sejam.
Untuk jam pertama melebihi 7 jam atau 5 jam apa bila hari raya tersebut
jatuh pada hari kerja terpendek pada salah satu hari dalam 6 hari kerja
seminggu, harus dibayar upah sedikit-dikitnya 3x gaji/upah sejam.
25
Untuk jam kedua melebihi 7 jam atau 5 jam apabila hari raya tersebut
jatuh pada hari kerja terpendek pada salah satu hari dalam 6 hari kerja
seminggu, harus dibayar gaji/upah sedikit-dikitnya 4 x gaji/upah sejam.

Bab V
Jaminan Sosial
Pasal 30
Pengobatan
Kecuali Karyawan dengan dan atau dalam masa percobaan, Karyawan dan keluarga
pertama yang sah berhak atas pengobatan dan perawatan sesuai dengan ketentuan
dan tata cara yang ditetapkan oleh Perusahaan yang minimal berpedoman pada
ketentuan Undang - Undang No. 3 Tahun 1992 (U11 No.92) J o Peraturan
Pemerintah No. 14 Tahun l993 (PP No. 14 /93) tentang Program Jamsostek dan
peraturan pelaksanaannya.
Pasal 31
Tunjangan kecelakaan Kerja
1. Apabila Karyawan mengalami kecelakaan dalam melakukan pekerjaannya atau
menderita penyakit akibat pekerjaannya dan apabila kecelakaan terjadi dalam
perjalanan pergi ke tempat pekerjaan atau pulang dari tempat pekerjaannya yang
mungkin menyebabkan Karyawan tersebut menjadi tidak mampu melakukan
pekerjaannya, maka Pengusaha akan melaksanakan ganti rugi sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 1992 Jo PP No. 14 Tahun 1993
yang dilaksanakan rnelalui Program J amsostek.
2. Apabila Karyawan tersebut mengalami kecelakaan meninggal dunia atau
menjadi cacat seumur hidup sehingga tidak bisa bekerja (selanjutnya), ia akan
diberi tunjangan kecelakaan atas dasar Undang - Undang No. 3 Tahun 1992 J o
PP No. 14 Tahun 1993 ) .Dan sesuai dengan setiap keuntungan - keuntungan
yang mungkin diperinci didalam tunjangan pensiun.



