Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di era saat ini, olahraga telah menjadi salah satu bagian yang tidak
dapat dipisahkan dan sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Hal ini juga
disebabkan karena olahraga memiliki peranan yang sangat penting dalam menjaga
kesehatan dan vitalitas manusia dalam menjalankan kegiatannya.

Selain itu dunia olahraga pun memiliki gengsi atau prestise tersendiri baik
bagi kalangan olahragawan maupun masyarakat awam. Hal ini terbukti dengan
banyaknya kegiatan olahraga yang diselenggarakan secara besar-besaran dan
penuh dengan kemeriahan yang menghabiskan dana milyaran, seperti misalnya
penyelenggaraan Olimpiade Sydney 2000 yang sangat spektakuler dan disebut-
sebut sebagai olahraga terbesar abad ini. Pada skala nasional, pesta olahraga yang
tidak kalah menariknya adalah Pekan Olahraga Nasional yang lebih dikenal
sebagai PON. Dan seperti yang diketahui bahwa sekarang olahraga menempati
posisi yang sangat penting dalam kehidupan bangsa-bangsa didunia ini termasuk
di Indonesia. Pentingnya olahraga juga telah didasari oleh pemerintah Indonesia
seperti yang tertuang dalam kebijakan olahraga yaitu “Mengolahragakan
masyarakat dan memasyarakatkan olahraga” dan juga dengan ditetapkannya
tanggal 9 September sebagai hari olahraga nasional (HAORNAS) sejak tanggal
1986. Berdasarkan hasil tersebut maka olahgara sudah menjadi bagian dari
kehidupan sehari hari masyarakat kota Binjai.

Binjai adalah salah satu kota (dahulu daerah tingkat II berstatus


komamadya) dalam wilayah propinsi Sumatera Utara. Saat ini, Binjai dan Medan
dihubungkan oleh jalan raya lintas sumatera yang menghubungkan antara Medan
dan Banda Aceh. Oleh karena ini, Binjai terletak di daerah strategis di mana
merupakan pintu gerbang kota Medan ditinjau dari provinsi Aceh. Oleh sebab itu
kota Binjai memiliki potensi untuk mengembangkan olahraga. Pembangunan
tempat tempat olahraga indoor yang tersebar di kota Binjai hanya berfokus pada
satu cabang olahraga saja selain faktor-faktor lainnya seperti keterbatasan lahan
untuk berolahraga. Dengan adanya kendala tersebut menyebabkan masyarakat
menemukan kesulitan dalam menyalurkan keinginannya untuk berolahraga
khususnya dalam cabang olahraga lain.

Dengan pertimbangan tersebut, kota Binjai memerlukan sebuah


fasilitas olahraga indoor yang baik serta mendukung pemerataan kegiatan
olahraga di Indonesia. Dengan demikian diharapkan dapat memacu prestasi
olahraga di kota Binjai dengan skala yang lebih luas. Dengan adanya globalisasi
dimana salah satu aspeknya adalah saling mempengaruhi kejadian disuatu tempat
dan tempat lainnya maka peningkatan prestasi olahraga di kota Binjai sendiri akan
memacu prestasi olahraga di daerah-daerah lainnya.

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimana merancang Gelanggang Olahraga Indoor di kota Binjai yang
layak dengan fasilitas yang memadai sehingga menciptakan banyaknya bibit-bibit
olahragawan di kota Binjai dan memfokuskan beberapa cabang olahraga kedalam
sebuah perencanaan dalam ruangan tertutup.

1.3. Tujuan dan Manfaat


a. Tujuan
Merancang sebuah Gelanggang Olahraga tertutup yang dapat
mewadahi aktifitas dan program yang di peruntukan bagi atlet itu sendiri.
Selain itu juga membantu masyarakat kota Binjai dalam penyaluran hobi,
bakat dan menarik minat masyarakat kota Binjai untuk berolahraga.
b. Manfaat
Adapun manfaat dari Perancangan Gelanggang Olahraga Indoor ini
adalah :
a. Pihak pemerintah
 Sebagai bahan masukan dalam perencanaan dan pengembangan tata
letak kota
 Pengembangan dan peningkatan fasilitas olahraga di kota Binjai
b. Pihak masyarakat
 Sebagai pusat penyaluran bakat dan hobi
 Meningkatkan kesehatan jasmani bagi masyarakat
 Menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat kota Binjai
c. Pihak Mahasiswa
Menambah wawasan mahasiswa dan juga bermanfaat bagi
penyelesaian program di jurusan arsitektur

