Anda di halaman 1dari 42

Pengelolaan Limbah Cair

Rumah Sakit

Dasar pemikiran:
RS dibangun jauh dari dareah pemukiman,
biasanya dekat sungai - agar pengelolaan
limbah baik padat maupun cair tidak berdampak
negatip terhadap penduduk (dulu)
RS, sekarang umumnya telah berada di tengah
pemukiman penduduk yang cukup padat
(bahaya limbah),
RS diharuskan menyediakan sarana unt
pengelolaan limbah padat maupun limbah cair.

Dasar pemikiran:
Harga tanah yang tinggi dan besarnya tuntutan
sarana penunjang pelayanan kesehatan yang
baik, maka pihak rumah sakit umumnya
menempatkan sarana pengolah limbah pada
skala prioritas yang rendah.
Sering terjadi perbedaan kepentingan antar
pihak rumah sakit dengan masyarakat atau
pemerintah.
Dengan adanya kebijakan legal yang
mengharuskan pihak rumah sakit agar
menyediakan fasilitas pengolahan limbah yang
dihasilkan, mengakibatkan biaya investasi maupun
biaya operasional menjadi lebih besar.

Resiko
Limbah (cair) RS merupakan salah satu sumber
pencemaran yang sangat potensial.
senyawa organik yang cukup tinggi
senyawa anorganik (logam)
mikro-organisme patogen

Potensi dampak limbah cair RS terhadap


kesehatan sangat besar, --- setiap rumah sakit
diharuskan mengolah air limbahnya --memenuhi persyaratan standar yang berlaku.

Batasan:
Peraturan yang mengharuskan bahwa setiap rumah sakit
harus mengolah air limbah sampai standar yang diijinkan,
maka kebutuhan akan teknologi pengolahan air limbah
rumah sakit perlu dikembangkan.
Di lain pihak ada keterbatasan dana untuk membangun
unit pengolahan air limbah
Rumah sakit dengan kapasitas yang besar umumnya
dapat membangun unit alat pengolah air limbahnya sendiri
karena mempunyai dana yang cukup.
Tetapi untuk rumah sakit tipe kecil sampai dengan tipe
sedang umumnya sampai saat ini masih membuang air
limbahnya ke saluran umum tanpa pengolahan sama
sekali.
Perlu dikembangkan teknologi pengolahan air limbah
rumah sakit yang murah, mudah operasinya serta
harganya terjangkau, khususnya untuk rumah sakit dengan
kapasitas kecil sampai sedang.

RS kapasitas besar, umumnya menggunakan


teknologi pengolahan air limbah "Lumpur Aktif
atau Activated Sludge Process,
RS kapasitas kecil kurang ekonomis karena
biaya operasinya cukup besar, kontrol
oprasionalnya lebih sulit.
Pihak pengelola rumah sakit dapat memilih
teknologi pengolahan limbah yang sesuai
dengan kodisi maupun jumlah air limbah yang
akan diolah, yang layak secara teknis, ekonomis
dan memenuhi standar lingkungan.

Karakteristik air limbar rumah sakit:


Air limbah rumah sakit adalah seluruh buangan
cair yang berasal dari hasil proses seluruh
kegiatan rumah sakit:
limbah domistik cair yakni buangan kamar mandi,
dapur, air bekas pencucian pakaian
limbah cair klinis yakni air limbah yang berasal dari
kegiatan klinis rumah sakit misalnya air bekas cucian
luka, cucian darah dll.;
air limbah laboratorium; dan lainya.

Karakteristik air limbar rumah sakit:


Kandungan air limbah rumah sakit mengandung:
senyawa pulutan organik yang cukup tinggi
dapat diolah dengan proses pengolahan secara biologis,
air limbah rumah sakit yang berasal dari laboratorium
biasanya banyak mengandung logam berat
bila bercampur dg proses pengolahan biologis, logam
berat dapat menggagu proses pengolahannya.
oleh karena itu air limbah yang berasal dari laboratorium
harus dipisahkan, kemudian diolah secara kimia-fisika.
Selanjutnya air olahannya dialirkan bersama-sama
dengan air limbah yang lain, dan selanjutnya diolah
dengan proses pengolahan secara biologis.

Diagram pengolahan air limbah rumah sakit

Keputusan Mentreri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor :


Kep-58/MENLH/12/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair

Karakteristik Air Limbah RS (Jakarta)


Parameter

No.

Minimum

Maksimum

Rata-rata

1.

BOD - mg/l

31,52

675,33

353,43

2.

COD - mg/I

46,62

1183,4

615,01

3.

Angka Permanganat (KMn04) mg/l

69,84

739,56

404,7

4.

Ammoniak (NH3)-mg/l

10,79

158,73

84,76

5.

Nitrit (NO) - mg/l

0,013

0,274

0,1435

6.

Nitrat (NO-) - mg/l

2,25

8,91

5,58

7.

Khlorida (CI-) - mg/l

29,74

103,73

66,735

8.

Sulfat (SOa") - mg/l

81,3

120,6

100,96

9.

pH

4,92

8,99

6,96

10.

Zat padat tersuspensi (SS) mg/l

27,5

211

119,25

11.

Deterjen (MBAS) - mg/

1,66

9,79

5,725

12.

Minyal/lemak - mg/l

125

63

13.

Cadmium (Cd) - mg/l

Ttd

0,016

0,008

14.

Timbal (Pb)

0,002

0,04

0,021

15.

Tembaga (Cu) - mg/l

Ttd

0,49

0,245

16.

Besi (Fe) - mg/l

0,19

70

35,1

17.