26
Pasal 32
Tunjangan Kematian
1. Apabila Karyawan meninggal dunia bukan karena kecelakaan kerja atau bukan
karena kesengajaan Karyawan lain, maka Perusahaan akan memberi santunan
kepada ahli waris sah Karyawan dan hak - hak normatif lainnya sesuai dengan
ketentuan perundang - undangan yang berlaku selain daripada sumbangan
ongkos pemakaman dan santunan dari PT. Jamsostek belum termasuk
didalamnya.
2. Apabila anggota keluarga Karyawan (suami / istri / anak/ ayah / ibu kandung)
rneninggal dunia, maka Perusahaan akan memberikan uang duka cita yang
besarnya sesuai dengan kebijaksanaan yang ditentukan oleh Direksi Perusahaan.
Bab VI
Tata Tertib Perusahaan Dan Sanksi Terhadap Pelanggaran
Pasal 33
Disiplin Kerja
1. Setiap Karyawan berkewajiban mematuhi waktu kerja Perusahaan yang
berlaku.
2. Setiap Karyawan wajib rnengisi daftar absensi / menyerahkan kartu kerja pada
tempat yang telah ditetapkan baik pada waktu masuk / pulang bekerja dan harus
diisi / diserahkan oleh Karyawan sendiri. Apabila tidak mengisi daftar tersebut
Karyawan bersangkutan dianggap mangkir.
3. Setiap Karyawan wajib mengikuti dan mematuhi seluruh petunjuk - petunjuk
atau instruksi -instruksi yang diberikan atasan atau pemimpin Perusahaan yang
berwenang memberikan memberikan petunjuk dan / atau instruksi termaksud.
4. Setiap Karyawan wajib melaksanakan seluruh tugas dan kewajiban yang
diberikan dan / atau diperintahkan kepadanya oleh Perusahaan.
5. Karyawan wajib menjaga serta merawat dengan baik semua milik perusahaan,
serta melapor kepada atasan/pimpinan bila mengetahui hal-hal yang dapat
menimbulkan bahaya dan atau kerugian perusahaan.
27
6. Setiap karyawan wajib menjaga kerahasiaan data informasi yang berhubungan
dengan kegiatan usaha dan/atau personil-personil perusahaan terhadap pihak
yang tidak berwenang,baik pihak intern maupun pihak ekstern perusahaan.
7. Setiap karyawan wajib melaporkan kepada pimpinan perusahaan jika ada
perubahan-perubahan status diri, susunan keluarga, alamat dan sebagainya.
8. Setiap karyawan wajib memeriksa alat-alat kerja masing-masing, baik sebelum
maupun sesudah melaksanakan tugasnya sehingga benar-benar tidak
menimbulkan kerusakan/bahaya yang akan mengganggu pekerjaan
9. Setiap karyawan wajib melaksanakan dan mematuhi semua sistem dan prosedur
(sisdur) yang berlaku di perusahaan.
Pasal 34
Larangan bagi karyawan
1. Karyawan dilarang melakukan hal-hal sebagai berikut
a. Pencurian, penggelapan, pemalsuan, dan atau penipuan
b. Penganiayaan terhadap pimpinan, bawahan atau teman sekerja maupun
keluarga.
c. Membujuk pimpinan,bawahan atau teman sekerja termasuk keluarganya.
d. Untuk melakukan sesuatu yang melanggar hukum.
e. Merusak milik perusahaan dengan sengaja atau karena kecerobohannya.
f. Memberikan keterangan palsu.
g. Minum-minuman keras,mabok,menghisap ganja,menyimpan, membawa
dan menyalahgunakan bahan narkotika, berjudi dan atau berkelahi dengan
sesama karyawan/pimpinan,membawa senjata api/tajam ditempat kerja.
h. Menghina,memfitnah,atau mengancam pimpinan, keluarga pimpinan atau
teman sekerja.
i. Melakukan tindakan asusila atau hal semacam itu dalam lingkungan
tempat kerja,
j. Membongkar rahasia perusahaann atau rahasia rumah tangga pengusaha.
k. Menolak perintah yang layak walaupun sudah diperingatkan.
l. Melalaikan kewajiban secara serampangan.
28
2. Setiap karyawan dilarang melakukan pekerjaan yang bukan tugasnya dan tidak
diperkenankan memasuki ruangan lain yang bukan bagiannya kecuali atas
perintah/ijin atasanya.
3. Karyawan dilarang menjual/memperdagangkan barang berupa apapun atau
mengedarkan poster-poster yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan
tanpa izin pimpinan perusahaan.
4. Karyawan dilarang menjalankan pekerjaan yang dapat menimbulkan kerugian
perusahaan.
5. Karyawan dilarang menggunakan kedudukan yang diperoleh jabatan untuk
keuntungan pribadi maupun pihak ketiga.
6. Karyawan dilarang membawa/menggunakan barang-barang/alat-alat milik
perusahaan keluar lingkungan perusahaan tanpa ijin pimpinan yang
berwenang.
7. Dalam hal transaksi jual-beli, distribusi dan atau pemasaran barang-barang
lainya milik perusahaan harus didasarkan pesan-beli (order) atau cara lain
yang ditentukan berdasarkan sisdur yang berlaku di perusahaan. Karyawan
dilarang memakai nama nama outlet milik dari atau terafiliasi dengan suatu
perusahaan untuk order yang tidak pernah ada (fiktif) untuk
kepentingan/keuntungan pribadi maupun pihak ketiga lainnya yang dapat
menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
8. Karyawan dilarang menjalankan pekerjaan dan/atau mendirikan usaha yang
sejenis dengan perusahaan.
Pasal 35
Hal mangkir dan skorsing
1. Karyawan yang tidak masuk kerja pada hari dan waktu yang ditentukan tanpa
alasan yang sah dianggap mangkir dan kepadanya pada hari tidak masuk kerja
gaji / upahnya tidak dibayar oleh Perusahaan atau atas pertimbangan -
pertimbangan tertentu, Perusahaan dapat melaksanakan pemotongan gaji / upah
sebesar jumlah hari ia mangkir dikalikan dengan 1/25 kali komponen gaji / upah
yang dikaitkan dengan kemangkiran.
29
2. Dalam hal Karyawan mangkir bekerja paling sedikit dalam waktu 5 (lima) hari
berturut - turut dan telah dipanggil oleh Pengusaha 2 (dua) kali secara tertulis
tetapi pekerja tidak dapat memberi keterangan tertulis dengan bukti yang sah,
maka Perusahaan dapat melakukan proses Pemutusan hubungan kerja.
3. Karyawan yang tidak masuk bekerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
karena melakukan mogok kerja yang dilakukan sesuai dengan peraturann
perundang - undangan yang berlaku tidak dapat dinyatakan mangkir.
4. Skorsing dapat dilaksanakan terhadap setiap Karyawan yang melakukan
pelanggaran terhadap tata tertib dan disiplin kerja atau tidak menjalankan
kewajiban sebagaimana mestinya atau tindakan yang merugikan Perusahaan.
Pasa136
Tindakan Terhadap Karyawan Yang Melakukan Kesalahan
1. Karyawan yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan - peraturan tata
tertib dan disiplin perusahaan, dapat dikenai sanksi - sanksi sebagai berikut
a. Peringatan lisan;
b. Peringatan tertuis I,II,III / terakhir;
c. Penurunan jabatan;
d. Skorsing;
e. Pemutusan hubungan kerja
2. Bentuk sanksi yang diberikan sesuai dengan tingkat pelanggaran yang
dilakukan.
3. Peringatan tertulis dapat diberikan tidak secara berurutan tergantung dari besar
kecilnya pelanggaran atau kesalahan.
4. Masing - masing peringatan tertulis mempunyai masa berlaku selama 6
(enam) bulan sebagai berikut:
a. Surat peringatan Pertama berlaku selama 6 (enam) bulan;
b. Surat peringatan Kedua berlaku selama 6 (enam) bulan;
c. Surat peringatan Ketiga / terakhir berlaku selama 6 (enam) bulan.
5. Mengenai pengeluaran surat peringatan pertama, kedua dan ketiga / terakhir,
surat peringatan menjadi berakhir dan / atau batal dalam hal terjadi peristiwa -
peristiwa berikut ini
30
a. Karyawan melakukan pelanggaran yang sama, dalam masa waktu sama
mengakibatkan Perusahaan mengeluarkan surat peringatan berikutnya dan /
atau skorsing atau PHK.
b. Bila masa yang telah ditentukan terlampaui dari masa yang ditetapkan dan
selama masa tersebut Karyawan tidak lagi membuat kesalahan /
pelanggaran
6. Sesuai dengan lingkup kesalahan yang dibuat , Karyawan dapat langsung
diberikan surat peringatan kedua atau ketiga / terakhir yang tidak
memperhatikan surat terdahulu.
7. Dalam hal sesudah menerima surat peringatan ketiga / terakhir , bila Karyawan
masih melakukan pelanggaran kembali maka kepadanya dapat dikenakan
pemutusan hubungan kerja, yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur Undang
- undang Nomor 12 Tahun 1964.
8. Karyawan yang melakukan pelanggaran berulang -ulang atau pelanggaran berat
dapat dikenakan skorsing untuk paling lama selama 6 (enam) bulan dengan
menerima 75% gaji / upah.
9. Jangka waktu skorsing paling lama 1 (satu) bulan, kecuali menunggu keputusan
P4 Daerah / Pusat skorsing paling lama selama 6 (enam) bulan.
Pasal 37
Pengenaan Sanksi atau Hukuman
Pelanggaran atas peraturan - peraturan dan / atau disiplin akan mendapat
dikenakan sanksi - sanksi yang dikelompokkan sebagai berikut
1. Pelanggaran Kelompok. A
a. Menyalah gunakan fasilitas Perusahaan untuk maksud pribadi;
b. Mengabaikan kerapian berpakaian, rambut dan kebersihan jasmani
sewaktu bertugas / kerja;
c. Datang terlambat dan atau meninggalkan pekerjaan lebih dahulu dari waktu
yang telah di tetapkan dengan tidak cukup alasan yang dapat dipertanggung
jawabkan.
31
d. Mengabaikan ketertiban, berkali - kali menggunakan Kartu Hadir ke dalam
mesin cetak waktu dan sengaja memasukkan Kartu Karyawan lain dalam
mesin cetak waktu.
e. Berlaku tidak sopan, amoral, kasar terhadap rekan kerja lain;
f. Tidak memperhatikan kebersihan didalam lingkungan kerja;
g. Melanggar sesuatu peraturan mengenai kebersihan kesehatan;
h. Memiliki / menyimpan gambar - gambar porno atau dokumen terlarang di
dalam lingkungan kerja;
i. Menyimpan sesuatu harta benda milik Perusahaan tanpa izin;
j. Tidak masuk kerja daiam waktu 2 (dua) hari tanpa pemberitahuan;
k. Tidak melapor kepada pimpinan atau atasannya terhadap perubahan
prubahan status diri, susunan keluarga, alamat dan sebagainya.
l. Dalam penilaian kerja Secara berturut-turut dengan hasil J elek.
Sanksi Pelanggaran ke -1 --- >Surat Peringatan Pertama Pelanggaran ke -2
--- >Surat Peringatan Kedua Pelanggaran ke -3 --- >Surat Peringatan
Ketiga Diikuti : Skorsing Tanpa Upah Pelanggaran ke -4 --- >PHK
2. Pelanggaran Kelompok B
a. Tidur selama jam kerja tanpa izin pimpinan;
b. Meninggalkan pekerjaan selama jam kerja tanpa izin pimpinan;
c. Malas melaksanakan perintah atasan;
d. Merokok di tempat kerja pada bagian yang dilarang merokok;
e. Menolak persyaratan pemeriksaan kesehatan atau pencegahan seperti yang
ditentukan oleh Perusahaan;
f. Tidak masuk kerja selama 3 (tiga) hari tanpa pemberitahuan;
g. Mengabaikan tugas / pekerjaan yang dilimpahkan kepadanya;
h. Tidak teliti dalam melaksanakan pekerjaan;
i. Melakukan pekerjaan yang bukan kerjanya yang dapat menimbulkan
kerugian bagi Perusahaan;
j. Melakukan pekerjaan / tugasnya secara ceroboh / serampangan. Sanksi -
Pelanggaran ke-1 --- >Surat Peringatan Pertama - Pelanggaran ke-2 --- >
Surat Peringatan Kedua - Pelanggaran ke-3 --- >PHK
32
3. Pelanggaran Kelompok C
a. Melakukan tindakan yang membahayakan keselamatan karyawan lain,,
b. Sengaja menyembunyikan suatu penyakit berat atau penyakit menular
yang membahayakan keselamatan/kenyamanan di lingkungan kerja dan
atau bagi karyawan lain;
c. Menerima dan menuntut imbalan (kompensasi) jasa dalam bentuk barang
atau uang dari suplier dan atau pelanggan perusahaan serta pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan dan perlengkapannya;
d. Tidak menghormati, berlaku kasar, angkuh/sombong atau menunjukan
sesuatu sikap yang tidak menyenangkan terhadap pimpinan, bawahan serta
karyawan lain dan para suplier dan/atau pelanggan perusahaan;
e. Memberikan informasi palsu;
f. Menyimpan senjata tajam selama bekerja/'bertugas;
g. Berjudi di lingkungan Perusahaan;
h. Meminjamkan uang dengan bunga yang tinggi kepada Karyawan lain.;
i. Merusak milik Perusahaan dengan sengaja atau karma kecerobohannya;
j. Menjalankan pekerjaan atau mendirikan usaha yang sejenis dengan
Perusahaan;
k. Berkelahi dengan sesama Karyawan atau pimpinannya serta bawahannya;
Memasuki ruangan lain yang bukan bagiannya tanpa izin pimpinannya
sehingga menyebabkan kerugian bagi Perusahaan.;
l. Membawa / menggunakan barang - barang / alat - alat milik Perusahaan
keluar dari lingkungan perusahaan tanpa se-izin atasan/pimpinan.
m. Mengabaikan ketertiban, berkali - kali menggunakan Kartu Hadir ke dalam
mesin cetak waktu dan sengaja memasukkan Kartu Karyawan lain dalam
mesin cetak waktu (mesin absen).
Sanksi
- Surat Peringatan Ketiga atau PfiK atas pilihan Perusahaan sendiri.
4. Pelanggaran Kelompok D
a. Membuka rahasia Perusahaan kepada pihak ketiga tanpa sepengetahuan /
izin dari dewan direktur.
33
b. Menyalahgunakan kepercayaan Perusahaan dengan melakukan perbuatan
korupsi antara lain tetapi tidak terbatas kepada - Menerima suap dari pihak
ketiga
Menerima suap dari personalia / bawahan atau
Menerima suap dalam bentuk uang atau sesuatu barang atau suatu
bentuk jasa dari pihak manapun.
c. Menyimpan, membawa dan menggunakan narkotika atau zat - zat
berbahaya lainnya (Narkoba/Naza) di lingkungan kerja / lingkungan
Perusahaan;
d. Menggunakan atau memasukkan alkohol ke tempat kerja serta melakukan
pekerjaan dalam keadaan mabuk atau dibawah pengaruh minuman keras
atau ganja serta obat - obat terlarang lainnya;
e. Tidak masuk kerja dalam waktu 5 (lima) hari berturut - turut tanpa
pemberitahuan dan telah dipanggil 2 kali;
f. Kesalahan / kelalaian yang mengakibatkan penurunan kinerja dalam setiap
kompetensi bidang usaha;
g. Memalsukan data - data, dokumen - dokumen Perusahaan;
h. Mencuri atau menggelapkan uang atau harta benda Perusahaan, Karyawan;
i. Menggoda, membujuk Karyawan atau bawahan maupun atasan untuk
melaksanakan suatu tindakan melanggar hukum atau moralitas;
j. Melakukan tindakan kekerasan / penyalahgunaan wewenang atau
mengancam berbuat hal itu terhadap Karyawan lain dan / atau atasan,
bawahan dan keluarga;
k. Memiliki tanpa izin senjata api / bahan peledak dalam rangka sabotase
untuk mengacaukan disiplin Perusahaan;
l. Menghina, memfitnah atau mengancam pimpinan, bawahan, keluarga
pimpinan atau bawahan atau teman sekerja lainnya;
m. Melanggar SisDur (sistem dan prosedur) yang berlaku di Perusahaan.
n. Melanggar perintah atasan atau pimpinan dan keputusan keputusan
Perusahaan sebagaimana ditentukan pada Pasal 5 Ayat (2);
34
o. Melanggar larangan - larangan bagi Karyawan sebagaimana ditentukan
pada Pasal 34 Peraturan Perusahaan ini,
p. Melanggar larangan - larangan bagi Karyawan sebagaimana ditentukan
ayat (7), (8), (9) dan (10);
q. Melanggar disiplin kerja yang dapat merugikan Perusahaan.
r. Menolak diperintah atau dipanggil oleh pimpinan.
Sanksi Pelanggaran ke-1 --- >PHK
Pasal 38
Syarat - Syarat Pemutusan Hubungan Kerja
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dilakukan sesuai dengan ketentuan -
ketentuan yang diatur menurut Undang - Undang No. 12 / 1964 dan Peraturan -
peraturan pelaksanaannya yang dikeluarkan oleh Pemerintah. Hubungan kerja
antara Karyawan dan Perusahaan terputus, bila
a. Karyawan mengundurkan diri. Pengunduran diri demikian harus disampaikan
secara tertulis dan diserahkan sekurang - kurangnya sebulan sebelumnya.
b. Karyawan meninggal dunia.
c. Karyawan menderita sesuatu penyakit dan gagal menjalankan tugas
kewajibannya Iebih dari 12 (dua belas) bulan atau cacat lama sekali sehingga ia
tidak dapat melakukan tugasnya.
d. Perusahaan memberhentikan dengan hormat Karyawan yang masih dalam
dinas dan sudah mencapai umur 55 tahun.
e. Diberhentikan karena melanggar disiplin Perusahaan sebagai akibat hukuman
administrasi.
Pernbayaran uang pesangon, uang penghargaan dan ganti kerugian, berpedoman
pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 150/Men/2000 Pasal 22, 23, dan 24 sbb:
a. Besarnya uang pesangon ditetapkan sekurang kurangnya masa kerja kurang
dari 1 tahun 1 bulan upah. Masa kerja 1 tahun atau lebih tetapi kurang dari 2
tahun mendapat 2 bulan upah. Masa kerja 2 tahun atau lebih tetapi kurang dari 3
tahun mendapat 3 bulan upah. Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari.
4 tahun mendapat 4 bulan upah. Masa kerja 4 tahun atau lebih tetapi kurang dari
5 tahun mendapat 5 bulan upah. Masa kerja 5 tahun atau lebih tetapi kurang dari
35
6 tahun mendapat 6 bulan upah. Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari
7 tahun mendapat 7 bulan upah. Masa kerja 7 tahun atau lebih tetapi kurang
dari 8 tahun mendapat 8 bulan upah. Masa kerja 8 tahun atau lebih 9 bulan
upah. Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun mendapat 2 bulan
upah.Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 tahun mendapat 3 bulan
upah. Masa kerja 9 tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 tahun mendapat 4
bulan upah. Masa kerja 12 tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 tahun
mendapat 5 bulan upah. Masa kerja 15 tahun atau lebih tetapi kurang dart 18
tahun memdapat 6 bulan upah. Masa kerja 18 tahun atau lebih tetapi kurang dari
21 tahun mendapat 7 bulan upah. Masa kerja 21 tahun atau lebih tetapi kurang
dari 24 tahun mendapat 8 bulan upah. Masa kerja 24 tahun atau lebih mendapat
10 bulan upah
b. Uang Ganti Kerugian;
a) Ganti kerugian untuk istirahat panjang yang belum diambil dan yang
belum gugur.
b) Ganti kerugian untuk istirahat panjang bilamana di Perusahaan yang
bersangkutan berlaku peraturan istirahat panjang dan pekerja belum
mengambil istirahat itu menurut perbandingan antara masa kerja pekerja
dengan masa kerja yang ditentukan untuk dapat mengambil istirahat
panjang.
c) Biaya atau ongkos pulang untuk keluarganya ke tempat dimana pekerja
diterima bekerja.
d) Penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan sebesar
15% (lima belas perseratus) dari uang pesangon dan uang penghargaan
masa kerja apabila masa kerjanya telah memenuhi syarat untuk
mendapatkan uang penghargaan masa kerja. "
e) Hal - hal lain yang ditetapkan oleh P4D dan NP
Pasal 39
Ganti Kerugian
1. Pekerja yang diputuskan hubungan kerjanya karena melakukan kesalahan berat
berhak atas uang penghargaan masa kerja dan ganti rugi apabila masa kerjanya
36
telah memenuhi syarat untuk mendapatkan uang penghargaan masa kerja dan
ganti kerugian.
2. Dalam hal kesalahan berat yang dilakukan. oleh pekerja telah menimbulkan
kerugian yang besar bagi Perusahaan maka Perusahaan berhak
memperhitungkan atau mengkompensasikan kerugian yang timbul akibat dari
kesalahan berat yang dilakukan yang bersangkutan dengan uang penghargaan
dan ganti kerugian sebagaimana dimaksud didalam ayat (1) dalam pasal (n).
3. Bab VII
Penyelesaian Keluhan Karyawan
Pasal 40
Prosedur Penyelesaian Keluhan Karyawan
1. Apabila terjadi keluhan - keluhan / ketidakpuasan dari Karyawan atas keadaan
tertentu dan dengan menyadari pentingnya anti komunikasi dan kerjasama
dalam menciptakan hubungan kerja yang harmonis diantara kedua belah
pihak, maka setiap permasalahan / keluhan yang timbul akan diselesaikan
secara musyawarah dengan segera melalui langkah - langkah sebagai berikut :
a. Langkah Pertama
Karyawan segera menyampaikan masalah yang dihadapinya dengan
atasannya baik secara lisan maupun tertulis.
b. Langkah Kedua
Jika dengan atasannya belum selesai, Karyawan dapat menyampaikannya
secara tertulis keatasan yang lebih tinggi dan seterusnya kepemimpinan
Perusahaan atau di sampaikan ke forum komunikasi / konsultasi Karyawan
dengan Perusahaan (bipartit) yang ada di Perusahaan.
c. Langkah. Ketiga
Apabila masalah / keluh tersebut ternyata tidak dapat diselesaikan secara
musyawarah maka akan dilakukan penyelesaiannya di kantor Departemen
Tenaga Kerja setempat.



