Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PENGEMBANGAN PROGRAM

PEMBELAJARAN FISIKA
KURIKULUM K13 REVISI

Disusun oleh :

Nama : Maryanti Ningsih


NIM : A1C319049
Kelas : Reguler B 2019

Dosen Pengampu :

Drs.Menza Hendri, M.Pd

Diam Pertiwi Rasmi, SPd., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah konsep “KURIKULUM K13 REVISI” ini tepat pada waktunya. Penulis
berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi
parapembaca.Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai
pemenuhan tugas mata kuliah Pengembangan Program Pembelajaran Fisika.

Tidak sedikit kendala yang kami hadapi dalam menyelasaikan makalah


ini, namun dengan motivasi dan dorongan yang telah diberikan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan
terimakasih kepada:

1. Ibu Dian Pertiwi Rasmi, S.PD., M.Pd, selaku dosen pengampu


mata kuliah Pengembangan Program Pembelajaran Fisika;
2. Teman-teman yang telah mendukung terselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah yang penulis buat tentunya


masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mohon maaf dan mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua terkhususnya dalam merancangpenelitian.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai setiap urusan kita. Amin.

Jambi, 07 Februari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
MAKALAH PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN FISIKA .................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii
BAB I ................................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN ............................................................................................................... 2
1.1 LATAR BELAKANG ......................................................................................... 2
1.2 RUMUSAN MASALAH ..................................................................................... 2
1.3 TUJUAN .............................................................................................................. 2
BAB II ................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 3
2.1 PENGERTIAN KURIKULUM ........................................................................... 3
2.2 SEJARAH KURIKULUM 2013 ......................................................................... 3
2.3 STANDAR KURIKULUM 2013 ........................................................................ 4
2.3.1 STANDAR KOMPETENSI LULUSAN ..................................................... 4
2.3.3 STANDAR ISI........................................................................................... 10
2.3.4 STANDAR PENILAIAN .......................................................................... 11
BAB III .............................................................................................................................. 19
PENUTUP ......................................................................................................................... 19
3.1 KESIMPULAN.................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 20

1
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sejak tahun 1947, kurikulum di Indonesia telah berubah
sebanyak 11 kali; (1) Rencana Pelajaran (1947); (2) Rencana
Pendidikan Sekolah Dasar (1964); (3) Kurikulum Sekolah Dasar
(1968); (4) Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan
(1973); (5) Kurikulum Sekolah Dasar (1975); (6) Kurikulum
1984; (7) Kurikulum 1994; (8) Revisi Kurikulum 1994 (1997);
(9) Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetesi (KBK) (2004); (10)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (2006); dan (11)
Kurikulum 2013 (Kemdikbud, 2013a). Kurikulum terbaru
(Kurikulum 2013) merupakan pengembangan dari Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) dan Penyempurnaan dari
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Perubahan yang
terjadi dalam Kurikulum 2013 yaitu pada Standar Kompetensi
Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian
(Sutrisno, 2013).

1.2 RUMUSAN MASALAH


2. Mengapa pelu perngembangan kurikulum?
3. Bagaimana perkembangan kurikulum 2013 di Indonesia?

1.3 TUJUAN
2. Membantu pembaca untuk mempelajari tentang kurikulum 2013
3. Memenuhi tugas matakuliahpengembangan program pembelajaran
fisika.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KURIKULUM


Kurikulum berasal dari bahasa yunani kuno curriculum, yang berasal
dari kata curir yang artinya pelari, dan curere yang artinya tempat berpacu
.Menurut George A. Beaucham (1976) Kurikulum sebagai bidang studi
membentuk suatu teori, selain sebagai bidang studi kurikulum sebagai rencana
pengajaran dan sebagai suatu sistem persekolahan. Menurut Hollis L.Caswell
and Doak S. Campbell (1991) kurikulum adalah seluruh pengalaman siswa
dibawah bimbingan guru. Dalam UU No.20 Tahun 2003 Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

