GASTERITIS
LOGO
1. PENGERTIAN
2. ETIOLOGI (penyebab)
3. MANIFISTASI KLINIS (tanda gejala)
4. PATOFISIOLOGI (Buat Diagram Panah)
5. KOMPLIKASI
6. PENGOBATAAN
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
8. ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
9. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
2.
10. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
A. PENGERTIAN PENYAKIT
Demam Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus, yang disebabkan oleh salmonella typhi,
salmonella paratyphi A, salmonella paratyphi B, salmonella paratyphi C, paratifoid biasanya lebih
ringan, dengan gambaran klinis sama. ( Widodo Djoko, 2009 )
Tifus atau tipes atau demam tifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhii.
Tifus dapat menular dengan cepat, umumnya melalui konsumsi makanan atau minuman
yang sudah terkontaminasi tinja yang mengandung bakteri Salmonella typhii.
Hampir 100.000 penduduk Indonesia terjangkit penyakit tifus tiap tahunnya. Oleh sebab itu, penyakit
tifus dinyatakan sebagai penyakit endemik dan masalah kesehatan serius di dalam negeri.
B. ETIOLOGI
- Melalui konsumsi makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi tinja yang mengandung
bakteri Salmonella typhii.
- Sanitasi yang buruk dan keterbatasan akses air bersih, diyakini merupakan penyebab utama
berkembangnya penyakit tipes. Selain itu, anak-anak lebih sering terserang tifus karena
belum sempurnanya sistem kekebalan tubuh.
C. MANIFISTASI KLINIS
- Deman yang meningkat secara bertahap tiap hari hingga mencapai 39°C–40°C dan biasanya akan
lebih tinggi pada malam hari
- Nyeri otot
- Sakit kepala
- Merasa tidak enak badan
- Sakit perut
- Berat badan menurun
D. PATOFISIOLOGI
Penularan bakteri salmonella typhi dan salmonella paratyphi terjadi melalui makanan dan
minuman yang tercemar serta tertelan melalui mulut. Sebagian bakteri dimusnahkan oleh asam
lambung. Bakteri yang dapat melewati lambung akan masuk ke dalam usus, kemudian
berkembang. Apabila respon imunitas humoral mukosa (immunoglobulin A) usus kurang baik
maka bakteri akan menembus sel-sel epitel (terutama sel M) dan selanjutnya ke lamina propia.
Didalam lamina propia bakteri berkembang biak dan ditelan oleh sel-sel makrofag kemudian
dibawa ke plaques payeri di ilium distal. Selanjutnya Kelenjar getah bening mesenterika melalui
duktus torsikus, bakteri yang terdapat di dalam makrofag ini masuk kedalam sirkulasi darah
mengakibatkan bakteremia pertama yang asimtomatik atau tidak menimbulkan gejala.
Selanjutnya menyebar keseluruh organ retikuloendotelial tubuh terutama hati dan limpa diorgan-
organ ini bakteri meninggalkan sel-sel fagosit dan berkembang biak di luar sel atau ruang
sinusoid, kemudian masuk lagi kedalam sirkulasi darah dan menyebabkan bakteremia kedua
yang simtomatik, menimbulkan gejala dan tanda penyakit infeksi sistemik
POHON MASALAH
usus
Dimusnahkan asam
lambung
Imunitas humoral (Imunoglobulin A)
kurang baik
Mati
Lap.
Perforasi Kelenjar getah bening
Serosa
Lap. Otot masenterika
usus
Sirkulasi darah
Organ retikuloendotelial
Bakteremia II Symtomatik hati & limpa
Nyeri Akut
F. PENGOBATAAN
1. Pengobatan Tifus
- Penanganan penyakit tifus dilakukan dengan pemberian obat antibiotik. Pengobatan bisa
dilakukan di rumah atau perlu dilakukan di rumah sakit. Pengobatan akan disesuaikan
dengan tingkat keparahan penyakit tipes yang dialami pasien.