37
Bab VIII
Penutup
Pasal 41
1. Peraturan Perusahaan ini berlaku setelah mendapat pengesahan dari Depnaker
dan untuk waktu 2 (dua) tahun serta dibagikan kepada Karyawan untuk dapat
diketahui dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.
2. Persyaratan kerja yang perlu dan belum tercantum dalam peraturan Perusahaan
ini , dengan sendirinya berlaku Undang - undang dan peraturan perundang -
undangan yang berlaku.
3. Bila dipandang perlu, Perusahaan akan mengeluarkan peraturan - peraturan
/ketentuan- ketentuan Pelaksanaan dari Peraturan Perusahaan ini dengan tidak
bertentangan dengan peraturan perusahaan ini dan peraturan perundang -
undangan yang berlaku.
4. Perubahan - perubahan atau penyempurnaan diri peraturan Perusahaan ini,
sebelum diberlakukan dimintakan pengesahannya terlebih dahulu dari
Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.
5. J ika ada pasal - pasal dari persyaratan kerja yang tercantum dalarn peraturan.
perusahaan ini kurang atau tidak sesuai dengan peraturan perundang
undangan yang berlaku, maka hal tersebut batal demi hukum dan dengan
demikian yang diberlakukan adalah peraturan perundang-undangan yang
berlaku tersebut.
Peraturan Kerja Bengkel PT SATO SARA SEMESTA
1. J am kerja karyawan /12 Desember 2012
Senin-kamis: 08.00-16.00 WIB Istirahat : 12.00-13.00 WIB
J umat : 08.00-16.30 WIB Istirahat : 11.30-13.00 WIB
Sabtu : 08.00-13.00 WIB
2. Semua karawan diwajibkan untuk melakukan absensi kehadiran pada saat
masuk dan pulang kerja.
3. Karyawan harus hadir sebelum jam kerja dimulai.
4. Karyawan harus memakai sarana keselamatan kerja yang disediakan oleh
bengkel seperti kacamata , Sepatu masker dan sarana pendukung lainya.
38
5. Karyawan diwajibkan membersihkan mesin dan tempat kerja 5 merit sebelum
jam pulang.
6. Karyawan diwajibkan lembur apabila dibutuhkan dan diperintah oleh atasan.
7. Tidak hadir 3 hari berturut - turut tanpa ada pemberitahuan dianggap
mengundurkan diri.
8. Karyawan berhak atas cuti tahunan sebanyak 12 hari dalam setahun.
9. Cuti Kolektif atau cuti bersama akan dipotongkan dari cuti tahunan.
10. Pimpinan berhak memberikan peringatan kepada karyawan bila menyimpang
dari peraturan yang sudah berlaku.
Sanksi I : Surat Peringatan I ( SP I )
Sanksi II : Surat Peringatan H ( SP II )
Sanksi. III : Surat Peringatan III (SP III )
Sanksi. IV : Scorsing
Sanksi V : Pemutusan Hubungan Kerja
11. Perhitungan jam lembur / 18 September 2012 Hari kerja biasa
J am Pertama 1.5 kali -J am Berikutnya 2 kali
Hari Minggu dan libur Nasional -J am pertama s/d 7 J am 2 kali
12. Perubahan UMR / 1 Oktober 2012
UMR : Gaji pokok +Tunjangan Hadir ( 5.000 / hari ) +Tunjangan Struktural
13. Fasilitas Uang makan 5.000 / Hari
2.7 Disiplin Kerja
Pimpinan Byte Computer sangat menjunjung tinggi arti disiplin kerja
terhadap para karyawannya. Dalam hal ini disiplin meliputi disiplin waktu,
disiplin pakaian, disiplin bicara, dan disiplin pelayanan terhadap para konsumen.
J am kerja karyawan di PT SATO SARA SEMESTA pada hari Senin
sampai Kamis adalah dari pukul 08.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB, dengan
kebijakan istirahat yaitu pukul 12.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB atau
kurang lebih 1 jam. Sedangkan pada hari J umat adalah dari pukul 07.30 WIB
sampai dengan pukul 16.00 WIB, dengan kebijakan istirahat yaitu pukul 11.30
WIB -13.00 WIB karna adanya shalat J umat. Pada hari Sabtu jam kerja dimulai
pukul 08.00 WIB dan berakhir pada jam 13.00 WIB, tanpa istirahat.
39
2.8 Denah dan Lokasi Perusahaan
PT Sato Sara Semesta merupakan perusahaan yang berada pada lokasi
yang terletak di dekat Situ Cipondoh, yaitu di J alan KH.Hasyim Ashari Gang
Kemuliaan No.100 Cipondoh,Tangerang dapat dilihat pada denah berikut:














