SKENARIO II
KELOMPOK : 4B
NPM : 118170130
BLOK : 6.1
FAKULTAS KEDOKTERAN
CIREBON
2021
Skenario II
Perut Mules dan Terasa Kencang
Seorang perempuan usia 24 tahun G1P0A0 usia kehamilan 39 minggu,
diantar suaminya ke IGD RS karena perutnya terasa mules sejak 6 jam yang lalu.
Keluhan disertai rasa kencang dan keluar darah bercampur lendir dari jalan lahir.
Pemeriksaan Leopold diketahui janin tunggal, punggung kanan, kepala di bawah,
sudah masuk pintu panggul. Pada pemeriksaan dalam sudah terjadi pembukaan 1
jari, ketuban utuh, kepala bayi masih di bidang Hodge II. Dokter menjelaskan
pasien masih dalam observasi kemajuan persalinan dan pasien disarankan untuk
banyak berjalan kaki.
STEP 1
STEP 2
STEP 4
MIND MAP
STEP 5
REFLEKSI DIRI
STEP 6
BELAJAR MANDIRI
STEP 7
1. Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
2. Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan-
robekan kecil pada pada serviks.
3. Kadang-kadang, ketuban pecah dengan sendirinya
4. Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan telah ada pembukaan.
C. Tahap Persalinan
d) Fase 4
Selama awal fase ini akan terbentuk pola perilaku tipe ibu dan dimulaila
ikatan batin ibu dan anak (maternal neonatal bonding). Permulaan
laktogenesis dan milk let-down dikelenjar mamaria, penekanan pembuluh
darah uterus dan munculnya pola perilaku tipe ibu diperantarai oleh
oksitosin.
Gambar 2.1 Faktor faktor kunci yang berperan dalam fase fase persalinan.
4. Kala IV
Kala pengawasan dimulai dari lahirnya plasenta sampai 1 jam. Periksa
fundus uteri setiap 15 menit pad jam pertama dan setiap 20-30 menit selama
jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat massase uterus sampai menjadi keras.
Periksa tekanan darah, nadi, kandung kemih dan perdarahan setiap 15
menit pada jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua. Selain itu
perawat juga menganjurkan untuk minum agar mencegah dehidrasi. Higene
juga perlu diperhatikan, istirahat dan biarkan bayi berada pada ibu untuk
meningkatkan hubungan ibu dan bayi. Sebagai permulaan dengan menyusui
bayi karena menyusui dapat membantu uterus berkontraksi.
D. Perubahan yang terjadi selama Persalinan
PERUBAHAN UTERUS
Di uterus terjadi perubahan saat masa persalinan, perubahan yang terjadi
sebagai berikut:
1. Kontraksi uterus yang dimulai dari fundus uteri dan menyebar ke depan
dan ke bawah abdomen
2. Segmen Atas Rahim (SAR) dan Segmen Bawah Rahim (SBR)
a. SAR dibentuk oleh corpus uteri yang bersifat aktif dan berkontraksi
Dinding akan bertambah tebal dengan majunya persalinan sehingga
mendorong bayi keluar
b. SBR dibentuk oleh istmus uteri bersifat aktif relokasi dan dilatasi.
Dilatasi makin tipis karena terus diregang dengan majunya
persalinan
PERUBAHAN BENTUK RAHIM
Setiap terjadi kontraksi, sumbu panjang rahim bertambah panjang
sedangkan ukuran melintang dan ukuran muka belakang berkurang.
Pengaruh perubahan bentuk rahim ini:
1. Ukuran melintang menjadi turun, akibatnya lengkungan punggung bayi
turun menjadi lurus, bagian atas bayi tertekan fundus, dan bagian tertekan
Pintu Atas Panggul.
2. Rahim bertambah panjang sehingga otot-otot memanjang diregang dan
menarik. Segmen bawah rahim dan serviks akibatnya menimbulkan
terjadinya pembukaan serviks sehingga Segmen Atas Rahim (SAR) dan
Segmen Bawah Rahim (SBR).
FAAL LIGAMENTUM ROTUNDUM
1. Pada kontraksi, fundus yang tadinya bersandar pada tulang punggung
berpindah ke depan mendesak dinding perut depan kearah depan.
Perubahan letak uterus pada waktu kontraksi ini penting karena
menyebabkan sumbu rahim menjadi searah dengan sumbu jalan lahir.
