Klinis
SAFE MOTHERHOOD
6.1 & INFANCY
TA 2020-2021
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
TIM PENYUSUN
2
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
3
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
DAFTAR ISI
4
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
DESKRIPSI MODUL
5
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
6
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
7
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
8
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
9
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
DAFTAR PENYAKIT
Sistem Reproduksi
10
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
11
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
12
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
Tingkat
No Keterampilan
Keterampilan
PEMERIKSAAN FISIK
1 Penilaian skor APGAR 4A
2 Pemeriksaan fisik bayi baru lahir 4A
3 Resusitasi bayi baru lahir 4A
4 Ventilasi tekanan positif pada bayi baru lahir 4A
13
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti latihan keterampilan IPM, diharapkan mahasiswa mampu:
1. Menggali riwayat penyakit pada pasien terkait kasus.
2. Melakukan pemeriksaan fisik yang terkait pada kasus.
3. Melakukan pemeriksaan penunjang yang terkait pada kasus.
4. Melakukan diagnosis yang terkait pada kasus.
5. Melakukan tatalaksana yang terkait pada kasus.
6. Melakukan komunikasi dan edukasi yang terkait pada kasus
14
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
15
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
LESSON PLAN
NO KEGIATAN WAKTU
1 - Instruktur memperkenalkan diri
- Mengenal nama mahasiswa
- Menjelaskan tujuan latihan 5 menit
- Menilai persiapan mahasiswa mengenai topik
keterampilan yang akan dipelajari
2 - Meminta salah seorang mahasiswa untuk mencoba
melakukan Integrated Patient Management secara
daring
20 menit
- Meminta mahasiswa untuk refleksi
- Meminta mahasiswa lain untuk memberikan feedback
- Instruktur memberikan feedback
- Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
mencoba secara bergantian kemudian memberikan
3 feedback 70 menit
- Instruktur mengobservasi dan memberikan feedback
pada masing-masing mahasiswa
4 Penutup 5 menit
16
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
Pengantar
Pemeriksaan antenatal care merupakan kunjungan ibu hamil dengan tenaga
kesehatan untuk mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar yang ditetapkan.
Pemeriksaan ANC dan pemeriksaan Leopold ini bertujuan untuk mempersiapkan
persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan
trauma seminimal mungkin. Pada blok Safe Motherhood and Infancy, mahasiswa
diharapkan dapat melakukan pemeriksaan ANC sesuai dengan Standar Kompetensi
Dokter Indonesia.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti latihan keterampilan pemeriksaan kehamilan, mahasiswa mampu :
1. Melakukan pemeriksaan ANC dan leopold
2. Mampu mengenali dan mengobati penyaki-penyakit yang mungkin diderita sedini
mungkin, misalnya adanya penyakit hipertensi yang menyertai kehamilan.
3. Mampu mengetahui penyakit-penyakit sesuai Standar Kompetensi Dokter Indonesia
4. Melakukan pemeriksaan leopold I
5. Melakukan pemeriksaan leopold II
6. Melakukan pemeriksaan leopold III
7. Melakukan pemeriksaan leopold IV
Dasar Teori
Antenatal Care
Pemeriksaan kehamilan atau ANC sangat disarankan bagi para ibu hamil untuk
memonitor kesehatan ibu dan janin dalam kandungan. Pemeriksaan kehamilan adalah
serangkaian pemeriksaan yang dilakukan secara berkala dari awal kehamilan hingga
proses persalinan untuk memonitor kesehatan ibu dan janin agar tercapai kehamilan
yang optimal.
17
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
18
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
g. Batuk lama. Batuk lama Lebih dari 2 minggu, perlu ada pemeriksaan lanjut.
Dapat dicurigai ibu menderita TBC.
h. Berdebar-debar. Jantung berdebar-debar pada ibu hamil merupakan salah
satu masalah pada kehamilan yang harus diwaspadai.
i. Cepat lelah. Dalam dua atau tiga bulan pertama kehamilan, biasanya timbul
rasa lelah, mengantuk yang berlebihan dan pusing, yang biasanya terjadi
pada sore hari. Kemungkinan ibu menderta kurang darah.
j. Sesak nafas atau sukar bernafas. Pada akhir bulan ke delapan ibu hamil
sering merasa sedikit sesak bila bernafas karena bayi menekan paru-paru
ibu. Namun apabila hal ini terjadi berlebihan maka perlu diwaspadai.
k. Keputihan yang berbau. Keputihan yang berbau merupakan salah satu
tanda bahaya pada ibu hamil.
l. Gerakan janin. Gerakan bayi mulai dirasakan ibu pada kehamilan akhir
bulan ke empat. Apabila gerakan janin belum muncul pada usia kehamilan
ini, gerakan yang semakin berkurang atau tidak ada gerakan maka ibu hamil
harus waspada.
m. Perilaku berubah selama hamil, seperti gaduh gelisah, menarik diri,
bicara sendiri, tidak mandi, dsb. Selama kehamilan, ibu bisa mengalami
perubahan perilaku. Hal ini disebabkan karena perubahan hormonal. Pada
kondisi yang mengganggu kesehatan ibu dan janinnya maka akan
dikonsulkan ke psikiater.
n. Riwayat kekerasan terhadap perempuan (KtP) selama kehamilan.
Informasi mengenai kekerasan terhadap perempuan terutama ibu hamil
seringkali sulit untuk digali. Korban kekerasan tidak selalu mau berterus
terang pada kunjungan pertama, yang mungkin disebabkan oleh rasa takut
atau belum mampu mengemukakan masalahnya kepada orang lain,
termasuk petugas kesehatan. Dalam keadaan ini, petugas kesehatan
diharapkan dapat mengenali korban dan memberikan dukungan agar mau
membuka diri.