DENAH LOKASI PT SATO SARA SEMESTA












40
Data Customer

a. Export luar Negeri
b. PT. Auto Bridal Indonesia
c. PT. Auto 2000
d. PT. Sun Motor J akarta
e. Gading Utama
f. PT. Kawan Lama
g. PT. Himawan Putra
h. PT. Djarum Kudus
i. PT. Polytron Kudus
j. PT. Astra Honda Motor
k. PT. Toyota
l. Team Motor Bandung
m. PT. Aprillindo
n. Dll.

Partner Perusahaan
Material: PT Baja Buana Agung, J akbar
PT Baja Mulya
PT Mekar J aya Mandiri
Hard Chrome
PT Teknik 1989
PT Teknik Popular
Valve: UD Wijaya Tegal
Spare Part
PT. Sinar Laut Abadi
PT. Nata Kreasi
Cat
PT. Ega Paint
Seal: Sahfii Seal
55

88


41

BAB III
TINJAUAN TEKNIK

3.1 Pengertian
Single Post Lift adalah alat yang menggunakan prinsip kerja
hidrolik dan pneumatic. Sistem kerja hidrolik adalah system yang
memanfaatkan zat cair,biasanya oli,untuk melakukan suatu gerakan segaris
atau putaran. Sistem ini bekerja berdasarkan prinsip. J ika suatu zat cair
dikenakan tekanan, maka tekanan tersebut akan merambat kesegala arah
dengan tidak bertambah atau berkurang kekuatannya.
Sedangkan system kerja pneumatic adalah sistem yang
menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang
dimanfaatkan untuk menghasilkan suatu sistem kerja yang disebut dengan
sistem pneumatic. Dalam penerapannya, sistem pneumatic banyak
digunakan sebagai sistem automasi.
3.1.1. Spesifikasi
Capasity : 4000 Kg
Type : Hydro Peumatik
Plungger diameter : 271 mm
Tekanan Operasi : 5-10Kg/cm
2
Kapasitas Pengisian Oil : 170 liter
Ketinggian Adapter : 250 mm
Lebar Adapter : 800 mm
Panjang Adapter : 5000 mm
42

Ketinggian max Pengangkatan : 1740 mm
Luas min Lahan yang Digunakan : 12000 mm x 5000 mm Full
Hardcrome Plunger.
3.2 Kelebihan dan Kekurangan Single Post Lift Sato SL-40
3.2.1. Kelebihan Single Post Lift
3.2.1.1. Piaton Full Hardcrome
Karena Piston menggunakan Full Hardcrome, maka single
post ini lebih tahan karat dan goresan. Ketebalan hardcrome
mencapai 90 micron, cukup tebal untuk menahan karat dan
mencegah goresan. Dan Hardcrome yang di gunakan kualitas
yang baik, serta telah menjalani proses pengecekan terlebih
dahulu sebelum di gunakan.
3.2.1.2. Penahanan Piston memakai double Bushing
Dengan adanya double Bushing maka single post ini akan
mampu menahan piston sewaktu mengangkat beban berat,
meskipun pada ketinggian maksimum dan menjaga agar posisi
piston tetap pada pisisi center.
3.2.1.3. Arm Bracket lebih kokoh dan lebih panjang
Dengan adanya Arm Bracket yang lebih kokoh dan panjang
maka pada saat mengangkat mobil mobil berat tidak terjadi
kemiringan atau melengkung. Selain itu juga dengan Arm
Bracket yang panjang maka akan mampu mengangkat segala
jenis mobil, baik yang memiliki chassis panjang maupun chassis
yang pendek.

