Anda di halaman 1dari 17

Bab 10.

PENGOLAHAN
LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT

Prof. dr. Soedjajadi Keman, MS., Ph.D.


Bagian Kesehatan Lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair
Pendahuluan

Limbah cair rumah sakit adalah


semua limbah yang berasal dari
kegiatan RS yang kemungkinan
mengandung mikroorganisme,
bahan kimia beracun dan bahan
radioaktif

Sebenarnya komposisi limbah RS


tidak banyak berbeda dengan
limbah domestik (rumah tangga)
Kontaminasi
Limbah Medis

• Sampah medis seperti bedpan, dressing, hewan


percobaan yang tidak ditangani dengan baik selama
proses pengumpulan akan mengkontaminasi
ruangan scr langsung atau melalui aerosol

• Deminian juga percikan siraman toilet, macerator,


dapat mencemari dinding dan lantai, yang kemudian
melalui penguapan akan terbawa masuk ke udara
ruangan RS
Pengolahan Limbah
Individu vs Terpusat
• Apabila memakai pengolahan individu misal dengan septic tank
atau pengolahan terpusat misal dengan IPAL, maka harus dijaga
jangan sampai mencemari air badan air penerimanya

• Beberapa macam mikroorganisme masih bertahan hidup setelah


melalui proses pengolahan tertentu, percikan karbon aktif misal
menimbulkan pencemaran udara

• Demikian juga virus Polio (dipanaskan 1000 oC uap air selama 1


jam) dan kuman Tuberculosis (khlorin 20-80 mg/Liter) biasanya
sangat tahan terhadap proses pendahuluan tsb
Sifat Limbah Cair
Rumah Sakit

• Ukuran, fungsi dan jenis kegiatan rumah sakit mempengaruhi


kualitas limbah cair yang dihasilkan

• Secara umum mengandung buangan pasien, limbah bahan otopsi


jaringan hewan yg dipergunakan di laboratorium, sisa makanan
dari dapur, limbah laundry, laboratorium, dll

• Apabila limbah laboratorium cukup besar jumlahnya yaitu lebih


dari 1 pin atau 0,568 liter, maka disarankan untuk menyediakan
kontainer khusus dan dilakukan pengolahan khusus
Kharakteristik fisik, kimia dan biologis
Limbah Cair Rumah Sakit

• Limbah RS seperti limbah lainnya mengandung bahan organik


dan anorganik, yang tingkat kandungannya bisa diukur dengan
parameter Turbidity, BOD, COD, TSS, pH, dll

• Limbah cair rumah sakit juga mengandung berbagai macam


mikroorganisme yang banyak diantaranya adalah patogen

• Apabila suatu RS memiliki unit pengolahan limbah sendiri,


makan kandungan fisik, kimia dan biologi limbah cairnya harus
dimonitor dan di-disinfeksi sebelum dibuang ke lingkungan
Kolam Stabilisasi
Waste Stablization Pond
• Memerlukan lahan yang cukup luas, dianjurkan untuk rumah
sakit yang berlokasi di pinggiran kota atau di pedalaman karena
memiliki lahan yang cukup luas

• Memilki bagian-bagian yang cukup sederhana (lihat gambar)


- pompa air kotor (pump sump)
- kolam stabilisasi (stabilization pond) biasanya 2 buah
- bak khlorinasi
- ruang pengendali (control room)
- saluran masuk (inlet)
- interkoneksi antara 2 kolam stabilisasi
- saluran keluar ke sistem khlorinasi (bak khlorinasi)
Gambar Kolam Stabilisasi
Waste Stablization Pond
Kolam Oksidasi
Oxidation Ditch Treatment System
• Dipilih untuk pengolahan limbah cair rumah sakit yang berlokasi
di tengah kota, karena tak perlu lahan yang luas

• Kolam oksidasi dibuat bulat atau elips dan air limbah dialirkan
secara berputar agar supaya mempunyai kesempatan yang lebih
lama kontak oksigen (aerasi) dari udara

• Selanjutnya dialirkan ke tanki sedimentasi untuk mengendapkan


benda padat dan lumpur  air limbah jadi jernih dan dialirkan
ke bak khlorinasi sebelum dibuang ke badan air penerima

• Lumpur yang terbentuk (sludge) diambil dan dikeringkkan di


tempat yang dinamakan “sludge drying bed”
Komponen Kolam Oksidasi
Oxidation Ditch Treatment System

• Pompa air kotor (pump sump)


• Parit oksidasi (xidation ditch) biasanya cukup 1 buah
• Tanki pengendap (sedimentation tank)
• Bak khlorinasi (chlorination tank)
• Tempat pengeringan lumpur (sludge drying bed)
• Ruang pengendali (control room)

Skema kolam oksidasi


(Oxidation Ditch Treatment System)
Lihat halaman berikut
Skema kolam oksidasi
(Oxidation Ditch Treatment System)
Sistem Penolahan Filter Anaerobik
Anaerobic Filter Treatment System

• Sistem pengolahan limbah cair dengan proses pembusukan scr


anaerobik (septic tank / inhoff tank) kemudian dialirkan melalui
saringan

• Dihasilkan effluent yang mengandung asam organik dan senyawa


organik yang lebih banyak memerlukan khlorin untuk disinfeksi

• Oleh karena itu sebelum dialirkan ke bak khlorinasi, ditampung


dulu dalam bak atau kolam stabilisasi untuk beri kesempatan
oksidasi zat-zat tersebut, shg menurunkan kebutuhan khlorin
Komponen Sistem Penolahan Filter Anaerobik
Anaerobic Filter Treatment System

• Pompa air kotor (pump sump)


• Septic tank (Inhoff tank)
• Filter anaerobik (anaerobic fiter)
• Bak stabilisasi (Stabilization tank)
• Bak khlorinasi (Chlorination tank)
• Tempat pengeringan lumpur (sludge drying bed)
• Ruang pengendali (control room)
Konstruksi Pengolahan Filter Anaerobik
Anaerobic Filter Treatment System

• Konstruksi “anaerobic filter treatment system”


disesuaikan dengan besar kecilnya rumah sakit
atau jumlah tempat tidur
- Volume septic tank
- Jumlah anaerobic filter
- Volume kolam stabilisasi
- Jumlah bak khlorinasi
- Jumlah sludge drying beds
- Perkiraan luas lahan yang diperlukan
Skema Anaerobic Filter Treatment System
3 buah anaerobic filter dan 3 petak sludge drying beds
SEPTIC TANK
• Septic tank untuk mengolah limbah cair rumah tangga, termasuk
juga limbah cair rumah sakit

• Septic tank dipersiapkan untuk pemakaian 100 liter/orang/hr


dengan waktu diam (detention rate) dalam septic tank adalah 24
jam, tapi kalau pemakaian air jadi 200 liter/orang/hari maka
waktu tinggalnya jadi cuman 12 jam

• Satu septic tank ditetapkan untuk 10 orang (WHO) dengan ruang


penyimpan lumpur 30 liter untuk setiap pemakai per tahunnya

• Frekuensi penyedotan lumpur bisa 1-4 tahun sekali dan lumpur


harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan
SEKIAN

Terima kasih atas perhatian Anda

Anda mungkin juga menyukai