Anda di halaman 1dari 2

3.

Jenis-jenis Gaya Bahasa


Nurdin, (2002: 21-30) membedakan gaya bahas menjadi 5 jenis yaitu:
1. gaya bahasa penegasan, yang terdiri atas gaya bahasa repetisi, paralelisme
2. Gaya bahasa perbandingan, yang terdiri atas majas hiperbola, metonomia, personifikasi,
perumpamaan, metafora, sinekdoke, alusio, simile, asosiasi, eufemisme, pars pro toto,
epitet, eponym, hipalase
3. Gaya bahasa pertentangan, yang terdiri atas paradoks, antithesis, litotes, oksimoron,
hysteron, prosteron, dan okupasi
4. Gaya bahasa sidiran yang terdiri atas ironi, sinisme, innuendo, melosis, sarkasme, satire,
dan antifarsis;
5. Gaya bahasa perulangan yang terdiri aliterasi, antanaklasis, anaphora, anadiplosis,
asonansi, simploke, nisodiplosis, epanalipsis, dan epuzeukis.
Dapat ditarik kesimpulan gaya bahasa terdiri dari lima jenis yaitu: (1) gaya bahasa
berbandingan, (2) gaya bahasa perulangan, (3) gaya bahasa sindiran, (4) gaya bahasa
pertentangan, (5) gaya bahasa penegasan. Adapun penjelasan mengenai kelima gaya
bahasa tersebut adalah sebagai berikut:

a. Gaya Bahasa Perbandingan


Menurut Pradopo (2005: 62) gaya bahasa perbandingan merupakan gaya bahasa yang
bertujuan untuk membandingkan suatu kata dengan kata lainnya. Contohnya
menggunakan kata : Bagai, sebagai, bak, seperti, semisal, seumpama, laksana, serta kata-
kata pembanding lainnya. Dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa perbandingan
merupakan gaya bahasa yang memiliki maksud yang sama untuk membandingan dua hal
dengan yang memiliki arti yang sama pula. Gaya bahasa perbandingan terdiri atas:
Alegori, simile, hiperbola, epitet, metonomia, personifikasi, metafora, pleonasme,
sinekdoke, asosiasi, eufemisme, alusi, eponym, dan hipalase dan lain-lain
b. Gaya Bahasa Perulangan
Menurut Ade Nurdin, Yani Muryani, dan Mumu (2002: 28) Gaya bahasa perulangan
merupakan gaya bahasa yang pengulangan kata demi kata dan mengalami perulangan
pada bagian depan, tengah, maupun akhir dalam sebuah kalimat. Gaya bahasa perulangan
ini terdiri atas : epizeukis, mesodiplosis, anadiplosis, aliterasi, epanalipsis, anafora.
c. Gaya Bahasa Pertentangan
Gaya bahasa pertentangan merupakan gaya bahasa yang katanya bertentangan dengan
makna yang sesungguhnya atau dengan kata lain gaya bahasa yang menggunakan bahasa
kiasan yang mengumpamakan suatu bentuk yang sama dengan aslinya. Yang terdiri atas
Litotes, Paradoks, Antitesis, Kontradiksi interminis dan lain sebagainya.
d. Gaya Bahasa Penegasan
Gaya bahasa penegasan adalah gaya bahasa yang mengulang-ulang kata pada kalimatnya
dengan tujuan mempengaruhi pembaca agar memahami suatu bacaan ataupun
memberikan penegasan atas suatu kalimat.. Gaya bahasa penegasan meliputi:
paralelisme, tautigi, erotesis, klimaks, repetisi,retorika dan anti klimaks .

4. Iklan Layanan Masyarakat


Menurut Neonisa (2011:1449) Iklan layanan masyarakat bertujuan sebagai iklan yang
digunakan untuk menyampaikan informasi, mengajak, atau mendidik masyarakat di mana tujuan
akhir bukan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, melainkan keuntungan sosial.
Keuntungan yang didapat dari iklan layanan masyarakat ini adalah memberi manfaat bagi
masyarakat, baik dari untuk menningkatkan wawasan masyarakat, pola berfikirnya sampai sikap
kepedulian dari iklan yang disuguhkan, hasilnya pembuat iklan akan dipuji dan disenangi oleh
masyarakat luas. Sejalan dengan pendapat Pujiyanto (2013:11) yang mengatakan bahwa iklan
layanan masyarakat merupakan suatu proses penyampaian informasi yang bersifat persuasif atau
dengan kata lain melalui media periklanan mampu mendidik khalayak untuk menjadi yang lebih
baik.
Philip Kotler. Ned Roberto dan Nancy Lee (2002: 145-148) menjelaskan bahwa dalam
melakukan pemasan sosial memiliki tiga tujuan utama, yang pertama, behavioural objective
yaitu berfungsi sebagai target adaptor melakukan perilaku baru, yang kedua, Knowledge
adjective atau mendapat pengetahuan baru. Dan yang terakhir belief objective yaitu untuk
mencapai nilai-nilai baru.

Anda mungkin juga menyukai