43

3.2.1.4. Bushing Menggunakan Lapisan Timah

Dengan menggunakan lapisan timah pada kedua bushing
maka sewaktu mengangkat plunger, plunger tidak akan tergores,
rusak, tersendat-sendat, karena timah di kenal memiliki sifat
alamiah yang lunak tetapi kuat dan mempunyai gaya gesekan
yang halus dan licin.
3.2.1.5. Didalam Piston terdapat Air Sprayer Nipple
Dengan adanya Air sprayer nipple maka pada saat lift
mengangkat beban yang berat tidak akan terjadi hentakan dan
tetap stabil pada waktu naik dan turun.
3.2.1.6. Bahan Housing dan Piston lebih Kuat dan tebal
Bahan housing dan piston yang dipakai adalah seamless
boiler pipe 13 dan 16 dengan ketebalan masing-masing adalah
6 mm dan9,27 mm.
3.2.1.7. Pengecetan memakai oven
Pengecatan di lakukan dengan System Oven serta di lapisi
epoxy sebelum pengecatan dengan pemanasan suhu 150
0
celcius
sehingga hasil pengecatan lebih mengkilat dan tahan lama.
3.2.1.8. Menggunakan 3 buah Stopper dan 1 buah Rail
Dengan menggunakan 3 buah Stopper maka pada saat
mengangkat, piston tidak akan keluar dari Housing. Sedangkan
Rail berguna untuk menjaga posisi piston agar tetap center.
3.2.2. Kekurangan Single Post Lift
1. Apabila dalam pemasangan single post tidak tegak lurus maka
piston akan lepas dari selongsong piston.
44

2. Dalam pemasangan single post memerlukan waktu yang lama.
3. Apa bila ada kerusakan maka sulit dalam melakukan perbaikan.
4. Tidak ada suku cadang apabila ada kerusakan.
3.3 Cara pengisian Oil
1. Lepaskan ketiga baut pada Oil cover Fange yang terdapat pada bagian
atas Piston Single Post Lift SL -40
2. Lepaskan Oil cover Flange dari tempatnya. Lepaskan Safety Pipe
kemudian dibuang.
3. Lepaskan/ kendorkan Air ventilation bolt terlebih dahulu, tujuannya
adalah untuk menghindari adanya angin palsu yang terjebak di unit
Single Post Lift SL-40.Masukan Oil Iso 68 kedalam piston Single Post
Lift SL-40. Kapasitas pengisian oil adalah 200 liter atau dibawah
permukaan air sprayer nipple.
4. Pasang kembali oil Cover Flange pada tempatnya. Kemudian
pasang/kencangkan air ventilation bolt.
3.4 Instruksi pengoprasian
Instruksi pengoprasian Single Post Lift diantaranya adalah :
1. Lift harus dalam posisi rendah, dan bebaskan area sekitar lift sebelum
menaikan mobil diatasnya.
2. Posisikan kaki-kaki lift dan adapter ( pedal ) dengan benar untuk
menyediakan jalan mobil masuk.
3. Letakkan mobil diatas lift dengan posisi yang benar.
4. Handle/valve kontrol udara merupakan kontrol untuk menaikan dan
menurunkan lift. Handle tersebut otomatis akan menutup pada saat
dilepaskan
45

5. Posisikan kaki-kaki dan adapter ( pedal ) pada standar pengangkatan
yang benar Untuk menaikkan lift perlahan-lahan tekan handle/valve
udara pada posisi terbuka yang berlawanan dengan posisi filter udara.
6. Naikkan lift hingga ban kendaraan terangkat dari tanah. Hentikan dan
cek adapter ( pedal ) untuk memastikan telah sesuai/aman di titik
standar pengangkatan pada mobil, dan pastikan pula mobil ada dalam
posisi stabil dan seimbang diatas lift.
7. Lanjutkan untuk menaikkan kendaraan pada ketinggian yang
diinginkan.
8. Ketika menggunakan lift hindari pergerakan pada saat posisi mobil ada
di atas lift, jangan mencoba memutar lift saat lift dinaikkan atau
diturunkan untuk menhindari kecelakaan.
9. Untuk menaikkan lift perlahan-lahan tekan handle/valve kontrol udara
kearah posisi filter udara, Sebelum menurunkan lift bebaskan area
sekitar lift.
10. Kembalikan kaki-kaki adapter ( pedal ) pada posisi terendah dan
gerakan kaki dan adapter ( pedal ) dengan benar untuk menyediakan
jalan keluar untuk mobil.
11. Apakah lift rusak atau tidak dapat beroprasi dengan baik jangan
dipergunakan.
Peringatan !!!
1. Untuk menghindari cedera pada operator atau kerusakan peralatan,
hanya operator terlatih saja yang di perkenankan untuk
mengoperasikan lift. Setelah membaca instruksi ini, perkenalkan anda
terlebih dahulu dengan control-control lift sebelum menjalankan
ataupun menaikkan mobil keatas lift tersebut.
46

2. Sebelum mencoba menaikkan mobil keatas lift pastikan dahulu bobot
individual mobil.
3. Pastikan pula adapter ( pedal ) telah sesuai/aman dititik-titik standar
pengangkatan yang ada da mobil, selain itu juga mobil harus dalam
posisi stabil dan seimbang diatas lift, tidak melebihi kapasitas lift.
3.4 Instruksi keamanan
Untuk menjaga produk agar terhindar dari kecelakaan yang tidak
perlu, setidaknya perlu mengetahui dari instruksi keamanan, instruksi
tersebut diantaranya adalah :
1. Cek kondisi lift tiap hari. J angan dioprasikan pada saat kondisi lift
rusak.
2. Pakailah salah satu jasa servis perbaikan yang berkualitas dan suku
cadang SATO yang asli.
3. Lakukan pelatihan secara menyeluruh pada semua karyawan yang
menggunakan lift anda berdasarkan buku pedoman pemakaian yang di
berikan.
4. Dilarang memper bolehkan seseorang yang tidak terlatih untuk
menempatkan mobil diatas lift dan mengoprasikan lift.
5. Melarang yang tidak berkepentingan berada disekitar lift yang sedang
dioprasikan.
6. Tidak di izinkan operator berada diatas lift atau di dalam mobil pada
saat lift sedang dinaikkan atau diturunkan.
7. Pastikan berat individual tidak melebihi kapasitas lift.
8. Dilarang berdiri didepan lift atau mobil pada saat lift dioprasionalkan
untuk diturunkan atau dinaikkan serta jauhkan area disekitar lift dari
peralatan bengkel, kotoran-kotoran dan minyak.
47

9. J angan memukul kaki-kaki lift karena ini dapat merusak lift ataupun
mobil.
10. Tempatkan mobil diatas lift secara hati-hati. Naikkan adapter/pedal
hingga menyentuh mobil dan cek adapter/pedal untuk memastikan
semua telah sesuai /aman di titik-titik standar pengangkatan yang ada
pada mobil.
11. Gunakan selalu keempat kaki lift adapter/pedal pada saat menaikkan
mobil.
12. Dilarang menghalangi atau menekan kendali penutupan otomatis.
Hendle kontrol udara dirancang untuk kembali keposisi off atau netral
sendiri secara otomatis pada saat dilepaskan.
13. J angan melakukan pemeliharaan terhadap handle/valve sewaktu lift
bekerja pastikan lift benar-benar diturunkan dengan sempurna dan
pada posisi terendah serta semua tekanan telah dinormalkan dari
sistem.
14. J angan mengoprasikan lift tanpa oil, karena bisa mengakibatkan
kecelakaan.
15. Pastikan handle/valve kotrol udara ditutup pada saat lift tidak
digunakan.
16. J angan mencoba untuk memutar lift pada saat menaikkan atau
menurunkan lift.
17. J angan mencoba untuk menggerakkan kendaraan pada saat menaikkan
atau menurunkan lift.
18. Periksa batas level oil dalam piston secara periodik dan teliti untuk
mencegah kecelakaan.

