Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PELAYANAN KB DAN KESEHATAN REPRODUKSI

Dosen Pengampu : Rosyati Pastuty,AmKeb,S.Si.T,M.Kes

Disusun Oleh :

DEVA BILANTI

(PO.71.24.3.20.052)

Tingkat II B

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

PRODI D-III KEBIDANAN MUARA ENIM

TAHUN AJARAN 2021/2022


PRAKTEK TRADISIONAL DI MASYARAKAT YANG MEMPENGARUHI

KESEHATAN REPRODUKSI

Pantangan makan pada masa pasca persalinan

Ada beberapa kepercayaan pada masyarakat tertentu mengatakan tidak boleh makan udang dan
kepiting ,nanti bisa gatal peranakan dan sakit saat mengluarkan air susunya.

 Dampak Positif

Banyak manfaat yang terdapat didalam makanan tersebut.


 Kepiting karena nutrisi yang disarankan untuk dikonsumsi ibu menyusui adalah daging
kepiting.Didalam daging kepiting banyak mengandung omega-3 yang sangat penting
untuk bayi.
 Udang makanan yang mengandung antioksidan dan omega 3. Kandungan antioksidan
bermanfaat untuk meningkatkan imunitas sehingga Mama dan si Kecil tidak mudah
terserang penyakit. Sementara kandungan omega 3 bermanfaat untuk menjaga kesehatan
mata mama dan bayi serta menghindari depresi pasca melahirkan.

Pemijatan pada bagian perut saat sedang hamil

Kebanyakan Ibu –ibu ketika sedang hamil melakukan pemijatan pada area perutnya.

 Dampak Negatif

Melakukan pemijatan atau urut di bagian perut dapat menyebabkan gangguan pada plasenta
(seperti plasenta lepas) ataupun kontraksi sebelum waktunya.
MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA DIMASA PANDEMI COVID-19

Potensi Dampak Pandemi COVID-19 pada Kesehatan Repsoduksi dan seksual Remaja

 Penurunan substansial dalam aktivitas fisik remaja dan peningkatan waktu "screen time" selama
pandemi COVID-19, yang mungkin secara negatif mempengaruhi kesehatan fisik dan mental
remaja
 Berkurangnya aktivitas seksual dan kepuasan seksual pria dan wanita muda; Pengurangan cepat
dalam perilaku seksual berisiko bagi individu berisiko tinggi
 Karantina menyebabkan efek psikologis negatif, termasuk gejala stres traumatis, kebingungan
dan kemarahan
 Karantina dapat meningkatkan risiko kekerasan berbasis gender dan kekerasan dalam rumah
tangga, yang telah diamati dalam wabah penyakit besar lainnya.
 Pendidikan formal bagi kaum muda sangat terpengaruh
 Penutupan pendidikan non-formal, yang menghalangi mereka dari keterlibatan sosial dengan
teman sebaya dan pendidik mereka.
 Gangguan pengiriman normal dari layanan dan informasi kesehatan seksual dan reproduksi
 Beberapa gadis remaja dan wanita muda mungkin mengalami tingkat kekerasan dalam rumah
tangga dan kekerasan pasangan yang lebih tinggi yang didorong oleh karantina dan isolasi
 Masalah perlindungan dan psikososial dari mereka yang pengasuhnya terinfeksi, dikarantina, atau
meninggal dunia.

Pandemi Covid-19 mempunyai Dampak :

 Terjadinya pengurangan kunjungan masyarakat ke fasilitas kesehatan


 Meningkatnya risiko kehamilan tidak diinginkan (KTD)
 Kekerasan berbasis gender. Para remaja memperoleh dampak yang lebih besar dari kelompok
yang lain terutama kekerasan berbasis gender termasuk perkawinan usia anak yang kini terjadi
 Hal ini tentu saja akan berpengaruh pada peningkatan Angka Kematian Ibu, Angka Kematian
Bayi, dan stunting. Permasalahan ini perlu mendapat perhatian sebagai upaya dalam melihat pola-
pola kehidupan penduduk dalam upaya adaptasi kehidupan baru (New Normal Life) pasca
pandemi Covid-19.
HASIL TELAAH JURNAL TENTANG FACTOR PENYEBAB MORBIDITAS DAN
MORTALITITAS IBU DAN BAYI

Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah


masalah besar di negara berkembang. Negara berkembang menyumbang
99% dari total kematian ibu (Guiterrez et all, 2007). Kematian saat melahirkan
biasanya menjadi faktor utama mortalitas (Saefudin, 2002). Angka kematian
ibu (AKI) merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan ke-
5 pembangunan Millenium Development Goals (MDGs) untuk menurunkan
Angka kematian ibu hingga tiga per empat dalam kurun waktu 1990-2015.
MDGs telah berakhir pada tahun 2015 dan World Health Organizazion (WHO)
menetapkan agenda baru untuk kelanjutan dari apa yang telah
dibangun dalam MDGs dengan menetapkan Sustainable Development Goals
(SDGs), target yang akan dicapai adalah mengurangi AKI secara global
hingga dibawah 70/10.000 kelahiran hidup hingga kurun waktu 2030 (WHO.
2015.).

Berdasarkan survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,


Angka kematian ibu sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini
masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga di
Kawasan ASEAN. Pada tahun 2007, ketika AKI di Singapura hanya 6 per
100.000 kelahiran hidup, Brunei 33 per 100.000 kelahiran hidup, serta
Malaysia dan Vietnam sama-sama mencapai 160 per100.000 kelahiran hidup.
(Krisnita Dwi Jayanti, 2016). Di Kabupaten Banjar tahun 2014 angka kematian
Ibu berjumlah sebanyak 231 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2015
berjumlah 111 per 100.000 kelahiran hidup. Secara garis besar faktor
determinan kematian ibu hamil digolongkan menjadi dua faktor
besar yaitu faktor medis/langsung dan faktor nonmedis /tidak langsung.
Berdasarkan faktor medis, kematian ibu hamil di Indonesia kebanyakan
disebabkan oleh pendarahan, hipertensi saat kehamilan, dan infeksi.
Penyebab kematian ibu di Indonesia terbagi menjadi dua bagian, yaitu
penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung antara
lain terjadi karena perdarahan, infeksi, dan eklamsi. Sekitar 90% kematian ibu
terjadi pada saat persalinan dan 95% akibat komplikasi persalinan yang
sering tidak diperkirakan sebelumnya. Sedangkan penyebab tidak langsung
antara lain adalah anemia, kekurangan energi kronis (KEK), dan keadaan 4
(empat) terlalu yaitu ibu hamil dengan umur yang terlalu muda/tua, ibu yang
terlalu sering hamil atau melahirkan dan ibu yang terlalu banyak mempunyai
anak (Sarwono, 2010). Di Kabupaten Banjar tahun 2014 angka kematian Ibu
berjumlah sebanyak 231 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2015
berjumlah 111 per 100.000 kelahiran hidup.

METODE

Penelitian yang akan dilaksanakan merupakan penelitian survei dengan


desain case control yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara
membandingkan antara dua kelompok yaitu kelompok kasus dan kelompok
kontrol (Notoatmodjo, 2010). Variabel bebas pada penelitian ini
adalah umur, pendidikan, paritas, riwayat Antenatal Care. Variabel terikat
pada penelitian ini adalah kematian maternal .Sampel kasus dalam penelitian
ini adalah seluruh kasus kematian ibu yang tercatat di Dinas Kesehatan
Kabupaten Banjar Tahun 2015-2017. berjumlah 33 kasus. Sampel kontrol
pada penelitian ini adalah ibu pasca persalinan hingga 42 hari yang tidak
mengalami kematian maternal yang tercatat di Dinas Kesehatan Kabupaten
Banjar Tahun 2015-2017. Jumlah sampel 33 + 33 = 66 orang. Untuk sampel
ibu yang tidak mengalami kematian maternal menggunakan teknik Simple
Random Sampling. Pemilihan sampel kontrol ini secara acak yang diambil
dari populasi.

Sumber Referensi :

https://repository.uniska-bjm.ac.id/511/1/11070257.pdf

Anda mungkin juga menyukai