Anda di halaman 1dari 4

Semua molekul organik asing yang masuk ke tuhuh.

kernungkinan besar herikatan

dengan konslituen janngan atau biopolimer seperti protein. lemak, asam nukleai,

mukopolisakarida. enzim hiotranstòrmasi dan reseptor. Pengikatan obat-biopol¡mer

dipengaruhi oleh bentuk konformasi molekul obat dan pengaturan ruang dan gugus

gugus tungsional. Besar dan upe intcraksi ohac-hiopolimer terganwng pada sifat kimia

fisika molekul ohat dan karakieristik hiopolimer. Molekul ohat berinteraksi dengan

lebih dan satu biopolirner yang berada dalam cairan luar sel, membran sel dan calían

dalam sel.

lntcraksi obat-biopolimer memeiigaruhi awal kerja dan masa kerja obat seria besar

efek hiologis yang ditimbulkannya.

Ilerdasarkan sifatnya, interaksi ohat-biopolimer dikelompokkan menjadi dua. yaitu

interaksi tidak spesifik dan intcraksi yang spesifik.

a. Interaksi Tidak Spealfik

lnteraksi tidak spesifik adalah interaksi that dengan biopolimer, yang hasilnya

tidak memberikan efik yang berlangsung lama dan tidak menyehahkan peruhahan

struktur molekul obat maupun biopolimer. Interaksi ini bcrsifat tcrpulihkan, ikatan

kimia yang terlihat pada umumnya mempunyai kekuatan yang relatif lemah.

lnteraksi tidak spesitik tidak menghasilkan respons hiologis.

Contoh interaksi tidak spesifik obat dengan biopolimer antara lain adalah interaksi

oba dengan protein. jaringan. asam nukleat, mukopolisakarida dan lemak.

I) Interaksi Ohat dengan Protein

Di dalam tubuh terdapat protein, balk pada plasma darah maupunjaringan, yang

dapat herinteraksi dengan hampir semua molekul ohat. lnteraksi obat-protein

hersitat ierpulihkan dan ikatan kimia yang terlihat dalam inicraksi ini adalah

ikatan-ikatan ion, hidrogen. hidrolbb dan ikatan van dcr Waals. Pengikatan

obat-hiopolimer sebagian besar terjadi dalam cairan darah dan kadar ohat

bebas dalam darab selalu berkaitan dengan kadar obat yang terikat oleh protein

plasma.
Kurang Iebih 6,5% komposisi darah adalah protein. dan ± 500/o dan protein

tersehut adalah albumin, yang mempunyai peran penhing dalarn proses

pengikatan that. Albumin rncmpunyai berat molekul ± 69.000, bersifat amfoter,

mempunyai pi-I isoelektnk yang lehih rendah dihanding pi-f tisiologis (7,4),

sehingga dalam darah akan bermuatan negatif. Karena mengandung ion

Lwitter, albumin dapat berinteraksi haik dengan kation maupun anion obat.

Untuk herinteraksi dengan protein plasma, molekul oM harus nlempunyai

struktur dengan derajat kespesifikan tinggi walaupun tidak terlalu spesilik

seperti pada interaksi obat-reseptor. Pada umumnya, pengikatan obat oleh

protein plasma lehih tergantung pada struktur kimia dihanding dengan koefisien

partisi lemak’air.

Contoh:

nalog tiroksin, untuk dapat bergahung secara maksimal dengan albumin

plasma. strukturnya harus memenuhi persyaralan sebagal herikut. yaltu

mcrnpunyai:

a. struktur intl difenileter,

b. empat atom i(xIida pada posisi 3,5 dan 3’,5’,

u. gugus hidroksil fenol bebas.

d. rantal samping alanin atau gugus anion yang terpisah dengan liga atom C

dan Intl aromatik.

Bila salah satu keempat syarat di atas tidak dipcnuhi maka penggahungan analog

tiroksin dengan albumin plasma menjadi rendah.