48

3.5 Instruksi Perawatan
Dalam menjaga keawetan prooduk, perlu dilakukan perawatan
perawatan yang dianjurkan oleh peusahaan, diantara adalah :
1. Selalu mengkontrol kondisi baut meja dan kaki-kaki.
2. Menjaga kebersihan sekitar lift.
3. Menggunakan suku cadang SATO lift yang asli.
4. Keringkan tangki kompresor udara untuk menghilangkan akumulasi
air.( jangan mengandalkan hanya pengeringan otomatis ). Keberadaan
air membahayakan kondisi sistem lift.
5. Lumasi kaki-kaki yang berhubungan dengan meja dan area perputaran
(poros), dan jaga ketepatan level oil dalam unit silinder.
6. Setiap akan menurunkan lift bersihkan silinder dari pasir halus/kotoran
yang menempel dengan menyemprotkan air yang di arahkan kesilinder
tersebut, Agar silinder tidak tergores lakukan juga hal tersebut diatas
pada seal.
7. Dilarang Memukul piston.
8. Dilarang memodifikasi lift tanpa izin tertulis dari pabrik.
Kewajiban Pemilik :
1. Memastikan bahwa operator lift telah terlatih sesuai dengan standar
buku pedoman.
2. Memasang instruksi pengoperasian didalam area sesuai dengan
keperluan operatornya.
3. Menerbitkan produk secara periodik untuk pemeliharaan,
pemeriksaan dan perawatan lift berdasarkan prosedur pabrik untuk
memastikan pengoperasian yang aman dan berkelanjutan.
49

Hanya operator yang berkualitas/ benar-benar mengerti yang diizinkan
untuk melakukan pemeliharaan peralatan ini. Bila anda tidak mengerti
dengan prosedur pemeliharan SATO lift STOP segera hubungi service
resmi SATO lift untuk mendapatkan instruksi.
PELUMAS (OIL) YANG DIREKOMENDASIKAN
Pertamina : Turalik 52
GGI : 288 HD 5
Atau persamaan dengan ISO 68V455
3.6 Trouble shooting
1. Masalah : Lift turun pada saat lift berada pada posisi teratas.
Penyebab : Kebocoran pada handle/valve control udara.
Penanggulangan : ganti seal karet pada handle/valve kontrol udara.
2. Masalah : Pergerakan yang tidak halus (loncat-loncat)
Penyebab : Udara terjebak dalam oil pada unit silinder
Penanggulangan : keluarkan udara melalui baut ventilasi udara sambil
menaikkan/ menurunkan lift.
3. Masalah : Lift tidak naik saat lift handle/valve control udara
dihubungkan kesaluran pipa udara.
Penyebab : Saluran pipa udara, penghubung keunit silinder yang
mampet.
Penanggulangan : Cek saluran pipa udara.
4. Masalah : Lift naik pada saat lift berada dalam posisi terbawah
tanpa mengoperasikan handle/valve control udara
50

Penyebab : Kebocoran udara ke silinder melalui hendle/valve
control udara
Penanggulangan : Ganti seal pada handle/valve control udara
5. Masalah : Oil keluar dari handle/valnve control udara
saat lift diturunkan ada udara masuk kedalam oil.
Penyebab : Terlalu banyak oil.
Penanggulangan : keluarkan udara melalui baut ventilasi udara
sambil menaikkan atau menurunkan lift, keluarkan oil sampai batas
level yang telah di tentukan.

51

BAB IV
PROSES PEMBUATAN SINGLE POST SL-40

4.1 Proses Kerja
Proses kerja pembuatan komponen single post SL-40 dilakukan
dengan cara membuat langkah kerja komponen-komponen yang akan dibuat
dan bagian utama dari single post ini antara lain piston, housing, bushing, air
conector, flans, pada pembuatan single post ini dilakukan berbagai cara
antara lain pembubutan, pengefraisan dan pengelasan. Disamping itu faktor
keselamatan kerja juga harus diperhatikan,supaya dalam proses pembutan
tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
4.2 Pengecekan Material
Sebelum menuju kelangkah pembuatan hal pertama yang
dilakukan adalah pengecekan bahan-bahan yang akan dijadikan komponen-
komponen single post SL-40. Pengecekan bahan atau material meliputi :
4.2.1. Pengecekan Kualitas Bahan
Pengecekan ini dilakukan agar pada saat proses pembuatan
tidak terjadi problem atau masalah yang berkaitan dengan ukuran
atau kelayakan bahan. Ukuran pengecekan bahan meliputi ukuran
diameter, ukuran panjang dan lebar, dan ukuran tebal bahan yang
akan digunakan. Bahan yang dipilih untuk dijadikan komponen-
komponen single post ini adalah bahan yang telah mengalami
proses quality control yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

4.2.2. Pengecekan Kondisi Bahan
Proses ini dilakukan agar kita tahu kondisi bahan apakah
layak untuk dikerjakan. Proses pengecekan ini meliputi kehalusan
bahan, kerataan bahan dan harus dipastikan bahan tidak berkarat,
tidak lecet, tidak berlubang-lubang, dan tidak keropos.

52


4.2.3. Pengecekan Pemotongan Bahan
Pada proses pemotongan bahan ini bertujuan untuk
mengecek apakah potongan bahan terjadi masalah, misal masalah
kelurusan potongan yang dapat menjadi trouble dalam
pemasangan. Tetapi kebanyakan bahan tidak mengalami masalah
dalam pemotongan, karena proses pemotongan dilakukan oleh
mesin.
Setelah pengecekan selesai kita akan menuju pada bagian-
bagian utama pada single post dan cara pembuatannya, dan pada
bagian-bagian itu antara lain piston, bushing, dan housing.

4.3 Pembuatan Piston Single Post
Proses pembuatan piston ini ada beberapa langkah yang harus
dilakukan yaitu pembubutan, pengeboran, dan pengelasan. Piston ini
memiliki bagian-bagian antara lain yaitu :



Gambar 4.1 Piston Single Post Lift
53

4.3.1. Housing
Housing yaitu bagian dari piston yang berfungsi naik turun
single post itu sendiri. Housing ini berbentuk seperti pipa panjang,
housing ini harus digerinda kedua ujung dan diameter dalam
housing juga harus digerinda agar memudahkan pemasangan
sebelum dirakit menjadi piston.

Gambar 4.2 Housing

4.3.2. Top Flens
Top flens berguna untuk menggantikan meja dengan piston,
lubang top flens dibuat berdasarkan ukuran lubang yang terdapat
pada meja. Cara pemubatan top flens adalah dengan cara dibubut
dan dibor sesuai dengan gambar yang telah dibuat oleh perusahaan.
Dalam pembuatan top flens sendiri berbagai cara diantaranya
pembubutan diameter luar, pembubutan facing salah satu muka,
dan yang terakhir pembubutan diameter dalam top flens, dan yang
harus diperhatikan adalah pada pembubutan diameter luar top
flens, pembubutan harus memper lihat ukuran diameter dalam
houshing nya terlebih dahulu, sebab jika diameter luar top flens
lebih besar dari diameter dalam housing dapat dipastiakan top flens
54

tidak dapat masuk kedalam housing untuk selanjutnya dapat
dilakukan proses pengelasan. J adi diameter luar top flens harus
lebih kecil dari diameter dalam housing dengan selisih 1 mm.
setelah proses pembubutan selesai.Proses selanjutnya adalah
pengeboran yang biasanya dilakukan dimesin milling.

Gambar 4.3 Top Flens

4.3.3. Middle Flens
Middle flens berguna untuk pengait oil cover flens,
fungsinya adalah sebagai fasilitas untuk pengisian oil. Dan pada oil
cover flens juga terdapat seal yang yang berguna untuk menahan
agar oil tidak bocor. Proses pembuatan midlle flens itu sendiri
adalah dengan menggunakan mesin bubut dan pada saat melakukan
proses pengeboran dengan menggunakan mesin milling. Ukuran
diameter terluar midlle flens harus kurang lebih sama dengan
ukuran diameter dalam piston, agar pada saat proses pengelasan
tidak terjadi kelonggaran ukuran yang dapat mengakibatkan
kebocoran pada piston itu sendiri.
55


Gambar 4.4 Middle Flens

4.3.4. Bottom Flens
Bottom flens berfungsi sebagai penahan oil atau disebut
landasan piston. Bertujuan untuk menutup piston agar oil tidak
tumpah seluruhnya di main pipe, dan piston tetap berisi oil.
Pembutan bottom flens ini menggunakan mesin bubut dan
pembuatan keplekannya menggunakan mesin pres yang
menggunakan mal yang sudah dibentuk.

