DISUSUN OLEH :
Puji syukur kita ucapkan kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada
kita, sehingga tugas makalah tentang Menghilangkan Panas Pada Manusia Dan Bayi Baru
Lahir dapat terselesaikan tepat pada waktunya.Makalah ini juga sebagai tugas yang harus
dikerjakan untuk sarana pembelajaran bagi kita.
Makalah ini saya buat berdasarkan apa yang telah saya terima dan juga saya kutib dari
berbagi sumber baik dari buku maupun dari media elektronik.Semoga isi dari makalah ini
dapat berguna bagi kita dan dapat menambah wawasan serta pengetahuan kita.
Selayaknya manusia biasa yang tidak pernah lepas dari kesalahan, maka dalam pembuatan
makalah ini masih banyak yang harus di koreksi dan jauh dari sempurna.Oleh karena itu,
kritik dan saran sangat dianjurkan guna memperbaiki kesalahan dalam makalah ini.Demikian,
apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam isi makalah ini,penulis mohon maaf yang
sebesa besarnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hipotermia..........................................................................................................3
2.2 Menghilangkan Panas Pada BBL.......................................................................7
2.3 Mencegah Kehilangan Panas..............................................................................8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................................9
3.2 Saran.................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Sekitar tiga juta bayi baru lahir (BBL) meninggal setiap tahun di seluruh dunia, dengan angka
kematiandi negara berkembang enam kali lebih tinggi dibandingkan negara maju (UNICEF,
2007). Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi, sekitar 56% kematian terjadi
pada periode neonatal, dengan persentase terbesar pada usia 0-6 hari (78,5%). Penelitian
tahun 2013 menunjukan bahwasepertiga penyebab utama kematian bayi adalah kelahiran
kurang bulan (RISKESDAS, 2013)
Hipotermia merupakan salah satu penyebab utama kematian BBL, dimana setiap penurunan
1oC suhu aksila meningkatkan risikokematian 75% (Darmstadt, 2006; Silverman, 1958).
Hipotermia sering terjadi pada bayi kurang bulan (BKB) dengan berat lahir rendah dan risiko
tertinggi terjadi pada menit pertama setelahlahir saat bayi menyesuaikan diri dengan
lingkungan ekstrauterin (Bhatt, 2007).
Ketidakstabilan suhu tersebut disebabkan karena proses kehilangan panas tubuh, pusat
pengaturan suhu di hipotalamus belum sempurna, jumlah lemak subkutanSedikit, rasio luas
permukaan terhadap berat badan yang besar, respons vasomotortidak stabil sehingga tidak
dapat berkonstriksi secara optimal untuk memperlambatkehilangan panas, produksi panas
berkurang akibat lemak coklat yang sedikit, serta ketidakmampuan untuk menggigil
(Yunanto, 2008; Brueggemeyer, 2011).World Health Organization (WHO) memberikan
rekomendasi 10 langkahterpadu pencegahan hipotermia pada BBL, yaitu ruang bersalin yang
hangat, segera mengeringkan, kontak kulit ke kulit, menyusui dini, menunda memandikan
bayi, menimbang, memberi pakaian dan selimut, rawat gabung, transportasi serta resusitasi
yang hangat. RekomendasiWHO tentang suhu ruangan bersalin minimal 250C pada BKB
terbukti efektif menurunkan angka kejadian hipotermia (WHO, 1997).
Penelitian terbaru di China membandingkan 2 grup dengan masing-masing jumlah subyek 48
BKB yang dilahirkan pada ruangan dengan suhu rerata 25,1 ± 0,60C dan suhu 22,5 ± 0,60C.