3. Menanyakan Riwayat Haid/Menstruasi
19
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
20
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
21
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
Informasi anamnesa bisa diperoleh dari ibu sendiri, suami, keluarga, kader
ataupun sumber informasi lainnya yang dapat dipercaya. Setiap ibu hamil, pada
kunjungan pertama perlu diinformasikan bahwa pelayanan antenatal selama kehamilan
minimal 4 kali dan minimal 1 kali kunjungan diantar suami.
Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus memberikan
pelayanan yang berkualitas sesuai standar terdiri dari:
1. Timbang berat badan
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk
mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Kenaikan berat badan normal
pada waktu hamil ialah sebesar pada Trimester I 0,5 Kg perbulan dan Trimester II-
III 0,5 Kg perminggu.Dengan kenaikan berat badan rata-rata sebesar 6-12 kg
selama kehamilan, Maksimal mengalami kenaikan berat badan sebesar 12 Kg dan
minimal sebesar 6-7 Kg. Perhatikan besar kenaikan berat badan ibu, jangan
sampai ibu mengalami penurunan berat badan atau jangan sampai ibu mengalami
obesitas. Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan
atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan
pertumbuhan janin.
2. Ukur lingkar lengan atas (LiLA)
Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu hamil
berisiko kurang energi kronis (KEK). Kurang energi kronis disini maksudnya ibu
hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa
bulan/tahun) dimana LiLA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat
melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).
22
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
23
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
dengan status T2 maka bisa diberikan 1 kali suntikan bila interval suntikan
sebelumnya 6 bulan. Bila statusnya T3 maka suntikan selama hamil cukup sekali
dengan jarak minimal 1 tahun dari suntikan sebelumnya. Ibu hamil dengan status
T4 pun dapat diberikan sekali suntikan (TT5) bila suntikan terakhir telah lebih dari
satu tahun dan bagi ibu hamil dengan status T5 tidak perlu disuntik TT lagi karena
mendapatkan kekebalan seumur hidup (25 tahun).
8. Beri tablet tambah darah (tablet besi)
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet zat besi
minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak kontak pertama.
9. Periksa laboratorium (rutin dan khusus)
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal meliputi:
a. Pemeriksaan golongan darah. Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil
tidak hanya untuk mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk
mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu diperlukan apabila
terjadi situasi kegawatdaruratan.
b. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb). Pemeriksaan kadar hemoglobin
darah ibu hamil dilakukan minimal sekali pada trimester pertama dan sekali
pada trimester ketiga. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ibu hamil
tersebut menderita anemia atau tidak selama kehamilannya karena kondisi
anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam
kandungan.
c. Pemeriksaan protein dalam urin. Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu
hamil dilakukan pada trimester kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan
ini ditujukan untuk mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria
merupakan salah satu indikator terjadinya pre- eklampsia pada ibu hamil.
d. Pemeriksaan kadar gula darah. Ibu hamil yang dicurigai menderita Diabetes
Melitus harus dilakukan pemeriksaan gula darah selama kehamilannya
minimal sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua, dan sekali
pada trimester ketiga (terutama pada akhir trimester ketiga).
24
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
25
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
26
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
27
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
Pemeriksaan Leopold
Tujuan Pemeriksaan Leopold
- Leopold I bertujuan untuk mengetahui letak fundus uteri dan bagian lain yang
terdapat pada bagian fundus uteri
- Leopold II bertujuan untuk menentukan bagian janin pada sisi kanan dan kiri ibu
- Leopold III bertujuan untuk menentukan bagian janin yang terletak di bagian bawah
uterus
- Leopold IV bertujuan untuk meyakinkan hasil yang ditemukan pada pemeriksaan
Leopold III dan mengetahui sejauh mana bagian presentasi sudah masuk pintu atas
panggul, memberikan informasi tentang bagian presentasi janin
Prosedur Pemeriksaan
1. Menyapa, perkenalan, menjelaskan prosedur (tujuan dan hasil yang diharapkan).
2. Meminta persetujuan pasien. Meminta pasien jika ingin berkemih, meminta
pasien tidur dengan kaki sedikit fleksi.
3. Mempersilahkan pasien untuk berbaring, menutupi bagian bawah tubuh dengan
selimut.
4. Mencuci tangan, menggunakan sabun, air hangat, membilas, lalu mengeringkan.
Berdiri di sisi kanan pasien, wajah pemeriksa menghadap ke abdomen pasien.
5. Melakukan pemeriksaan fisik secara umum dan abdomen
Inspeksi
a. Wajah: adakah cloasma gravidarum, konjungtiva pucat/merah, oedem pada muka,
bagaimana keadan lidah, gigi/gusi.
b. Leher: apakah vena terbendung di leher ( misal pada penyakit jantung), apakah
kelenjar gondok membesar atau kelenjar limfa membengkak.
c. Thoraks: bentuk payudara, pigmentasi puting susu, keadaan puting susu, adakah
kolostrum
28
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
Palpasi Abdomen
Leopold I
1. Manuver ini untuk menentukan tinggi fundus uteri dan mengidentifikasi bagian
janin yang terdapat di fundus uteri.
2. Pemeriksa menghadap ke kepala pasien, gunakan ujung jari kedua tangan untuk
mempalpasi fundus uteri.
− Bagian kepala, jika teraba bentuknya bulat, keras, mudah digerakkan.
− Bagian bokong, jika teraba bentuknya bulat tidak beraturan, lunak, dan tidak
mudah digerakkan.
Gambar 1. Leopold I
Leopold II
Pemeriksa menghadap ke kepala pasien. Letakkan kedua tangan pada kedua sisi
abdomen. Pertahankan uterus dengan tangan yang satu, dan palpasi sisi lain untuk
menentukan bagian kanan dan kiri janin.
