1. Ervana Sartika
Pertanyaan : Sebutkan Kelebihan dan Kekurangan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan
Penilaian Acuan Normatif (PAN) !
Jawaban :
Kelebihan Penilaian Acuan Patokan (PAP) :
1. Relatif agak rumit, karena perlu waktu untuk menyetujui sebuah kriteria dan standar;
2. Berisiko mengembangkan daftar nama kriteria yang berlianan;
3. Lebih menekankan hasil daripada proses;
4. Peringkat dapat dinyatakan dengan tidak sebenarnya secara positif/negatif;
5. Kadang akademisi kurang kompeten dan percaya diri untuk membuat penilaian
profesional;
6. Tidak mudah bagi akademisi untuk mengubah kebiasaan dari menilai berdasarkan
referensi norma menjadi referensi kriteria;
7. Pikiran bahwa hanya persentase kecil yang memperoleh ranking rendah, dan
sebaliknya, pasti mereka yang di pendidikan tinggi yang memperoleh ranking tinggi;
8. Siswa/mahasiswa dapat mempertanyakan nilai mereka.
Kelebihan Penilaian Acuan Norma (PAN)
2. Kristi Prilnasbeth
Jawaban : Mengolah skor mentah menjadi nilai huruf dengan menggunakan mean
(M) dan Rerata Deviasi (RD).
Mencari mean (M) dan Deviasi Standar dalam rangka mengolah skor mentah menjadi nilai huruf
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu jika banyaknya skor yang diolah kurang dari 30, digunakan
tabel distribusi frekuensi tunggal; dan jika banyaknya skor yang diolah lebih dari 30, misalnya
sampai 40 atau 50 skor atau lebih, sebaiknya digunakan tabel distribusi frekuensi bergolong. Berikut
ini sebuah contoh yang menggunakan tabel distribusi tunggal.
Misalkan seorang guru memperoleh skor mentah dari hasil test yang telah diberikan kepada 20
orang peserta didik sebagai berikut:
73, 70, 68, 68, 67, 67, 65, 65, 63, 62,
60, 59, 59, 58, 58, 56, 52, 50, 41, 40.
Skor mentah itu akan diolah menjadi huruf A, B, C, D, E dengan menggunakan M dan SD.
Untuk itu membuat tabel sebagai berikut.[2]
a. Masukan nama siswa (kedalam kollom satu) dan skor masing-masing siswa (kedalam kolom
2), kemudian jumlahkan. .
b. Menghitung mean dengan membagi jumlah skor itu dengan N (banyaknya peserta didik yang
dites). Jadi, rumus untuk mencari M adalah M = (Σ X)/N=60
c. Mengisi kolom tiga dengan selisih (deviasi) tiap-tiap skor dari mean (X-M).
Amrin 73 13 169
Budi 70 10 100
Fiki 68 8 64
Mardi 68 8 64
Popon 67 7 49
Sarman 67 7 49
Jufri 65 5 25
Pairah 65 5 25
Nana 63 3 9
Rini 62 2 4
Suci 60 0 0
Nandar 59 1 1
Jamhari 59 1 1
Pipit 58 2 4
Kusnan 58 2 4
Ida 56 4 16
Tutik 52 8 64
Paimo 50 10 100
Waluyo 41 19 361
Paiman 40 20 400
Dari tabel ini kemudian dicari mean dan RD dengan rumus sebagai berikut:
M = (ΣX)/N
M = 1201/ 20 = 60,05 dibulatkan = 60
RD = {Σ(X-M)}/N
RD = 135/20 = 6,75 dibulatkan = 6,8
a. Pertama kita menentukan besarnya skala unit deviasi (SUD). Misalnya dalam penjabaran ini kita
menggunakan seluruh jarak range dari kurva normal, yaitu diantara -3 SD s.d +3 SD = 6 SD. Karena
nilai huruf yang akan digunakan adalah A-B-C-D-E yang berarti 4 unit, dalam hal ini tentukan
besarnya SUD = 6 SD : 4 = 1,5 SD. RD sebagai pengganti SD Jadi, SUD =
1,5×6,8 = 10,2 dibulatkan = 10.
b. Titik tengah nilai C terletak pada mean = 60 karena C merupakan nilai tengah pada
skala penilaian A-B-C-D-E. Jadi kita telah mendapatkan SUD= 10 dan titik tengah C = M = 60.
c. Langkah selanjutnya kita menentukan batas bawah dan batas atas dari masing- masing
nilai huruf. Karena titik tengah 60 maka.
d. Berdasarkan hasil perhitungan pada langkah c diatas, kita mentransfer skor mentah dari 20 orang
peserta didik kedalam nilai huruf sebagai berikut:
3. Elisabet Rusmian
Pertanyaan : Bagaimana cara mengubah skor ke nilai standar pada soal tes pilihan berganda, isian dan
uraian?
Jawaban :