Anda di halaman 1dari 14

Nusa Idaman Said : Paket Teknologi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit ……. JAI Vol. 2 , No.

1 2006

PAKET TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT


YANG MURAH DAN EFISIEN

Oleh :
Nusa Idaman Said

Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair, Pusat Pengkajian Dan Penerapan
Teknologi Lingkungan, BPPT.

Abstract

Wastewater coming from hospital represents one of the very potential sources of water
contamination. This matter is caused by hospital wastewater contanined a lot of organic
compound, and of other chemical compounds, and also patogen microorganism which
able to cause disease to society.
Because of potential impact of hospital waste to health of society is very big, hence
hospital wastewater have to process until fulfill conditions according to effluent standard.
One of the alternatives to overcome the problem is by using technology processing of
wastewater with process of biofilter anerob-aerob.
The anaerob-aerob biofilter process have some excellence for example its simple
operation, yielded a few or little of mud, can be used for the processing of waste water
with low concentration and also high concentration, hold up to fluctuation of debit or
concentration, and also its cheap operating expenses.

Kata kunci : Air limbah, rumah sakit, teknologi pengolahan, biofilter, anaerob-aerob.

1. PENDAHULUAN Namun dengan semakin mahalnya


harga tanah, serta besarnya tuntutan
1.1 Latar Belakang Masalah masyarakat akan kebutuhan peningkatan
sarana penunjang pelayanan kesehatan yang
Rumah sakit adalah merupakan fasilitas baik, dan di lain pihak peraturan pemerintah
publik yang tak mungkin dapat dipisahkan tentang pelestarian lingkungan juga semakin
dengan masyarakat, dan keberadaannya sangat ketat, maka pihak rumah sakit umumnya
diharapkan oleh masyarakat, karena sebagai menempatkan sarana pengolah limbah pada
manusia atau masyarakat tentu menginginkan skala prioritas yang rendah. Akibatnya, sering
agar keseahatan tetap terjaga. Oleh karena itu terjadi benturan perbedaan kepentingan antar
rumah sakit mempunyai kaitan yang erat dengan pihak rumah sakit dengan masyarakat atau
keberadaan kumpulan manusia atau masyarakat pemerintah. Dengan adanya kebijakan legal
tersebut. Di masa lalu, suatu rumah sakit yang mengharuskan pihak rumah sakit agar
dibangun di suatu wilayah yang jaraknya cukup menyediakan fasilitas pengolahan limbah yang
jauh dari dareah pemukiman, dan biasanya dihasilkan, mengakibatkan biaya investasi
dekat dengan sungai dengan pertimbangan agar maupun biaya operasional menjadi lebih besar.
pengelolaan limbah baik padat maupun cair tidak Dengan pertimbangan alasan tersebut,
berdampak negatip terhadap penduduk, atau bila maka berdasarkan Keputusan Menteri Negara
ada dampak negatip maka dampak tersebut Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor
dapat diperkecil. KEP-58/MENLH/12/1995, tentang baku mutu
Sejalan dengan perkembangan penduduk limbah cair bagi kegiatan rumah sakit maka
yang sangat pesat, lokasi rumah sakit yang setiap rumah sakit diwajibkan menyediakan
dulunya jauh dari daerah pemukiman penduduk sarana pengelolaan limbah cair maupun limbah
tersebut sekarang umumnya telah berubah dan padat agar seluruh limbah yang akan dibuang ke
berada di tengah pemukiman penduduk yang saluran umum harus memenuhi baku mutu
cukup padat, sehingga masalah pencemaran limbah cair yang telah ditetapkan.
akibat limbah rumah sakit baik limbah padat atau Air limbah yang berasal dari limbah rumah
limbah cair sering menjadi pencetus konflik sakit merupakan salah satu sumber pencemaran
antara pihak rumah sakit dengan masyarakat air yang sangat potensial. Hal ini disebabkan
yang ada di sekitarnya. karena air limbah rumah sakit mengandung
senyawa organik yang cukup tinggi juga

52
Nusa Idaman Said : Paket Teknologi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit ……. JAI Vol. 2 , No.1 2006

kemungkinan mengandung senyawa-senyawa 1.3 Metodologi


kimia lain serta mikro-organisme patogen yang
dapat menyebabkan penyakit terhadap Studi ini dilakukan dengan melakukan uji
masyarakat di sekitarnya. Oleh karena potensi coba lapangan terhadap kinerja beberapa unit
dampak air limbah rumah sakit terhadap IPAL Rumah Sakit yang telah terpasang di
kesehatan masyarakat sangat besar, maka beberapa rumah sakit. Pengkajian dilakukan
setiap rumah sakit diharuskan mengolah air dengan cara menganalisa air limbah sebelum
limbahnya sampai memenuhi persyaratan dan sesudah diolah serta mengkaji aspek
standar yang berlaku. operasional dan perawatan.
Dengan adanya peraturan yang
mengharuskan bahwa setiap rumah sakit harus
mengolah air limbah sampai standar yang 2. KARAKTERISTIK AIR LIMBAH
diijinkan, maka kebutuhan akan teknologi RUMAH SAKIT
pengolahan air limbah rumah sakit khususnya
yang murah dan hasilnya baik perlu Air limbah rumah sakit adalah seluruh
dikembangkan. Hal ini mengingat bahwa kendala buangan cair yang berasal dari hasil proses
yang paling banyak dijumpai yakni teknologi seluruh kegiatan rumah sakit yang meliputi :
yang ada saat ini masih cukup mahal, limbah domestik cair yakni buangan kamar
sedangkan di lain pihak dana yang tersedia mandi, dapur, air bekas pencucian pakaian;
untuk membangun unit alat pengolah air limbah limbah cair klinis yakni air limbah yang berasal
tersebut sangat terbatas sekali. Untuk rumah dari kegiatan klinis rumah sakit misalnya air
sakit dengan kapasitas yang besar umumnya bekas cucian luka, cucian darah dll.; air limbah
dapat membangun unit alat pengolah air laboratorium; dan lainya. Air limbah rumah sakit
limbahnya sendiri karena mereka mempunyai yang berasal dari buangan domestik maupun
dana yang cukup. Tetapi untuk rumah sakit tipe buangan limbah cair klinis umumnya mengadung
kecil sampai dengan tipe sedang, sampai saat ini senyawa pulutan organik yang cukup tinggi, dan
masih membuang air limbahnya ke saluran dapat diolah dengan proses pengolahan secara
umum tanpa pengolahan sama sekali. biologis, sedangkan untuk air limbah rumah sakit
Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu yang berasal dari laboratorium biasanya banyak
dikembangkan teknologi pengolahan air limbah mengandung logam berat yang mana bila air
rumah sakit yang murah, mudah operasinya limbah tersebut dialirkan ke dalam proses
serta harganya terjangkau, khususnya untuk pengolahan secara biologis, logam berat
rumah sakit dengan kapasitas kecil sampai tersebut dapat mengganggu proses
sedang. Untuk mencapai tujuan tersebut, pengolahannya. Oleh karena itu untuk
terdapat kendala yang cukup besar yakni pengelolaan air limbah rumah sakit, maka air
kurangnya tersedianya teknologi pengolahan limbah yang berasal dari laboratorium dipisahkan
yang baik dan harganya murah. Masalah ini dan ditampung, kemudian diolah secara kimia-
menjadi kendala yang cukup besar terutama fisika, Selanjutnya air olahannya dialirkan
untuk rumah sakit kecil, yang mana pihak rumah bersama-sama dengan air limbah yang lain, dan
sakit tidak/belum mampu untuk membangun unit selanjutnya diolah dengan proses pengolahan
instalasi pengolahan air limbah (IPAL) sendiri, secara biologis.
sehingga sampai saat ini masih banyak sekali Dari hasil analisa kimia terhadap
rumah sakit yang membuang air limbahnya ke berberapa contoh air limbah rumah sakit yang
saluran umum. ada di DKI Jakarta menunjukkan bahwa
Untuk pengolahan air limbah rumah sakit konsentrasi senywa pencemar sangat bervariasi
dengan kapasitas yang besar, umumnya misalnya, BOD 31,52 - 675,33 mg/l, ammoniak
menggunakan teknlogi pengolahan air limbah 10,79 - 158,73 mg/l, deterjen (MBAS) 1,66 - 9,79
“Lumpur Aktif” atau Activated Sludge Process, mg/l. Hal ini mungkin disebabkan karena sumber
tetapi untuk kapasitas kecil cara tersebut kurang air limbah juga bervarisi sehingga faktor waktu
ekonmis karena biaya operasinya cukup besar, dan metoda pengambilan contoh sangat
kontrol oprasionalnya lebih sulit. mempengaruhi besarnya konsentarsi. Secara
lengkap karakteristik air limbah rumah sakit
1.2 Tujuan Studi dapat dilihat pada Tabel 1.
Dari tabel tesebut terlihat bahwa air limbah
Studi ini bertujuan untuk mengkaji rumah sakit jika tidak diolah sangat berpotensi
teknologi pengolahan air limbah rumah sakit untuk mencemari lingkungan. Selain
dengan teknologi biofilter anaerob-aerob ditinjau pencemaran secara kimiawi, air limbah rumah
dari segi kelayakan secara teknis, ekonomis dan sakit juga berpotensi untuk memcemari
memenuhi standar lingkungan. lingkungan secara bakteriologis.