− Punggung: Bagian tubuh akan teraba, jelas, rata, cembung, kaku/tidak dapat
digerakan.
29
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
− Ekstremitas: Bagian-bagian kecil (tangan dan kaki) akan teraba kecil, bentuk/ posisi
tidak jelas, dan menonjol dan mungkin dapat bergerak aktif atau pasif.
Gambar 2. Leopold II
Leopold III
1. Letakkan tiga ujung jari kedua tangan pada kedua sisi abdomen pasien tepat
diatas simphisis dan minta pasien untuk menarik nafas dalam dan
menghembuskannya.
2. Pada saat pasien menghembuskan nafas, tekan jari tangan kebawah secara
perlahan dan dalam ke sekitar bagian presentasi. Catat kontur, ukuran dan
konsistensinya
− Bila itu adalah kepala, maka teraba benda bulat dan keras, sedangkan bila bokong
ia teraba sebagai bangunan yang tidak bulat dan lunak.
30
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
Leopold IV
1. Pemeriksa berubah posisi menghadap ke kaki pasien
2. Kedua telapak tangan ditempatkan di sisi kiri dan kanan bagian terendah janin
3. Tentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas panggul, dan
seberapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga panggul.
4. Menentukan dengan kedua tangan kedua tangan apakah divergen (sudah masuk
PAP) atau konvergen (belum masuk PAP).
Gambar 4. Leopold IV
31
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
diluruskan.
Alat ukur (pita atau pelvimeter) diletakkan dibagian tengah abdomen dan diukur mulai
dari batas atas simpisis pubis hingga batas atas fundus. Alat ukur tersebut diletakkan
mengikuti kurve fundus.
Cara pengukuran lain yaitu dengan meletakkan alat ukur dibagian tengah abdomen dan
diukur mulai dari batas simphisis pubis hingga batas fundus tanpa mengikuti kurve atas
fundus.
Untuk mendapatkan ketepatan hasil pengukuran digunakan rumus McDonald’s
(McDonald’s rule):
− Usia kehamilan (hitungan bln) = Tinggi fundus uteri (cm) x 2/7 (atau +3.5)
− Usia kehamilan (hitungan mgg) = Tinggi fundus uteri (cm) x 8/7
Pengukuran tinggi fundus uteri ini dilakukan pada usia kehamilan memasuki trisemester
kedua dan ketiga.
32
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
digunakan apabila tanggal menstruasi terakhir tidak dapat dipastikan atau jika ukuran
uterus tidak sesuai dengan kepastian tanggal menstruasi terakhir.
Lokasi untuk mendengar denyut jantung janin berada disekitar garis tengah fundus 2 –
3 cm diatas simpisis terus ke arah kuadran kiri bawah.
Hitung DJJ pada (5 detik pertama+5 detik ketiga+5 detik kelima) x 4 akan didapatkan
jumlah DJJ/menit. (Untuk DJJ yang regular).
33
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
Langkah Sistematis
Persiapan
Anamnesis
Pemeriksaan ANC
Manuver Leopold I
(Menentukan tinggi fundus dan bagian janin yang terdapat di
fundus)
Manuver Leopold II
(Menentukan posisi punggung janin)
Manuver III
(Menentukan bagian terbawah janin, dan apakah
bagian terbawah janin sudah masuk PAP atau belum)
Manuver IV
(Menentukan bagian terbawah janin dan berapa jauh
sudah masuk PAP)
34
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
IDENTITAS PENDAMPING(AYAH)
1. Nama Ayah :
2. Agama:
3. Pendidikan:
4. Pekerjaan:
5. Gol. Darah:
6. Alamat:
ANAMNESIS
- Keluhan utama
- Riwayat Penyakit Sekarang
- Riwayat Haid/Menstruasi
- Riwayat kehamilan yang sekarang
- Riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya
- Riwayat imunisasi
- Riwayat penyakit dahulu
- Riwayat penyakit keluarga
- Riwayat Pribadi dan Sosial
-
PEMERIKSAAN FISIK
- Keadaan Umum
- Kesadaran
- Tinggi badan
- Berat badan
- Lingkar lengan atas (lila)
- Tanda-tanda Vital : tekanan darah, denyut nadi, frekuensi pernafasan dan suhu
35
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
36
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
Referensi
1. Saifuddin AB. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2014.
2. Kemenkes RI. Pelayanan Antenatal Terpadu. Jakarta: Kemenkes RI; 2010.
3. Kemenkes RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar
dan Rujukan Pedoman bagi tenaga Kesehatan. Edisi ke-1. Jakarta: Kemenkes RI;
2013.
LEMBAR KERJA
LANGKAH KLINIK Dilakukan
PEMERIKSAAN Ya Tidak
A. IDENTITAS PASIEN
B. ANAMNESIS
C. PERSETUJUAN
1. Jelaskan prosedur pemeriksaan ini kepada ibu.
2. Jelaskan tujuan atau hasil yang diharapkan dari pemeriksaan ini
3. Jelaskan bahwa pemeriksaan ini kadang-kadang menimbulkan
perasaan khawatir atau tidak enak tetapi tidak akan membahayakan
bayi yang ada dalam kandungan.
4. Bila ibu mengerti apa yang telah disampaikan, mintakan persetujuan
lisan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan.
