Analisis Daya Dukung Kota Kendari Untuk Mencapai Kota Yang Berkelanjutan
Analisis Daya Dukung Kota Kendari Untuk Mencapai Kota Yang Berkelanjutan
BERKELANJUTAN
DOSEN PENGAMPU:
OLEH:
FAKULTAS TEKNIK
KENDARI
2021
Pemahaman keberlanjutan pembangunan kota selain didekati melalui evaluasi kinerja
berbagai indikator pembangunan berkelanjutan, dapat dilakukan melalui pendekatan daya-
dukung lingkungan. Pendekatan daya-dukung pada awalnya digagas untuk mengkaji
kemampuan atau kapasitas alam menunjang kehidupan satwa. Selanjutnya pendekatan ini
dikembangkan untuk memahami kapasitas lingkungan mendukung kehidupan manusia menurut
berbagai pertimbangan. Garret Hardin (1977) memberikan pengertian daya-dukung sebagai
jumlah spesies maksimum yang dapat didukung oleh suatu habitat tertentu tanpa batas tanpa
menimbulkan degradasi lingkungan dan tanpa menurunkan daya-dukung pada masa mendatang.
Pengertian yang sama disampaikan oleh Cohen (1995) yang mengartikan daya-dukung sebagai
populasi maksimum spesies yang dapat didukung oleh suatu kawasan tertentu tanpa mengurangi
kemampuannya mendukung kehidupan spesies yang sama pada masa mendatang. Wiliiam
Catton (1986) mendefinisikan daya-dukung lingkungan secara lebih luas, yaitu sebagai kapasitas
maksimum dukungan terhadap suatu kehidupan, bukan saja terbatas pada populasi, namun
seluruh beban kehidupan manusia terhadap lingkungan. Dengan demikian daya-dukung
lingkungan juga terkait dengan aspek fisik, ekonomi, sosial, budaya, dan binaan.
Kota Kendari tak henti berbenah diri. Pemerintah daerah ibu kota sekaligus etalase
Provinsi Sulawesi Tenggara itu mulai memikirkan bahwa pembangunan Kota Kendari di tahun
mendatang mesti hasil kolaborasi seluruh unsur pendukung di wilayah.
Musrenbang adalah kegiatan rutin yang acap ditetapkan pemerintah sebagai sarana
menggaet masyarakat dalam pembahasan perencanaan pembangunan di daerah. Pendekatan
konsultasi berbasis akar rumput (grassroot) ini dinilai efektif menumbuhkan partisipasi dan rasa
memiliki masyarakat demi mencapai tujuan pembangunan daerah secara berkelanjutan. Forum
multipihak dan terbuka ini dijadikan momentum penting buat mengindentifikasi langsung dan
menentukan prioritas kebijakan pembangunan. Di pertemuan itu pula proses negosiasi,
rekonsiliasi, dan harmonisasi lintas pemahaman antara pemerintah dan pemangku kepentingan
non-pemerintah dilakukan demi konsensus prioritas kegiatan pembangunan berikut
anggarannya. [Sultra]
Musrenbang yang dibuka resmi Pelaksana Tugas Wali Kota Kendari Zulkarnain K. itu
dihadiri Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat I Provinsi Sultra Ila Damaya,
wakil Bank Indonesia Provinsi Sultra dan perwakilan Kejaksaan Tinggi Provinsi Sultra. Mereka
membahas satu dari tujuh isu strategis prioritas pembangunan Kota Kendari 2019: Penataan
Lingkungan Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Dalam paparan terungkap, masalah utama lingkungan permukiman dan perkotaan Kota
Kendari adalah jalan lingkungan, drainase, sampah, dan banjir. Selain itu dinilai, dana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah P rovinsi dan Kota/Kabupaten untuk menangani permasalah
permukiman perlu dialokasikan dan diserahkan ke masyarakat selaku pelaksana kegiatan.
Di sesi diskusi, Tim Leader Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) Konsultan Manajemen
Wilayah 8 Sulawesi Tenggara Ismail menyatakan telah memiliki dokumen Rencana Penataan
Lingkungan Permukiman (RPLP) kawasan kumuh Kota Kendari. Menurut dia, dokumen RPLP
dapat ditangani masyarakat secara kolaborasi bersama pemda melalui satuan kerja perangkat
daerah, pihak swasta atau kelompok peduli kumuh setempat untuk target 0 % kumuh di Kendari
pada 2019, sesuai perencanaan Program Kotaku.
Senada dengan itu, Zulkarnain menegaskan bahwa komitmen Pemda Kota Kendari
sudah bulat untuk persoalan kumuh di wilayahnya. Buktinya mereka sudah menerbitkan
Peraturan Daerah Sampah No.04 Tahun 2010, dan membutuhkan dukungan penuh dari
masyarakat setempat. Sebab dia meyakini, inti persoalan sampah adalah masalah perilaku.
Gayung bersambut, Bank Indonesia Provinsi Sultra merinci penyaluran Corporate Social
Responsibility (CSR) sektor perbankan diwujudkan dalam sejumlah pilot project. Misalnya,
penanganan sampah dan program petani perkotaan melalui penanaman sayuran hidroponik di
Kecamatan Baruga dan Kecamatan Poasia, Kota Kendari.
