Anda di halaman 1dari 4

DINAR KUSUMANINGRUM

185070607111006
KEBIDANAN 2018
KASUS MTBS

Seorang anak bernama Lala berusia 19 bulan dibawa ke Puskesmas dengan keluhan
demam dan bintik kemerahan hampir setengah badan yang terjadi sejak 4 hari yang lalu, tidak
ada batuk, pilek, kejang, mimisan serta tidak ada nyeri telinga. BAB 2 hari sekali Orang tua
mengatakan bahwa ia dan keluarga 10 hari yang lalu berpergian dan menginap di wilayah
Pantai Malang Selatan . Sudah diberikan kompres air dingin dan sirup parasetamol namun
demam belum turun.

Selama ini Lala mendapatkan ASI namun diselingi dengan Susu Formula karena alasan
orang tua bekerja. MPASI dimulai usia 6 bulan. Selama ini Lala makan 3 hari sekali, dengan
jumlah 1 piring habis, setiap hari ibu memberikan variasi makanan dari sayur ikan laut, daging,
kacang-kacangan, buah dan makanan selingan, Lala tidak pernah menolak untuk makan. Setiap
hari Lala minum susu formula mencapai 3 botol dengan ukuran 250-300 ml dan terkadang
konsumsi ASI jika menginginkan.

Pada pemeriksaan lala tampak merah , dengan tanda tanda vital, frekuensi jantung 110 x/ menit,
frekuensi nafas 24x/menit, suhu 38, 9 C. Hasil pemeriksaan antropometri dengan BB 11 kg dan
tinggi badan 80 cm. Lala tampak gelisah, rewel, berkeringat, telapak tangan tampak merah. Hasil
Pemeriksaan RDT Positif. Selama ini mendapatkan imunisasi lengkap hingga usia 9 bulan, dan
mendapatkan vitamin A secara teratur di Posyandu.
Didapatkan riwayat berpergian ke wilayah endemis malaria. Tidak didapatkan kecurgiaan HIV

TASK :
A. Apakah klasifikasi berdasarkan MTBS pada kasus di atas?
Pada Kasus termasuk Malaria
Keluhan yang dialami sesuai gejala MTBS yaitu :
- Demam 38,9 C
- RDT Positif

Keluhan yang mendukung diagnosa Malaria :


- Demam menggigil
- Bintik Kemerahan di setengah badan anak
- Mata merah
- Riwayat berpergian di wilayah resiko tinggi malaria.
(MTBS, 2015)

B. Bagaimana penatalaksanaan yg tepat pada kasus di atas?


1. Memberikan obat anti malaria oral pilihan pertama : 1 DHP dan ¼ Primakuin 1- 3 hari,
kemudian ¼ primakuin tanpa DHD pada hari ke- 4 dan 14.
2. Memberikan 1 dosis parasetamol 1 sdk takar Sirup 120 ml diulang setiap 6 jam hingga demam
hilang.
3. Memberitahu ibu harus kembali segera saat tidak bisa minum/ menyusu, bertambah parah,
timbul demam.
4. Kunjungan ulang 3 hari jika tetap demam
5. Dilakukan rujukan jika demam berlanjut lebih dari 7 hari untuk penilaian lebih lanjut.

Menasihati tentang Penggunaan Kelambu untuk Pencegahan malaria


 Ibu dan anak tidur menggunakan kelambu
 Kelambu yang tersedia, mengandung obat anti nyamuk yang dapat membunuh nyamuk
tapi aman bagi manusia
 Gunakan kelambu pada malam hari, walaupun diduga tak ada nyamuk
 Gunakan paku dan tali untuk menggantung kelambu
 Ujung kelambu harus ditempatkan di bawah kasur atau tikar
 Cuci kelambu bila kotor, tapi jangan lakukan di saluran air atau di sungai, karena obat
anti nyamuk tidak baik untuk ikan
 Perhatikan juga hal berikut :
 Jangan menggantung pakaian di dalam kamar tidur
 Jika berada di luar rumah, gunakan pakaian lengan panjang dan celana/rok panjang
 Bila memungkinkan, semprot kamar tidur dengan obat anti nyamuk dan oleskan obat anti
nyamuk saat bepergian
 SEGERA BEROBAT BILA ANAK DEMAM

C. Buatlah pathway sesuai kasus di atas!


Plasmodium Plasmodium Plasmodium
Plasmodium Vivax
Falciparum Malariae Malariae

Parasit plasmodium dibawa


oleh nyamuk anopheles

Natural Infection

Sporozoit pada air liur Muncul gejala malaria


nyamuk
Demam muncul bersama Stadium
pecahnya skizon darah menggigil
masuk ke dalam peredaran
yang mengeluarkan
darah macam-macam antigen
Stadium acme
masuk ke dalam sel hati Eksoeritrositer (puncak
(2 minggu) Demam demam)

Tropozoit hati
Antigen merangsang Stadium
makrofag, monosit atau Sudoris
Skizon hati
limfosit (berkeringat
(Terdiri dari 10.000-30.000 banyak, sushu
merozoit hati) turun)
Mengeluarkan sitokin, TNF
yang akan dibawa ke
hypothalamus (pengatur
Merozoit dari skizon hati
suhu)
akan pecah

Akibat demam terjadi


Masuk ke peredaran darah
vasodilatasi perifer
dan menginfeksi sel darah
merah

Peningkatan eritrosit
Pada sel darah merah, terinfeksi
parasit berkembang dari
Eritrositer hemolisis
stadium sporozoit hingga
dan skizigoni Pembesaran limpa autoimun,
skizon
sekuentrasi oleh
limpa pada
System retikuloendotelial
Eritrosit yang terinfeksi eritrosit
teraktivasi teraktivasi
(skizon) pecah
Memfagosit eritrosit
terinfeksi dan sisa eritrsit
Merozoit yang keluar akan akibat hemolisis Anemia
menginfeksi sel darah merah
yang lain
Eritrosit pecah

Anda mungkin juga menyukai