D. PERSIAPAN
a. Ranjang obtetrik/periksa
b. Selimut/kain penutup
c. Stetoskop monoaural (Laenec)
d. Tensimeter
e. Stetoskop
f. Termometer
g. Pita ukur
h. Air hangat dan wadahnya
i. Handuk bersih dan kering
E. PEMERIKSAAN
1. Cuci tangan pemeriksa dengan sabun, bilas dengan air hangat
kemudian keringkan kedua tangan dengan handuk
2. Beritahukan kepada ibu bahwa pemeriksa akan memulai proses
pemeriksaan
3. Pemeriksaan Keadaan Umum
4. Pemeriksaan Kesadaran
5. Pemeriksaan Tinggi Badan
6. Pemeriksaan Berat Badan
7. Pemeriksaan LiLA
37
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
38
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
39
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
DISKUSI KASUS
ASUHAN PERSALINAN NORMAL DAN PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS
Tujuan pembelajaran:
Setelah mengikuti kegiatan keterampilan penalaran klinis ini, mahasiswa mampu
menggunakan penalaran klinik dalam :
1. Menanyakan identitas pasien dan suami
2. Penggalian riwayat penyakit pasien yang berhubungan dengan asuhan
persalinan normal (keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat antenatal
care, riwayat obstetrik, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga,
riwayat ginekologi, riwayat menstruasi, riwayat penggunaan kontrasespi, riwayat
sosial ekonomi)
3. Menentukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan masalah yang dialami pasien
(keadaan umum, kesadaran, tanda vital, tinggi badan, berat badan, IMT,
pemeriksaan fisik umum, status obstetrik meliputi pemeriksaan abdomen,
genitalia eksterna dan pemeriksaan genitalia interna (Vaginal toucher)
4. Mengusulan pemeriksaan penunjang yang diperlukan
5. Menentukan diagnosis kerja
6. Menentukan penatalaksanaan awal
7. Mengisi lembar observasi partograf
8. Melakukan pemeriksaan fisik neonatus
40
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
Lesson Plan
NO KEGIATAN WAKTU
1. - Mereview kegiatan pembelajaran yang akan berjalan 5 menit
2. - Mahasiswa melakukan diskusi kasus dengan instruktur
- Meminta mahasiswa untuk refleksi
85 menit
- Meminta mahasiswa lain untuk memberikan feedback
- Instruktur memberikan feedback
3. Penutup 10 menit
41
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pelatihan keterampilan pemeriksaan fisik mahasiswa mampu
melakukan :
1. Mengetahui tugas penolong persalinan pada asuhan persalinan normal
2. Mengetahui langkah-langkah asuhan persalinan normal
3. Melakukan keterampilan klinis persalinan normal dengan baik
4. Melakukan intervensi terhadap jalannya proses persalinan yang
fisiologis/alamiah
Pendahuluan
Persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun
kedalam jalan lahir.Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar
melalui jalan lahir.Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik
pada ibu maupun pada janin
42
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
Kala Persalinan:
1. Kala I (pembukaan)
Kala I merupakan tahap yang paling lama, rata–rata 8–12 jam untuk
primigravida atau 6 – 8 jam untuk multipara.
Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase yaitu:
1. Fase laten dimana pembukaan serviks berlangsung lambat sampai pembukaan
3 cm berlangsung dalam 7-8 jam
2. Fase aktif, berlangsung selama 6 jam fase ini dibagi menjadi 3 subfase:
a. Periode akselerasi berlangsung 2 jam pembukaan menjadi 4 cm
b. Periode dilatasi maksimal maksimal selama 2 jam pembukaan
berlangsung cepat menjadi 9 cm
c. Periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan
menjadi 10 cm atau lengkap
Fase-fase yang dikemukakan diatas dijumpai pada primigravida bedanya dengan
multigravida adalah:
a. Primigravida
1. Serviks mendatar (effacement) dulu baru dilatasi
2. Berlangsung 13-14 jam
b. Multigravida
1) Serviks mendatar dan membuka bisa bersamaan
2) Berlangsung 6-7 jam
43
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
Saat Kala 1 fase aktif, tenaga kesehatan yang akan membantu persalinan ibu
mulai mengisi partograf. Adapun cara pengisian partograf akan dibahas di subbab
selanjutnya.
2. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Dimulai ketika serviks sudah berdilatasi penuh dan berakhir dengan kelahiran
lengkap bayi. Normalnya kala 2 berlangsung <30 menit.
1. His terkoordinir, kuat, cepat, dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali.
2. Kepala janin telah turun masuk ke ruang panggul sehingga terjadilah tekanan
pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbukan rasa
mengedan. Karena tekanan pada rektum, ibu merasa seperti mau BAB dengan
tanda lubang anus terbuka.
3. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva
pada waktu his.
4. Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi diluar
his, dan dengan his kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan
dengan suboksiput dibawah simfisis dan dahi, muka, dan dagu melewati
peritoneum
5. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota
bayi. Kala II pada primigravida 1 ½ - 2 jam pada multigravida ½ - 1 jam
44
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
Primigravida Multigravida
PARTOGRAF
Partograf adalah alat untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu petugas
kesehatan dalam menentukan keputusan dalam penatalaksanaan, yang digunakan
selama fase aktif persalinan.
Menurut depkes RI (2004), tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk:
1. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai servikss melalui
pemeriksaan dalam.
2. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan dengan normal.
3. Melakukan deteksi secara dini setiap kemungkinan terjadinya partus lama.
45
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat secara seksama, yaitu :
✓ Denyut jantung janin: setiap ½ jam.
✓ Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus: setiap ½ jam.
✓ Nadi: setiap ½ jam.
✓ Pembukaan serviks: setiap 4 jam.
✓ Penurunan: setiap 4 jam.
✓ Tekanan darah dan temperatur tubuh: setiap 4 jam.
✓ Produksi urine, aseton dan protein: setiap 2 sampai 4 jam
46
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
47
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
48
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
49
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
50
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
Berikan tanda ” O ” pada garis waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika
kepala bisa di palpasi 4/5, tulis tanda ”O” di nomor 4, hubungkan tanda ” O ”
dari setiap pembukaan dengan garis tidak terputus.
c. Garis waspada dan Garis bertindak
Garis Waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir pada
titik pembukaaan lengkap dengan laju pembukaan 1 cm / jam (10 cm).
Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai digaris waspada jika
pembukaan serviks mengarah kesebelah kanan garis waspada (pembukaan
< 1 cm/jam), maka harus dipertimbangkan adanya penyulit (misalnya fase
aktif yang memanjang, macet, dll ).
Garis bertindak tertera sejajar dengan garis waspada, dipisahkan oleh 8
kotak atau 4 jalur kesisi kanan. Jika pembukaan serviks berada di sebelah
kanan garis bertindak, maka tindakan untuk menyelesaikan persalinan harus
dilakukan.Ibu harus tiba ditempat rujukan sebelum garis bertindak
terlampaui.
4. Jam dan Waktu : waktu mulai fase aktif persalinan, waktu aktual saat
pemeriksaan atau penilaian.
a. Waktu mulainya fase aktif persalinan.
Di bagian bawah partograf (pembukaan serviks dan penurunan) tertera
kotak- kotak yang diberi angka 1-16. Setiap kotak menyatakan waktu satu
jam sejak dimulainya fase aktif persalinan.
b. Waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan
Di bawah lajur kotak untuk waktu mulainya fase aktif.Tertera kotak-kotak
untuk mencatat waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan. Setiap kotak
menyatakan 1 jam penuh dan berkaitan dengan 2 kotak waktu 30 menit
pada lajur kotak diatasnya atau lajur kontraksi dibawahnya. Saat ibu masuk
dalam fase aktif persalinan, catat pembukaan serviks di garis waspada
kemudian catat waktu aktual pemeriksaan ini dikotak waktu yang sesuai.
Contoh: jika pemeriksaan dalam menunjukan ibu mengalami pembukaan 6
cm pada pukul 15.00, tuliskan tanda X digaris waspada yang sesuai
51
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
dengan angka 6 yang tertera di sisi luar kolom paling kiri dan catat waktu
yang sesuai pada kotak waktu dibawahnya ( kotak ketiga dari kiri )
5. Kontraksi uterus
Yang dinilai adalah frekuensi kontraksi dalam waktu 10 menit dan lama kontraksi
(dalam detik). Pada persalinan normal, makin persalinan berlangsung, his akan
makin lama, makin sering, dan semakin sakit.
1. Mengamati his.
Pengamatan his dilakukan setiap jam dalam fase laten, dan setiap setengah
jam dalam fase aktif. Yang harus diamati adalah :
• frekuensi : diukur jumlah his / 10 menit
• lama : dalam detik dari permulaan his terasa dengan palpasi perut sampai
hilang.
2. Mencatat his pada partograf :
Di bawah garis waktu, ada 5 kotak kosong melintang sepanjang partograf,
yang pada sisi kirinya tertulis “ his/10 menit”. Satu kotak menggambarkan satu
his.Kalau ada 2 his dalam 10 menit, ada 2 kotak yang diarsir. Ada 3 cara
mengarsir :
1. < 20 detik ( berupa titik-titik)
2. 20-40 detik (garis miring/arsiran)
3. > 40 detik ( dihitamkan penuh).
6. Obat-obatan dan cairan yang diberikan : oksitosin, obat-obatan lainnya dan
cairan IV yang diberikan.
• Oksitosin
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit
jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan intravena dan dalam
satuan tetesan per menit.
• Obat-obatan lain dan cairan intravena
Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dqan atau cairan intravena
dalam kotak yang seuai dengan kolom waktunya.
52
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
7. Kondisi Ibu : nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh, urin (volume, aseton
atau protein)
➢ Nadi, tekanan darah, dan temperatur tubuh
Angka di sebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan
tekanan darah ibu.Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif
persalinan (lebih sering jika dicurigai adanya penyulit).Beri tanda titik pada
kolom yang sesuai (.)
➢ Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan
(lebih sering jika dianggap akan ada penyulit). Beri tanda panah pada
partograf pada kolom waktu yang sesuai.
➢ Nilai dan catat temperatur tubuh ibu ( lebih sering jira meningkat, atau
dianggap adanya infeksi ) setiap 2 jam dan catat temperatur tubuh dalam
kotak yang sesuai.
➢ Volume urine, protein, aseton.
Ukur dan catat jumlah produksi urine ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap kali
ibu berkemih). Jika memungkinkan setiap ibu berkemih, lakukan
pemeriksaan adanya ketón atau proten dalam urine.
8. Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya.
Berisi mengenai:
• Jumlah cairan peroral yang diberikan.
• Keluhan sakit kepala atau penglihatan kabur.
• Konsultasi dengan penolong persalinan lainnya (obgyn, bidan, dokter
umum)
• Persiapan sebelum melakukan rujukan.
• Upaya rujukan.
53
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
54
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
55
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
PERTOLONGAN PERSALINAN
Seorang ibu dikatakan dalam persalinan (in partum) bila telah timbul His
(keinginnan untuk mengedan) yaitu kontraksi yang teratur, makin sering, makin lama,
dan makin kuat, mengeluarkan lendir bercampur darah (bloody show), serviks mulai
membuka atau mendatar, merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum
dan/atau vaginanya, perineum menonjol, Vulva-vagina dan sfingter anal sudah
membuka. Bila ketuban telah pecah, ibu harus berbaring.
