Anda di halaman 1dari 28

Resusitasi Jantung Paru

Oleh :
Mohamad Nur
Definisi

Usaha untuk mengembalikan fungsi


pernapasan dan atau sirkulasi akibat
terhentinya fungsi dan atau denyut jatung.
Indikasi

Henti nafas
• Pada awal henti nafas, jantung masih berdenyut,
nadi masih teraba, pemberian O2 ke seluruh
organ lainnya masih cukup sampai beberapa
menit.

Henti Jantung
• Pada saat henti jantung, secara langsung akan
terjadi henti sirkulasi. Pernafasan yang
terganggu merupakan tanda awal.
Tahap RJP

Survey
Primer
(fase Survey Survey
I)Airway Sekunder Tersier
Control (Fase II) (Fase
Bantuan III) Bantuan
Hidup Bantuan Hidup
Dasar Hidup Lanjut Jangka
Panjang
Airway Control
1. Sumbatan di atas laring, disebabkan :
a. Lidah yang jatuh ke hipofaring sumbatan parsial suara nafas
ngorok Usaha pertolongan yang dilakukan : ―triple airways
manauver‖
Apabila cara ini tidak berhasil, dapat dipasang pipa orofaring atau
nasofaring.
b. Benda asing (lendir, bekuan c. Penyakit infeksi atau tumor
darah, gigi palsu lepas, jalan nafas bagian atas
muntahan)
• Usaha pertolongan dengan
• Terjadi sumbatan parsial cara operatif, bila tidak
Gargling mungkin dan bersifat darurat
Buka jalan nafas (triple airway dapat dilakukan krikotiritomi
maneuver” miringkan kepala dilanjutkan dengan
korban, sapu dengan tangan / isap trakeostomi.
dengan alat pengisap

d. Trauma di daerah
muka memasang
ETT
2. Sumbatan pada laring 3. Sumbatan di bawah laring
Disebabkan oleh : • Bisa terjadi pada trakea dan
• Benda asing bronkus (bila sumbatan oleh karena
Usaha pertolongan yang dilakukan spasme bronkus, maka akan
ialah Heimlich Manuever atau terdengar wheezing
segera lakukan laringoskopi (bila di dan adanya tanda-tanda hipoksia dan
RS) hiperkarbia)
• Penyakit infeksi
• Reaksi alergi (anafilaktik)
• Tumor laring
• Trauma laring
• Spasme laring
Breathing (Bantuan Nafas)

Pasien dengan henti nafas, tidurkan dalam posisi telentang lakukan nafas buatan

Mulut ke mulut mul


Mulut ke mulut mulut ke hidung mulut ke stoma trakeostostomi
Circulation (Bantuan Sirkulasi)

Terdiri dari 2 tahap :


1. Memastikan ada tidaknya denyut jantung pasien raba arteri karotis, 5-10 detik
bila teraba, periksa pernafasan. Bila tidak ada, berikan bantuan nafas 12x/menit.
2. Memberikan bantuan sirkulasi (kompresi jantung luar)
Defibrilation (terapi listrik)

Dilakukan pada pasien yang penyebab henti jantungnya adalah gangguan irama
jantung. Penyebab utama adalah ventrikel takikardi atau ventrikel fibrilasi.
- Hidupkan AED
- Pasang bantalan elektroda pada dada penderita
- Jangan lakukan kontak langsung pada penderita saat
sedang analisis irama oleh alat AED
- Tekan tombol shock setelah diperintahkan
- Setelah kejut listrik, segera lakukan RJP

Tahap RJP
Chain of Survival AHA 2020
Urutan baru Rantai Kehidupan American Hearth Association dan
Emergency Cardiovascular Care, sebagai berikut :

1. Segera kenali tanda dari henti jantung


2. Aktifkan system respon emergency
3. Segera lakukan RJP, perhatikan efektifitas kompresi dada
4. Defibrilasi segera jika ada indikasi
5. Penanganan terpadu oleh petugas terlatih (ACLS)
6. Perawatan post henti jantung terintegrasi
Panduan RJP 2010