2. Dengan adanya kontraksi dari ligamentum rotundum, fundus uteri
tertambat sehingga waktu kontraksi fundus tidak dapat naik ke atas.
PERUBAHAN SERVIKS
1. Pendataran serviks/Effasement adalah pemendekan kanalis servikalis dari
1-2 cm menjadi satu lubang saja dengan pinggir yang tipis.
2. Pembukaan serviks adalah pembesaran dari ostium eksternum yang
tadinya berupa suatu lubang dengan diameter beberapa milimeter menjadi
lubang dengan diameter kira-kira 10 cm yang dapat dilalui bayi. Saat
pembukaan lengkap, bibir portio tidak teraba lagi. SBR, serviks dan
vagina telah merupakan satu saluran.
PERUBAHAN PADA SISTEM URINARIA
Pada akhir bulan ke 9, pemeriksaan fundus uteri menjadi lebih rendah,
kepala janin mulai masuk Pintu Atas Panggul dan menyebabkan kandung kencing
tertekan sehingga merangsang ibu untuk sering kencing. Pada kala I, adanya
kontraksi uterus/his menyebabkan kandung kencing semakin tertekan. Poliuria
sering terjadi selama persalinan, hal ini kemungkinan disebabkan karena
peningkatan cardiac output, peningkatan filtrasi glomerolus, dan peningkatan
aliran plasma ginjal. Poliuri akan berkurang pada posisi terlentang.. Wanita
bersalin mungkin tidak menyadari bahwa kandung kemihnya penuh karena
intensitas kontraksi uterus dan tekanan bagian presentasi janin atau efek anestesia
lokal. Bagaimanapun juga kandung kemih yang penuh dapat menahan penurunan
kepala janin dan dapat memicu trauma mukosa kandung kemih selama proses
persalinan. Pencegahan (dengan mengingatkan ibu untuk berkemih di sepanjang
kala I) adalah penting. Sistem adaptasi ginjal mencakup diaforesis dan
peningkatan IWL (Insensible Water Loss) melalui respirasi.
Proses relaksasi
CRH ( Corticotropin releasing hormone)
↓
Kanal Kalium terbuka menyebabkan hiperpolarisasi kalsium di intrasel dan
terjadi penurunan kalsium
↓
Mengaktivasi cAMP atau cGMPsiklik oleh reseptor G protein menyebabkan
ATP berkurang dan terjadi pelepasan aktin dan miosin
↓
Terjadilah relaksasi
Sinyal sinyal pada saraf saat kontraksi membuat sel sel di endometrium
mendapatkan sinyal melalui GAP junction
↓
GAP junction menghubungkan kedua membrane sel dan kedua membrane ini
dijembatani oleh sebuah saluran yang disebut dengan konekson.
↓
Untuk pertukaran molekul kecil, nutrient, sinyal, ion di kedua sel.
3. Pemeriksaan Intrapartum
1) Pemantauan janin secara elektonik
Denyut jantung janin dapat diukur dengan menempelkan elektroda spiral bi
polar langsung ke janin. Kawat elektroda tersebut menembus kulit kepala janin, se
dangkan kutub keduanya berupa lempeng logam pada elektroda. Cairan vagina be
rperan sebagai jembatan listrik seperti larutan garam yang dilengkapi rangkaian lis
trik,sehingga memungkinkan terjadinya pengukuran perbedaan tegangan listrik an
tara kedua kutub tersebut. Kedua kabel elektroda bipolar dilekatkan pada elektrod
a acuan yang melekatkan pada paha si ibu untuk menghilangkan intervensi listrik.
Sinyal jantung janin elektris, yaitu gelombang P, kompleks qrs, dan gelombang t d
iperkuat dan kemudian masuk ke cardiotac hometer untuk proses perhitungan den
yut jantung. Puncak tegangan gelombang r adalah bagian elektrokardiogram, janin
yang paling dapat dipercaya yang terdeteksi.
Elektroda mendeteksi sekumpulan aktivitas jantung, termasuk yang dihasilkan
oleh ibu. Walaupun sinyal elektrokardiogram (ekg) siibu sekitar lima kali lebih ku
at dari pada ekgj anin, amplitudo nya akan melemah jika direkam melalui elektrod
a pada kulit kepala janin, tetapi tertutupi oleh ekg janin. Jika janin meninggal, siny
al ibu yang lebih lemah tersebut akan diperkuat dan ditampikan sebagai denyut ja
ntung janin.3
9. Pengisian partograf