Sebelum melakukan pertolongan persalinan, Ibu harus diperiksa secara cermat
untuk mengetahui bahwa ia memang benar dalam persalinan dan dinilai adanya
kelainan (misalnya disproporsi sefalopelvik, gangguan his). Beberapa prosedur yang
harus dilakukan:
a. Gali riwayat kesehatan saat pemeriksaan terakhir.
b. Catat tanda vital, keadaan umum, dan segala kelainan fisik yang ditemukan pada
pasien
c. Lakukan pemeriksaan fisik secara keseluruhan.
d. Bila terdapat fasilitas, periksa protein dan glukosa urin.
e. Periksa abdomen, inspeksi adanya jaringan parut atau bekas trauma lama.
Palpasi dengan cara Leopold untuk menentukan presentasi janin, turunnya bagian
terbawah janin, dan posisi janin. Hitung frekuensi detak jantung janin (misalnya
dengan Laenec atau Doppler).
f. Perhatikan frekuensi, keteraturan, kekuatan, dan lama kontraksi uterus.
g. Jika ada pendarahan dari vagina atau keluarnya air ketuban, catat sifat dan
jumlahnya.
h. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai pembukaan dan penipisan seviks,
posisi bagian bawah janin.
Penatalaksanaan selanjutnya tergantung proses persalinan yang terjadi.
1. Memimpin persalinan kala I
a. Menilai kondisi ibu
1. Nilai keadaan umum dan kesadaran ibu
2. Nilai tanda vital: tekanan darah, nadi, suhu dan pernapasan.
56
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
57
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
58
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
- Tali pusat ketat : jepit tali pusat dengan klem di dua tempat dan tali pusat
di potong di antara 2 klem tersebut dengan gunting tali pusat.
h. Lahirkan bahu bayi dengan cara tetap memegang kepala bayi secara
biparietal dan menarik ke belakang untuk melahirkan bahu depan dahulu,
kemudian ke arah atas untuk melahirkan bahu belakang.
i. Lahirkan badan dan tungkai bayi dengan cara tetap memegang kepala bayi
secara biparietal, melakukan tarikan searah lengkung panggul sampai lahir
seluruh badan bayi. Bila terasa berat dapat di bantu dengan dorongan ringan
pada fundus uteri oleh asisten atau dengan cara mengait ketiak bayi dan
menariknya secara perlahan.
j. Letakkan bayi pada kain duk steril di atas perut ibu.
k. Lakukan resusitasi bayi baru lahir bila diperlukan dan tentukan nilai APGAR.
l. Sesegera mungkin lakukan pembersihan mulut/jalan napas.
m. Jepit tali pusat dengan klem kocher I berjarak 5 cm dari perut bayi, tali pusat
dikosongkan dari darah dengan diurut ke arah plasenta, kemudian dijepit
dengan klem kocher II, jarak 1-2 cm dari klem kocher I ke arah plasenta. Tali
pusat digunting di antara 2 klem kohler, kemudian ikat tali pusat dengan
benang/klem tali pusat. Tali pusat dibalut dengan kasa steril yang dibasahi
antiseptik ringan.
n. Palpasi abdomen untuk memastikan apakah bayi tunggal/tidak.
o. Berikan suntikan oksitosin 10 unit IM/IV di sisi lateral paha ibu.
p. Lakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini)
59
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
Pentingnya mengetahui apakah plasenta telah lepas atau belum ialah untuk
melahirkan plasenta dengan meminimalisir terjadinya komplikasi. Bila plasenta
dipaksa untuk dilahirkan saat belum terlepas dari dinding uterus, akan
menimbulkan perdarahan (retensio plasenta, sisa plasenta).
60
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
vital). Keadaan ini harus sudah dicapai dalam waktu 1 jam setelah plasenta lahir
lengkap.
Gambar 12. Gerakan defleksi kepala janin dan putaran paksi luar
61
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
REFERENSI
1. Asosiasi Unit Pelatihan Klinik Organisasi Profesi. Buku Acuan Asuhan Persalinan
Normal Asuhan Esensial bagi Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir serta
Penatalaksanaan Komplikasi Segera Pascapersalinan dan Nifas. Jakarta: JNPK-
KR; 2014.
2. Waspodo D. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini.
Jakarta: Jaringan Nasional Pelatihan Klinik; 2007.
62
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
LANGKAH KERJA
DILAKUKAN
LANGKAH / TUGAS
YA TIDAK
I. MELIHAT TANDA DAN GEJALA KALA DUA
1. Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua :
a. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
b. Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum
dan/atau vaginanya
c. Perineum menonjol
d. Vulva-vagina dan sfingter anal membuka
II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2. Memastikan perlengkapan, bahan, dan obat-obatan esensial siap
digunakan, yaitu :
• Partus set :
♠ 2 klem kelly atau kocher
♠ Gunting tali pusat
♠ Benang tali pusat
♠ Kocher
♠ Sarung tangan steril
♠ Kateter nelaton/folley
♠ Gunting episiotomi
♠ Kassa secukupnya
• Kapas steril
• Spuit 3 ml
• 1 ampul oksitosin 10 U
• Kapas alkohol
• DeLee
• 2 kain bersih
• 2 handuk
• Celemek plastik
• Perlengkapan perlindungan pribadi : masker, kaca mata,
alas kaki tertutup
• Perlak
• Stetoskop Laenec
• Tensimeter
• Larutan klorin 0,5 % dalam tempatnya
63
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
64
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
65
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
66
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
67
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
68
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
69
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Setelah mengikuti latihan keterampilan pemeriksaan fisik mahasiswa mampu :
1. Mengetahui prinsip pemeriksaan bayi baru lahir
2. Melakukan pemeriksaan Fisik Neonatus di kamar bersalin dan di ruang gawat
3. Melakukan refleks rooting, sucking, moro, grasp, dan plantar
70
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
0 1 2
Appearance Seluruh badan biru Ekstremitas biru Seluruh tubuh
(Warna kulit) merah muda
Pulse Tidak ada <100x/mnt >100x/mnt
(Denyut jantung)
71
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
72
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
73
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
74
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
75
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
6. Wajah
a. Adakah kelainan khas misal: Sindrom Down atau bayi Mongol
b. Apakah wajah simetris atau tidak
7. Mata
a. Sklera tampak tanda perdarahan atau tidak, ada sekret atau tidak, ukuran dan
reaktivitas pupil baik atau tidak, arah pandangan, jarak dan bentuk mata, gerak
bola mata simetris atau tidak.