- Obat – obatan
1. Ciprofloxacin (Cipro)
Di Amerika Serikat, dokter sering meresepkan ciprofloxacin untuk orang dewasa
yang tidak sedang hamil. Selain itu, obat serupa lainnya ofloxacin juga akan
diresepkan. Sayangnya, banyak bakteri Salmonella typhi yang kini tak lagi mempan
terhadap antibiotik yang satu ini. Terutama pada bakteri demam tifoid yang ada di
Asia Tenggara.
2. Azithromycin (Zithromax)
Azithromycin biasanya dipakai saat seseorang tidak bisa menggunakan
ciprofloxacin. Selain itu, antibiotik jenis ini juga sering kali digunakan saat bakteri
resisten terhadap ciprofloxacin.
3. Ceftriaxone
Antibiotik suntik seperti ceftriaxone bisa menjadi salah satu obat yang diresepkan
jika penyakitnya lebih serius. Selain itu, antibiotik suntik juga biasanya diresepkan
untuk mereka yang tidak minum ciprofloxacin, seperti anak-anak.
Sama seperti jenis obat-obatan lainnya, obat ini juga bisa menyebabkan efek
samping. Bahkan, jika digunakan dalam jangka panjang bakteri ini bisa kebal
terhadap antibiotik.
- Pengobatan rumahan yang dapat membantu mengatasi tipes, yaitu:
1. Minum banyak air
Minum air saat sakit tipes membantu mencegah dehidrasi yang diakibatkan oleh demam dan
diare yang berkepanjangan. Jika anda mengalami dehidrasi parah, doker akan memberikan
cairan melalui pembuluh vena (infus).
2. Istirahat total
Agar lekas sembuh dari tipes, anda perlu banyak beristirahat bahkan bisa jadi melakukan
istirahat total. Usahakan untuk tidak melakukan berbagai kegiatan berat yang menguras
tenaga agar kondisi tubuh bisa segera fit dan terhindar dari komplikasi tipes.
3. Makan makanan yang mudah dicerna
Saat tipes, usus anda mengalami gangguan. Itu sebabnya, lebih baik anda makan makanan
yang dianjurkan untuk penderita tifus, seperti makan makanan yang mudah dicerna (bubur
dan makanan lunak lain).
Dengan begitu, kerja usus menjadi lebih ringan. Makan makanan yang mudah dicerna juga
membuat nutrisi di dalam makanan lebih cepat diserap oleh tubu
G. PENCEGAHAN
Cara terbaik untuk mencegah tipes adalah dengan menjaga kebersihan dan memperbaiki sanitasi.
Selain itu, dapat melakukan cara-cara di bawah ini:
- Vaksinasi, yang dianjurkan oleh pemerintah Indonesia tapi tidak diwajibkan. Vaksin ini bisa
dapat diberikan secara oral maupun suntikan pada anak di atas usia dua tahun.
- Cuci tangan dengan air dan sabun, terutama ketika Anda akan menyiapkan makanan atau setelah
buang air.
- Hindari makanan mentah karena bakteri penyebab tifus mungkin saja tersisa di produk-produk
tersebut.
- Jangan jajan sembarangan sebab Anda tidak tahu apakah pedagang menerapkan kebersihan yang
baik saat menyiapkan makanan yang dijual.
- Hindari kontak dengan orang sakit karena bakteri sangat mudah menyebar dari satu orang ke
orang lainnya.
2. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Hasil lab
- Test widal
- dll
3. ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
DS :
DO :
NAMA : ………………..……………..
NIM : …………………..…………..
LOGO
B. KELUHAN UTAMA
………………………………………………………………………………………………………………
C. RIWAYAT KESEHATAN KLIEN
1. Riwayat kesehatan sekarang (PQRST)
……………………………………………………………………………………………………………
2. Riwayat kesehatan klien dahulu
……………………………………………………………………………………………………………
3. Riwayat kesehatan keluarga (Genogram)
……………………………………………………………………………………………………………
H. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : ………………………….
2. kesadaran (GCS) : ………………………….