Pada kelompok subyek yang dilahirkan pada suhu lebih hangat (25,1 ± 0,60C) ternyata
memiliki suhu rektal yang lebih tinggi dan berbeda signifikan dibanding kelompok subyek
yang dilahirkan pada ruangan dengan suhu standar(22,5 ± 0,60C). Hal ini dibuktikan dengan
perbandingan kejadian suhu rektal < 360C pada kelompok subyek pertama lebih rendah
(34,9% vs 68,8%) dengan nilai p < 0,01 dan rerata suhu rektal saat tiba diruang perawatan
NICU lebih tinggi pada kelompok subyek pertama (36,0± 0,90C vs 35,50C ± 0,80C) dengan
nilai p < 0,01 (Jia, 2013).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara penanganan hipotermia?
2. Bagaimana cara menghilangkan panas yang terjadi pada bayi belum lahir ?
1.3 Tujuan
1.Menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang mekanisme
menghilangkan panas manusia dan bayi .
2.Dapat mengetahui tentang asal panas suhu tubuh manusia
3.Mengetahui tentang faktor yang mempengaruhi hipotermia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hipotermia
Temperatur normal tubuh manusia, atau normothermia berada pada kisaran 37°C. ‘Hipo’
adalah ungkapan medis yang memiliki arti ‘di bawah’ atau ‘di bawah normal’. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa Hipotermia adalah kondisi suhu tubuh yang berada di bawah
temperatur normalnya. Kondisi ini menggambarkan keadaan di mana mekanisme tubuh untuk
pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin.
Hipotermia terjadi ketika tubuh manusia mengeluarkan panas lebih banyak ketimbang
menghasilkan panas itu sendiri. Hal ini menyebabkan suhu tubuh menurun dan
mengakibatkan penurunan fungsi tubuh. Kondisi ini dapat mengakibatkan kematian jika tidak
ditangani sejak dini. Seperti kata pepatah: mencegah lebih baik dari pada mengobati!
1. Radiasi. Semakin dingin suhu lingkungan di sekitar Anda, maka semakin besar pula panas
tubuh yang akan Anda keluarkan (radiasi). Tubuh manusia menghasilkan panas yang
diradiasi melalui kulit. Panas tersebut diradiasi dari kulit ke pakaian, lalu ke lingkungan di
sekitar Anda. Dengan menggunakan pakaian yang tepat, Anda dapat meminimalisir
kehilangan panas tubuh, juga mencegah kehilangan panas tubuh melalui proses lain.
2. Konduksi. Proses ini terjadi ketika Anda bersentuhan secara langsung dengan objek atau
permukaan yang basah. Air dapat menghilangkan panas pada tubuh Anda 25 kali lebih cepat
ketimbang angin. Stay dry = stay alive!
3. Konveksi. Konveksi adalah proses dimana panas tubuh hilang terbawa oleh hembusan
angin atau air yang bersentuhan langsung dengan kulit.
4. Evaporasi. Ketika keringat pada kulit atau pakaian Anda yang basah menguap, maka pada
saat itu Anda sedang kehilangan panas tubuh. Proses ini menggambarkan kehilangan panas
tubuh melalui perubahan cairan menjadi gas, atau yang disebut dengan evaporative heat loss.
Pakaian yang lembab dapat menyebabkan meningkatnya kehilangan panas tubuh melalui
proses konduksi, dan evaporasi.
1. Ringan. Pada tingkat ini, tanda awal bisa dilihat dari jari-jari tangan dan kaki yang pucat
dan kaku. Hal ini disebabkan oleh vasoconstriction, yaitu reaksi tubuh terhadap suhu yang
dingin dengan melakukan pengurangan suplai darah ke tangan dan kaki untuk menjaga suhu
inti tubuh. Jika tangan Anda pucat dan kaku, itu menunjukkan bahwa seluruh tubuh Anda
kedinginan. Pada tingkat ini, Anda masih dapat melakukan fungsi motorik seperti berjalan
dan bicara.
2. Sedang. Ketika temperatur tubuh Anda terus-menerus turun, maka fungsi mental dan fisik
Anda juga akan ikut menurun. Lemah, bersikap aneh, linglung, lupa, dan sering terjatuh
merupakan salah satu gejala pada tingkat ini.