2.2 SEJARAH KURIKULUM 2013


Sejak tahun 1947, kurikulum di Indonesia telah berubah sebanyak 11
kali; (1) Rencana Pelajaran (1947); (2) Rencana Pendidikan Sekolah Dasar
(1964); (3) Kurikulum Sekolah Dasar (1968); (4) Kurikulum Proyek Perintis
Sekolah Pembangunan (1973); (5) Kurikulum Sekolah Dasar (1975); (6)
Kurikulum 1984; (7) Kurikulum 1994; (8) Revisi Kurikulum 1994 (1997); (9)
Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetesi (KBK) (2004); (10) Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (2006); dan (11) Kurikulum 2013
(Kemdikbud, 2013a).
Menurut penjelasan resmi dari pusat Kurikulum, Departemen
pendidikan dan Kebudayaan, ada empat hal yang menjelaskan mengapa KTSP
diubah, yaitu tantangan masa depan, kompetensi masa depan, fenomena negatif
yang mengemuka, serta persepsi masyarakat tentang KTSP. Tim penyusun Kurikulum
2013 mencatat sejumlah tantangan masa depan yang harus dihadapi oleh
setiap orang indonesia di abad ke-21 ini. Di antaranya adalah globalisasi,
lingkungan hidup,kemajuan teknologi informasi, konvergensi antara ilmu
dan teknologi, pola ekonomi berbasis pengetahuan, serta pergeseran ekonomi
dunia. Karena itu, ada sejumlah kompetensi yang harus dimiliki setiap orang
agar selamat menghadapi masalah-masalah itu. Di antaranya
adalah kemampuan berkomunikasi, berpikir jernih dan kritis,
mempertimbangkan segi moral dari suatu permasalahan,mencoba mengerti
dan toleran terhadap pandangan yang berbeda, serta hidup selamat di era
!lobal.Sejumlah fenomena negatif yang mengemuka di masyarakat dewasa ini juga

3
dipertimbangkan. Misalnya perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, plagiarisme,
kecurangan dalam ujian, serta berbagai gejolak massa yang lain.
Kurikulum terbaru (Kurikulum 2013) merupakan pengembangan dari
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Penyempurnaan dari Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Perubahan yang terjadi dalam Kurikulum
2013 yaitu pada Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan
Standar Penilaian (Sutrisno, 2013). Mulai tahun 2013, K13 diterapkan secara
bertahap hingga terjadi revisi karena beberapa permasalahan akibat
berkembangnya masyarakat.

2.3 STANDAR KURIKULUM 2013


Perubahan yang terjadi dalam Kurikulum 2013 yaitu pada Standar
Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian
(Sutrisno, 2013).

2.3.1 STANDAR KOMPETENSI LULUSAN


Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama dalam
pengembangan Kompetensi Inti (KI), selanjutnya Kompetensi Inti
dijabarkan ke dalam Kompetensi Dasar (KD)

4
2.3.2 STANDAR PROSES
Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran
pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan
(Permendikbud no. 65 tahun 2013). Pada Kurikulum 2013, tugas
seorang guru adalah membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dan memaksimalkan proses pembelajaran. Pelaksanaan
pembelajaran Kurikulum 2013 tidak berpusat pada guru, melainkan
pada peserta didik dengan harapan dapat menjadikan peserta didik aktif,
mandiri, dan disiplin dalam mencari pengetahuan layaknya seorang
ilmuwan, tidak hanya memperoleh pengetahuan, sikap, dan
keterampilan saja, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana proses
yang dilakukan peserta didik dalam mendapatkan pengetahuan itu.
Dalam permendikbud tersebut diatur standar isi, standar proses dan
juga standar penilaian pada kurikulum 2013 yang bisa dikatakan sebagai
edisi revisi. Pada standar proses, didalamnya mencakup prinsip
pembelajaran dan juga beberapa model pembelajaran yang dapat dipilih
oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan wajib
berupa pendekatan ilmiah (scientific) 5M

5
Selanjutnya untuk memperkuat pendekatan saintifik, terdapat beberapa
model pembelajaran yang dapat diterapkan antara lain :

A. Model Pembelajaran Discovery

1. Menyajikan pertanyaan / Guru membimbing siswa mengidentifikasi


masalah masalah dituliskan di papan tulis. Guru membagi
siswa dalam kelompok.
2. Membuat hipotesis Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
curah pendapat dalam membentuk hipotesis.
Guru membimbing siswa dalam menentukan
hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan
memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi
prioritas penyelidikan.
3. Merancang percobaan Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
menentukan langkah-langkah yang sesuai
dengan hipotesis yang akan dilakukan. Guru
membimbing siswa mengurutkan langkah-
langkah percobaan.
4. Melakukan Percobaan Guru membimbing siswa mendapatkan
untuk memperoleh informasi melalui percobaan.