1.4. Luaran Hasil Rancangan


a. Ide Rancangan
- Fungsional
Sebagai tempat olahraga indoor yang mewadahi beberapa cabang
olahraga
- Tema
Tema yang akan digunakan pada judul ini berupa Arsitektur Hijau

b. Pengguna
Adapun pengguna kegiatan dalam gelanggang olahraga indoor
dikelompokkan kedalam 2 kelompok :
- Pengunjung
 Masyarakat yang ingin berolahraga
 Masyarakat yang ingin menyaksikan pertandingan

- Pengelola
 Pengelola administrasi ( karyawan dan pimpinan Gelanggang
Olahraga Indoor )
 Pengelola maintenance ( perawatan ) bangunan, teknisi serta
petugas kebersihan

c. Aktivitas
- Fasilitas utama Gelanggang
 Kegiatan berolahraga

- Fasilitas penunjang sarana olahraga


 Kegiatan pada kantor pengelola
 Kegiatan pada bagian servis dan kebersihan

- Fasilitas pelengkap sarana olahraga


 Kegiatan pada kantin
 Kegiatan pada ruangan wisma atlet
 Kegiatan pada ruangan fitness

d. Program Ruang
Berdasarkan Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Gelanggang
Olahraga Indoor, bangunan Olahraga Indoor sekurang – kurangnya
memiliki :

Jumlah Luas
No Jenis Ruang Ukuran Ruang
Ruang Seluruhnya
GOR
1 Loket 6 6x8m 288 m2
2 Hall 1 25 x 7.5 m 187.5 m2
3 Tribun umum 2 22 x 15 m 660 m2
4 Tribun VIP 2 20 X 10.5 m 420 m2
5 Toilet Pria 4 10 x 5 m 200 m2
6 Toilet Wanita 4 10 x 5 m 200 m2

PEMAIN
7 Ruang Pemain 2 10 x 15 m 300 m2
8 Ruang Wasit 2 8x8m 128 m2
9 Ruang Kontrol 2 5x8m 800 m2
10 Ruang Peralatan 2 7x5m 70 m2
11 Gudang 2 5x2m 20 m2
12 R. P3K / Kesehatan 2 10 x 12 m 240 m2
13 R. Keamanan 2 8 x 12 m 192 m2
14 Arena Olahraga 2 72 x 36 m 5184 m2

PENGELOLA
15 Dir. Fasilitas 1 7x6m 42 m2
16 Asst. Dir. Fasilitas 1 6x5m 30 m2
17 Dir. Operasional 1 10 x 5 m 50 m2
18 Asst. Dir. Operasional 1 5x5m 25 m2
19 Manajer Operasional 1 15 x 5 m 75 m2
20 Dir. Promosi 1 7.5 x 5 m 37.5 m2
21 Asst. Dir. Promosi 1 5x5m 25 m2
22 Dir. Humas 1 7.5 x 5 m 37.5 m2
23 Asst. Dir. Humas 1 5x5m 25 m2
24 Dir. Pemasaran 1 7.5 x 5 m 37.5 m2
25 Asst. Dir. Pemasaran 1 5x5m 25 m2
26 Koordinator 1 7.5 x 5 m 37.5 m2
27 R. Karyawan 1 7.5 x 5 m 37.5 m2
28 R. Rapat 1 20 x 10 m 200 m2
29 Pengelola Karcis 2 6x5m 60 m2
30 R. Arsip 1 6x4m 24 m2
31 Gudang 1 4x3m 12 m2
32 R. Kontrol 1 6x5m 30 m2
33 Pantry 1 9x3m 27 m2
34 Loker Pria 1 5 x 2.5 m 12.5 m2
35 Loker Wanita 1 5 x 2.5 m 12.5 m2
36 R. Informasi 1 4x2m 8 m2
37 R. Tunggu 1 4x3m 12 m2

FASILITAS
38 R. Fitness 1 10 x 14 m 140 m2
39 Mess/wisma atlet 4 400 x 4 m 6400 m2
40 Cafetaria 2 12.5 x 5 m 125 m2
41 Mushalla 1 20 x 20 m 400 m2