53
Nusa Idaman Said : Paket Teknologi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit ……. JAI Vol. 2 , No.1 2006

Tabel 1 : Karakteristik air limbah rumah Rumah Tabel 2 : Keputusan Menteri NegaraLingkungan
Sakit di daerah Jakarta. Hidup Nomor: :KEP – 58/MENLH/12/1995
Tentang Baku Mutu Limbah Cair Kegiatan
No PARAMETER MINIMUM MAKSI RATA-
Rumah Sakit Tanggal 12 Desenber 1995.
MUM RATA
KADAR MAKSIMUM
PARAMETER
1 BOD - mg/l 31,52 675,33 353,43 (mg/l)
2 COD - mg/l 46,62 1183,4 615,01 BOD5 75
3 Angka 69,84 739,56 404,7
Permanganat COD 100
(KMnO4) - mg/l TSS 100
4 Ammoniak (NH3) 10,79 158,73 84,76
- mg/l pH 6-9
5 Nitrit (NO2-) - mg/l 0,013 0,274 0,1435
6 Nitrat (NO3-) - 2,25 8,91 5,58
mg/l
7 Khlorida (Cl-) - 29,74 103,73 66,735
Tabel 3: Keputusan Menteri Negara Lingkungan
mg/l Hidup Nomor : KEP – 58/MENLH/12/1995
8 Sulfat (SO4-) - 81,3 120,6 100,96 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Kegiatan
mg/l Rumah Sakit Tanggal 12 Desenber 1995.
9 pH 4,92 8,99 6,96
10 Zat padat 27,5 211 119,25
tersuspensi (SS)
PARAMETER KADAR MAKSIMUM
mg/l (mg/L)
11 Deterjen (MBAS) 1,66 9,79 5,725
- mg/l FISIKA
12 Minyal/lemak - 1 125 63 Suhu 30 oC
mg/l
KIMIA
13 Cadmium (Cd) - ttd 0,016 0,008
mg/l pH 6-9
14 Timbal (Pb) 0,002 0,04 0,021 BOD5 30 mg/l
15 Tembaga (Cu) - ttd 0,49 0,245
mg/l COD 80 mg/l
16 Besi (Fe) - mg/l 0,19 70 35,1 TSS 30 mg/l
17 Warna - (Skala 31 150 76 NH, Bebas 0.1 mg/l
Pt-Co)
18 Phenol - mg/l 0,04 0,63 0,335 PO 2 mg/l

Sumber : PD PAL JAYA 1995. MIKROBIOLOGIK


MPN-Kuman Golongan 10.00
Berdasarkan keputusan Mentreri Negara Koli/100mL
Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor :
Kep-58/MENLH/12/1995 tentang Baku Mutu RADIOAKTIVITAS
Limbah Cair bagi kegiatan Rumah Sakit pasal 3, 32P 7 x 103 Bq/l
bagi setiap rumah sakit yang : 35S 2 x 103 Bq/l
45Ca 3 x 103 Bq/l
a. Telah beroperasi sebelum 53Cr 7 x 103 Bq/l
dikeluarkannya keputusan ini, berlaku 47Ga 1 x 103 Bq/l
baku mutu limbah limbah cair
45Sr 4 x 103 Bq/l
sebagaimana tersebut dalam Tabel 2
90Mo 7 x 103 Bq/l
dan wajib memenuhi baku mutu limbah
113Sn 3 x 103 Bq/l
cair sebagaimana tersebut dalam Tabel
123I 1 x 103 Bq/l
3 selambat-lambatnya 1 januari 2000.
131I 7 x 103 Bq/l
b. Tahap perencanaannya dilakukan 192Ir 1 x 103 Bq/l
sebelum dikeluarkan keputusan ini, dan 201TI 1 x 103 Bq/l
beroperasi setelah dikeluarkan
keputusan ini, berlaku baku Mutu
Limbah Cair Tabel 2 dan wajib 3. PENGELOLAAN LIMBAH CAIR RUMAH
memenuhi Baku Mutu Limbah Cair SAKIT
seperti pada Tabel 3 selambat – Limbah cair yang dikeluarkan oleh rumah
lambatnya tanggal 1 Januari tahun 2000. sakit bersumber dari hasil berbagai macam
c. Tahap Perancanaannya dilakukan dan kegiatan antara lain kegiatan dapur, laundry,
beroperasi setelah dikeluarkan rawat inap, ruang operasi, kantor, laboratorium,
keputusan ini berlaku Baku Mutu Limbah air limpasan tangki septik, air hujan dan lainnya.
Cair sebagaimana tersebut dalam Tabel Pada dasarnya pengelolaan limbah cair rumah
3.