b. Jarak antara kantus medial mata tidak boleh lebih dari 2.5 cm
c. BBL kadang menunjukkan gerak mata berputar dan tidak teratur (strabismus)
8. Telinga
a. Posisi dan hubungan dengan mata dan kepala
Jika ditarik garis horisontal melewati mata, seharusnya melewati sedikit bagian
atas telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi
yang mengalami sindrom tertentu (Pierre-robin). Kemiringan telinga terhadap
garis vertikal maksimal 10°.
b. Adakah daun telinga, posisi lubang, bentuk lekukan bagaimana, tulang rawan
terbentuk atau tidak. Bayi prematur biasanya tulang rawan belum terbentuk.
9. Hidung
76
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
a. Bentuk, posisi, lubang, ada lendir atau tidak, adakah milia (bintik keputihan yg
khas terlihat di hidung, dahi dan pipi yg menyumbat kelenjar sebasea yg belum
berfungsi), adakah pernafasan cuping atau tidak
b. Adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah, hal ini kemungkinan
adanya sifilis kongenital.
c. Adanya pernapasan cuping hidung (gangguan pernapasan)
10. Mulut
a. Bentuk bibir, lihat dan raba langit2 keras (palatum durum) dan lunak (palatum
molle), tenggorokan, bentuk dan ukuran lidah, lesi, sekret.
b. Daerah bibir dan palatum diraba apakah utuh atau tidak. Ketidaksimetrisan bibir
menunjukkan adanya palsi wajah. Salivasi tidak tdp pd bayi normal, karena
grandula saliva belum matur. Bila terdapat sekret yang berlebihan mungkin ada
kelainan di esofagus.
11. Leher
Massa, pembesaran kelenjar ada atau tidak, pergerakan leher apakah ada
hambatan, kesan nyeri saat bayi menggerakkan kepala.
12. Dada
a. Kesimetrisan saat tarikan nafas, adakah rintihan, adakah retraksi. Rintihan dan
retraksi dada tidak normal, menunjukkan gangguan nafas
b. Payudara tampak membesar atau tidak, adakah sekresi seperti susu. BBL
payudara kadang membesar dan tampak sekresi susu akibat pengaruh hormon
estrogen maternal.
c. Tulang klavikula.
Ada fraktur atau tidak, dilihat dari gerakan ekstremitas
13. Abdomen
Raba hepar, limpa, ginjal, adakah distensi, massa, hernia, perdarahan tali pusat,
jumlah arteri dan vena umbilikalis. Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat
hernia diafragmatika. Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-
splenomegali atau tumor lainnya. Jika bayi menangis dan muncul benjolan di perut,
menunjukkan hernia di dinding abdomen.
77
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
78
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
17. Punggung
Bentuk, adakah tonjolan di kulit, adakah celah, adakah rambut abnormal
18. Pemeriksaan Sistem Saraf (Refleks Primitif)
1. Refleks rooting.
a. Refleks ini karena stimulasi taktil pada pipi dan daerah mulut, bayi akan
memutar kepala seakan-akan mencari putting susu.
b. Pola perkembangan :menghilang di usia 3 – 7 bulan
c. Bila tak ada respons: Bayi kurang bulan (prematur) atau kemungkinan
adanya kelainan sensorik
2. Reflek sucking
a. Refleks menghisap bila ada objek disentuhkan / dimasukkan ke mulut
b. Pola perkembangan menghilang di usia 3 – 7 bln
c. Bila tidak ada respon : kelainan saluran pernapasan dan kelainan pada
mulut termasuk langit-langit mulut
3. Refleks Moro/Startle.
a. Refleks di mana bayi akan mengembangkan tangan & jari lebar-lebar, lalu
mengembalikan dengan yang cepat seakan – akan memeluk jika tiba-tiba
dikejutkan oleh suara atau gerakan
b. Pola perkembangan:hilang di usia 3 – 4 bulan
c. Bila tidak ada respons, menunjukkan : fraktur atau cedera pada bagian
tubuh tertentu
4. Refleks menggenggam (Grasp)
a. Refleks yang timbul bila ibu jari diletakkan pd telapak tangan bayi, maka
bayi akan menutup telapak tangannya.
b. Menghilang di usia 3-4 bulan
c. Bila tak ada respons:menunjukkan kelainan pada saraf otak.
5. Reflek Plantar
a. Refleks yang timbul bila telapak kaki disentuh, maka bayi akan menutup
telapak kakinya.