3. Parah. Ketika suhu tubuh turun di bawah 32°C, korban Hipotermia akan berhenti
menggigil. Warna kulit pada bibir dan jari akan kebiruan atau pucat, karena kandungan
oksigen yang rendah dalam darah (cyanosis). Detak jantung akan melambat dan melemah.
Pada tingkat ini, sulit untuk merasakan denyut nadi.
C. Penanganan Hipotermia
Prinsip dasar dalam menangani korban Hipotermia adalah menjaga panas tubuh dan
melakukan tidakan penanganan agar korban Hipotermia dapat terus memproduksi panas
tubuh.
D. Menghindari Hipotermia
1. Mengurangi kehilangan panas tubuh melalui radiasi, konveksi, konduksi, dan evaporasi.
2. Gunakan pakaian yang tepat. Invest in good quality clothing!
3. Makan dan minum yang cukup. Kegiatan mendaki gunung membutuhkan sumber tenaga
yang banyak.
4. Jangan membawa terlalu banyak barang. Semakin banyak barang yang dibawa, maka
semakin banyak tenaga yang dikeluarkan untuk membawanya naik-turun gunung. Pastikan
hanya barang-barang essential dan multi function yang Anda bawa selama mendaki gunung.
5. Menjaga satu sama lain. Gejala awal Hipotermia lebih mudah dideteksi oleh orang lain,
ketimbang oleh diri sendiri.
6. Langsung melakukan penanganan jika ditemukan gejala Hipotermia.
4. Radiasi
Adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang
mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan panas dengan
cara ini karena benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak
bersentuhan secara langsung). Panas dipancarkan dari BBL, keluar tubuhnya ke lingkungan
yang lebih dinginn (Pemindahan panas antara 2 objek yang mempunyai suhu berbeda)
Contoh :
BBL dibiarkan dalam ruangan ber AC
BBL dibiarkan dalam keadaan telanjang
3.1 Kesimpulan
1. Kehilangan panas tubuh manusia dan bayi baru lahir dapat terjadi melalui beberapa proses,
yaitu radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi
2. Gunakan pakaian yang tepat. Invest in good quality clothing!
3. Makan dan minum yang cukup. Kegiatan mendaki gunung membutuhkan sumber tenaga
yang banyak.
4. Jangan membawa terlalu banyak barang. Semakin banyak barang yang dibawa, maka
semakin banyak tenaga yang dikeluarkan untuk membawanya naik-turun gunung. Pastikan
hanya barang-barang essential dan multi function yang Anda bawa selama mendaki gunung.
5. Menjaga satu sama lain. Gejala awal Hipotermia lebih mudah dideteksi oleh orang lain,
ketimbang oleh diri sendiri.
6. Langsung melakukan penanganan jika ditemukan gejala Hipotermia.
Cara Mencegah Kehilangan Panas Pada Bayi Baru Lahir
1. Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks
2. Letakkan bayi di dada ibu agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi
3. Selimuti ibu dan pasang topi di kepala bayi
4. Jangan segera memandikan bayi baru lahir
5. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat
3.2 Saran
“Tiada gading yang tak retak”, itulah kalimat yang dapat kami ucapkan. Karena itu kami
dengan lapang dada menerima segala kritik ataupun saran untuk menyempurnakan makalah
ini. Semoga materi ini dapat menambah wawasan kita mengenai konsep manusia.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.e-education.psu.edu/egee102/node/2053
https://www.princeton.edu/~oa/safety/hypocold.shtml
http://www.beyondcoldwaterbootcamp.com/mechanisms-of-heat-loss
https://student-activity.binus.ac.id/swanarapala/2017/04/hipotermia-dan-cara-
menghindarinya/
https://ummiubay.blogspot.com/2012/02/mekanisme-kehilangan-panas-bayi-baru.html?m=1