Daya dukung Kota Kendari dalam mencapai kota yang berkelanjutan berdasarkan oleh modal
alam, modal lingkungan buatan, modal manusia, dan modal social yang dimiliki Kota Kendari saat
ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Modal Sosial
a. Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah di Kota Kendari berdasarkan Pasal 19 Peraturan Daerah
No 4 Tahun 2015 bahwa penanganan sampah rumah tangga dan sampah sejenis
sampah rumah tangga, meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan,
dan pemrosesan akhir sampah.
Forum Komunikasi Lembaga Adat yang dibentuk berdasarkan amanat Perda Kota
Kendari Nomor 7 tahun 2011 tentang Lembaga Kemasyarakatan tersebut merupakan
wadah komunikasi, konsultasi, dan musyawarah tokoh adat pimpinan dan pemangku
adat, serta paguyuban-paguyuban dari seluruh suku/etnis yang ada di Kota Kendari.
“Adat istiadat dan nilai-nilai budaya yang ada sebagai modal sosial dalam rangka
pelaksanaan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan sosial kemasyarakat, dan yang
paling penting dalah untuk menjaga keharmonisan antar suku yang ada di Kota Kendari,”
kata Asisten III Pemkot Kendari, Agus Salim, saat membuka kegiatan tersebut.
Selain untuk memahami perbedaan budaya, forum ini juga bertujuan untuk dapat
membuka diri dan memperluas pergaulan antar suku/etnis. Termasuk upaya
meningkatkan kesadaran diri, etika sosial, mendorong perdamaian, dan meredam konflik
dalam menghadapi era globalisasi dan teknologi komunikasi di Kota Kendari.
3. Modal Alam
a. Mangrove
Daya dukung kota berdasarkan modal manusia salah satunya yaitu Aparatur Sipil.
Penempatan kerja aparatur sipil negara pada dimensi pendidikan dalam kategori baik
dalam artian tingkat kesesuaian antara pendidikan formal dan informal yang berupa
pengalaman kerja yang dimiliki oleh pegawai; Dimensi pengetahuan kerja dalam kategori
cukup mampu tugas dan tanggung jawab dapat dilihat profesionalisme Aparat dengan
nyata; Dimensi keterampilan kerja dalam kategori cukup terampil penyelesaian pekerjaan
yang dilaksanakan oleh Aparat; dan Dimensi pengalaman kerja dalam kategori cukup
berpengalaman menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
Dalam paparan terungkap, masalah utama lingkungan permukiman dan perkotaan Kota Kendari
adalah jalan lingkungan, drainase, sampah, dan banjir. Pada aspek social pemahaman lembaga-
lembaga yang bertanggung jawab dalam kebijakan pengelolaan sampah juga baik, selain itu
kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam kebijakan pengeolaan sampah dalam hal
pemeliharaan kebersihan lingkungan dan penyediaan penampungan sampah harian yang
dihasilkan juga cukup baik. Adat istiadat dan nilai-nilai budaya yang ada sebagai modal sosial
dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan sosial kemasyarakat, dan
yang paling penting dalah untuk menjaga keharmonisan antar suku yang ada di Kota Kendari.
Keberadaan Kebun Raya Kendari di bekas lahan penambangan pasir dan batu serta penebangan
kayu menjadikan Kebun Raya Kendari memiliki fungsi konservasi dan jasa lingkungan yang
tinggi. Penyediaan prasarana pelabuhan laut dan prasarana transportasi udara di Kendari yaitu
Bandar Udara Wolter Monginsidi yang menurpakan Bandar udara utama yang pada saat ini dapat
didarati oleh pesawat jenis F-28. Jika dilihat dari potensi, Bungkutoko memiliki potensi
pengembangan yang cukup baik dari segi flora dan fauna, pesona fisik kawasan, serta potensi
sosial budaya yang ada ditambah lagi keberadaan fasilitas yang cukup standar. Sebagai
perbandingan, kawasan Bungkutoko memiliki jumlah jenis mangrove yang cukup tinggi (10 jenis)
sementara di daerah lain bahkan lebih sedikit tersebut dapat dikatakan rendah yang disebabkan
letak kawasan yang berdekatan dengan galangan kapal dengan aktivitas manusia yang tinggi,
namun dari aspek fisik dan sosbud masih dimungkinkan pengembangan kegiatan ekowisata yang
bervariasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi penempatan kerja aparatur sipil negara meliputi
prestasi akademik, dimensi kesehatan fisik dan mental kategori baik yang diharapkan pada kantor
kami dari program seleksi secara keseluruhan sehingga menentukan standar tolak ukur yang
akan digunakan dalam mengukur kualifikasi seleksi secara objektif; dan dimensi faktor usia
kategori produktif Pegawai usia aparatur sipil negara badan kepegawaian dan pengembangan
sumber daya manusia produktif.
DAFTAR PUSTAKA
Khoiri dkk., 2014; Nugraha, 2015; Basyuni, 2016). Meskipun jumlah jenis fauna di
kawasan Jurnal Hutan dan Masyarakat. Vol. 12(1): 24-38, Juli 2020 Diserahkan: 2020-01-27;
Diterima : 2020-05-14 ISSN: 1907-5316 ISSN ONLINE: 2613-9979 34.
Unknown. (2019, 24 Agustus). Adat dan Budaya sebagai Modal Sosial. Tegas.co.
Tersedia: https://tegas.co/2019/08/24/adat-dan-budaya-sebagai-modal-sosial/. [26 Januari 2021]