Huhungan antara strukiur analog tiroksin dengan penggabungan terhadap

albumin plasma dapat dilihat pada label 3.3.

Contoh:

I. ictrasikiin dapat menychahkan warna gigi menadi kuning yang tetap


bila diberikan pada anak usia di bawah 8 tahun karena membentuk

kompleks yang takterpulihkan dengan ion Ca struktur gigi.

2. Vitamin D, hormon paratiroid dan senyawa pengikat mineral,

da lam dosis besar dan waktu pemberian yang cukup lama menyebahkan

kerapuhan tulang karena senyawa-senyawa di atas mengikat ion Ca

tulang secara takterpulihkan.

b. lnteraksl Spesifik

Interaksi spesifik adalah interaksi yang menyebabkan perubahan struktur

makromolekul reseptor sehingga timbul rangsangan peruhahan fungsi tisiologis

normal, yang diamati sebagai respons biologis. Yang termasuk interaksi spcsiÍik

adalah interaksi obat dengan enzim biotransformasi dan interaksi ohat dengan

reseptor.

1) Intcraksi Ohat dengin In,im Biotransformasi

Intcraksi obat-enzim biotransformasi, ditinjau dan upe inieraksi, hersifat

relatif tidak spesilik tetapi bila ditinjau dan akibat interaksi ternyata bersifat

spesifik.

Con toh:

I. Fisostigmin, suatu pengharnbat enzirn asetilkolinesterase, dapat menghambat

pemecahan asetilkolin pada reseptor spesifik sehingga terjadi pengumpulan

asetilkolin dalam tuhuh dan menimbulkan respons kolinergik.

2. Asetazolarnid. suatu penghambat enzim karbonik anhidrasc, dapat

menghamhat pembentukan asam hikarhonat sehingga jumiah 11 yang

digunakan sebagai pengganti Na dalam tubulus renalis berkurang. Na’

yang tidak diabsorpsi kembali kemudian dikeluarkan bersama-sama dengan

molekul air dan menimbulkan diuresis.

3. Ictractiltiurarn disulfida (Disultiram), dapat rnenghambat kerja aldehid

oksidase, suatu enzim yang mengoksidasi alkohol menjadi asetaldehid,

produk meiabolisme yang bersi fat toksik. Ilambatan tersebut rnenyehabkan

pembentukan asetaldehid menurun sehingga toksisitas alkohol menjadi


lehib rendah. OIeh karena itu disulfirarn digunakan untuk pengobatan

kecanduan alkohol.

4. Tranilsipromin, dapat menghambat kerja enzim monoamin oksidase, suatu

enzim yang mengoksidasi katekolamin. Akihatnya terjadi pengumpulan

katekolaminpada jaringan sehingga menyehahkan efek rangsangan pada

5. Alopurinoldapat menghambat kerja enzim xantin oksidase, suatu enzim

yang mengoksidasi turunan xantin men jadi asam ural. Ilambatan tersehut

menyebabkan produksi asam urat menurun sehingga alopurinol dapat

digunakan untuk pengohatan penyakit piral.

2) Interaksi Ohat dengan Reseptor

Tubuh mengandung makromolckul protein yang antara lain dapat berfungsi

sebagai benkut.

a. Menyusun alat regenerasi sel, contoh: asam nukleat.

b. Uniuk pengangkutan senyawa biologis, contoh: hemoglobin untuk

pengangkutan 02.

c. Untuk kontraksi otot, contoh: aktin dan miosin.

d. Sebagai katalisator dan mengontrol proses mekanisme tuhuh, contoh:

enzim.

e. Scbagai reseptor obat.

Fungsi organ spesilik diatur oleh rnakrornolekul yang bekerja sebagai pernicu

biologis dan dapat mengubah suatu bentuk energi menjadi bentuk yang

lain. Iungsi pemicu biologis tergantung pada strukiur makromolekul yang

terlibat. Bila suatu niikromolekul ohat herinteraksi dengan gugus fungsional

Anda mungkin juga menyukai