Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair Pendahuluan
Limbah cair rumah sakit adalah
semua limbah yang berasal dari kegiatan RS yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan bahan radioaktif
Sebenarnya komposisi limbah RS
tidak banyak berbeda dengan limbah domestik (rumah tangga) Kontaminasi Limbah Medis
• Sampah medis seperti bedpan, dressing, hewan
percobaan yang tidak ditangani dengan baik selama proses pengumpulan akan mengkontaminasi ruangan scr langsung atau melalui aerosol
• Deminian juga percikan siraman toilet, macerator,
dapat mencemari dinding dan lantai, yang kemudian melalui penguapan akan terbawa masuk ke udara ruangan RS Pengolahan Limbah Individu vs Terpusat • Apabila memakai pengolahan individu misal dengan septic tank atau pengolahan terpusat misal dengan IPAL, maka harus dijaga jangan sampai mencemari air badan air penerimanya
• Beberapa macam mikroorganisme masih bertahan hidup setelah
melalui proses pengolahan tertentu, percikan karbon aktif misal menimbulkan pencemaran udara
• Demikian juga virus Polio (dipanaskan 1000 oC uap air selama 1
jam) dan kuman Tuberculosis (khlorin 20-80 mg/Liter) biasanya sangat tahan terhadap proses pendahuluan tsb Sifat Limbah Cair Rumah Sakit
• Ukuran, fungsi dan jenis kegiatan rumah sakit mempengaruhi
kualitas limbah cair yang dihasilkan
• Secara umum mengandung buangan pasien, limbah bahan otopsi
jaringan hewan yg dipergunakan di laboratorium, sisa makanan dari dapur, limbah laundry, laboratorium, dll
• Apabila limbah laboratorium cukup besar jumlahnya yaitu lebih
dari 1 pin atau 0,568 liter, maka disarankan untuk menyediakan kontainer khusus dan dilakukan pengolahan khusus Kharakteristik fisik, kimia dan biologis Limbah Cair Rumah Sakit
• Limbah RS seperti limbah lainnya mengandung bahan organik
dan anorganik, yang tingkat kandungannya bisa diukur dengan parameter Turbidity, BOD, COD, TSS, pH, dll
• Limbah cair rumah sakit juga mengandung berbagai macam
mikroorganisme yang banyak diantaranya adalah patogen
• Apabila suatu RS memiliki unit pengolahan limbah sendiri,
makan kandungan fisik, kimia dan biologi limbah cairnya harus dimonitor dan di-disinfeksi sebelum dibuang ke lingkungan Kolam Stabilisasi Waste Stablization Pond • Memerlukan lahan yang cukup luas, dianjurkan untuk rumah sakit yang berlokasi di pinggiran kota atau di pedalaman karena memiliki lahan yang cukup luas
• Memilki bagian-bagian yang cukup sederhana (lihat gambar)
- pompa air kotor (pump sump) - kolam stabilisasi (stabilization pond) biasanya 2 buah - bak khlorinasi - ruang pengendali (control room) - saluran masuk (inlet) - interkoneksi antara 2 kolam stabilisasi - saluran keluar ke sistem khlorinasi (bak khlorinasi) Gambar Kolam Stabilisasi Waste Stablization Pond Kolam Oksidasi Oxidation Ditch Treatment System • Dipilih untuk pengolahan limbah cair rumah sakit yang berlokasi di tengah kota, karena tak perlu lahan yang luas
• Kolam oksidasi dibuat bulat atau elips dan air limbah dialirkan secara berputar agar supaya mempunyai kesempatan yang lebih lama kontak oksigen (aerasi) dari udara
• Selanjutnya dialirkan ke tanki sedimentasi untuk mengendapkan
benda padat dan lumpur air limbah jadi jernih dan dialirkan ke bak khlorinasi sebelum dibuang ke badan air penerima
• Lumpur yang terbentuk (sludge) diambil dan dikeringkkan di
tempat yang dinamakan “sludge drying bed” Komponen Kolam Oksidasi Oxidation Ditch Treatment System
• Pompa air kotor (pump sump)
• Parit oksidasi (xidation ditch) biasanya cukup 1 buah • Tanki pengendap (sedimentation tank) • Bak khlorinasi (chlorination tank) • Tempat pengeringan lumpur (sludge drying bed) • Ruang pengendali (control room)
• Sistem pengolahan limbah cair dengan proses pembusukan scr
anaerobik (septic tank / inhoff tank) kemudian dialirkan melalui saringan
• Dihasilkan effluent yang mengandung asam organik dan senyawa
organik yang lebih banyak memerlukan khlorin untuk disinfeksi
• Oleh karena itu sebelum dialirkan ke bak khlorinasi, ditampung
dulu dalam bak atau kolam stabilisasi untuk beri kesempatan oksidasi zat-zat tersebut, shg menurunkan kebutuhan khlorin Komponen Sistem Penolahan Filter Anaerobik Anaerobic Filter Treatment System
• Pompa air kotor (pump sump)
• Septic tank (Inhoff tank) • Filter anaerobik (anaerobic fiter) • Bak stabilisasi (Stabilization tank) • Bak khlorinasi (Chlorination tank) • Tempat pengeringan lumpur (sludge drying bed) • Ruang pengendali (control room) Konstruksi Pengolahan Filter Anaerobik Anaerobic Filter Treatment System
• Konstruksi “anaerobic filter treatment system”
disesuaikan dengan besar kecilnya rumah sakit atau jumlah tempat tidur - Volume septic tank - Jumlah anaerobic filter - Volume kolam stabilisasi - Jumlah bak khlorinasi - Jumlah sludge drying beds - Perkiraan luas lahan yang diperlukan Skema Anaerobic Filter Treatment System 3 buah anaerobic filter dan 3 petak sludge drying beds SEPTIC TANK • Septic tank untuk mengolah limbah cair rumah tangga, termasuk juga limbah cair rumah sakit
• Septic tank dipersiapkan untuk pemakaian 100 liter/orang/hr
dengan waktu diam (detention rate) dalam septic tank adalah 24 jam, tapi kalau pemakaian air jadi 200 liter/orang/hari maka waktu tinggalnya jadi cuman 12 jam
• Satu septic tank ditetapkan untuk 10 orang (WHO) dengan ruang
penyimpan lumpur 30 liter untuk setiap pemakai per tahunnya
• Frekuensi penyedotan lumpur bisa 1-4 tahun sekali dan lumpur
harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan SEKIAN