6
informasi
5. Mengumpulkan & Guru memberi kesempatan pada tiap kelompok
menganalisis data untuk menyampaikan hasil pengolahan data
yang terkumpul.
6. Membuat kesimpulan Guru membimbing siswa dalam membuat
kesimpulan.
B. Model Pembelajaran Discovery

No. Fase / Tahap Pembelajaran Peran Guru


1. Stimulation Guru memulai dengan mengajukan pertanyaan, anjuran
(stimulasi/pemberian membaca buku, dan belajar lainnya yang mengarah pada
rangsang) persiapan pemecahan masalah.
2. Problem statement Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
(pernyataan/identifikasi mengidentifikasi masalah-masalah yang relevan dengan
masalah) bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan
dirumuskan dalam bentuk hipotesis.
3. Data collection Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
(pengumpulan data) mengumpulkan berbagai informasi yang relevan,
membaca literatur, mengamati objek, wawancara,
melakukan uji coba sendiri untuk menjawab pertanyaan
atau membuktikan benar tidaknya hipotesis.
4. Data processing Guru membantu siswa mengolah data dan informasi
(pengolahan data) yang telah diperoleh siswa melalui wawancara, observasi
dan sebagainya.
5. Verification (pembuktian) Guru mengarahkan siswa untuk melakukan pemeriksaan
secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya
hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif
dan dihubungkan dengan hasil pengolahan data.
6. Generalization (menarik Guru membimbing siswa menarik sebuah kesimpulan
kesimpulan) yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk
semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi.

C. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


No. Fase/Tahap Pembelajaran Peran guru
1. Orientasi Siswa Pada Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
Masalah menjelaskan logistic yang dibutuhkan,
memotivasi siswa untuk terlibat pada aktivitas
pemecahan masalah yang dipilihnya.
2. Mengorganisir Siswa Guru membantu siswa untuk Mendefinisikan

7
untuk Belajar dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut.
3. Membimbing Guru mendorong siswa untuk Mengumpulkan
Penyelidikan Individual informasi yang sesuai, Melaksanakan
Maupun Kelompok eksperimen dan Mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah .
4. Mengembangkan dan Guru membantu siswa dalam merencanakan dan
Menyajikan Hasil Karya menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan,
video, dan model dan membantu mereka untuk
berbagi tugas dengan temannya.
5. Menganalisis dan Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi
Mengevaluasi Proses atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan
Pemecahan Masalah proses-proses yang mereka gunakan.

D. Model Pembelajaran Project Base Learning (PjBL)


No. Fase/Tahap Pembelajaran Peran Guru
1. Penentuan pertanyaan Guru mengajukan Pertanyaan yang esensial dan
mendasar (start with berhubungan dengan penentuan tema/topik
essential question) proyek dan berusaha agar topic yang diangkat
relevan untuk para siswa.
2. Menyusun perencanaan Guru bekerja sama dengan siswa untuk
proyek (design project) Merancang langkah-langkah kegiatan
penyelesaian projek beserta pengelolaannya.
3. Menyusun jadwal (create Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun
schedule) jadwal kegiatan dalam menyelesaikan proyek.
Aktivitas pada tahap ini antara lain: membuat
jadwal untuk menyelesaikan proyek, menentukan
waktu akhir penyelesaian proyek, membawa
siswa agar merencanakan cara yang baru,
membimbing siswa ketika mereka membuat cara
yang tidak berhubungan dengan proyek, dan
meminta siswa untuk membuat penjelasan
(alasan) tentang cara pemilihan waktu.
4. Memantau siswa dan Guru bertanggung jawab untuk memantau
kemajuan proyek kegiatan siswa selama menyelesaikan proyek.
(monitoring the students
and progress of project)
5. Penilaian hasil (assess Guru menilai dan mengukur ketercapaian standar
the outcome) kompetensi, mengevaluasi kemajuan masing-
masing siswa, memberi umpan balik tentang
tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa
serta menyusun strategi pembelajaran
berikutnya.