• Menekankan pada RJP yang berkualitas secara terus menerus. Hal ini
mencakup:
- Kecepatan kompresi paling sedikit 100-120x/menit
- Kedalaman kompresi paling sedikit 2 inchi (5cm) pada dewasa dan sekitar
1,5 inchi (4cm) pada bayi dan 2 inchi (5cm) pada anak-anak.
- Memberi kesempatan daya recoil dada yang lengkap tiap kali selesai kompresi
- Meminimalisasi gangguan pada kompresi dada
- Menghindari ventilasi yang berlebihan
Fakta – Fakta Alasan Revisi AHA
2020
• Mayoritas pasien terutama pasien dewasa yg mengalami henti jantung
diawali oleh Ventricular Fibrilasi (VF) & Ventricular Tachicardia tanpa nadi
(VT pulseless).
• Lamanya persiapan dan tatalaksana A-B pada pasien henti jantung.
• Mayoritas pasien tidak mendapat pertolongan RJP oleh orang awam sekitar,
karena lebih lama saat melakukan A - B.
Algoritma BHD
Algoritma
Korban
(Tentukan kesadaran/respon) RJP
AHA 2010
Sadar / Tidak sadar/tidak
bergerak bergerak
Minta bantuan Chest Compresion
• Pertahankan jalan Pijat jantung luar
napas C
• Pemeriksaan fisik Cek NADI CAROTIS ± 100-120 x/menit
• Posisi pemulihan [< 10 detik]
• Penilaian
berkelanjutan
Tidak
Ada
ada

A
Buka JALAN
NAFAS Tidak Lanjutkan Pijat jantung luar dan
( HT,CL ,JT ) bernapas
B Bantuan Nafas
BANTUAN NAPAS 30 : 2
(pelan mantap, (sama 1 atau 2 penolong) cek
1,5–2 detik) 10- nadi karotis setiap 5
Bernapas 12 x/menit siklus/setiap 2 menit
(tukar tugas)
Algoritma
Fi‹gr‹re 4
Circt¥.w ACLS AlgoritLun
ACLS
CPR Oual ity
• Push hard (z ' inches [o cmm md fast /z1C€r‖mini z d aIs+ complete

• Mirimize irrbarrqzrgon in compraseiors


• Avoid exceasi a ventilation
• Rotate compreee<•r Hwy 2 mirMes
• If re a::Ivarcad aimay, ao:a c<rriprassion-ventilation ratio

— k Pezco, ‹:1O mm Hg, attempt to imprors CF-0 quality

— k relaxation phaae (ctsetoll) pressure 20 mm Fig, att›=rnpt to


Return of Sponta neoua improve CPR quality
2 minutes Circ ulason (R OSGj Return of Spomaneous Circulation (ROSC)
• Pdsa and blood prassr
Abr auataned n Pt=nzo typical 4o mm Fig{›
• 6pon1:arua arterial preset +aves Mlh iron-arterial monñxx1ng
Shc•z k Energy
• Bi phasic: Marufa t r r. for.-. a-.datizo {1s J); if unkno w.
Drug Therapy use maximum avâlable. 6wond -end subsequent closes shc•uld be
y equivalent, and N@er doses may be corside ed.
Epinephrine emery 3-5 rrinutas • Monophasic: Sea J
Amk>dorow fcr nafrsct›zry VF. Drrzg Therapy
• Epinephrine UDIO Dose 1 rrg very s-s rrinutas
• ' asopressin UDIO Dose: 4O urite can naplsce firat cr awond dose
crf ep nephrioo

Advance<l A rway
• 6upraglottic sdvanoed d r aa y or wdotracheal iMubason
Treat Reversib ie Causes • tVaveform capnography to confirm and monster ET tuLa plec emu
• B-10 breaths per minute +ith continuous chezrt compass eiors
Reversible Causes
— Hypovolemia — Te+raion pneumotLxxax
— Hypoxia — Tsrnpcoa:Ie, cardiac