54
Nusa Idaman Said : Paket Teknologi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit ……. JAI Vol. 2 , No.1 2006

sakit disesuaikan dengan sumber serta


karakteristik limbahnya. Di dalam pengelolaan limbah cair rumah sakit ,
Untuk limbah cair yang berasal dari dapur, sebaiknya saluran air hujan dan saluran limbah
laundry, kantor, ruang rawat inap, ruang operasi, dipisahkan agar proses pengolahan air limbah
air limpasan tangki septik umumnya dapat berjalan secara efektif.
mengandung polutan senyawa organik yang
cukup tinggi sehingga proses pengolahnnya 4. PAKET TEKNOLOGI PENGOLAHAN
dapat dilakukan dengan proses biologis. AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN
untuk limbah cair rumah sakit yang PROSES BIOFILTER ANAEROB-
berasal dari laboratorium biasanya banyak AEROB
mengandung logam berat yang mana bila air
limbah tersebut dialirkan ke dalam proses 4.1 Proses Pengolahan
pengolahan secara biologis, logam berat
tersebut dapat menggagu proses Seluruh air limbah yang dihasilkan oleh
pengolahannya. Oleh karena itu untuk kegiatan rumah sakit, yakni yang berasal dari
pengelolaan limbah cair rumah sakit yang limbah domistik maupun air limbah yang berasal
berasal dari laboratorium dilakukan dengan cara dari kegiatan klinis rumah sakit dikumpulkan
dipisahkan dan ditampung, kemudian diolah melalui saluran pipa pengumpul. Selanjutnya
secara kimia-fisika, selanjutnya air olahannya dialirkan ke bak kontrol. Fungsi bak kontrol
dialirkan bersama-sama dengan air limbah yang adalah untuk mencegah sampah padat misalnya
lain, dan selanjutnya diolah dengan proses plastik, kaleng, kayu agar tidak masuk ke dalam
pengolahan secara biologis. Pengelolaan limbah unit pengolahan limbah, serta mencegah
cair yang berasal dari kegiatan laboratorium padatan yang tidak bisa terurai misalnya lumpur,
dapat juga dilakukan dengan cara ditampung di pasir, abu gosok dan lainnya agar tidak masuk
dalam tangki penampungan dan selanjutnya kedalam unit pengolahan limbah.
dikirim ke tempat pengolahan limbah B3 yang Dari bak kontrol, air limbah dialirkan ke
ada. bak pengurai anaerob. Bak pengurai anaerob
Untuk limbah cair rumah sakit yang dibagi menjadi dua buah ruangan yakni bak
berupa pelarut jika dibuang bersama-sama pengendapan atau bak pengurai awal, biofilter
dengan limbah cair yang dapat menggangu anaerob tercelup dengan aliran dari bawah ke
proses biologis di dalam Instalasi Pengolahan atas (Up Flow. Air limpasan dari bak pengurai
Air Limbah (IPAL), oleh karena itu anaerob selanjutnya dialirkan ke unit pengolahan
pengelaolaannya dapat dilakukan dengan cara lanjut. Unit pengolahan lanjut tersebut terdiri dari
pembakaran pada suhu tinggi dengan incinerator beberapa buah ruangan yang berisi media dari
atau dapat dilakukan dengan cara dikirim ke bahan PVC bentuk sarang tawon untuk
tempat pengolahan limbah B3. pembiakan mikro-organisme yang akan
Limbah cair rumah sakit dapat juga menguraikan senyawa polutan yang ada di dalan
berasal dari air hujan, dan umumnya dapat air limbah.
dibuang langsung ke saluran umum atau dapat Setelah melalui unit pengolahan lanjut, air
diresapkan melalui sumur resapan sedangkan hasil olahan dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam
air limpasannya dibuang kesaluran umum. bak khlorinasi air limbah dikontakkan dengan
Diagram proses pengelolaan limbah cair khlor tablet agar seluruh mikroorganisme
rumah sakit secara umum dapat dilihat seperti patogen dapat dimatikan. Dari bak khlorinasi air
pada Gambar 1 . limbah sudah dapat dibuang langsung ke sungai
atau saluran umum.

4.1.1 Penguraian Anaerob

Air limbah yang dihasilkan dari proses


kegiatan rumah sakit atau puskesmas
dikumpulkan melalui saluran air limbah,
kemudian dilairkan ke bak kontrol untuk
memisahkan kotoran padat. Selanjutnya, sambil
di bubuhi dengan larutan kapur atau larutan
NaOH air limbah dialirkan ke bak pengurai
anaerob. Di dalam bak pengurai anaerob
tersebut polutan organik yang ada di dalam air
limbah akan diuraikan oleh mikroorganisme
Gambar 1 : Diagram proses pengelolaan air secara anaerob, menghasilkan gas methan dan
limbah rumah sakit H2S. Dengan proses tahap pertama konsentrasi

55
Nusa Idaman Said : Paket Teknologi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit ……. JAI Vol. 2 , No.1 2006

COD dalam air limbah dapat diturukkan sampai bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur.
kira-kira 60% sampai 70 %. Sedangkan air limpasan (over flow) dialirkan ke
Air olahan tahap awal ini selanjutnya bak khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor ini
diolah dengan proses pengolahan lanjut dengan air limbah dikontakkan dengan senyawa khlor
sistem biofilter anaerob-aerob. untuk membunuh mikroorganisme patogen. Air
olahan, yakni air yang keluar setelah proses
4.1.2 Proses Pengolahan Lanjut khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai
atau saluran umum. Dengan kombinasi proses
Proses pengolahan lanjut ini dilakukan anaerob dan aerob tersebut selain dapat
dengan sistem biofilter anaerob-aerob. menurunkan zat organik (BOD, COD), ammonia,
Pengolahan air limbah dengan proses biofilter deterjen, padatan tersuspensi (SS), phospat dan
anaerob-aerob terdiri dari beberapa bagian yakni lainnya. Dengan adanya proses pengolahan
bak pengendap awal, biofilter anaerob (anoxic), lanjut tersebut konsentrasi BOD dalam air olahan
biofilter aerob, bak pengendap akhir, dan jika yang dihasilkan relatif rendah yakni sekitar 20-30
perlu dilengkapi dengan bak kontaktor khlor. Air ppm.
limbah yang berasal dari proses penguraian Skenario proses IPAL serta reduksi
anaerob (pengolahan tahap perama) dialirkan ke polutan organik (BOD) ditunjukkan seperti pada
bak pengendap awal, untuk mengendapkan Gambar 2, sedangkan konstruksi IPAL rumah
partikel lumpur, pasir dan kotoran lainnya. Selain sakit dengan proses biofilter anaerob-aerob
sebagai bak pengendapan, juga berfungasi dapat dilihat pada Gambar 3. Salah satu contoh
sebagai bak pengontrol aliran, serta bak unit IPAL Rumah Sakit yang telah terpasang
pengurai senyawa organik yang berbentuk dapat dilihat pada Gambar 4.
padatan, sludge digestion (pengurai lumpur) dan Lapisan mikroorganisme yang telah tumbuh dan
penampung lumpur. menempel pada permukaan media biofilter dapat
Air limpasan dari bak pengendap awal dilihat pada gambar 5, dan Air limbah sebelum
selanjutnya dialirkan ke bak kontaktor anaerob diolah dan air hasil olahan dapat dilihat pada
dengan arah aliran dari atas ke dan bawah ke Gambar 6.
atas. Di dalam bak kontaktor anaerob tersebut
diisi dengan media dari bahan plastik berbentuk
sarang tawon. Jumlah bak kontaktor anaerob ini
bisa dibuat lebih dari satu sesuai dengan kualitas
dan jumlah air baku yang akan diolah.
Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air
limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau
facultatif aerobik Setelah beberapa hari operasi,
pada permukaan media filter akan tumbuh
lapisan film mikro-organisme. Mikroorganisme
inilah yang akan menguraikan zat organik yang
belum sempat terurai pada bak pengendap.
Air limpasan dari bak kontaktor anaerob
dialirkan ke bak kontaktor aerob. Di dalam bak
kontaktor aerob ini diisi dengan media dari Gambar 2 : Diagram proses IPAL serta reduksi
bahan plastik tie sarang tawon (honeycomb polutan organik (BOD).
tube), sambil diaerasi atau dihembus dengan
udara sehingga mikro organisme yang ada akan
menguraikan zat organik yang ada dalam air
limbah serta tumbuh dan menempel pada
permukaan media. Dengan demikian air limbah
akan kontak dengan mikro-orgainisme yang
tersuspensi dalam air maupun yang menempel
pada permukaan media yang mana hal tersebut
dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat
organik, deterjen serta mempercepat proses
nitrifikasi, sehingga efisiensi penghilangan
ammonia menjadi lebih besar. Proses ini sering
di namakan Aerasi Kontak (Contact Aeration). Gambar 3 : Konstruksi instalasi pengolahan air
Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak limbah rumah sakit dengan proses biofilter
pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif anaerob-aerob.
yang mengandung massa mikroorganisme
diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet

56
Nusa Idaman Said : Paket Teknologi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit ……. JAI Vol. 2 , No.1 2006

4.2.2 Bak Ekualisasi

Dimensi bak
Lebar : 2m
Panjang : 2m
Kedalaman : 2,5 m
Tinggi ruang bebas : 0,5 m
Bahan : Bata Beton cor

4.2.3 Unit Reaktor Anaerob

Gambar 4 : Unit IPAL Rumah Sakit yang telah Dimensi Reaktor


selesai dibangun (IPAL RS Batusangkar, Lebar : 150 cm
Sumatra Barat) Panjang : 150 cm
Tinggi : 230 cm
Bahan : Fiber Rainforced
Palstic (FRP)
Media : Plastic Media (tipe
honeycomb tube)
Spesific Area : 200 – 226 m2/m3

4.2.4 Unit Reaktor Aerob (Pengolahan


Lanjut)

Dimensi Reaktor
Panjang : 320 cm
Gambar 5 : Lapisan mikroorganisme yang telah
Lebar : 150 cm
tumbuh dan menempel pada permukaan media
Tinggi : 230 cm
biofilter. Fiber Rainforced
Bahan :
Palstic (FRP)
Media : Plastic Media (tipe
honeycomb tube)
Spesific Area : 200 – 226 m2/m3

4.2.5. Peralatan

a. Blower Udara :

Tipe : HIBLOW 60
Listrik : 60 watt, 220 volt
Gambar 6 : Air limbah sebelum diolah (kanan) Jumlah : 2 unit
dan air hasil olahan (kiri). b. Pompa Air Baku Air Limbah

4.2 Spesifikasi Teknis IPAL Rumah Sakit Tipe : Submersible Pump


Dengan Proses biofilter anaerob-aerob (Pompa Celup)
Kapasitas 20 m3 per Hari. Kapasitas : 20 - 40 liter/menit
Listrik : 100 watt
4.2.1 Kapasitas Disain Total Head : 8 meter
Jumlah : 1 unit
Material : Stainless Steel
Kapasitas : 20 m3/hari
Influent BOD : 400 ppm
c. Pompa Sirkulasi
Influent SS : 300 ppm
Effluent BOD : 30 ppm
Effluent SS : 20 ppm
Tipe Submersible
Efisiensi : 90-95 %
Pump
Pengolahan
Kapasitas 20 liter/menit

57
Nusa Idaman Said : Paket Teknologi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit ……. JAI Vol. 2 , No.1 2006

Listrik 75 watt berasal dari limbah klinis. Air hasil olahan dapat
Total Head 6-8 meter langsung dibuang ke saluran umum.
Jumlah 1 unit Diagram proses pengolahan air limbah rumah
sakit dengan proses biofilter anaerob-aerob
4.2.6 Media Biofilter menggunakan media sarang tawon dapat dilihat
seperti pada Gambar 7. Sedangkan unit alat
Material : PVC sheet pengolahan air limbah rumah sakit dengan
Ketebalan : 0,15 – 0,23 m sistem “Biofilter Anaerob-Aerob” yang telah
Luas Kontak : 200 – 226 m2/m3 terpasang dapat dilihat pada Gambar 8.
Spsesifik
Diameter lubang : 2 cm x 2 cm
Warna : bening transparan
Berat Spesifik : 30 -35 kg/m3
Porositas : 0,98
Rongga
Jumlah : 10 M3

5. UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH


RUMAH SAKIT DENGAN PROSES Gambar 7 : Diagram Alir Unit Pengolahan
BIOFILTER ANAERO-AEROB SKALA
PENUH

5.1 Uji IPAL Rumah Sakit Kapasitas


10-15 M3per hari

5.1.1 Disain IPAL

Prototipe alat ini secara garis besar terdiri


dari bak pengendapan/pengurai anaerob dan
unit pengolahan lanjut dengan sistem biofilter
anaerob-aerob. Bak pengurai anaerob dibuat
dari bahan beton cor atau dari bahan fiber glas
(FRP), disesuaikan dengan kondisi yang ada.
Gambar 8 : Unit alat pengolahan air limbah
Ukuran bak pengurai anaerob yakni panjang 200
rumah sakit dengan sistem “Biofilter Anaerob-
cm, lebar 200 cm, dan kedalaman efektif sekitar
Aerob”,
220 cm, dengan waktu tinggal sekitar 8 jam. kapasitas 15-20 m3 per hari. Lokasi : Rumah Sakit Umum “
Unit pengolahan lanjut dibuat dari bahan MAKNA”,Cileduk, Tangerang.
fiber glas (FRP) dan dibuat dalam bentuk yang
kompak dan langsung dapat dipasang dengan 5.1. Hasil Uji Coba IPAL RS Makna,
ukuran panjang 310 cm, lebar 100 cm dan tinggi Tangerang.
190 cm. Ruangan di dalam alat tersebut dibagi
menjadi beberapa zona yakni rungan Berdasarkan pengamatan secara fisik
pengendapan awal, zona biofilter anaerob, zona (dengan mata), pada awal proses yakni
biofilter aerob dan rungan pengendapan akhir. pengamatan setelah dua hari operasi, proses
Media yang digunakan untuk biofilter palstik tipe pengolahan belum berjalan secara baik. Hal ini
sarang tawon. Selain itu, air limbah yang ada di karena mikroorganisme yang ada di dalam
dalam rungan pengendapan akhir sebagian reaktor belum tumbuh secara optimal, walupun
disirkulasi ke zona aerob dengan menggunakan demikian air yang keluar dari reaktor sudah
pompa sirkulasi. relatif bersih dibandingkan dengan air limbah
Prototipe alat ini dirancang untuk dapat yang masuk.
mengolah air limbah sebesar 15 - 20 m3/hari, Setelah proses berjalan berjalan sekitar
yang dapat melayani rumah sakit dengan 50 dua minggu, mikroorganisme sudah mulai
bed. Percontohan alat pengolah air limbah tumbuh atau berkembang biak di dalam reaktor.
rumak sakit dibanguin di lokasi Rumah Sakit Di dalam bak pengendapan awal sudah mulai
“Makna”, Ciledug, Tangerang. Air yang diolah terlihat lapisan mikro organisme yang menempel
adalah seluruh limbah cair yang dihasilkan oleh pada permukaan media. Mikro orgnisme tersebut
kegiatan rumah sakit, yakni baik yang berasal sangat membantu menguraikan senyawa
dari limbah domistik maupun limbah yang organik yang ada di dalam air limbah.