8
6. Evaluasi Pengalaman Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap
(evaluation the kegiatan dan hasil proyek yang sudah dijalankan.
experience)

E. Model Pembelajaran Kooperatif


Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
No. Fase/Tahap Pembelajaran Peran guru
1. Menyampaikan tujuan dan Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang
memotivasi siswa ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan
memotivasi siswa belajar.
2. Menyajikan/menyampaikan Menyajikan informasi kepada siswa dengan
informasi jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan
bacaan.
3. Mengrganisasikan siswa Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya
dalam kelompok-kelompok membentuk kelompok belajar dan membantu
belajar setiap kelompok agar melakukan transisi
secara efisien.
4. Membimbing kelompok Membimbing kelompok-kelompok belajar
bekerja dan belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
5. Evaluasi Mengevaluasi hasil belajar tentang materi
yang telah diajarkan atau masing-masng
kelompok mempresentaskan hasil kerjanya.
6. Memberikan penghargaan Mencari cara-cara untuk menghargai baik
upaya maupun hasil belajar individu atau
kelompok

Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw


No. Fase/Tahap Pembelajaran
1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6
orang)
2. Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah
dibagi-bagi menjadi beberapa subbab.
3. Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan
bertanggung jawab untuk mempelajarinya.
4. Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari subbab yang sama
bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya.
5. Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas
mengajar teman-temannya.
6. Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa dikenai tagihan
berupa kuis diskusi.

Model Pembelajaran Kooperatif tipe Investigasi Kelompok

9
No. Fase/Tahap Pembelajaran Peran guru
1. Memilih topic Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk memilih subtopic khusus didalam suatu
daerah masalah umum yang sudah disiapkan,
siswa diorganisasikan menjadi dua sampai enam
orang tiap kelompok.
2. Perencanaan kooperatif Siswa dan guru merencanakan prosedur
pembelajaran tugas dan tujuan khusus yang
konsisten dengan subtopik.
3. Implementasi Guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap
kelompok dan menawarkan bantuan bila
diperlukan.
4. Analisis dan sintesis Guru mengajak siswa untuk menganalisis dan
mensintesis informasi yang diperoleh dan
merencanakan bagaimana informasi tersebut
diringkas dan disajikan dengan cara yang
menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan
kepada seluruh kelas.
5. Presentasi hasil final Guru memberikan kesempatan pada kelompok
untuk
Menyajikan hasil penyelidikan kelompoknya
dengan cara yang menarik kepada seluruh siswa.
6. Evaluasi Guru dan siswa mengevaluasi tiap kontribusi
kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu
keseluruhan.

2.3.3 STANDAR ISI


Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan ditetapkan
bahwa Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan
tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang
dan jenis pendidikan tertentu. Ruang lingkup materi dirumuskan
berdasarkan kriteria muatan wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan, konsep keilmuan, dan karakteristik
satuan pendidikan dan program pendidikan. Selanjutnya, tingkat
kompetensi dirumuskan berdasarkan kriteria tingkat perkembangan
peserta didik, kualifikasi kompetensi Indonesia, dan penguasaan
kompetensi yang berjenjang.

10
Dalam usaha mencapai Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana
telah ditetapkan untuk setiap satuan dan jenjang pendidikan, penguasaan
kompetensi lulusan dikelompokkan menjadi beberapa Tingkat
Kompetensi. Tingkat Kompetensi dikembangkan berdasarkan kriteria;
(1) Tingkat perkembangan peserta didik, (2) Kualifikasi kompetensi
Indonesia, (3) Penguasaan kompetensi yang berjenjang. Selain itu
Tingkat Kompetensi juga memperhatikan; tingkat
kerumitan/kompleksitas kompetensi, fungsi satuan pendidikan, dan
keterpaduan antar jenjang yang relevan. Berdasarkan pertimbangan di
atas, Tingkat Kompetensi dirumuskan sebagai berikut:

Sementara ini belum ditemukan permendikbud yang menyatakan bila


tingkatan kognitif c1 sampai dengan c6 dapat diterapkan pada berbagai
jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi.