b. Menghilang di usia 8 bulan
79
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
80
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti latihan keterampilan IPM, diharapkan mahasiswa mampu:
1. Menggali riwayat penyakit pada pasien terkait kasus.
2. Melakukan pemeriksaan fisik awal yang terkait pada kasus.
3. Melakukan tatalaksana yang terkait pada kasus.
81
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
LESSON PLAN
NO KEGIATAN WAKTU
1 - Instruktur memperkenalkan diri
- Mengenal nama mahasiswa
- Menjelaskan tujuan latihan 5 menit
- Menilai persiapan mahasiswa mengenai topik
keterampilan yang akan dipelajari
2 - Meminta salah seorang mahasiswa untuk mencoba
melakukan Integrated Patient Management secara 15 menit
daring
3 - Meminta mahasiswa untuk refleksi
- Meminta mahasiswa lain untuk memberikan feedback 5 menit
- Instruktur memberikan feedback
- Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
mencoba secara bergantian kemudian memberikan
4 feedback 70 menit
- Instruktur mengobservasi dan memberikan feedback
pada masing-masing mahasiswa
5 Penutup 5 menit
82
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
Tujuan Pembelajaran :
Mahasiswa mampu melakukan prosedur resusitasi pada bayi baru lahir
A. Landasan Teori
Bayi baru lahir memerlukan adaptasi untuk dapat bertahan hidup di luar rahim,
terutama pada menit-menit pertama kehidupannya. Bila di dalam rahim kebutuhan
nutrisi dan terutama oksigen dipenuhi seluruhnya oleh ibu melalui sirkulasi
uteroplasenter, saat lahir dan tali pusat dipotong, bayi baru lahir harus segera
melakukan adaptasi terhadap keadaan ini yaitu harus mendapatkan atau memproduksi
oksigennya sendiri.
Sebagian besar (80%) bayi baru lahir dapat bernafas spontan, sisanya mengalami
kegagalan bernafas karena berbagai sebab. Keadaan inilah yang disebut asfiksia
neonatorum. Pertolongan untuk bayi ini disebut resusitasi. Tujuan dari resusitasi ialah
memberikan ventilasi yang adekuat, pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup
untuk menyalurkan oksigen ke otak, jantung dan alat vital lainnya. Asfiksia sendiri
didefinisikan sebagai gagal nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau
beberapa saat sesudah lahir.
Kata asfiksia juga dapat memberi gambaran atau arti kejadian di dalam tubuh bayi
berupa hipoksia progresif, penimbunan CO2 (hiperkarbia) dan asidosis. Penyebab
asfiksia neonatorum dapat digolongkan ke dalam 3 faktor: faktor ibu, faktor janin, dan
faktor plasenta.
Apapun penyebab yang melatarbelakangi asfiksia, segera setelah penjepitan tali
pusat menghentikan penyaluran oksigen dari plasenta, bayi akan mengalami depresi
dan tidak mampu untuk memulai pernafasan spontan yang memadai dan akan
mengalami hipoksia yang berat dan secara progresif akan menjadi asfiksia. Bila bayi
mengalami keadaan ini untuk pertama kalinya (apneu primer/gasping primer), berarti ia
mengalami kekurangan oksigen, maka akan terjadi pernafasan cepat dalam periode
yang singkat. Bila segera diberikan pertolongan dengan pemberian oksigen, biasanya
83
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
dapat segera merangsang pernafasan spontan. Bila tidak diberi pertolongan yang
adekuat, maka bayi akan mengalami gasping sekunder/apneu sekunder dengan tanda
dan gejala yang lebih berat. Pertolongan dengan resusitasi aktif dengan pemberian
oksigen dan nafas buatan harus segera dimulai. Dalam penanganan asfiksia
neonatorum, setiap apneu yang dilihat pertama kali harus dianggap sebagai apneu
sekunder. Perubahan biokimiawi yang terjadi dalam tubuh bayi asfiksia, dengan
penilaian analisa gas darah akan didapatkan hasil pada saat kejadian akan terjadi
metabolisme aerob, hipoksia (paO2 < 50 mmHg), hiperkarbia (paCO2 > 55 mmHg) dan
asidosis (PH <7,2). Bila tidak segera dilakukan resusitasi akan berlanjut menjadi
metabolisme anaerob dengan hasil akhir terbentuk dan tertimbunnya asam laktat dalam
darah dan jaringan tubuh bayi yang akan berakibat kerusakan sel dan jaringan yang
berujung pada kegagalan fungsi organ dan kematian. Diagnosis asfiksia dapat
ditegakkan melalui :
1. Dengan mengamati 3 variabel yaitu: usaha nafas, denyut jantung dan warna kulit.
Bila bayi tidak bernafas atau nafas megap-megap, denyut jantung turun, dan kulit
sianosis atau pucat, maka secara klinis dapat ditegakkan diagnosis asfiksia
neonatorum
2. Dengan pemeriksaan analisis gas darah
3. Dengan skor apgar dan skor sigtuna
Tabel 4. APGAR Score
0 1 2
Appearance Seluruh badan biru, Ekstremitas biru Seluruh tubuh
(Warna kulit) Pucat merah muda
Pulse Tidak ada <100x/mnt >100x/mnt
(Denyut jantung)
Grimace Tidak merespon Merintih/ menangis Menangis kuat
(Refleks) stimulasi lemah
84
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
Cara menghitung :
Setelah bayi lahir pada pengamatan berturut-turut menit I, V, dan X diamati dan dihitung
jumlah skor apgar. Normal skor 10, disebut asfiksia ringan bila skor 7, bila skor 4-6
disebut asfiksia sedang, asfiksia berat bila skor ≤ 3. Skor Sigtuna lebih sederhana
karena hanya menggunakan 2 variabel yaitu usaha nafas dan denyut jantung.
85
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
86
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
LEMBAR KERJA
NO Kegiatan Ya Tidak
1. Mempersiapkan alat dan bahan
2. Melakukan penilaian terhadap bayi baru lahir :
- Menilai prematur/aterm
- Melihat apakah bernapas atau menangis lemah?
- Melihat tonus otot lemah atau tidak?
3. Bila pertanyaan dijawab “Ya”, melakukan perawatan
rutin pada bayi :
- pastikan bayi tetap hangat
- keringkan bayi
- lanjutkan observasi pernafasan, LDJ, dan tonus
87
BLOK 6.1 SAFE MOTHERHOOD AND INFANCY T.A 2020-2021
6. Evaluasi:
- Frekuensi denyut jantung (FJ di bawah 100 dpm)
88