58
Nusa Idaman Said : Paket Teknologi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit ……. JAI Vol. 2 , No.1 2006

Dengan berkembang-biaknya mikro orgnisme Untuk mengetahui pengaruh fluktuasi


atau bakteri pada permukaan media maka debit terhadap total efisiensi pengolahan limbah
proses penguraian senyawa polutan yang ada di rumah sakit dilakukan pengukuran kuantitas dan
dalam air limbah menjadi lebih efektif. kualitas air limbah. Pengambilan data dilakukan
Selain itu, setelah proses berjalan setiap dua jam selama tiga kali pengukuran.
beberapa satu bulan pada permukaan media Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kontaktor (media plastik sarang tawon dan batu semakin kecil debit yang diikuti oleh besarnya
pecah) yang ada di dalam zona anaerob maupun kualitas air limbah akan menghasilkan efisiensi
zona aerob, telah diselimuti oleh lapisan pengolahan yang tinggi. Debit yang kecil
mikroorganisme. Dengan tumbuhnya lapisan membuat waktu kontak yang terjadi antara air
mikroorganisme tersebut maka proses limbah dengan mikroorganisme pada lapisan
penyaringan padatan tersuspensi (SS) maupun biofilm semakin lama, sehingga kesempatan
penguraian senyawa polutan yang ada di dalam mikroorganisme mendegradasi senyawa-
air limbah menjadai lebih baik. senyawa yang terkandung dalam air limbah
Hal ini secara fisik dapat dilihat dari air semakin besar.
limpasan yang keluar dari zona anaerob sudah Besarnya penghilangan COD yang
cukup jernih, dan buih atau busa yang terjadi di dihasilkan pada unit pengolahan ini adalah
zona aerob (bak aerasi) sudah sangat antara 87 % - 98,6 %, kecenderungan hubungan
berkurang. Sedangkan air olahan yang keluar antara fluktuasi debit dengan penghilangan COD
secara fisik sudah sangat jernih. yang terjadi dapat dilihat pada Gambar 9 dan
Hasil analisa kualitas air limbah sebelum Gambar 10.
dan sesudah pengolahan setelah proses
berjalan selama empat minggu ditunjukkan pada
Tabel 4. Penghilangan COD
Konsentrasi COD (mg/l)

Debit Limbah (m3/hari)


4500 45
Tabel 4: Hasil analisa air limbahrumah sakit 4000 40
sebelum dan sesudah pengolahan. 3500 35
3000 30
No PARAMETER AIR LIMBAH AIR OLAHAN 2500 25
(mg/l) (mg/l) 2000 20
1500 15
1 BOD 419 16,5 1000 10
2 COD 729 52 500 5
3 Total padatan 825 10 0 0
tersuspensi
09 0- .00
11 0- .00
13 00- .00
15 0- .00
17 0- .00
19 00- .00

20 0
0
0- .0
.0

(suspended
.0 06
.0 08
. 10
.0 12
.0 14
. 16
.0 18

solids)
07 00-
.
05

4 NH4-N 33,68 8
Waktu
5 MBAS 12 2,6 Konsentrasi COD (mg/l) Influen
(deterjen)
Konsentrasi COD (mg/l) Efluen
6 pH 7,3 7,9 Debit m3/hari

Setelah operasi berjalan 4 minggu Gambar 9 : Hubungan Antara Fluktuasi Debit


dan Penurunan Konsentrasi COD di dalam
Hasil uji coba pengolahan air limbah Efluen.
rumah sakit dengan proses “Kombinasi Biofilter
Anaerob-Aerob” tersebut dapat menurunkan Dari Gambar 9 dan Gambar 10 tersebut
kandungan zat organik (BOD) dari 419 mg/l terlihat bahwa penghilangan COD tertinggi
turun menjadi 16,6 mg/l. Konsentrasi COD di terjadi pada pukul 05.00-06.00, berbanding
dalam air limbah dapat diturunkan dari 729 mg/l terbalik dengan debit yang terjadi. Tingkat
menjadi 52 mg/l. Konsentrasi padatan efisiensi paling tinggi terjadi saat debit minimum,
tersuspensi (SS) dapat diturunkan dari 825 mg/l sehingga proses degradasi senyawa organik
menjadi 10 mg/l, sehingga air olahan yang oleh mikroorganisme berlangsung dalam waktu
dihasilkan sudah sangat jernih. Konsentrasi yang cukup lama. Salah satu keuntungan reaktor
deterjen (MBAS) di dalam air limbah dapat biofilter tercelup adalah bahwa reaktor ini cukup
diturunkan dari 12 mg/l menjadi 2,5 mg/l. tahan terhadap fluktuasi debit dan konsentrasi.
Untuk proses pengolahan air limbah Beban organik mengalami peningkatan sesuai
dengan kapasitas 10-15 M3 per hari hanya dengan kegiatan pemakaian air yang terjadi,
membutuhkan listrik 65 watt, yakni untuk blower yaitu pada pada saat air banyak dipakai untuk
udara 40 watt dan pompa sirkulasi 25 watt. kegiatan memasak dan mencuci piring.

59
Nusa Idaman Said : Paket Teknologi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit ……. JAI Vol. 2 , No.1 2006

45 100 45 100
40 98 40 99
35 96
Debit (m3/hari)

98

Efisiensi (%)
35
30 94

Debit (m3/hari)
97

Efisiensi (%)
92 30
25 96
90 25
20
88 95
15 86 20
94
10 84 15
5 93
82
10 92
0 80
5 91
0 0 0 0 0 0 0 0
- 06.-008.-010.-012.-014.-016.-018.-020.0 0 90
.00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00
05 07 09 11 13 15 17 19
Waktu .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00
0 -060-080-100-120-140-160-180-20
.0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0
05 07 09 11 13 15 17 19
Waktu
Debit (m3/hari) Efisiensi Debit (m3/hari) Efisiensi (%)

Gambar 10 : Hubungan Antara Fluktuasi Debit Gambar 12 : Hubungan Antara Fluktuasi Debit
Dengan Penghilangan COD dan Penghilangan BOD5