2.3.4 STANDAR PENILAIAN


Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme,
prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian

11
pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian
otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan
harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat
kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian
sekolah/madrasah, yang diuraikan sebagai berikut.
1. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara
komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan
keluaran (output) pembelajaran.
2. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta
didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan
kriteria yang telah ditetapkan.
3. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan
untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk
penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar
kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan.
4. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses
pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar
peserta didik.
5. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik
untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu
Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
6. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah
melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan
tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
seluruh KD pada periode tersebut.
7. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir
semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
8. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan
kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk
mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi
sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti
pada tingkat kompetensi tersebut.
Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK
merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk

12
mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi
sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti
pada tingkat kompetensi tersebut. 10. Ujian Nasional yang selanjutnya
disebut UN merupakan kegiatan pengukuran kompetensi tertentu yang
dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional
Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional. 11. Ujian
Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian
kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh
satuan pendidikan.
Prinsip dan Pendekatan Penilaian Penilaian hasil belajar peserta
didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada
prinsip-prinsip sebagai berikut.
1.Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak dipengaruhi
faktor subjektivitas penilai.
2.Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana,
menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
3.Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya.
4.Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
5.Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada
pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur,
dan hasilnya.
6. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.
Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria
(PAK). PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang
didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan
kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan
pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar
yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik.
Ruang Lingkup, Teknik, dan Instrumen Penilaian
1. Ruang Lingkup Penilaian Penilaian hasil belajar peserta didik
mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk
menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah
ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi,
kompetensi mata pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program, dan
proses.

13
2. Teknik dan Instrumen Penilaian Teknik dan instrumen yang digunakan
untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
sebagai berikut. Penilaian kompetensi sikap Pendidik melakukan
penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian
“teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal.
Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan
penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating
scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan
pendidik.
1) Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang
berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.
2) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta
peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya
dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan
berupa lembar penilaian diri.
3) Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara
meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian
antarpeserta didik.
4) Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang
berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan
peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.

Penilaian Kompetensi Pengetahuan Pendidik menilai kompetensi


pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
1) Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat,
benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi
pedoman penskoran.
2) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
3) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik
tugas.
Penilaian Kompetensi Keterampilan Pendidik menilai kompetensi
keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut
peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan
menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen

14
yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
dilengkapi rubrik.
1)Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa
keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan
tuntutan kompetensi.
2)Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi
kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun
lisan dalam waktu tertentu.
3)Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara
menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang
bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan,
prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan
kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.
Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:
1)substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;
2)konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk
instrumen yang digunakan; dan
3)penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai
dengan tingkat perkembangan peserta didik.
Mekanisme dan Prosedur Penilaian :
1.Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, Pemerintah dan/atau
lembaga mandiri.
2.Penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk penilaian otentik,
penilaian diri, penilaian projek, ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat
kompetensi, ujian sekolah, dan ujian nasional. a. Penilaian otentik
dilakukan oleh guru secara berkelanjutan. b. Penilaian diri dilakukan oleh
peserta didik untuk tiap kali sebelum ulangan harian. c. Penilaian projek
dilakukan oleh pendidik untuk tiap akhir bab atau tema pelajaran. d.
Ulangan harian dilakukan oleh pendidik terintegrasi dengan proses
pembelajaran dalam bentuk ulangan atau penugasan. e. Ulangan tengah
semester dan ulangan akhir semester, dilakukan oleh pendidik di bawah
koordinasi satuan pendidikan. f. Ujian tingkat kompetensi dilakukan oleh
satuan pendidikan pada akhir kelas II (tingkat 1), kelas IV (tingkat 2),
kelas VIII (tingkat 4), dan kelas XI (tingkat 5), dengan menggunakan
kisi-kisi yang disusun oleh Pemerintah. Ujian tingkat kompetensi pada
akhir kelas VI (tingkat 3), kelas IX (tingkat 4A), dan kelas XII (tingkat 6)