LAPANGAN
42 Futsal 1 38 x 18 m 684 m2
43 Badminton 5 13.40 x 6.10 m 408.7 m2
44 Basket 1 26 x 14 m 364 m2
45 Volly 3 18 x 9 m 486 m2

Gambar1.2 Analisa Kebutuhan Ruang


E ( Sumber : Neufert, Ernst, 1992, Data Arsitek, Erlangga Jakarta )

e. Fasilitas Pendukung
Fasilitas pendukung dalam perancangan Gelanggang Olahraga
Indoor berupa mushala, parkir, taman, kantin, ATM, dan ruang wisma
atlet.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Terkait Ide Rancangan


Adapun teori – teori yang terkaitan dengan ide rancangan adalah :
- Teori Tentang Gelanggang
Gelanggang adalah :
 ruang atau lapangan bulat tempat menyabung ayam dan sebagainya
 lapangan atau tempat berlaga (bertinju, berpacu, bermain bola dan
sebagainya) (sumber : Poerwadarminta, 1976)

- Teori Tentang Olahraga


Latihan gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan badan.
(sumber : hoetomo, 2005)

- Teori Tentang Indoor


Di ruangan tertutup / di dalam ruangan

2.2 Tema
Tema yang digunakan dalam Perancangan Gelanggang Olahraga Indoor
yaitu Arsitektur Hijau.

Adapun beberapa definisi tentang arsitektur hijau :


- Arsitektur hijau ialah suatu pendekatan pada bangunan yang dapat
meminimilasi berbagai pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia
dan lingkungan. Arsitek hijau meliputi lebih dari sebuah bangunan. Dalam
perancangannya, harus meliputi lingkungan utama yang berkelanjutan.
Untuk pemahaman dasar arsitektur hijau (green architecture) yang
berkelanjutan, di antaranya lanskap, interior dan segi arsitekturnya
menjadi satu kesatuan.
- Green architecture ataupun sustainable architecture punya makna yang
sama yaitu arsitektur berkelanjutan atau bangunan yang peduli terhadap
lingkungan. Pengertian yang lebih luas berarti cara berfikir yang
meminimalkan efek negatif yang di timbulkan dalam suatu perencanaan,
proses pembangunan dan pengelolaan suatu hunian dan berupaya
meningkatkan efisiensinya.
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Metode yang digunakan


Metode pembahasan yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu
dengan mengadakan pengumpulan data primer dan sekunder untuk kemudian di
analisa supaya memperoleh dasar – dasar program perencanaan dan perancangan.

a. Data Primer
Data Primer di dapatkan melalui wawancara dan observasi lapangan
( studi banding )

b. Data Sekunder
Data Sekunder didapatkan melalui studi literature dan referensi yang
berkaitan dengan perancangan dan perencanaan Gelanggang Olahraga Indoor

3.2 Tahap Pelaksanaan

Gelanggang Olahraga Indoor

 Latar Belakang
 Maksud dan tujuan
 Studi Banding
 Permasalahan Rumusan
 Studi Literatur dan Pustaka
 Ruang Lingkup Masalah
 Peraturan Pemerintah
 Analisa Perilaku
 Analisa Kegiatan
 Analisa Kebutuhan Data
Ruang Feed Back
 Analisa Tapak
 Analisa Lingkungan Analisa

 Program Ruang
Konsep
 Konsep Tapak
 Konsep Sarana
 Konsep Bangunan BAB
Desain
JADWAL KEGIATAN

Minggu
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5 6-12 13 14-20 21
1 Pengajuan Proposal Judul
2 Pengumpulan Data
3 Pengerjaan Tugas Akhir I
4 Sidang Tugas Akhir 1
5 Pengerjaan Tugas Akhir II
6 Sidang Tugas Akhir II
7 Pengerjaan DED dan Maket
8 Sidang Meja Hijau

DAFTAR PUSTAKA
Harsuki, prof. Dr. H. 2002. Olah raga terkini, kajian para pakar.
Neufet, Ernst. Sjmsu Amri. 1997. Data Arsitek, Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Neufet, Ernst. Sjmsu Amri. 2002. Data Arsitek, Jilid 2. Erlangga. Jakarta.
Pandjaitan, Drs. A.P 1992 dasar teori olah raga san organisasi.
Indriani, 2007. Pengertian arsitektur hijau.
http://archipeddy.com/adv/arsihijau.html. Diakses 2017

Anda mungkin juga menyukai