— Hypowhyp•ark:alemia Throm
— Hypothe+mia
Rangkuman Komponen Kunci BLS
[Dewasa, Anak & Bayi]
Rekomendasi
Komponen
Dewasa Anak Bayi
Nilai Kesadaran (untuk semua usia)
Tidak bernapas atau
Pengenalan Tidak Bernapas atau Gasping
pernapasan abnormal (
Gasping)
Tidak Teraba Nadi dalam 10 detik untuk semua usia (Khusus Petugas Terlatih)
Siklus RJP C-A-B
Kecepatan Kompresi Sekurang - Kurangnya 100-120 kali / menit

1/3 Diameter AP 1/3 Diameter AP


Kedalaman Kompresi 2 inchi (5 cm)
2 inchi (5 cm) 1,5 inchi (4 cm) inchi (5
cm)

Pengmbalian Dinding Dada Berikan kesempatan dinding dada mengembang kembali dengan sempurna diantara
kompres dada.
Petugas bergantian poisi setiap 2 menit
Jeda dalam Kompresi Minimalkan jeda dalam kompresi dada, Usahakan jeda < 10 detik
Jalan Napas Tengadah Kepala - Angkat Dagu (Petugas Terlatih : Susp Trauma ; Jaw Trust)
Rasio Kompresi - Ventilasi
(sampai Digunakan Alat Bantu 30 : 2 satu atau 2 30 : 2 (sat penolong) 15 : 2 ( 2 orang Petugas terlatih)
Napas Paten ; ETT) Penolong

Ventilasi : Bila Resusitator


Hanya Kompresi Dada
tidak terlatih dan tidak Ahli

Ventilasi oleh Petugas terlatih


1 Napas setiap 6 - 8 detik 8 - 10 Napas/menit) Tanpa Menselaraskan dengan Kompresi
& Jalan Napas paten
dada, (kira- kira 1 detik/1 kali pernapasan sampai terlihat diding dada
(Terpasang ETT) terangkat)
Pergunakan AED segera jika tersedia. Minimalkan jeda kompresi dada sebelum dan
Defibrilasi
setelah DC.
Segera mulai kembali Kompresi dada setiap kali setelah DC.
Teknik RJP
Periksa nadi
• Pengecekan sirkulasi pada orang dewasa
dilakukan pd nadi karotis

• Lakukan dengan cepat 5 – 10 detik

• Jika tidak teraba segera lakukan


pijatan jantung ± 100-120 x/menit

• RJP pada dewasa dilakukan dgn rasio 30


: 2 oleh 1 atau 2 penolong

• Pada anak dilakukan di nadi karotis


atau femoralis/lipat paha. RJP 15 : 2.
2 penolong (HCP), 1 penolong 30 :
2.

• Pada bayi dilakukan pada nadi


brachialis/lengan atas. RJP 3 : 1
oleh 1 atau 2 penolong
Titik kompresi : setengah bawah dinding sternum
CPRTechnique
Adult (over 8 years) Child(1 to 8 years) Infart (under 1 year)
Bantuan hidup lanjut (Fase
II)
Drugs, ECG and Fluids
• Adrenalin (0,5 – 1,0 mg i.v)
Bantuan hidup jangka
panjang (Fase III)
• Natrium Bikarbonat ( dosis
awal 1 mEq/kg lalu diulang • G ( Gauge)
tiap 10 menit dengan dosis 0,5 • H (Head)
mEq/kg) • I (Intensive care)

• Lidokain ( 50 – 100 mg i.v bolus)

• Sulfas atropin (1,2 mg, i.v)


EKG sesegera mungkin untuk
mengetahui ada tidaknya ventrikel
fibrilasi

Jenis cairan : kristaloid ( RL dan Nacl


0,9%) atau koloid
Kesimpulan

Resusitasi jantung paru adalah usaha yang dilakukan untuk apa-apa


yang mengindikasikan terjadinya henti nafas atau henti jantung. Fase-fase
pada RJP adalah Bantuan Hidup Dasar, Bantuan Hidup Lanjut dan Bantuan
terus-menerus. Sistem RJP yang dilakukan sekarang adalah adaptasi dan
pembaharuan dari AHA.

Anda mungkin juga menyukai