15
dilakukan melalui UN. 6 g. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi dilakukan
dengan metode survei oleh Pemerintah pada akhir kelas II (tingkat 1),
kelas IV (tingkat 2), kelas VIII (tingkat 4), dan kelas XI (tingkat 5). h.
Ujian sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan i. Ujian Nasional dilakukan oleh Pemerintah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
3. Perencanaan ulangan harian dan pemberian projek oleh pendidik
sesuai dengan silabus dan dijabarkan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP).
4.Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah: a.
menyusun kisi-kisi ujian; b. mengembangkan (menulis, menelaah, dan
merevisi) instrumen; c. melaksanakan ujian; d. mengolah (menyekor dan
menilai) dan menentukan kelulusan peserta didik; dan e. melaporkan dan
memanfaatkan hasil penilaian. 5.Ujian nasional dilaksanakan sesuai
langkah-langkah yang diatur dalam Prosedur Operasi Standar (POS).
6.Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum
diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai
KKM harus mengikuti pembelajaran remedial.
7.Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan dilaporkan dalam
bentuk nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi kepada orangtua dan
pemerintah.
Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian :
1. Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Pendidik Penilaian hasil
belajar oleh pendidik yang dilakukan secara berkesinambungan bertujuan
untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk
meningkatkan efektivitas pembelajaran. Penilaian hasil belajar oleh
pendidik memperhatikan hal-hal sebagai berikut. a. Proses penilaian
diawali dengan mengkaji silabus sebagai acuan dalam membuat
rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester. Setelah menetapkan
kriteria penilaian, pendidik memilih teknik penilaian sesuai dengan
indikator dan mengembangkan instrumen serta pedoman penyekoran
sesuai dengan teknik penilaian yang dipilih. b. Pelaksanaan penilaian
dalam proses pembelajaran diawali dengan penelusuran dan diakhiri
dengan tes dan/atau nontes. Penelusuran dilakukan dengan menggunakan
teknik bertanya untuk mengeksplorasi pengalaman belajar sesuai dengan
kondisi dan tingkat kemampuan peserta didik. c. Penilaian pada
pembelajaran tematik-terpadu dilakukan dengan mengacu pada indikator
dari Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran yang diintegrasikan dalam
tema tersebut. d. Hasil penilaian oleh pendidik dianalisis lebih lanjut

16
untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan belajar, dikembalikan kepada
peserta didik disertai balikan (feedback) berupa komentar yang mendidik
(penguatan) yang dilaporkan kepada pihak terkait dan dimanfaatkan
untuk perbaikan pembelajaran. e. Laporan hasil penilaian oleh pendidik
berbentuk: 1) nilai dan/atau deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil
penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan termasuk penilaian
hasil pembelajaran tematik-terpadu. 2) deskripsi sikap, untuk hasil
penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial. f. Laporan hasil
penilaian oleh pendidik disampaikan kepada kepala sekolah/madrasah
dan pihak lain yang terkait (misal: wali kelas, guru Bimbingan dan
Konseling, dan orang tua/wali) pada periode yang ditentukan. g.
Penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial dilakukan oleh semua
pendidik selama satu semester, hasilnya diakumulasi dan dinyatakan
dalam bentuk deskripsi kompetensi oleh wali kelas/guru kelas.
2. Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Satuan Pendidikan
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai
pencapaian kompetensi lulusan peserta didik yang meliputi kegiatan
sebagai berikut: a. menentukan kriteria minimal pencapaian Tingkat
Kompetensi dengan mengacu pada indikator Kompetensi Dasar tiap mata
pelajaran; b. mengoordinasikan ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian tingkat
kompetensi, dan ujian akhir sekolah/madrasah; c. menyelenggarakan
ujian sekolah/madrasah dan menentukan kelulusan peserta didik dari
ujian sekolah/madrasah sesuai dengan POS Ujian Sekolah/Madrasah; d.
menentukan kriteria kenaikan kelas; e. melaporkan hasil pencapaian
kompetensi dan/atau tingkat kompetensi kepada orang tua/wali peserta
didik dalam bentuk buku rapor; f. melaporkan pencapaian hasil belajar
tingkat satuan pendidikan kepada dinas pendidikan kabupaten/kota dan
instansi lain yang terkait; g. melaporkan hasil ujian Tingkat Kompetensi
kepada orangtua/wali peserta didik dan dinas pendidikan. h. menentukan
kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat dewan
pendidik sesuai dengan kriteria: 1) menyelesaikan seluruh program
pembelajaran; 2) mencapai tingkat Kompetensi yang dipersyaratkan,
dengan ketentuan kompetensi sikap (spiritual dan sosial) termasuk
kategori baik dan kompetensi pengetahuan dan keterampilan minimal
sama dengan KKM yang telah ditetapkan; 3) lulus ujian akhir
sekolah/madrasah; dan 4) lulus Ujian Nasional. i. menerbitkan Surat
Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap peserta didik bagi
satuan pendidikan penyelenggara Ujian Nasional; dan j. menerbitkan