Warna - (Skala Pt-Co)

31

150

76

18.

Phenol mg/l

0,04

0,63

0,335

Proses Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit

Yang mengandung senyawa organik umumnya menggunakan


teknologi pengolahan secara biologis atau gabungan antara proses
biologis dengan proses kimia-fisika. Kondisi aerobik, anaerobik atau
kombinasi anaerobik dan aerobik.

Proses aeorobik biasanya digunakan untuk pengolahan air limbah


dengan beban BOD yang tidak terlalu besar, sedangkan proses
anaerobik digunakan untuk pengolahan air limbah dengan beban
BOD yang sangat tinggi.
Teknologi proses pengolagan air limbah yang digunakan untuk
mengolah air limbah rumah sakit pada dasarnya hampir sama
dengan teknologi proses pengolahan untuk air limbah yang
mengandung polutan organik lainnya.
Pengolahan air limbah secara biologis aerobik

proses biologis dengan biakan tersuspensi (suspended culture),


proses biologis dengan biakan melekat (attached culture) dan
proses pengolahan dengan sistem lagoon atau kolam.

Proses biologis dengan biakan tersuspensi adalah


sistem pengolahan dengan menggunakan aktifitas
mikro-organisme untuk menguraikan senyawa polutan
yang ada dalam air dan mikro-organisme yang
digunakan dibiakkan secara tersuspesi di dalam suatu
reaktor.
proses lumpur aktif standar/konvesional (standard activated
sludge), step aeration, contact stabilization, extended aeration,
oxidation ditch (kolam oksidasi sistem parit)

Proses biologis dengan biakan melekat yakni proses


pengolahan limbah dimana mikro-organisme yang
digunakan dibiakkan pada suatu media sehingga
mikroorganisme tersebut melekat pada permukaan
media.
trickling filter atau biofilter, rotating biological contactor (RBC),
contact aeration/oxidation (aerasi kontak)

Proses pengolahan air limbah secara biologis


dengan lagoon atau kolam adalah dengan
menampung air limbah pada suatu kolam yang
luas dengan waktu tinggal yang cukup lama
sehingga dengan aktifitas mikro-organisme yang
tumbuh secara alami, senyawa polutan yang
ada dalam air akan terurai.
Untuk mempercepat proses penguraian senyawa
polutan atau memperpendek waktu tinggal dapat juga
dilakukam proses aerasi. Salah satu contoh proses
pengolahan air limbah dengan cara ini adalah kolam
aerasi atau kolam stabilisasi (stabilization pond).
Proses dengan sistem lagoon tersebut kadangkadang dikategorikan sebagai proses biologis dengan
biakan tersuspensi.

Proses Pengolahan Air Limbah Secara Biologis


Aerobik

Karakteristik operasional proses pengolahan limbah


dengan proses biologis

Pemilihan proses pegolahan:


1.
2.
3.
4.
5.

karakteristik air limbah


jumlah limbah
kualitas air olahan yang diharapkan
lahan yang tersedia
serta sumber energi yang tersedia

Proses lumpur aktif:


Bak pengendap awal (menurunkan padatan
tersuspensi, BOD sekitar 25%)
Bak aerasi (penguraian zat organik dan polutan)
Bak pengendap akhir
Bak klorinasi (membunuh mikorba)
Keunggulan dapat mengolah air limbah
dengan BOD besar, dan dapat mengolah limbah
dengan volume besar
Kelemahan terjadi bulking, buih, jumlah lumpur
yang dihasilkan cukup banyak

Pengolahan air limbah rumah sakit


(yang sering digunakan)
proses lumpur aktif (activated sludge
process),
reaktor putar biologis (rotating biological
contactor, RBC),
proses aerasi kontak (contact aeration
process),
dan proses dengan biofilter "Up Flow".

Reaktor Putar Biologis (Rotating


Biological Contactor (RBC)
Menggunakan sistem biakan melekat
Polutan orgnaik dikontakkan dengan
lapisan mikroorganisme (biofilm) dalam
suatu reaktor

Penguraian senyawa organik oleh mikroba dalam RBC

Proses pengolahan dengan RBC

Proses penglahan air limbah dengan aerasi kontak

Pengolahan limbah secara biologis:


Lingkungan aerob, yaitu lingkungan dimana oksigen
terlarut (DO) di dalam air cukup banyak, sehingga
oksigen bukan merupakan faktor pembatas.
Lingkungan anoksik, yaitu lingkungan dimana oksigen
terlarut (DO) di dalam air ada dalam konsentrasi rendah.
Lingkungan anaerob, merupakan kebalikan dari
lingkungan aerob, yaitu tidak terdapat oksigen terlarut,
sehingga oksigen menjadi faktor pembatas
berlangsungnya proses metabolisme aerob.

Reaktor pertumbuhan:
Reaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended growth
reactor), yaitu reaktor dimana mikroorganisme yang
berperan pada proses biologis tumbuh dan berkembang
biak dalam keadaan tersuspensi.
Reaktor pertumbuhan lekat (attached growth reactor),
yaitu reaktor dimana mikroorganisme yang berperan
pada proses penguraian substrat tumbuh dan
berkembang di atas suatu media dengan membentuk
suatu lapisan lendir (lapisan biofilm) untuk melekatkan
diri di atas permukaan media tersebut.

Pengolahan limbah cair seara anaerob


Senyawa organik kompleks diubah
menjadi mol sederhana oleh enzim2
hidrolitik yg dihasilkan oleh mikroba
(dominan bakteri)
Mol sederhana diubah menjadi metan
atau CO2.
4 kelompok mikroba

Anda mungkin juga menyukai