Gambar 4.5 Bottom Flens

4.4 Proses Asembly Piston Single Post SL-40
Dalam proses ini dilakukan dengan proses pengelasan. Pengelasan
dilakukan sesuai dengan urutan yang ditentukan oleh perusahaan.
Pengelasan pertama adalah pengelasan middle flens, dalam mengelas middle
flens welder harus benar-benar menguasai ilmu pengelasan, karena bagian
ini adalah bagian yang sangat penting dalam piston. Pengelasan midlle flans
56

harus teliti sebab jika ada kebocoran dalam pengelasan dapat dipastikan
bahwa piston akan bocor, dan itu akan berakibat oil akan keluar dari piston
dan keluar melalui oil cover flens. Pengelasan kedua yakni pengelasan top
flens, dalam pengelasan top flens dibutuhkan kelurusan dalam pengelasan,
sebab top flens berfungsi sebagai penampang atau pengait meja yang
berfungsi mengait mobil. Pengelasan ketiga yakni pengelasan bottom flens,
pengelasan ini tidak membutuhkan ketelitian, sebab untuk landasan oil ini
dalam piston.


Gambar 4.6 Pengelasan Middle Flens, Top Flens Dan Bottom Flens

J ika pengelasan sudah selesai, tahap selanjutnya adalah proses
pembubutan dan tahap yang terakhir adalah pengechoreman
57


Gambar 4.7 Pembubutan Piston Single Post Lift



Gambar 4.8 Piston Setelah Dibubut

58

4.5. Pembuatan Rumah Piston Single Post SL-40
Proses pembuatan rumah piston ini ada beberapa langkah yang
harus dilakukan yaitu pengeboran,dan pengerindaan. Rumah piston ini di
bor untuk pemasangan alur sepi,alur ini di buat secara melingkar dari badan
rumah piston.Proses kedua yaitu penchamferan rumah piston agar rumah
piston tidak terlalu runcing,dan proses ketiga yaitu pembersihan badan
rumah piston dari terak dan karat.

Gambar 4.9 Proses Pengboran Rumah Piston

4.6. Proses Assembly Single Post SL-40
Proses Assembly Single post SL-40 terjadi di dalam Rumah Piston
Dalam proses pemasangan ini ada beberapa langkah yaitu :

4.6.1. Memasang Bushing Tengah.
Pada pemasangan bushing tengah, pada bagian bushing
yang dilapisi timah tidak boleh terkena kotoran atau kerak-kerak
yang dapat merusak lapisan pada bushing tersebut. Bushing di
pasan yg tepat ditengah-tengah main pipe dan harus center dengan
main pipe. Dan tahap selanjutnya adalah proses pengelasan
59

bushing tengah itu sendiri. Pengelasan bushing tengah ini adalah
dengan menggunakan las CO

Gambar 4.10 Bushing Tengah

4.6.2. Memasang Alur Sepi
Dalam pemasangan alur sepi ini,yang harus diperhatikan
adalah letek kesimetrisan antara bushing tengah dan alir
sepinya,karena pemasangan alur sepi ini sangat berpengaruh pada
piston (untuk mengatur ketinggian piston pada saat naik), selain itu
fungsi alur sepi ini adalah untuk mengunci kedudukan piston pada
saat menaikkan mobil.
4.6.3. Memasang Bushing Atas
Pemasangan busing atas adalah menggunakan las CO. pada
pemasangan bushing atas biasanya dilakukan oleh dua orang, Satu
orang bertugas untuk pengelasan dan satu orang lagi melakukan
pengeringan ke lapisan timah pada bushing. Tujuan pengertian itu
sendiri adalah untuk menjaga timah agar tidak meleleh pada saat
dilakukan proses pengelasan. Dan sebelum bushing di las
sepenuhnya, bushing harus dicek apakah diameter bushing yang
dilapisi timah sama dengan diameter piston yang tersedia. Setelah
proses penyetingan selesai.dan setelah proses penyetingan selesai
tahap selanjutnya adalah proses pengelasan pada seluruh pada
bagian dari bushing.
60

Setelah proses pengelasan selesai tahap selanjutnya adalah proses
pengecekan diameter timah, karena dapat dipastikan diameter
timah akan memuai setelah proses pengelasan. Dan cara
mengatasinya adalah dengan mengurangi diameter timah dengan
cara digaruk menggunakan HHS dan kemudian diamplas sampai
bentuk diameter yang diinginkan dan dilanjutkan dengan menutup
saluran angin.

Gambar 4.11 Bushing Atas

4.6.4. Memasang Flens Bawah
Pada pemasangan flans bawah ini yang harus diperhatikan
adalah jarak ujung pipa dengan flans itu sendiri. Karena jarak ini
berkaitan dengan panjang piston yang akan dimasukan kedalam
main pipe. Biasaya pada pemasangan flens bawah dilakukan 2 kali
pengelasan, hal ini bertujuan untuk menghindari kebocoran.


Gambar 4.12 Flens Bawah, dan hasil pengelasan
Flens Bawah

61

4.6.5. Memasang Air conector
memasang air conector suatu bagian single post yang
berfungsi untuk memasukkan air kedalam single post dan juga
untuk menekan oil dan mengangkat piston. Sebelum pemasangan
dilakukan hal pertama yang harus dilakukan adalah merakit
bagian-bagian air conector itu sendiri, dan bagian-bagian air
conector itu sendiri adalah :

4.6.5.1. Konde
Konde ini dibuat dengan cara dibubut dan fungsi nya
untuk mengalirkan udara dari as kotak menuju kedalam pipa
conector. Konde itu sendiri dibuat dengan cara dibubut,kemudian
dibor dengan menggunakan mesin milling.

Gambar 4.13 Konde
4.6.5.2. Pipa Conector
Pipa ini digunakan untuk mengalirkan udara dari konde
menuju air spray nipple. Pipa ini mengikat air nipple dengan
menggunakan ulir.

Gambar 4.14 Pipa Conector



62

4.6.5.3. Air Spray Nipple
Air spray nipple digunakan untuk menyebarkan udara
untuk menekan oil agar piston dapat naik. Setelah perakitan air
conector selesai langkah selanjutnya adalah pemasangan air
conector ke single post sesuai prosedur pemasangan yang
diperlakukan oleh perusahaan.
4.6.5.4. Pengecekan Pemasangan
Dalam proses pengecekan ini yang dilakukan adalah
mengecek hasil pengelasan apakah pada saat proses pengelasan
terjadi kebocoran. dan langkah pengecekan adalah sebagai
berikut :
1. Memasang kompresor pada air conector yang tersedia
diflens bawah, kemudian kencangkan kompresor.
2. Menutup bushing atas dengan menggunakan alat yang
disebut High Gauge .
3. Memasukan udara kedalam main pipe dengan tekanan 2 HP.
4. Oles dengan air yang berbusa diantara bushing atas


Gambar 4.15 Air Conector

63


Gambar 4.16 High Gauge

Gambar 4.17 Pengecekan Kebocoran

4.7. Finishing
Pada proses finishing ini dilakukan proses pemasangan kepingan dan
dilanjutkan dengan memasang rumah piston di bagian bushing atas.Semua
proses ini dilakukan dengan cara pengelasan.

4.8. Proses Memasukkan Piston ke Dalam Main Pipe
Sebelum menuju proses menggabungkan antara piston dan main
pipe,langkah pertama yang harus dilakukan adalah :
1. Pastikan piston dalam keadaan baik, yang dimaksud dengan keadaan
baik adalah pengecekan ulang pada lapisan chrome apakah pada
chrome terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya chrome lecet
atau tergores.
2. Pemasangan alur sepi pada piston. Alur sepi ini yang nantinya akan
berhubungan dengan alur sepi pada bushing tengah.
64

3. Penyetempingan piston, penyetempingan ini meliputi nomor piston,
tahun pembuatan dan jumlah single post yang sudah diproduksi.