Besarnya penghilangan BOD5 yang


dihasilkan pada unit pengolahan ini adalah Penghilangan BOD5 terkecil terjadi pada
antara 93,4 % - 99,3 %, tingginya angka pukul 09.00-10.00, dimana pada saat itu aliran
penghilangan BOD5 ini menunjukkan bahwa air paling besar, sehingga waktu tinggal air
sebagian besar senyawa organik yang limbah di dalam unit pengolahan paling pendek.
terkandung dalam air limbah ini dapat Besarnya penghilangan TSS yang
didegradasi oleh mikroorganisme. dihasilkan pada unit pengolahan ini adalah
Kecenderungan hubungan antara fluktuasi debit antara 80 %-97,8 %, kecenderungan hubungan
dengan penghilangan BOD5 yang terjadi dapat antara fluktuasi debit dengan penghilangan TSS
dilihat pada Gambar 11 dan Gambar 12. yang terjadi dapat dilihat pada Gambar 13 dan
Gambar 14.
Penghilangan TSS terkecil terjadi pada
Penghilangan BOD pukul 09.00-10.00, dimana pada saat itu aliran
air paling besar, sehingga waktu tinggal air
2500 45 limbah di dalam unit pengolahan paling pendek.
Konsentrasi BOD

40
2000 35
Debit Limbah

30 5.2 Uji Ipal Rumah Sakit Kapasitas


(m3/hari)
(mg/l)

1500 25 20-30 M3per hari (RS Djatiroto)


1000 20
15
500 10 5.2.1 Proses Pengolahan
5
0 0 Seluruh air limbah yang dihasilkan oleh
kegiatan rumah sakit, yakni yang berasal dari
. 0 0
. 1 0
. 1 0
. 1 0
. 1 0
.0 18 0
20 0
0
09 00- 6.0
11 00- 8.0
13 00- 0.0
15 00- 2.0
17 00- 4.0
19 00- 6.0
0 - .0
.0

limbah domestik maupun air limbah yang


. 0
07 00-

berasal dari kegiatan klinis rumah sakit


.
05

dikumpulkan melalui saluran pipa pengumpul.


Waktu Selanjutnya dialirkan ke bak kontrol. Fungsi bak
Konsentrasi BOD5 (mg/l) Influen kontrol adalah untuk mencegah sampah padat
Konsentrasi BOD5 (mg/l) Efluen misalnya plastik, kaleng, kayu agar tidak masuk
Debit m3/hari ke dalam unit pengolahan limbah, serta
mencegah padatan yang tidak bisa terurai
misalnya lumpur, pasir, abu gosok dan lainnya
Gambar 11 : Hubungan Antara Fluktuasi Debit agar tidak masuk kedalam unit pengolahan
dan Penurunan Konsentrasi BOD di dalam limbah.
Efluen.

60
Nusa Idaman Said : Paket Teknologi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit ……. JAI Vol. 2 , No.1 2006

bahan PVC bentuk sarang tawon untuk


Penghilangan TSS pembiakan mikro-organisme yang akan
menguraikan senyawa polutan yang ada di dalan
air limbah.
500 45 Setelah melalui unit pengolahan lanjut, air
Konsentrasi TSS (mg/l)

Debit Limbah (m3/hari)


450 40 hasil olahan dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam
400 35 bak khlorinasi air limbah dikontakkan dengan
350 30 khlor tablet agar seluruh mikroorganisme
300 patogen dapat dimatikan. Dari bak khlorinasi air
25
250 limbah sudah dapat dibuang langsung ke sungai
20
200 atau saluran umum.
150 15
100 10
50 5 Penguraian Anaerob
0 0 Air limbah yang dihasilkan dari proses
kegiatan rumah sakit atau puskesmas
. 0 0
13.00 0.00
.0 -12 0
17 00- 4.00
. 1 0
.0 18 0
20 0
0
09 00- 6.0
11 00- 8.0

15 0- .0

19 00- 6.0
0- .0
.0

dikumpulkan melalui saluran air limbah,


. 0

. 1
07 00-

kemudian dilairkan ke bak kontrol untuk


.
05

memisahkan kotoran padat. Di dalam bak


Waktu pengurai anaerob tersebut polutan organik yang
ada di dalam air limbah akan diuraikan oleh
Konsentrasi TSS (mg/l) Influen
mikroorganisme secara anaerob, menghasilkan
Konsentrasi TSS (mg/l) Efluen
gas methan dan H2S. Air olahan tahap awal ini
Debit (m3/hari) selanjutnya diolah dengan proses pengolahan
lanjut dengan sistem biofilter anaerob-aerob.

Gambar 13 : Hubungan Antara Fluktuasi Debit Proses pengolahan Lanjut


dan Penurunan Konsentrasi TSS di dalam
Efluen Proses pengolahan lanjut ini dilakukan
dengan sistem biofilter anaerob-aerob.
Pengolahan air limbah dengan proses biofilter
anaerob-aerob terdiri dari beberapa bagian yakni
50 100 bak pengendap awal, biofilter anaerob (anoxic),
biofilter aerob, bak pengendap akhir, dan jika
40 perlu dilengkapi dengan bak kontaktor khlor. Air
Debit (m3/hari)

90
Efisiensi (%)

limbah yang berasal dari proses penguraian


30
anaerob (pengolahan tahap perama) dialirkan ke
80
bak pengendap awal, untuk mengendapkan
20
partikel lumpur, pasir dan kotoran lainnya. Selain
70 sebagai bak pengendapan, juga berfungasi
10
sebagai bak pengontrol aliran, serta bak
0 60
pengurai senyawa organik yang berbentuk
padatan, sludge digestion (pengurai lumpur) dan
.00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 penampung lumpur.
0 -06 0-08 0-10 0-12 0-14 0-16 0-18
.0 .0 .0 .0 .0 .0 .0
05 07 09 11 13 15 17
Air limpasan dari bak pengendap awal
Waktu selanjutnya dialirkan ke bak kontaktor anaerob
Debit (m3/hari) Efisiensi (%)
dengan arah aliran dari atas ke dan bawah ke
atas. Di dalam bak kontaktor anaerob tersebut
diisi dengan media dari bahan plastik berbentuk
Gambar 14: Hubungan Antara Fluktuasi Debit sarang tawon. Jumlah bak kontaktor anaerob ini
dan Penghilangan TSS bisa dibuat lebih dari satu sesuai dengan kualitas
dan jumlah air baku yang akan diolah.
Dari bak kontrol, air limbah dialirkan ke Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air
bak pengurai anaerob. Bak pengurai anaerob limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau
dibagi menjadi dua buah ruangan yakni bak facultatif aerobik Setelah beberapa hari operasi,
pengendapan atau bak pengurai awal, biofilter pada permukaan media filter akan tumbuh
anaerob tercelup dengan aliran dari bawah ke lapisan film mikro-organisme. Mikroorganisme
atas (Up Flow). Air limpasan dari bak pengurai inilah yang akan menguraikan zat organik yang
anaerob selanjutnya dialirkan ke unit pengolahan belum sempat terurai pada bak pengendap.
lanjut. Unit pengolahan lanjut tersebut terdiri dari Air limpasan dari bak kontaktor anaerob
beberapa buah ruangan yang berisi media dari dialirkan ke bak kontaktor aerob. Di dalam bak