17
ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan bagi satuan
pendidikan yang telah terakreditasi.
Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Pemerintah Penilaian
hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan melalui Ujian Nasional dan ujian
mutu Tingkat Kompetensi, dengan memperhatikan hal-hal berikut. a.
Ujian Nasional 1) Penilaian hasil belajar dalam bentuk UN didukung
oleh suatu sistem yang menjamin mutu dan kerahasiaan soal serta
pelaksanaan yang aman, jujur, dan adil. 2) Hasil UN digunakan untuk: a)
salah satu syarat kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan; b) salah
satu pertimbangan dalam seleksi masuk ke jenjang pendidikan
berikutnya; c) pemetaan mutu; dan d) pembinaan dan pemberian bantuan
untuk peningkatan mutu. 3) Dalam rangka standarisasi UN diperlukan
acuan berupa kisi-kisi bersifat nasional yang dikembangkan oleh
Pemerintah, sedangkan soalnya disusun oleh Pemerintah Pusat dan/atau
Pemerintah Daerah dengan komposisi tertentu yang ditentukan oleh
Pemerintah. 4) Sebagai salah satu penentu kelulusan peserta didik dari
satuan pendidikan, kriteria kelulusan UN ditetapkan setiap tahun oleh
Pemerintah. 5) Dalam rangka penggunaan hasil UN untuk pemetaan
mutu program dan/atau satuan pendidikan, Pemerintah menganalisis dan
membuat peta daya serap UN dan menyampaikan hasilnya kepada pihak
yang berkepentingan. b. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi 1) Ujian mutu
Tingkat Kompetensi dilakukan oleh Pemerintah pada seluruh satuan
pendidikan yang bertujuan untuk pemetaan dan penjaminan mutu
pendidikan di suatu satuan pendidikan. 2) Ujian mutu Tingkat
Kompetensi dilakukan sebelum peserta didik menyelesaikan pendidikan
pada jenjang tertentu, sehingga hasilnya dapat dimanfaatkan untuk
perbaikan proses pembelajaran. 3) Instrumen, pelaksanaan, dan
pelaporan ujian mutu Tingkat Kompetensi mampu memberikan hasil
yang komprehensif sebagaimana hasil studi lain dalam skala
internasional.

18
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kurikulum 2013 merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan,isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional. Yang terus mengalami perkembangan seiring berkembangnya
masyarakat. Kurikulum 2013 mengalami revisi pada SKL, Standar proses,
standar isi, standar penilaian.

19
DAFTAR PUSTAKA
Haryadi,Sutrisno,& Haratua.2013. Implementasi Kurikulum 2013 pada
Pembelajaran Fisika di Kelas X SMA KEMALA BHAYANGKARI
KABUPATEN KUBU RAYA.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 64


TAHUN 2013

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK


INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013

20

Anda mungkin juga menyukai