Setelah ketiga proses diatas selesai barulah piston dapat dimasukan
kedalam main pipe. Adapun teknik pemasangan piston adalah melalui
setengah bagian dari piston dengan oil, setelah setengah piston masuk ke
dalam main pipe, putarlah piston sampai alur sepi pada piston segaris
dengan alur sepi yang sudah dipasang di bushing tengah dan dorong piston
sampai menabrak ujung main pipe yang sebelumnya sudah diberi bottom
flens.
Setelah piston masuk kedalam main pipe, tahap selanjutnya adalah
pengecatan. Pengecatan single post ini menggunakan cat oven yang
berkualitas tinggi, sehingga hasinya memuaskan.

Gambar 4.18 Pemasangan piston




65

4.9. Proses Pengecatan
Berikut ini cara pengecatan single post lift

1) bersihkan semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya dengan
cara mencuci dengan white spririt atau solvent lain yang cocok,
kemudian dilap dengan kain bersih;
2) hilangkan semua karat dan kerok dengan cara mengeruk atau
menggosok dengan sikat kawat bila perlu dengan sand blasting;
3) setelah itu berilah cat dasar dan harus dijaga jangan sampai terkotori
lapis debu, kotoran, minyak, lemak, dan sebagainya sebelum diberi cat
antara dan cat tutup;
4) bagian-bagian logam dimana cat dasarnya sudah cacat harus disikat
dengan sikat kawat atau dikerok untuk menghilangkan kawat.
Kemudian barulah di cat

4.10. Pemasangan Seal
Seal berfungsi menyekat pelumas. Pelumas digunakan pada
tempat-tempat dimana terjadi gesekan pada bagian mesin untuk
memastikan pergerakkannya menjadi halus dan umurnya menjadi panjang,
dan seal digunakan untuk mencegah terjadinya kebocoran pelumas yang
lewat melalui bearing clearance pada bagian yang bergerak tersebut.
seal selain dipakai untuk mencegah kebocoran pelumas, juga dapat dipakai
untuk mencegah kebocoran air (water), chemical, juga baik untuk
mencegah debu atau kotoran masuk kedalam mesin.Seal dapat digunakan
untuk melakukan fungsi tersebut sekaligus.
Dalam single post,seal pada piston digunakan untuk mencegah kebocoran
oli,penghilang debu dan penghalang air untuk masuk ke dalam singgle
post lift,dalam pemasangannya seal di tempatkan diantara piston dan ring
cor.
66


Gambar 4.19 Pemasangan Seal

4.11. Pemasangan Ring Cor
Pemasangan Ring Cor bertujuan agar seal tidak terlepas dari piston
agar tidak kemasukan air.Bilamana jika seal terlepas dari piston dapat
menyebabkan masuknya air atau kotoran ke dalam single post lift.

Gambar 4.20 Pemasangan Ring Cor
67

4.12. Proses Pemasangan Oil Cover Flens
Tahap selanjutnya adalah tahap yang paling akhir pada proses
pembuatan single post SL-40 pemasangan oil cover flens. Oil cover flens
itu sendiri ada beberapa bagian yaitu pipa pengaman, flens dan penutup
flens. Dan kencangkan dengan menggunakan mur dan setelah itu olesi
bagian depan piston dengan menggunakan cairan anti karat.

Gambar 4.21 Single Post Lift





68
BAB V
PENUTUP

Setelah melaksanakan praktik kerja industri selama 6 bulan di PT Sato
Sara Semesta dan telah menyelesaikan laporan penulis merasa telah
mendapatkan banyak hal yang sebelumnya tidak didapat disekolah. Hal-hal
tersebut antara lain :
1. Dapat menerapkan ilmu yang didapat disekolah ke dalam dunia industri.
2. Memotivasi kita untuk mengejar ketertinggalan tentang kemajuan
teknologi yang semakin pesat, dengan terus menimba ilmu.
3. Praktik industri merupakan salah satu upaya sekolah guna
mempersiapkan siswa-siswanya menjadi teknisi handal.

5.1 Kesimpulan
Setelah menyelesaikan praktik kerja industri dan beserta laporannya,
penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut :
1. Penulis mampu mengenal komponen- komponen Single Post Lift.
2. Penulis mengetahui bagaimana proses pemasangan Single Post Lift.
3. Penulis mampu mengetahui proses pembuatan Single Post Lift.
4. Penulis mengetahui dan memahami mengenai perawatan dan perbaikan
Single Post Lift.
5. Penulis mengetahui bagaimana prinsip kerja Sing Post Lift.

5.2 Saran
Selama kurang lebih 6 bulan menjalani praktik kerja industri penulis
banyak mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru, maka demi
kemajuan bersama penulis ingin menyampaikan beberapa saran untuk pihak
industri, sekolah, teman-teman .



69


5.2.1. Kepada Pihak Industri :
1. Rasa kekeluargaan antar karyawan sebaiknya lebih ditingkatkan
guna menambah persatuan yang kuat antar karyawan dalam
upaya memajukan perusahaan.
2. Setiap karyawan perlu terus mengembangkan dan meningkatkan
pengetahuan serta keterampilan dalam dunia pada bidangnya
masing-masing agar dapat menangani pekerjaan dan
permasalahan yang dihadapi sehingga akan menunjang
keberhasilan dan kemajuan perusahaan.
3. Lebih meningkatkan komunikasi antar pekerja supaya pekerjaan
cepat selesai dan efisien.
4. Pembaharuan mesin yang lama dengan mesin yang baru dan
canggih agar karyawan dapat memproduksi barang secara masal.
7.2.2. Kepada Pihak Sekolah :
1. Sekolah dituntut agar meningkatkan fasilitas-fasilitas belajar
mengajar khususnya dalam bidang praktik agar dapat
meningkatkan mutu dan kualitas siswa sehingga dapat mencetak
teknisi yang handal.
2. Sekolah hendaknya menjalin hubungan yang lebih baik dengan
dunia industri agar siswa yang dibina memperoleh kemudahan
dalam dunia industri.
3. Sebaiknya pelaksanaan kerja industri diselenggarakan selama
delapan bulan di dua tempat industri yang berbeda, jadi empat
bulan diadakan perpindahan ke tempat prakerin yang lainnya.
Upaya tersebut membuat siswa lebih berpengalaman dan dapat
menjalin hubungan baik dengan kedua industri.
4. Sekolah harus dapat memilih tempat prakerin yang sesuai
dengan keahlian dan mengetahui kondisi industri tersebut serta
mengontrol perkembangan siswa selama melaksanakan praktik
kerja industri.
70

5. Parsitipasi aktif dari pihak industri kepada peserta PSG yang
berada di perusahaan bersangkutan, misal membantu siswa
dalam belajar, memberi ijin untuk konsultasi dan didalam
pembuatan laporan.
6. Kepada adik-adik kelas dan pembaca, penyusun menyarankan
agar bersikap supel, ramah, sopan, menghormati seluruh
karyawan tempat dimana kita melaksanakan praktik industri.
7. Penyusun berharap apabila pembaca hendak terjun ke dunia
elektronika, maka harus memiliki keseriusan dalam
mendalaminya.
5.2.3. Kepada Teman-teman :
1. Sebagai siswa yang nantinya akan menghadapi praktik kerja
industri harus mempunyai persiapan baik mental maupun fisik.
2. Untuk menghadapi pasar bebas yang persaingannya luas maka
harus membekali diri dengan mengikuti terus perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknlogi.
3. Dalam melaksanakan praktik kerja industri harus selalu
mempunyai inisiatif dan bersifat aktif dalam melakukan tugas-
tugas yang harus dikerjakan.
5.3. Kata Penutup
Sebelum penulis akhiri laporan ini, penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu selama praktek
dan dalam penyusunan laporan ini. Penulis tahu bahwa selama praktek
kerja industri tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Untuk itu
dengan penuh kerendahan hati penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Dari penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak terutama pembaca.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca, bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi
informasi. Dan bermanfaat pula bagi seluruh lapisan masyarakat.

71

DAFTAR PUSTAKA

Ridho, Fadlika. 2010. Manual Book Single Post Lift. Tangerang: PT Sato Sara
Semesta
Sanusi, Acep. 2002. Daftar Tabel Material. J akarta: PT Pelita J aya
Sato, G.takeshi. 2000. Menggambar Mesin Menurut Standar ISO. J akarta: PT
Prandya Paramita.

Anda mungkin juga menyukai