61
Nusa Idaman Said : Paket Teknologi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit ……. JAI Vol. 2 , No.1 2006

kontaktor aerob ini diisi dengan media dari 5.2.1 Hasil Uji Coba IPAL RS Djatiroto,
bahan kerikil, plastik (polyethylene), batu apung Lumajang.
atau bahan serat, sambil diaerasi atau dihembus
dengan udara sehingga mikro organisme yang Berdasarkan hasil uji coba IPAL RS
ada akan menguraikan zat organik yang ada Djatiroto, Lumajang didapatkan hasil sebagai
dalam air limbah serta tumbuh dan menempel berikut yakni konsentrasi COD 150 mg/l turun
pada permukaan media. Dengan demikian air menjadi 28 mg/l , konsentrasi BOD di dalam air
limbah akan kontak dengan mikro-orgainisme limbah 90 mg/l turun menjadi 10 mg/l,
yang tersuspensi dalam air maupun yang sedangkan konsentrasi zat padat tersuspensi
menempel pada permukaan media yang mana (TSS) dari 130 mg/l turun menjadi 1 mg/l. Hasil
hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.
penguraian zat organik, deterjen serta Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa
mempercepat proses nitrifikasi, sehingga pengolahan air limbah rumah sakit dengan
efisiensi penghilangan ammonia menjadi lebih proses biofilter anaerob-aerob dapat
besar. Proses ini sering di namakan Aerasi menurunkan konsentrasi COD, BOD serta zat
Kontak (Contact Aeration). Dari bak aerasi, air padat tersuspensi dengan baik.
dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak
ini lumpur aktif yang mengandung massa Tabel 5: Hasil analisa air limbah rumah sakit
mikroorganisme diendapkan dan dipompa Djatiroto sebelum dan sesudah pengolahan.
kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan
pompa sirkulasi lumpur. Sedangkan air No PARAMETER AIR LIMBAH AIR OLAHAN
(mg/l) (mg/l)
limpasan (over flow) dialirkan ke bak khlorinasi.
Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah 1 BOD 90 10
dikontakkan dengan senyawa khlor untuk 2 COD 150 28
membunuh mikroorganisme patogen. Air olahan, 3 Total padatan 130 1
yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi tersuspensi
dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran (TSS)
umum. Dengan kombinasi proses anaerob dan 4 NH3 -bebas 0,36 0,000046
aerob tersebut selain dapat menurunkan zat 5 MBAS 1,56 0,398
organik (BOD, COD), ammonia, deterjen, (deterjen)
padatan tersuspensi (SS), phospat dan lainnya. 6 Phenol 0,05 0,0
Dengan adanya proses pengolahan lanjut 7 Sisa Khlor 0,0 0,0
tersebut konsentrasi BOD dalam air olahan yang 8 Phosphat 2,33 1,998
dihasilkan relatif rendah. Gambar konstruksi (ortho)
instalasi pengolahan air limbah (IPAL) RS Catatan : contoh diambil setelah IPAL beropersi selama 3
Jatiroto ditujukkan seperti pada Gambar 15. bulan.

6. OPERASIONAL DAN PERAWATAN

6.1 Pengopersian IPAL

Beberapa hal yang perlu diperhatikan di


dalam pengoperasian IPAL dengan proses
biofilter anaerob-aerob tersebut antara lain :

 Sebelum IPAL dioperasikan seluruh


peralatan mekanik dan elektik harus
dipastikan dalam keadaan berjalan
dengan baik.
 Air limbah yang berasal dari kegiatan
rumah sakit dialirkan ke bak penampung
air limbah atau bak ekualisasi. Bak
ekualisasi dilemgkapi dengan pompa air
limbah yang bekerja secara otomatis
Gambar 15 : Unit alat pengolahan air limbah
yakni jika permukaan air limbah lebih
rumah sakit dengan sistem “Biofilter Anaerob-
tinggi melampai batas level minimum
Aerob”,
kapasitas 20 – 30 M3 per hari. Lokasi : RumaH Sakit Umum maka maka pompa air limbah akan
Djatiroto, Lumajang. berjalan dan air limbah akan dipompa ke
bak reaktor anaerob pada sistem IPAL.
Jika permukaan air limbah di dalam bak
ekualisasi mencpai level minimum

62
Nusa Idaman Said : Paket Teknologi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit ……. JAI Vol. 2 , No.1 2006

pompa air limbah secara otomatis akan  Unit IPAL dilengkapi dengan satu buah
berhenti (mati). pompa air limbah dan satu buah pompa
 Debit pompa air limbah diatur sesuai sirkulasi (pompa celup) yang
dengan kapasitas IPAL yang diinginkan, dioperasikan secara terus menerus
dengan cara mengatur posisi bukaan (kontinyu). Pompa air limbah secara
valve by pass. otomatis akan berjalan jika permukaan
 Pada saat pertama kali IPAL air limbah di dalam bak ekualisasi cukup
dioperasikan (Start Up), bak IPAL yakni tinggi dan akan berhenti secara
bak reaktor biofilter anaerob (anoksik), sendirinya jika permukaan air di dalam
reaktor biofilter aerob (reaktor bak ekualisasi turun sampai level
pengolahan lanjut) harus sudah terisi air minimum, sedangkan pompa sirkulasi
limbah sepenuhnya. dijalankan secara kontinyu.
 Setelah itu dilakukan proses aerasi dan
proses sirkulasi air dari bak 6.2.1 Perawatan IPAL
pengendapan akhir ke bak pengendapan
awal di dalam reaktor aerob. Unit IPAL dengan proses biofilter anaerob-
 Proses pembiakan mikroba dilakukan aerob ini tidak memerlukan perawatan yang
secara alami atau natural karena di khusus, tetapi ada beberapa hal yang perlu
dalam air limbah domestik sudah diperhatikan antara lain :
mengandung mikroba atau
mikroorganisme yang dapat  Sedapat mungkin tidak ada sampah
menguraikan polutan yang ada di dalam padat (plastik, kain, batu, softex, dll)
air limbah. yang masuk ke dalam sistem IPAL.
 Untuk pengoperasian mulai dari awal  Diusahakan sedapat mungkin untuk
operasi (start up) sampai mencapai mencegah masuknya sampah padat ke
operasi yang stabil memerlukan waktu dalam sistem IPAL.
pembiakaan (seeding) sekitar 4-8  Bak kontrol harus dibersihkan secara
minggu. Waktu adaptasi tersebut rutin minimal satu minggu sekali atau
dimaksudkan untuk membiakkan segera jika terjadi penyumbatan oleh
mikroba agar tumbuh dan menempel sampah padat.
pada permukaan media biofilter.
 Menghindari masuknya zat-zat kimia
 Pertumbuhan mikroba secara fisik dapat
beracun yang dapat menggaggu
dilihat dari adanya lapisan lendir atau
pertumbuhan mikroba yang ada di dalam
biofilm yang menempel pada permukaan
biofilter misalnya, cairan limbah perak
media.
nitrat, merkuri atau logam berat lainnya.
 Setelah operasional berjalan selama dua
bulan perlu dilakukan pemeriksaan  Perlu pengurasan lumpur di dalam Bak
kulaitas air limbah untuk mengetuahui ekualisasi dan bak pengendapan awal
efisiensi pengolahan. Pemeriksaan secara periodik untuk menguras lumpur
kualitas dilakukan minimal 2 kali dalam yang tidak dapat terurai secara biologis.
satu tahun. Biasanya dilakukan minimal 6 bulan
 Unit IPAL yang telah terpasang belum sekali atau disesuaikan dengan
dilengkapi dengan bak pengering kebutuhan.
lumpur, oleh karena itu pengurasan  Perlu perawatan rutin terhadap pompa
lumpur dilakukan secara periodik dengan pengumpul, pompa air limbah, pompa
menggunakan mobil tangki air kotor sirkulasi serta blower yang dilakukan 3-4
(lumpur) dan dibuang ke tempat bulan sekali.
pengolahan air kotor (tinja). Pengurasan  Perawatan rutin pompa dan blower
lumpur di dalam bak ekualisasi dilakukan udara dapat dilihat pada buku
minimal satu tahun sekali atau bila operasional dan perawatan dari
jumlah lumpur sudah menumpuk banyak pabriknya.
dapat dilakukan sesuai dengan
kebutuhan, sedangkan pengurasan Beberpa permasalahan yang sering terjadi dan
lumpur di dalam bak reaktor anaerob cara penanganannya ditunjukkan seperti pada
maupun reaktor aerob dilakukan apabila Tabel 6 :
jumlah lumpur sudah cukup banyak.
 Unit IPAL ini dilengkapi dengan dua
buah blower yang dioperasikan secara
terus menerus (kontinyu). Blower udara
dijalankan secara bersama-sama.