3. BB/TB : ………………………….
4. TTV - tekanan darah : ………………………….
- nadi : ………………………….
- pernafasan : ………………………….
- suhu : ………………………….
Masalah ;
2. ELIMINASI
A.BAB
a. Jenis
b. Frekuensi
c. Warna
d. Konsistensi
e. Obstipasi
f. Penggunaan pencahar
g. Diare (cantumkan ….cc)
h. Stoma (Colostomi, Ileustomy)
i. Cara pengeluaran sendiri/dibantu
B. BAK
a. Jenis
b. Frekuensi
c. Warna
d. Bau, darah
e. Kesulitan
f. Inkontinensia
g. Hematuria
h. Penggunaan kateter
i. Cara proses pengeluaran dibantu / sendiri
MASALAH :
3. ISTIRAHAT DAN TIDUR
1. Waktu tidur malam
a. Malam, pukul
b. Siang, pukul
c. Lamanya
d. Kebiasaan pengantar tidur
e. Masalah tidur
MASALAH :
4. PERSONAL HYGIENE
1. Pemeliharaan badan (mandi)
a. Frekuensi
b. Penggunaan sabun atau tidak
c. Cara melakukan sendiri atau dibantu
2. Pemeliharaan mulut dan gigi
a. Frekuensi
b. Penggunaan sikat gigi atau tidak
c. Penggunaan pasta gigi atau tidak
d. Cara melakukan sendiri atau dibantu
3. Pemeliharaan kuku
a. Frekuensi
b. Cara melakukan sendiri atau dibantu
4. Pemeliharaan rambut
a. Frekuensi
b. Penggunaan shampoo
c. Cara melakukan sendiri atau dibantu
MASALAH :
5. AKTIVITAS /LATIHAN
a. Olah raga
- Jenis
- Frekuensi
b. Kegiatan diwaktu luang
c. Cara melakukan sendiri atau dibantu
MASALAH
K. TERAPI PENGOBATAN
………………………………………………………………………………………………………………
L. PEMERIKSAAN LAB ATAU PEMERIKSAAN PENUNJANG
………………………………………………………………………………………………………………
M. ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
DS :
Pasien mengatakan
DO :
N. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. …………………………………………………………………………………………………………
2. …………………………………………………………………………………………………………
3. dan seterusnya
DX. PERENCANAAN
NO KEPERAWAT IMPLEMENTASI EVALUASI
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
AN
Tujuan Selasa, 9 maret 2021 - ......................... Rabu, 10 maret 2021 Rabu, 10 maret
- ......................... .......................... Pukul :08.00 wib 2021
jangka .......................... ......................... - ......................... Pukul : 13.00 wib
panjang ......................... .......................... S : ..........
R/ ......................
.............. Ttd O : .........
............. A : .........
Pukul : 09.00 wib P : ..........
- ......................... - ...........................
.......................... ...........................
Tujuan ......................... R/ .................... Ttd
jangka Ttd
pendek
.............
.............
FORMAT LAPORAN KASUS
1. BIODATA
a. Biodata Pasien
1) Nama :
2) Umur :
3) Jenis Kelamin :
4) Agama :
5) Tanggal Masuk RS :
6) Alamat :
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama :
b. Riwayat Kesehatan Sekarang :
c. Riwayat Kesehatan Dahulu :
d. Riwayat Kesehatan Keluarga :
3. FARMAKOLOGI
....................................................................................................................................................
4. ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
PRIMARY SURVEY
1. Airway :
2. Breathing :
3. Circulation :
4. Disability
5. Exposure :
SECONDARY SURVEY
1. Sample :
2. Tanda – tanda vital :
3. Dots :
4. Pemeriksaan fisik head to toe
:
5. Pemeriksaan penunjang :
5. DIAGNOSA KEPERAWATAN
…………………………………………………………………………………………….………..
…………………………………………………………………………………………
6. ASUHAN KEPERAWATAN
NO. DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI
1. PRIMARY SURVEY
2. SECONDARY
SURVEY