63
Nusa Idaman Said : Paket Teknologi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit ……. JAI Vol. 2 , No.1 2006

Tabel 6 : Beberapa permasalahan yang sering Tabel 7 : Perkiraan Biaya Operasional IPAL
terjadi pada sistem IPAL Biofilter anaerob-aerob Kapasitas 20 m3 per Hari
serta cara mengatasinya.
Jumlah Harga
Jenis Permasalahan Penyebab Cara mengatasi No Pengeluaran KWH/bln Satuan Total
(Rp)
Bak penampung atau Pompa Cek aliran listrik
bak kontrol air limbah pengumpul air pompa, cek posisi 1 Kebutuhan 378 215 68.370
Listrik
luber limbah tidak pelampung
berjalan atau otomatis pompa, Pompa
Limbah 250
saringan pompa bersihkan watt
buntu. saringan pompa
Pompa
dari kotoran- sirkulasi 75
kotoran watt
Aliran air limbah ke Pompa air Cek pompa air Blower Udara
dalam reaktor lambat limbah di dalam limbah, cek 200 watt
atau pelan. bak ekualisasi saringan air Total 525
kurang lancar, limbah, cek watt
atau meter air screen meter air
2 Perawatan - 100.000,- 100.000
tersumbat tersumbat atau Rutin /bln
kotoran. tidak. Jika
tersumbat harus TOTAL 168.370
dibersihkan. Jumlah Air Limbah = 600 m3 per bulan
Blower udara di bak Pipa saluran Lepas pipa, dan BIAYA PENGOLAHAN AIR LIMBAH = Rp.113,95
aerobik bekerja udara bocor kemudian per M3 Air Limbah.
namun tidak sambung lagi
mengeluarkan dengan lem
hembusan udara. pralon.
7. PENUTUP
Blower udara di bak Listrik tidak Cek instalasi
aerobik tidak bekerja. mengalir. kelistrikan ke Dari uraian tersebut di atas aplikasi
blower. biofilter untuk pengolahan air limbah rumah sakit
Terjadi pengapungan Udara kurang. Cek aliran mempunyai prospek yang baik karana
di bak aerobik distributor udara mempunyai beberapa keunggulan antara lain
dari blower. yakni pengelolaannya sangat mudah, biaya
Kualitas air limbah Proses Atur debit air operasinya rendah, dibandingkan dengan proses
hasil olahan tidak peruraian limbah rata-rata lumpur aktif, Lumpur yang dihasilkan relatif
memenuhi baku limbah sesuai dengan sedikit, suplai udara untuk aerasi relatif kecil,
mutu lingkungan berkurang kapasitas. dapat digunakan untuk air limbah dengan beban
karena aktifitas Periksa blower
mikrobe dan pipa
BOD yang cukup besar, dan dapat
melemah. pengeluaran menghilangan padatan tersuspensi (SS) dengan
Hembusan udara. Apabila baik.
udara di unit terjadi kebocoran, Dengan kombinasi proses anaerob dan
aerobik kurang. perbaiki. aerob tersebut selain dapat menurunkan zat
debit air limbah organik (BOD, COD), amonia, deterjen, padatan
melebihi tersuspensi (Suspended Solids), phospat dan
kapasitas IPAL. lainnya. Dengan adanya proses pengolahan
Air olahan yang Suplai udara Cek blower sudah lanjut tersebut konsentrasi COD dalam air
keluar masih bau kurang, debit air bekerja dengan
olahan yang dihasilkan relatif rendah.
limbah melebihi baik atau tidak.
kapasitas IPAL. Air limbah yang melalui media yang
terdapat pada biofilter mengakibatkan timbulnya
lapisan lendir yang menyelimuti kerikil atau yang
6.3 Biaya Operasional disebut juga biological film. Air limbah yang
masih mengandung zat organik yang belum
Biaya operasional unit pengolah limbah teruraikan pada bak pengendap bila melalui
rumah sakit dihitung berdasarkan kebutuhan lapisan lendir ini akan mengalami proses
biaya listrik dan biaya rutin perawatan fasilitas penguraian secara biologis. Efisiensi biofilter
IPAL.. Rincian biaya listrik dan biaya rutin tergantung dari luas kontak antara air limbah
perawatan per bulan dapat dilihat pada Tabel 7. dengan mikro-organisme yang menempel pada
Dari tabel tersebut dapat diperkirakan biaya permukaan media filter tersebut. Makin luas
operasional IPAL Rumah Sakit kapasitas 20 m3 bidang kontaknya maka efisiensi penurunan
per hari adalah Rp.113.95 per m3 air limbah. konsentrasi zat organiknya (BOD) makin besar.

64
Nusa Idaman Said : Paket Teknologi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit ……. JAI Vol. 2 , No.1 2006

DAFTAR PUSTAKA

 ------, "Perencanaan Dan Pembangunan Unit


IPAL Rumah Sakit Dengan Proses
Kombinasi Biofilter Anaerob-Aerob Di Rumah
Sakit Djatiroto - Lumajang Dengan Kapasitas
20-30 M3 Per Hari". Pusat Pengkajian dan
Penerapan Teknologi Lingkungan, BPPT,
2004.
 -----, “Pekerjaan Penentuan Standard
Kualitas Air Limbah Yang Boleh Masuk Ke
Dalam Sistem Sewerage PD PAL JAYA”,
Dwikarasa Envacotama-PD PAL JAYA,
1995.
 Anonim. (1995), “Surat Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup, Kep-
51/MENKLH/10/1995”. Baku Mutu Limbah
Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit. Badan
 Said,N.I. (2000). “ Pengolahan Air Limbah
dengan Proses Biofilter Anaerob-Aerob”.
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol.1 No.2.
Jakarta.
 Said,N.I. dan Ineza (2002) " Uji Performance
Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit dengan
Proses Biofilter Trecelup". Pusat Pengkajian
dan Penerapan Teknologi Lingkungan,
BPPT.

65

Anda mungkin juga menyukai